Vous êtes sur la page 1sur 28

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“KEMOTERAPI, BATUK EFEKTIF DAN CUCI TANGAN”

Oleh:
1. Bayu Pilot Kusuma
2. Kiki Febrianti
3. Shofiyatuz Zakiyah
4. Siti Masruroh

PRODI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM
JOMBANG
2018
LEMBAR PENGESAHAN

SAP “KEMOTERAPI, BATUK EFEKTIF DAN CUCI TANGAN”


Telah disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik

Mengetahui
KARU R. 24 B
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Kemoterapi, Batuk Efektif dan Cuci Tangan


Pokok Bahasan : Kemoterapi Batuk Efektif dan Cuci Tangan
Sasaran : Keluarga pasien rawat inap ruang 24B
Tempat : Ruang 24B
Waktu : Kamis, 20 desember 2018
Alokasi waktu : 25 menit (09.00 – 09.25 WIB)
Metode : Ceramah dan Tanya jawab
Media : leaflet

A. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga diharapkan mampu
memahami tentang kemoterapi, batuk efektif dan cuci tangan
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan penyuluhan, keluarga mampu untuk:
a. Memahami pengertian kemoterapi, batuk efektif dan cuci tangan
b. Memahami tujuan dan manfaat kemoterapi, batuk efektif dan cuci
tangan
c. Memahami indikasi kemoterapi, batuk efektif dan cuci tangan
d. Memahami cara dan waktu batuk efektif dan cuci tangan
e. Memahami kontra indikasi kemoterapi,
f. Memahami efek samping kemoterapi
g. Memahami perawatan pasien kemoterapi

B. Subpokok Bahasan
a. Pengertian kemoterapi batuk efektif dan cuci tangan
b. Tujuan dan manfaat kemoterapi, batuk efektif dan cuci tangan
c. Indikasi kemoterapi, batuk efektif dan cuci tangan
d. Cara dan waktu batuk efektif dan cuci tangan
e. Kontra indikasi kemoterapi
f. Efek samping kemoterapi
g. Perawatan pasien kemoterapi

C. Kegiatan Penyuluhan
Tahap
Kegiatan perawat Kegiatan klien Media
Kegiatan
Pembuka Moderator :  Menjawab salam  Ceramah
an  Salam pembuka  Mendengarkan  Tanya jawab
(5 menit)  Memperkenalkan diri keterangan penyaji
 Menjelaskan  Menyampaikan
maksud dan tujuan pengetahuan tentang
penyuluhan materi yang
 Menggali disampaikan
pengetahuan
peserta tentang
materi yang akan
disampaikan
Penyajian Pemateri Memperhatikan dan  Ceramah
15 Menit Menyampaikan mendengarkan  Tanya jawab
materi tentang : keterangan penyaji  Demonstrasi
 Pengertian  Ppt
kemoterapi batuk
efektif dan cuci
tangan
 Tujuan dan manfaat
kemoterapi, batuk
efektif dan cuci
tangan
 Indikasi kemoterapi,
batuk efektif dan
cuci tangan
 Cara dan waktu
batuk efektif dan
cuci tangan
 Kontra indikasi
kemoterapi
 Efek samping
kemoterapi
 Perawatan pasien
kemoterapi

Diskusi Moderator : Peserta mengajukan


(5 menit) Memberi pertanyan untuk di
kesempatan kepada diskusikan
peserta untuk
menanggapi
Memberi
kesempatan peserta
menjawab
pertanyaan dari
pemateri
Memberi
kesempatan pada
peserta untuk
bertanya (diskusi)
Penutup Moderator : Menjawab  Tanya jawab
(10 menit)  Evaluasi materi pertanyaan  Leaflet
 Menyimpulkan hasil
dari kegiatan Mengisi absensi
penyuluhan bersama penyuluhan
peserta
 Salam Penutup
Peserta menjawab
salam
D. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1. Pengajar mempersiapkan metode, media yang akan dipakai

2. Peserta dan pemateri datang tepat waktu dan pada tempat yang telah
ditentukan

3. Acara dimulai dan berakhir tepat waktu


b. Evaluasi Proses
1. Peserta mengikuti penyuluhan dari awal hingga akhir
2. Peserta didik mampu memahami dan menjelaskan kembali:
 Pengertian kemoterapi batuk efektif dan cuci tangan
 Tujuan dan manfaat kemoterapi, batuk efektif dan cuci tangan
 Indikasi kemoterapi, batuk efektif dan cuci tangan
 Cara dan waktu batuk efektif dan cuci tangan
 Kontra indikasi kemoterapi
 Efek samping kemoterapi
 Perawatan pasien kemoterapi
3. Peserta mengajukan dan menjawab pertanyaan secara lengkap dan
benar
4. Peserta mengikuti acara dengan antusias.
c. Evaluasi Hasil
Penyuluhan dikatakan berhasil jika :
A. Lebih dari 75% peserta didik mampu menjawab pertanyaan dari
penyuluh
MATERI PENYULUHAN
Kemoterapi dan Perawatannya Di Rumah

A. Pengertian Kemoterapi

Kemoterapi merupakan cara pengobatan kanker dengan jalan


memberikan zat/obat yang mempunyai khasiat membunuh sel kanker atau
menghambat proliferasi sel-sel kanker dan diberikan secara sistematik. Obat
anti kanker yang artinya penghambat kerja sel. Untuk kemoterapi bisa
digunakan satu jenis sitostika. Pada sejarah awal penggunaan kemoterapi
digunakan satu jenis sitostika, namun dalam perkembangannya kini umumnya
dipergunakan kombinasi sitostika atau disebut regimen kemoterapi, dalam
usaha untuk mendapatkan hasiat lebih besar
Sebagian besar obat kemoterapi (sitostatika) yang digunakan saat ini
bekerja terutama terhadap sel-sel kanker yang sedang berproliferasi, semakin
aktif sel-sel kanker tersebut berproliferasi maka semakin peka terhadap
sitostatika hal ini disebut Kemoresponsif, sebaliknya semakin lambat
proliferasinya maka kepekaannya semakin rendah , hal ini disebut
Kemoresisten. Obat kemoterapi ada beberapa macam, diantaranya adalah :

1. Obat golongan Alkylating agent, platinum Compounds, dan Antibiotik


Anthrasiklin obat golongsn ini bekerja dengan mengikat DNA di inti sel,
sehingga sel-sel tersebut tidak dapat melakukan replikasi.

2. Obat golongan Antimetabolit, bekerja langsung pada molekul basa inti sel,
yang berakibat menghambat sintesis DNA.

3. Obat golongan Topoisomerase-inhibitor, Vinca Alkaloid, dan Taxanes


bekerja pada gangguan pembentukan tubulin, sehingga terjadi hambatan
mitosis sel.

4. Obat golongan Enzim seperti, L-Asparaginase bekerja dengan


menghambat sintesis protein, sehingga timbul hambatan dalam sintesis
DNA dan RNA dari sel-sel kanker tersebut.
Obat kemoterapi diberikan dengan melalui berbagai cara, diantaranya
yaitu:
a) Intra Vena (IV)
Kebanyakan sitostatika diberikan dengan cara ini, dapat berupa bolus IV
pelan-pelan sekitar 2 menit, dapat pula per drip IV sekitar 30 – 120 menit,
atau dengan continous drip sekitar 24 jam dengan infusion pump agar lebih
akurat tetesannya.
b) Intra Tekal (IT)
Diberikan ke dalam canalis medulla spinalis untuk memusnahkan tumor
dalam cairan otak (liquor cerebrospinalis) antara lain MTX, Ara.C.
c) Radiosensitizer, yaitu jenis kemoterapi yang diberikan sebelum radiasi,
tujuannya untuk memperkuat efek radiasi, jenis obat untuk kemoterapi ini
antara lain Fluoruoracil, Cisplastin, Taxol, Taxotere, Hydrea.
d) Oral
Pemberian per oral biasanya adalah obat Leukeran®, Alkeran®,
Myleran®, Natulan®, Puri-netol®, Hydrea®, Tegafur®, Xeloda®,
Gleevec®.
e) Subkutan dan Intramuskular
Pemberian subkutan sudah sangat jarang dilakukan, biasanya adalah
LAsparaginase, hal ini sering dihindari karena resiko syok anafilaksis.
Pemberian per IM juga sudah jarang dilakukan, biasanya pemberian
Bleomycin.
f) Topikal
g) Intra Arterial
h) Intraperitoneal/Intrapleural
Intraperitoneal diberikan bila produksi cairan acites hemoragis yang
banyak pada kanker ganas intra-abdomen, antara lain Cisplastin.
Pemberian intrapleural yaitu diberikan ke dalam cavum pleuralis untuk
memusnahkan sel-sel kanker dalam cairan pleura atau untuk
menghentikan produksi efusi pleura hemoragis yang amat banyak ,
contohnya Bleocin.
B. Tujuan dan Manfaat Kemoterapi
Kemoterapi bertujuan untuk menghambat pertumbuhan sel kanker dan
membunuh sel kanker. Sedamgkan manfaat kemoterapi antara lain: a.
Pengobatan
Beberapa jenis kanker dapat disembuhkan secara tuntas dengan satu jenis
kemoterapi atau beberapa jenis kemoterapi.
b. Kontrol
Kemoterapi ada yang bertujuan untuk menghambat perkembangan kanker
agar tidak bertambah besar atau menyebar ke jaringan lain.
c. Mengurangi gejala
Bila kemoterapi tidak dapat menghilangkan kanker, maka kemoterap yang
diberikan bertujuan untuk mengurangi gejala yang timbul pada penderita,
seperti meringankan rasa sakit dan memberi perasaan lebih baik serta
memperkecil ukurran kanker pada daerah yang diserang.

C. Indikasi
1. Untuk penyembuhan kanker
Hanya beberapa jenis kanker yang disembuhkan oleh kemoterapi seperti
akut limfoblastik leukemia, burkit limfoma, wilm tumor pada anak-anak,
choriokarsinoma.
2. Memperpanjang hidup dan remisi
Kanker yang sensitive terhadap kemoterapi walaupun penyakit progresif
seperti akut myeloblatik leukemia limfoma maligna stadium III atau IV,
myeloma, metastase melanoma maligna atau kanker mamma, kolon,
ovarium, testis.
3. Memperpanjang intervensi bebas kanker
Walaupun kanker kelihatan masih local setelah operasi atau radioterapi
seperti limfoma stadium III, melanoma maligna, kanker mamma, kolon,
ovarium. Pengobatan perlu waktu cukup lama dan dosis tinggi dengan
interval yang panjang untuk memberikan kesempatan jaringan normal
pulih diantara pengobatan
4. Menghentikan progesi kanker
Progresi penyakit ditujukan secara subyektif seperti anoreksia, penurunan
berat badan, nyeri tulang atau terdapat kelainan obyektif seperti penurunan
fungsi-fungsi organ dapat diberikan sitostatik asalkan kemungkinan
keberhasilan 25% atau lebih,misalnya pada metastase kanker mamma,
kolon.
5. Paliatif simtom
Pada kanker yang terdapat pada tempat-tempat yang tidak cocok untuk
radiasi dapat diberikan sitostatik walaupun obat itu tidak member respon
yang baik sebagai terapi sistemik, misalnya dapat diberikan instalasi
sitostatik, intrapleural, injeksi intratumoral dengan thiotepa dan
sebagainya

6. Mengecilkan volume kanker


Mengecilkan tumor pra bedah atau pra radioterapi seperti pemberian
bleomycin untuk kanker mulut, saluran nafas bagian atas atau pemberian
alkylator dengan kombinasinya pada limfoma stadium II
7. Menghilangkan gejala para neoplasma
Pada metastase kanker yang memberikan sindroma para neoplasma,
misalnya pemberian kortikosteroid pada anemia hemolitik, fibrinolisis,
dermatomyositis, neuropati perifer, degenerasi cerebelair, pemberian
androgen pada kaheksia, anoreksia atau pemberian mithamycin pada
hiperkalsemia.

D. Kontraindikasi Kemoterapi
• Kontra indikasi absolute :
a) Penyakit stadium terminal
b) Hamil trimester pertama, kecuali akan digugurkan
c) Septicemia
d) Koma
• Kontra indiaksi relative :
a) Usia lanjut, terutama untuk tumor yang tumbuhnya lambat dan
sensitivitasnya rendah
b) Status penampilan yang sangat jelek
c) Ada gangguan fungsi organ vital yang berat seperti hati, ginjal, jantung,
sumsum tulang dan sebagainya
d) Dementia
e) Penderita tidak dapat mengunjungi rumah sakit secara teratur
f) Penderita tidak kooperatif
g) Tumor resisten terhadap obat
h) Tidak ada fasilitas penunjang yang memadai

E. Efek Samping Kemoterapi


• Depresi sumsum tulang
Sumsum tulang merupakan cairan yang berada di bagian dalam
tulang, yang berfungsi memproduksi sel-sel darah merah, sel-sel darah
putih dan trombosit. Sumsum tulang sangat sensitif terhadap efek dari
kemoterapi. Penurunan sel-sel darah tidak akan terjadi pada awal
kemoterapi, karena kemoterapi tidak menghancurkan darah yang berada di
aliran darah tepi tetapi darah yang baru saja diproduksi oleh sumsum
tulang.
Masing-masing sel darah mempunyai masa hidup yang
berbedabeda. Netrofil yang merupakan bagian dari sel darah putih yang
berfungsi sebagai pertahanan tubuh mempunyai umur 6 jam, sedangkan
trombosit mempunyai umur 10 hari, dan sel darah merah mempunyai umur
yang terpanjang yaitu 120 hari. Sehingga netrofil akan turun lebih cepat
dibandingkan sel darah merah yaitu satu sampai dua minggu sedangkan sel
darah merah sekitar 4 minggu.
Menurut National Cancer Institute USA, keadaan yang perlu
diperhatikan yaitu Neutropenia dimana jumlah netrofil di bawah 1000 sel
per meter kubik-jika dibawah 500 sel per meter kubik disebut severe
neutropenia-. Hal ini disebabkan oleh karena tubuh jadi mudah terkena
infeksi. Gejala yang sering menyertai neutropenia antara lain panas, nyeri
tenggorok, batuk, pilek, sesak, nyeri saat buang air kecil, phlebitis. Demam
merupakan gejala yang paling sering muncul sebagai akibat dari infeksi
pada keadaan neutropenia yang biasa dikenal dengan demam neutropenia
yang perlu perhatian dan penanganan khusus. Dalam keadaan ini biasanya
kemoterapi akan ditunda kemudian diberikan antibiotik, anti jamur, anti
virus dan obat perangsang pertumbuhan netrofil.
Perdarahan sebagai akibat dari kekurangan trombosit pada
pengobatan kemoterapi merupakan hal yang penting untuk diperhatikan.
Lennan menyebutkan bahwa kadar trombosit kurang dari 20.000 akan
berpatensi signifikan menimbulkan perdarahan spontan apabila kemoterapi
dilanjutkan. Untuk meningkatkan kadar trombosit diperlukan tranfusi
trombosit concentrate, selain tranfusi dapat juga diberikan oprelvelkin
untuk merangsang pembentukan trombosit.
Anemia merupakan keadaan lain yang juga harus diperhatikan,
kadar hemoglobin dibawah 12 g/dl atau hematokrit kurang dari 37 %
merupakan definisi dari anemia. Dalam keadaan yang berat transfusi sel
darah merah diperlukan untuk mengatasi kegawatan, tindakan lain yaitu
dengan memberikan erithropoetin untuk mempercepat pembentukan darah
merah.
Pada beberapa pusat pendidikan dan protokol kemoterapi
menerapkan syarat profil hematologi yang aman untuk menerima
kemoterapi. Kadar hemoglobin minimal 10 g/dl, hitung leukosit diatas 2000
dan atau jumlah neutropil absolut diatas 1000 serta hitung trombosit diatas
50.000 dipandang aman untuk pemberian kemoterapi. Persyaratan profil
hematologi ini berbeda di setiap pusat pendidikan atau protokol
kemoterapi.
• Mual dan muntah
Efek samping yang juga sering timbul pada pengggunaan
kemoterapi adalah mual dan muntah. Ada beberapa penjelasan mengenai
munculnya muntah oleh karena efek samping kemoterapi. Pertama oleh
karena teriritasinya mukosa usus halus sehingga akan merangsang saraf-
saraf tertentu yang akan mengaktifasi vomiting center dan chemoreseptor
trigger zone di otak. Kedua area di otak ini juga dapat diaktifasi oleh karena
obstruksi saluran cerna, peradangan, perlambatan pengosongan lambung
yang kesemuanya dapat disebabkan oleh kemoterapi.
Penangulangan mual dan muntah yang disebabkan oleh karena efek
samping kemoterapi antara lain dengan pemberian anti mual dan muntah
seperti ondansentron yang termasuk golongan penghambat serotonin.
Selain pemberian preparat anti mual dan anti muntah dapat juga diberikan
ekstrak jahe, akupuntur, akupresure dan terapi relaksasi.
• Kerontokan rambut
Kemoterapi akan menyebabkan kerusakan pada folikel rambut
sehingga rambut akan mudah patah dan rontok. Kerontokan rambut ini
secara klinis tidak membahayakan, akan tetapi dapat mengganggu aspek
sosial dan psikologis dari penderita kanker. Kerontokan rambut ini tidak
bersifat permanen sehingga apabila kemoterapi dihentikan maka rambut
akan tumbuh kembali. Penggunaan kompres dingin di kepala untuk
pencegahan kerontokan rambut masih menjadi kontroversi.
• Kerusakan epitel mukosa saluran pencernaan
Epitel mukosa saluran pencernaan merupakan sel normal tubuh
yang sering menerima dampak kemoterapi oleh karena sel epitel mukosa
saluran pencernaan membelah dengan cepat. Manifestasi klinis dari
rusaknya sel epitel mukosa saluran cerna dapat berupa stomatitis, ulcer,
diare dan kolitis.
Stomatitis merupakan salah satu efek samping kemoterapi yang
sering timbul akibat kemoterapi. Hal ini disebabkan oleh karena rusaknya
mukosa akibat dari pemberian kemoterapi. Biasanya stomatitis muncul
setelah dua sampai dengan empat minggu setelah kemoterapi, dan akan
sembuh sempurna setelah kemoterapi dihentikan.
Kerusakan mukosa juga akan menimbulkan gejala diare. Hal yang
perlu diperhatikan adalah gejala dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit
yang terjadi akibat diare. Kolitis dan ulcer merupakan perlukaan pada
lambung dan usus akibat lesi pada sel epitel.
• Gangguan jantung, hati dan ginjal
Beberapa kemoterapi meyebabkan gangguan pada otot pada otot
jantung. Hal ini dapat menyebabkan terjadi kegagalan pompa jantung.
Untuk menghindari efek fatal dari gangguan jantung sebelum kemoterapi
dimulai biasanya dilakukan pemeriksaan untuk menilai fungsi jantung
seperti EKG, CK, CKMB, dan Ekokardiografi.
Pemecahan sebagian jenis obat kemoterapi terjadi di hati, dan
sebagian lagi terjadi di ginjal, namun disayangkan kemoterapi juga
merusak hati dan ginjal. Namun seperti efek samping yang lainnya, hal ini
hanya bersifat sementara. Apabila obat kemoterapi dihentikan maka fungsi
jantung, hati dan ginjal akan kembali normal. Pemeriksaan penunjang
ureum dan kreatinin harus rutin dilakukan untuk memantau fungsi ginjal.
Peningkatan ureum diatas 50 mg/dl dan kreatinin diatas 1 mg/dl harus
diwaspadai bila akan memberikan kemoterapi. Untuk pemantauan fungsi
hati dilakukan pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT, apabila terjadi
peningkatan diatas 3-4 kali lipat dari kadar normal perlu dilakukan
penyesuaian dosis atau bahkan penghentian kemoterapi.

• Fatique
Fatique adalah perasaan lelah atau kurang energi. Penyebab dan
mekanisme pastinya sampai saat ini belum diketahui. Namun demikian
fatique hampir selalu timbul pada setiap penderita yang menjalani
kemoterapi. Fatique akibat efek samping kemoterapi berbeda dengan
kondisi fatique sehari-hari yang biasanya hilang setelah istirahat. Fatique
akibat kemoterapi biasanya muncul tiba-tiba dan tidak hilang atau
berkurang dengan istirahat.
Gejala fatique berbeda pada setiap individu dan sangat subyektif,
tergantung juga pada jenis obat dan dosis obat kemoterapi yang digunakan.
Dapat berlangsung dalam waktu seminggu atau bahkan sampai sebulan,
tetapi biasanya berkurang sesuai sel kanker yang respon terhadap
kemoterapi yang dilakukan.
F. Perawatan Pasien Kemoterapi
• ANOREKSIA
Penanganan yang bisa dilakukan adalah dengan mengajarkan kepada
pasien cara mengatur makanan:
a) Kebutuhan karbohidrat, sebagai sumber energi harus dikonsumsi secara
teratur, bisa diperoleh dari tepung, sereal, pasta dan roti, tetapi hindari
yang terlalu manis seperti permen dan kue-kue basah.
b) Kebutuhan protein, penting karena banyak mengandung vitamin dan
mineral. Bisa dengan mengkonsumsi suplemen nutrisi seperti ensure,
sustacal, resource, bisa juga dengan osmolit, isocal, isosource. Untuk
menambah masukan protein bisa juga dengan makan telur rebus,
daging, yoghurt.
• PERUBAHAN INDRA PENGECAP
a) Hindari makanan yang pahit
b) Makanan lunak berprotein ( susu, ikan,ayam )
c) Pertahankan rasa manis
d) Konsumsi makanan tambahan
e) Lakukan tes pengecapan
f) Karbohidrat pada pasien yang tidak suka manis
g) Gunakan tambahan bumbu
• STOMATITIS DAN ESOFAGITIS
Untuk mencegah dan meminimalkan terjadinya stomatitis dan esofagitis :
a) Melakukan pemeriksaan gigi 14 hari sebelum kemoterapi pertama
b) Gosok gigi 30 menit setelah makan dan sebelum tidur, gunakan sikat
gigi yang lembut, gunakan air hangat untuk kumuran pertama kemudian
bilas dengan air dingin. Kemudian letakkan sikat gigi di tempat yang
kering.
c) Gunakan pasta gigi berflouride atau yang mengandung baking soda.
d) Jaga bibir tidak kering
e) Minum air 3 l perhari, kecuali merupakan kontra indikasi.
f) Hindari rokok dan alcohol
g) Hindari makanan yang terlalu panas atau terlalu dingin, terlalu banyak
mengandung zat kimia.
h) Kontrol gigi setelah selesai semua sesi kemoterapi.
• MUAL DAN MUNTAH
Untuk mencegah atau meminimalkan mual dan muntah :
a) Makan makanan yang dingin atau yang disajikan dengan suhu ruangan
karena makanan panas meningkatkan sensasi mual.
b) Minum segelas jus apel, lemon, gelatin, teh atau cola untuk meredakan
mual.
c) Hindari makanan yang terlalu manis, berlemak dan telalu pedas.
d) Hindari makan dan minum 1-2 jam sebelum dan setelah kemoterapi.
e) Gunakan teknik distraksi ( musik,radio,televisi )
f) Gunakan untuk tidur saat terasa mual
• KONSTIPASI
a) Sediakan waktu untuk BAB secara teratur
b) Minum jus buah atau makan buah setelah waktu makan
c) Minum air hangat
d) Minum 3l air kecuali merupakan kontraindikasi
e) Usahakan agar diet yang dikonsumsi mengandung serat
f) Hindari produk yang banyak mengandung tepung
g) Tingkatkan aktivitas fisik
• DIARE
a) Hindari makanan yang mengiritasi lambung, seperti : sereal, roti dari
tepung, kacang, biji-bijian, coklat, buah segar atau yang dikeringkan,

jus buah (pisang, avocado, apel dan anggur diperbolehkan), sayur


mentah, makanan yang banyak mengandung gas, makanan dan
minuman yang mengandung kafein.
b) Gunakan untuk beristirahat.
c) Minum 3 l perhari kecuali merupakan kontraindikasi.
d) Makan sedikit tapi sering.
e) Hindari makanan yang terlalu panas atau dingin.
f) Hindari susu atau produk susu
• ALOPECIA
Penanganan untuk meminimalkan alopecia adalah :
a) Gunakan sampho bubuk atau yang lembut, sampho dengan bahan dasar
protein, diikuti dengan penggunaan minyak rambut atau kondisioner
setiap 3-5 hari.
b) Minimalkan penggunaan hair dryer, jika memang diperlukan gunakan
dengan panas rendah.
c) Hentikan penggunaan mesin dengan listrik seperti alat pelurus rambut.
Selain itu hentikan pula penggunaan roll rambut, bandana yang
menekan rambut, hair spray, semir rambut karena akan menyebabkan
kerapuhan rambut.
d) Hindari menggosok rambut dan menyisir rambut terlalu keras.
e) Hindari manipulasi rambut yang berlebihan seperti mengikatnya ekor
kuda.
f) Gunakan bantal yang lembut
CUCI TANGAN
a. Kebersihan Tangan
Menurut Dr. Handrawan Nadesul, (2006) tangan adalah media
utama bagi penularan kuman-kuman penyebab penyakit. Mencuci tangan
adalah kegiatan membersihkan bagian telapak, punggung tangan dan jari
agar bersih dari kotoran dan membunuh kuman penyebab penyakit yang
merugikan kesehatan manusia serta membuat tangan menjadi harum
baunya. Mencuci tangan merupakan kebiasaan yang sederhana, yang
membutuhkan pelatihan yang minim dan tidak membutuhkan peralatan.
Selain itu, mencuci tangan merupakan cara terbaik untuk menghindari
sakit. Kebiasaan sederhana ini hanya membutuhkan sabun dan air.
Mencuci tangan yang baik dan sehat membutuhkan beberapa peralatan
sebagai berikut di bawah ini :
1) Sabun / antiseptic.
2) Air bersih.
3) Lap / tisu kering bersih
b. Definisi Cuci tangan
Mencuci tangan adalah menggosok kedua pergelangan tangan
dengan kuat secara bersamaan menggunakan zat pembersih yang
sesuai dan dibilas dengan air mengalir dengan tujuan menghilangkan
mikroorganisme sebanyak mungkin. Ada dua prosedur pencucian tangan
yang dapat dilakukan. Kegagalan untuk melakukan kebersihan dan
kesehatan tangan yang tepat dianggap sebagai sebab utama infeksi
nosokomial yang menular di pelayanan kesehatan, penyebaran mikroor-
ganisme multiresisten dan telah diakui sebagai kontributor yang penting
terhadap timbulnya wabah
c. Tujuan Cuci Tangan
Menurut Susiati (2008), tujuan dilakukannya cuci tangan yaitu untuk:
1) Mengangkat kuman yang ada di tangan
2) Mencegah penularan infeksi
3) Menjaga kondisi steril
4) Melindungi diri dari infeksi
5) Memberikan perasaan segar dan bersih.
c. Pentingnya Mencuci Tangan Memakai Sabun
Cuci tangan pakai sabun (CTPS) merupakan perilaku sehat yang
telah terbukti secara ilmiah dapat mencegah penyebaran penyakit menular
seperti diare, Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) dan flu burung,
bahkan disarankan untuk mencegah penularan influenza. Banyak pihak
yang telah memperkenalkan perilaku ini sebagai intervensi kesehatan yang
sangat mudah, sederhana dan dapat dilakukan oleh ma-yoritas
masyarakat Indonesia. Berbagai survey di lapangan menunjukkan
menurun-nya angka ketidakhadiran anak karena sakit yang disebabkan
oleh penyakit-penyakit tersebut di atas, setelah diintervensi dengan CTPS
(Panduan CTPS DepKes RI, 2009).
d. 5 Moment Cuci Tangan
1. Sebelum makan
2. Sesudah BAB
3. Sesudah menceboki anak
4. Sebelum memegang bayi
5. Sebelum menyiapkan makanan
e. 5 WAKTU PENTING MELAKUKAN CUCI TANGAN DI LINGKUNGAN
RUMAH SAKIT
1. Sebelum Kontak dengan pasien
2. Sebelum tindakan asepsis
3. Setelah terkena cairan tubuh pasien
4. Setelah kontak dengan pasien
5. Setelah kontak dengan lingkungan pasien
f. Cuci Tangan 6 Langkah
1. Basahi kedua telapak tangan setinggi pertengahan lengan memakai
air yang mengalir, ambil sabun kemudian usap dan gosok kedua
telapak tangan secara lembut
2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian
3. Usap dan gosok jari-jari tangan, gosok sela-sela jari hingga bersih
4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkan
5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan
.Bersihkan kedua pergelangan tangan secara bergantian dengan cara
memutar, kemudian diakhiri dengan membilas seluruh bagian tangan
dengan air bersih yang mengalir lalu keringkan memakai handuk atau
tisu

A. MEMANDIKAN PASIEN
1. Definisi
Tindakan keperawatan adalah suatu tindakan membersihkan seluruh
bagian tubuh pasien dengan posisi berbaring di tempat tidur dengan
menggunakan air bersih, sabun, dan atau larutan antiseptik.
2. Tujuan
a. Membersihkan tubuh dari kotoran dan menghilangkan bau badan.
b. Memberikan kesegaran fisik dan psikis serta rasa nyaman.
c. Merangsang peredaran darah, syaraf dan merelaksasikan otot.
d. Memelihara integritas kulit dan mencegah infeksi kulit.
e. Memotivasi pasien dalam memenuhi kebutuhan perawatan dan
kebersihan dirinya.

3. Indikasi
Pada klien yang tidak dapat mandi secara mandiri.
4. Kontraindikasi
a. Penderita luka bakar
b. Berikan perhatian khusus pada pasien pasca operasi
5. Prosedur Pelaksanaan
a. Persiapan Alat
1) Handuk mandi 2 buah
2) Waslap badan 2 buah
3) Baskom mandi
4) Sabun dan tempat sabun
5) Selimut mandi atau penutup
6) Keranjang linen atau tas laundry
7) Sarung tangan bersih
b. Pelaksanaan
1) Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
2) Rendahkan rel samping yang terdekat dan bantu klien dalam
mengambil posisi nyaman untuk mempertahankan kesejajaran
tubuh
3) Bawa klien ke arah sisi terdekat dan letakkan tempat tidur pada
posisi yang tinggi
4) Gunakan selimut mandi
5) Buka pakaian klien dengan tetap menjaga privasi
6) Naikkan kembali rel samping kemudian isi baskom dengan air
hangat dua pertiga penuh
7) Rendahkan rel samping dan pindahkan bantal jika diijinkan serta
angkat kepala tempat tidur 30-45 derajat
8) Letakkan handuk mandi diatas dada klien
9) Celupkan waslap ke dalam air dan peras secara keseluruhan
10) Cuci mata klien dengan air hangat biasa. Gunakan bagian yang
berbeda dari waslap dari arah dalam ke luar. Keringkan
keseluruhan mata dengan lembut
11) Basuh, bilas, dan keringkan dahi, pipi, hidung, leher, serta telinga
dengan baik
12) Pindahakan selimut mandi dari tangan klien yang terdekat dan
letakkan handuk mandi memanjang dibawah tangan
13) Mandikan tangan dengan sabun dan air dengan gerakan yang
panjang dan tegas dar area distal ke proximal (jari-jari ke axila)
14) Bilas dan kerigkan keseluruhan lengan dan axila. Jika klien
menyukai gunakan deodorant
15) Lipat selimut mandi menjadi setengah dan letakkan di tempat
tidur disamping klien. Letakkan waskom pada handuk. Rendam
tangan klien ke dalam air selama 3-5 menit setelah itu bersihkan
tangan dan kuku jari. Pindahkan waskom dan keringkan tangan
dan kuku jari. Pindahkan waskom dan keringkan dengan baik.
Tinggikan penghalang tempat tidur dan pindah ke sisi lain.
16) Turunkan penghalang tempat tidur
17) Periksa suhu air mandi dan ganti air jika perlu
18) Tutup dada klien dengan handuk mandi dan lipat selimut mandi
sampai ke umbilikus
19) Dengan satu tangan, angkat ujung handuk dari atas dada.
Dengan tangan menggunakan waslap bersihkan dada dengan
gerakan yang panjang dan tegas. Berikan perhatian khusus
untuk membersihkan lipatan di bawah payudara klien wanita,
angkat payudara jika perlu. Pelihara dada tetap tertutup selama
periode pembersihan dan pembilasan kemudian keringkan
dengan lembut. Lipat selimut ke bawah tepat diatas regio pubis
20) Dengan satu tangan, angkat handuk mandi. Dengan tangan
berwaslap bersihkan abdomen, beri perhatian khusus untuk
membersihkan umbilicus dan lipatan abdomen. Gosok dari sisi
ke sisi. Jaga abdomen tetap tertutup selama pembersihan dan
pembilasan. Keringkan dengan baik.
21) Tutupi dada dan abdomen dengan bagian atas selimut mandi.
Buka kaki yang jauh dengan melipat selimut sepanjang garis
tengah. Pastikan perineum tertutup.
22) Tekuk lutut klien dengan meletakkan tangan anda dibawah
tungkai. Saat memegang tumit klien, tinggikan tungkai dari
matras sedikit dan geserkan handuk mandi memanjang dibawah
tungkai
23) Minta klien untuk menahan kaki tidak bergerak. Letakkan
waskom mandi diatas handuk dan amankan posisinya disamping
kaki yang akan dicuci
24) Dengan satu tangan menyokong tungkai bawah pada daerah
sendi, angkat kaki dan geser waskom dibawah kaki yang
diangkat. Pastikan kaki diletakkan kuat pada dasar waskom.
Untuk tambahan biarkan kaki terendam selama perawat
membersihkan tungkai
25) Kecuali ada kontraindikasi, gunakan gosokan yang panjang,
tegas dalam membersihkan dari mata kaki ke lutut dan dari lutut
ke paha. Keringkan dengan baik. Berikan pelembab pada kulit
jika perlu
26) Bersihkan kaki, pastikan untuk membersihkan diantara jari kaki.
Bersihkan dan potong kuku jika perlu. Keringkan dengan baik.
Jika kulit kering gunakan lotion
27) Tinggikan penghalang tempat tidur dan pindah kan ke sisi lain
tempat tidur. Turunkan penghalang tempat tidur
28) Tutupi klien dengan selimut mandi, tinggikan penghalang
samping tempat tidur untuk keamanan klien, dan ganti air mandi
29) Turunkan penghalang tempat tidur. Bantu klien untuk posisi
prone atau berbaring miring (sesuai yang dapat diaplikasikan)
letakkan handuk sepanjang sisi klien
30) Jaga klien tetap tertutup dengan meletakkan selimut diatas bahu
dan paha
31) Kenakan sarung tangan sekali pakai
32) Bersihkan, bilas dan keringkan punggung dari leher ke koksigis
menggunakan gosokan yang panjang dan tegas. Beri perhatian
khusus pada lipatan pantat dan anus. Berikan gosokan
punggung. Pindah dari anterior ke posterior
33) Ganti air mandi dan waslap
34) Bantu klien untuk posisi miring atau supine. Tutupi dada dan
ekstremitas bawah selimut mandi. Bersihkan, bilas, dan
keringkan perineum. Buang sarung tangan pada tempatnya dan
cuci tangan
35) Gunakan lotion tubuh tambahan atau minyak jika diinginkan dan
bantu klien berpakaian
36) Sisir rambut klien atau wanita mungkin ingin memakai tata rias
37) Rapikan linen tempat tidur
38) Pindahkan linen kotor dan letakkan didalam keranjang linen
kotor. Bersihkan dan letakkan kembali peralatan mandi.
Tinggalkan ruangan sebersih dan senyaman mungkin
39) Cuci tangan.
ETIKA BATUK

A. Pengertian
Batuk bukanlah suatu penyakit. Batuk merupakan mekanisme pertahanan
tubuh pernapasan dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh
terhadap iritasi di tenggorokan karena adanya lendir,makanan,debu,asap dan
sebagainya.

Etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari
segi baik dan buruk sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.

Etika Batuk adalah tata cara batuk yang baik dan benar, dengan cara
menutup hidung dan mulut dengan tissue atau lengan baju. jadi bakteri tidak
menyebar ke udara dan tidak menular ke orang lain.

B. Tujuan Etika Batuk


Mencegah penyebaran suatu penyakit secara luas melalui udara bebas
(Droplets) dan membuat kenyamanan pada orang di sekitarnya. Droplets
tersebut dapat mengandung kuman infeksius yang berpotensi menular ke
orang lain disekitarnya melalui udara pernafasan. Penularan penyakit melalui
media udara pernafasan disebut “air borne disease”.

C. Penyebab terjadinya Batuk

a. Infeksi
Produksi dahak yang sangat banyak karena infeksi saluran pernapasan.
Misal : flu, bronchitis,dan penyakit yang cukup serius meskipun agak jarang
pneumoni, TBC, Kanker paru-paru.

b. Alergi
 Masuknya benda asing secara tidak sengaja ke dalam saluran
pernapasan.Misal : debu,asap,makanan dan cairan.
 Mengalirnya cairan hidung kea rah tenggorokan dan masuk ke saluran
pernapasan. Misal : rhinitis alergika, batuk pilek.
 Penyempitan pada saluran pernapasan. Misal : Asma
D. Kebiasaan batuk yang salah

 Tidak menutup mulut saat batuk atau bersin di tempat umum.


 Tidak mencuci tangan setelah digunakan untuk menutup mulut atau
hidung saat batuk dan bersin.
 Membuang ludah batuk disembarang tempat.
 Membuang atau meletakkan tissue yang sudah dipakai disembarang
tempat.
 Tidak menggunakan masker saat flu atau batuk

E. Dampak dari Batuk


Batuk dapat menyebabkan :

 Rasa lelah
 Gangguan tidur
 Perubahan pola hidup
 Nyeri musculoskeletal
 Suara serak
 Mengganggu nafas,dll.

F. Cara Batuk yang Baik dan Benar


Hal-hal perlu anda perlukan:

 Lengan baju
 Tissue
 Sabun dan air
 Gel pembersih tangan
Langkah-langkah batuk yang baik dan benar :

Langkah 1

Sedikit berpaling dari orang yang ada disekitar anda dan tutup hidung dan
mulut anda dengan menggunakan tissue atau saputangan atau lengan dalam
baju anda setiap kali anda merasakan dorongan untuk batuk atau bersin.

Langkah 2

Segera buang tissue yang sudah dipakai ke dalam tempat sampah

Langkah 3
Tinggalkan ruangan/tempat anda berada dengan sopan dan mengambil
kesempatan untuk pergi cuci tangan di kamar kecil terdekat atau
menggunakan gel pembersih tangan.

Langkah 4

Gunakan masker
Daftar Pustaka

Joyce., 1993, Nursing Management of Symptoms Associated with


Chemotherapy, 3rd edition, Profesional Service by Farmitalio Carlo Erba.
Brunner and Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta. EGC
Rumah kanker. 2010. Kemoterapi, Kawan atau Lawan?
http://rumahkanker.com/pengobatan/medis/19-kemoterapi-kawan-
ataulawan
The Medical News. 2010. Jenis Kemoterapi.
http://www.newsmedical.net/health/Chemotherapy-Types-
%28Indonesian%29.aspx.

Smeltzer & Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah. Brunner &
Suddarth.Edisi 8. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry
Hartono, Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2002.
Wilkinson, Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC, 2007
Riskiaisyah, fajriyah., 2015 , Etika Batuk dan Istirahat , (http://nurse-
fajriah.blogspot.co.id/2015/01/etika-batuk-dan-mencuci-tangan.html,
diakses tanggal 05 februari 2018)
A.Poter, Patricia, Pery, 2002, KetrampilandanProsedurDasar,Mosby:Elsevier
Science.Penuntunumumuntukpetugaspuskesmas.Jakarta.
DepartemenKesehatan. 1995.PedomanPelatihan,
ModuldanMateriDokterKecil . Jakarta

Vous aimerez peut-être aussi