Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
A. Proses Individu
1. Teori
Personal space merupakan batas-batas yang tidak jelas antara seseorang dengan orang
lain (Katz, 1973). Ruang personal merupakan suatu daerah dengan batas maya yang
mengelilingi diri seseorang, dan orang lain tidak diperkenalkan masuk ke dalamnya
(Robert Sommer, 1969). Ruang personal merupakan suatu jarak berkomunikasi, dimana
jarak antar individu ini adalah juga jarak berkomunikasi. Jarak-jarak tersebut
dikemukakan oleh Edward Hall, 1963 sebagai berikut :
Jarak intim, fase dekat 0.00 s.d 0.15 m dan fase jauh 0,15 s.d 0,50 m
Jarak personal, fase dekat 0,50 s.d 0.75 m dan fase jauh 0,75 s.d 1,20 m
Jarak sosial, fase dekat 1,20 s.d 2,10 m dan fase jauh 2,10 s.d 3.60 m
Jarak publk, fase dekat 3,60 s.d 7,50 m dan fase jauh 7,50 s.d >7,50 m
2. Analisis
Dalam perencanaan dan perancangan kembali Asrama Mahasiswa UNS jarak interaksi
diasumsikan menjadi 3 (tiga) kategori, yakni dekat kenal, kurang dekat, dan tidak dekat.
3. Sintesis
Teori personal space atau ruang personal akan diterapkan pada peruangan Asrama
Mahasiswa UNS yakni perhitungan luasan ruang asrama.
B. Proses Sosial
1. Teori
Environment perception atau persepsi lingkungan merupakan proses bagaimana
individu menerima informasi mengenai lingkungan sekitarnya dan bagaimana informasi
mengenai ruang fisik tersebut diorganisasikan ke dalam pikiran (Marcella, 2004). Persepsi
Muhammad Firas Haidar / I0215057
individu ini didasarkan latar nalar, belakang budaya, dan pengalaman individu tersebut
(Haryadi, 2010). Maka persepsi lingkungan merupakan proses seorang individu menerima
dan mengolah informasi mengenai lingkungan sekitarnya dimana persepsi yang dihasilkan
dipengaruhi oleh latar belakang masing-masing individu. Perbedaan latar belakang
individu merupakan faktor penyebab perbedaan persepsi lingkungan antara satu individu
dengan individu lainnya.
2. Analisis
Konsep persepsi lingkungan meliputi unsur pengolahan elemen bentuk. Pada proses
penentuan desain elemen bentuk ini tidak terlepas dari kondisi citra bangunan eksisting
yang ada. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui perilaku pengguna cenderung
mengabaikan terhadap citra Asrama Mahasiswa UNS karena tidak terlihat menarik
perhatian. Untuk itu bentuk dan elemen bentuk sebagai tampilan bangunan diolah
berdasarkan unsur desain persepsi lingkungan. Hal tersebut bertujuan untuk mendapatkan
desain visual bangunan yang atraktif sehingga memunculkan persepsi yang menyenangkan
terhadap bangunan.
3. Sintesis
Konsep persepsi lingkungan (environment perception) akan diterapkan pada citra atau
tampilan bangunan, yakni dengan tetap memberikan serta memunculkan ciri khas
bangunan diantara bangunan sekitarnya namun tidak memberikan kesan yang terlalu
mencolok dan berbeda dengan lingkungan sekitar. Sehingga bangunan asrama mahasiswa
tetap menyatu dengan lingkungannya. Hal tersebut diwujudkan dengan menggunakan
perpaduan antara gaya arsitektur brutalisme dengan penggunaan material lokal.
Penggunaan gaya arsitektur brutalisme identik dengan bangunan-bangunan pemerintahan
atau institusional, sehingga mampu membahasakan identitas bangunan Asrama Mahasiswa
UNS yang merupakan bangunan asrama milik institusi Universitas Sebelas Maret.