Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infeksi HIV/AIDS ( Human immuno Deficiency Virus / Acquired Immune Deficiency
Syndrom ) pertama kali dilaporkan di Amerika pada tahun 1981 pada orang dewasa
homoseksual, sedangkan pada anak tahun 1983. enam tahun kemudian ( 1989 ), AIDS sudah
termasuk penyakit yang mengancam anak di amerika. Di seluruh dunia, AIDS menyebabkan
kematian pada lebih dari 8000 orang setiap hari saat ini, yang berarti 1 orang setiap 10
detik, karena itu infeksi HIV dianggap sebagai penyebab kematian tertinggi akibat satu jenis
agen infeksius.
AIDS pada anak pertama kali dilaporkan oleh Oleske, Rubbinstein dan Amman pada
tahun 1983 di Amerika serikat. Sejak itu laporan jumlah AIDS pada anak di Amerika makin
lama makin meningkat. Pada bulan Desember di Amerika dilaporkan 1995 maupun pada anak
yang berumur kurang dari 13 tahun menderita HIV dan pada bulan Maret 1993 terdapat 4480
kasus. Jumlah ini merupakan 1,5 % dan seluruh jumlah kasus AIDS yang dilaporkan di
Amerika. Di Eropa sampai tahun 1988 terdapat 356 anak dengan AIDS. Kasus infeksi HIV
terbanyak pada orang dewasa maupun pada anak – anak tertinggi didunia adalah di Afrika.
Sejak dimulainya epidemi HIV/ AIDS, telah mematikan lebih dan 25 juta orang, lebih
dan 14 juta anak kehilangan salah satu atau kedua orang tuanya karena AIDS. Setiap tahun
juga diperkirakan 3 juta orang meninggal karena AIDS, 500 000 diantaranya adalah anak usia
dibawah 15 tahun. Setiap tahun pula terjadi infeksi baru pada 5 juta orang terutama di
negara terbelakang atau berkembang, dengan angka transmisi sebesar ini maka dari 37,8
juta orang pengidap infeksi HIV/AIDS pada tahun 2005, terdapat 2,1 juta anak- anak
dibawah 15 tahun.
(WHO 1999)
B. TUJUAN
1. Mengetahui dan mempelajari tentang AIDS
2. Mengetahui Asuhan Keperawatan yang bisa diberikan pada anak yang menderita AIDS.
BAB II
KONSEP DASAR
A. PENGERTIAN
1. Acquired immunodeficiency syndrom (AIDS) suatu gejala penyakit yang menunjukkan
kelemahan atau kerusakan daya tahan tubuh atau gejala penyakit infeksi tertentu /
keganasan tertentu yang timbul sebagai akibat menurunnya daya tahan tubuh
(kekebalan) oleh virus yang disebut dengan HIV. Sedang Human Imuno Deficiency Virus
merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia yang kemudian
mengakibatkan AIDS. HIV sistem kerjanya menyerang sel darah putih yang menangkal
infeksi. Sel darah putih tersebut termasuk dalam limfosit yang disebut dengan T4 atau sel T
1
penolong. ( T helper ), atau juga sel CD 4. HIV tergolong dalam kelompok retrovirus sub
kelompok lentivirus. Juga dapat dikatakan mempunyai kemampuan mengopi cetak materi
genetika sendiri didalam materi genetik sel - sel yang ditumpanginya dan melalui proses ini
HIV dapat mematikan sel - sel T4. ( DEPKES: 1997 )
2. AIDS adalah salah satu penyakit retrovirus epidemic menular, yang disebabkan oleh infeksi
HIV, yang pada kasus berat bermanifestasi sebagai depresi berat imunitas seluler, dan
mengenai kelompok resiko tertentu, termasuk pria homoseksual, atau biseksual,
penyalahgunaan obat intra vena, penderita hemofilia, dan penerima transfusi darah lainnya,
hubungan seksual dan individu yang terinfeksi virus tersebut. ( DORLAN 2002 )
3. AIDS merupakan bentuk paling hebat dari infeksi HIV, mulai dan kelainan ringan dalam
respon imun tanpa tanda dan gejala yang nyata hingga keadaan imunosupresi dan berkaitan
dengan berbagai infeksi yang dapat membawa kematian dan dengan kelainan malignitas
yang jarang terjadi. (Centre for Disease Control and Prevention)
B. ETIOLOGI
Resiko HIV utama pada anak-anak yaitu:
Air susu ibu yang merupakan sarana transmisi
Pemakaian obat oleh ibunya
Pasangan sexual dari ibunya yang memakai obat intravena
Daerah asal ibunya yang tingkat infeksi HIV nya tinggi
( DEPKES 1997 )
C. PATOFISIOLOGI
Virus AIDS menyerang sel darah putih ( limfosit T4 ) yang merupakan sumber
kekebalan tubuh untuk menangkal berbagai penyakit infeksi. Dengan memasuki sel T4 , virus
memaksa limfosit T4 untuk memperbanyak dirinya sehingga akhirnya menurun, sehingga
menyebabkan tubuh mudah terserang infeksi dari luar (baik virus lain, bakteri, jamur atau
parasit). Hal ini menyebabkan kematian pada orang yang terjangkit HIV / AIDS. Selain
menyerang limfosit T4, virus AIDS juga memasuki sel tubuh yang lain, organ yang sering
terkena adalah otak dan susunan saraf lainnya. AIDS diliputi oleh selaput pembungkus yang
sifatnya toksik ( racun ) terhadap sel, khususnya sel otak dan susunan saraf pusat dan tepi
lainnya yang dapat menyebabkan kematian sel otak. Masa inkubasi dan virus ini berkisar
antara 6 bulan sampai dengan 5 tahun, ada yang mencapai 11 tahun, tetapi yang terbanyak
kurang dari 11 tahun. (DEPKES 1997)
D. Manifestasi Klinis
Gejala mayor :
Demam berkepanjangan lebih dari 3 bulan
Diare kronis lebih dan 1 bulan berulang maupun terus menerus
Penurunan berat badan lebih dan 10% dalam 3 bulan ( 2 dan 3 gejala utama ).
Gejala minor
Batuk kronis selama 1 bulan
Infeksi pada mulut dan tenggorokan disebabkan jamur candida albican
Pembengkakan kelenjar getah bening diseluruh tubuh yang menetap
Munculnya herpes zosters berulang
Bercak – bercak dan gatal- gatal diseluruh tubuh
( DEPKES 1997 )
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
Belum ada penyembuhan untuk AIDS jadi yang dilakukan adalah pencegahan seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya. Tapi apabila terinfeksi HIV maka terapinya yaitu :
1. Pengendalian infeksi oportunistik
Bertujuan menghilangkan, mengendalikan, dan pemulihan infeksi oportuniti, nosokomial,
atau sepsis, tindakan ini harus dipertahankan bagi pasien di lingkungan perawatan yang
kritis.
2. Terapi AZT (Azitomidin)
3
Obat ini menghambat replikasi antiviral HIV dengan menghambat enzim pembalik
transcriptase.
3. Terapi antiviral baru
Untuk meningkatkan aktivitas sistem immun dengan menghambat replikasi virus atau
memutuskan rantai reproduksi virus pada prosesnya. Obat-obatan ini adalah: didanosina,
ribavirin, diedoxycytidine, recombinant CD4 dapat larut.
4. Vaksin dan rekonstruksi virus, vaksin yang digunakan adalah interveron
5. Menghindari infeksi lain, karena infeksi dapat mengaktifkan sel T dan mempercepat
replikasi HIV.
6. Rehabilitasi bertujuan untuk memberi dukungan mental-psikologis, membantu megubah
perilaku resiko tinggi menjadi perilaku kurang berisiko atau tidak berisiko, mengingatkan
cara hidup sehat dan mempertahankan kondisi hidup sehat.
7. Pendidikan untuk menghindari alkohol dan obat terlarang, makan makanan yang sehat,
hindari sters, gizi yang kurang, obat-obatan yang mengganggu fungsi imun. Edukasi ini juga
bertujuan untuk mendidik keluarga pasien bagaimana menghadapi kenyataan ketika anak
mengidap AIDS dan kemungkinan isolasi dari masyarakat.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Pada pengkajian anak HIV positif atau AIDS pada anak rata-rata dimasa perinatal
sekitar usia 9 –17 tahun.
Keluhan utama dapat berupa :
Demam dan diare yang berkepanjangan
Tachipnae
Batuk
Sesak nafas
Hipoksia
Kemudian diikuti dengan adanya perubahan :
Berat badan dan tinggi badan yang tidak naik
Diare lebih dan satu bulan
Demam lebih dan satu bulan
Mulut dan faring dijumpai bercak putih
Limfadenopati yang menyeluruh
Infeksi yang berulang (otitis media, faringitis )
Batuk yang menetap ( > 1 bulan )
Dermatitis yang mnyeluruh
Pada riwayat penyakit dahulu adanya riwayat transfusi darah ( dari orang yang terinfeksi HIV
/ AIDS ). Pada ibu atau hubungan seksual. Kemudian pada riwayat penyakit keluarga dapat
dimungkinkan :
Adanya orang tua yang terinfeksi HIV / AIDS atau penyalahgunaan obat
Adanya riwayat ibu selama hamil terinfeksi HIV ( 50 % TERTULAR )
4
Adanya penularan terjadi pada minggu ke 9 hingga minggu ke 20 dari kehamilan
Adanya penularan pada proses melahirkan
Terjadinya kontak darah dan bayi.
Adanya penularan setelah lahir dapat terjadi melalui ASI
Adanya kejanggalan pertumbuhan (failure to thrife )
Pada pengkajian faktor resiko anak dan bayi tertular HIV diantaranya :
Bayi yang lahir dari ibu dengan pasangan biseksual
Bayi yang lahir dari ibu dengan pasangan yang berganti-ganti
Bayi yang lahir dan ibu dengan penyalahgunaan obat melalui vena
Bayi atau anak yang mendapat tranfusi darah atau produk darah yang berulang
Bayi atau anak yang terpapar dengan alat suntik atau tusuk bekas yang tidak steril
Anak remaja yang berhubungan seksual yang berganti-ganti pasangan
Gambaran klinis pada anak nonspesifik seperti :
Gagal tumbuh
Berat badan menurun
Anemia
Panas berulang
Limpadenopati
Hepatosplenomegali
Adanya infeksi oportunitis yang merupakan infeksi oleh kuman, parasit, jamur atau
protozoa yang menurunkan fungsi immun pada immunitas selular seperti adanya kandidiasis
pada mulut yang dapat menyebar ke esofagus, adanya keradangan paru, encelofati dll
B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan Mata
Adanya cotton wool spot ( bercak katun wol ) pada retina
Retinitis sitomegalovirus
Khoroiditis toksoplasma
Perivaskulitis pada retina
Infeksi pada tepi kelopak mata.
Mata merah, perih, gatal, berair, banyak sekret, serta berkerak
Lesi pada retina dengan gambaran bercak / eksudat kekuningan, tunggal / multiple
2. Pemeriksaan Mulut
Adanya stomatitis gangrenosa
Peridontitis
Sarkoma kaposi pada mulut dimulai sebagai bercak merah datar kemudian menjadi biru
dan sering pada platum (Bates Barbara 1998 )
3. Pemeriksaan Telinga
Adanya otitis media
Adanya nyeri
Kehilangan pendengaran
4. Sistem pernafasan
Adanya batuk yang lama dengan atau tanpa sputum
Sesak nafas
5
Tachipnea
Hipoksia
Nyeri dada
Nafas pendek waktu istirahat
Gagal nafas
5. Pemeriksaan Sistem Pencernaan
Berat badan menurun
Anoreksia
Nyeri pada saat menelan
Kesulitan menelan
Bercak putih kekuningan pada mukosa mulut
Faringitis
Kandidiasis esofagus
Kandidiasis mulut
Selaput lendir kering
Hepatomegali
Mual dan muntah
Kolitis akibat dan diare kronis
Pembesaran limfa
6. Pemeriksaan Sistem Kardiovaskular
Suhu tubuh meningkat
Nadi cepat, tekanan darah meningkat
Gejala gagal jantung kongestiv sekuder akibat kardiomiopatikarena HIV
7. Pemeriksaan Sistem Integumen
Adanya varicela ( lesi yang sangat luas vesikel yang besar )
Haemorargie
Herpes zoster
Nyeri panas serta malaise
Aczematoid gingrenosum
Skabies
8. Pemeriksaan sistem perkemihan
Didapatkan air seni yang berkurang
Annuria
Proteinuria
Adanya pembesaran kelenjar parotis
Limfadenopati
9. Pemeriksaan Sistem Neurologi
Adanya sakit kepala
Somnolen
Sukar berkonsentrasi
Perubahan perilaku
Nyeri otot
Kejang-kejang
Encelopati
Gangguan psikomotor
Penururnan kesadaran
Delirium
Meningitis
6
Keterlambatan perkembangan
10. Pemeriksaan Sistem Muskuluskeletal
Nyeri persendian
Letih, gangguan gerak
Nyeri otot ( Bates Barbara 1998 )
C. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Kemudian pada pemeriksaan diagnostik atau laboratorium didapatkan adanya anemia,
leukositopenia, trombositopenia, jumlah sel T4 menurun bila T4 dibawah 200, fase AIDS
normal 1000-2000 permikrositer., tes anti body anti-HIV ( tes Ellisa ) menunjukan terinfeksi
HIV atau tidak, atau dengan menguji antibodi anti HIV. Tes ini meliputi tes Elisa, Lateks,
Agglutination,dan western blot. Penilaian elisa dan latex menunjukan orang terinfeksi HIV
atau tidak, apabila dikatakan positif harus dibuktikan dengan tes western blot.
Tes lain adalah dengan menguji antigen HIV yaitu tes antigen P24 ( dengan
polymerase chain reaction - PCR ). Kulit dideteksi dengan tes antibody ( biasanya digunakan
pada bayi lahir dengan ibu terjangkit HIV ).
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosis atau masalah keperawatan yang terjadi pada anak dengan HIV / AIDS
antara lain :
1. Resiko infeksi
2. Kurang nutrisi
3. Kurangnya volume cairan
4. Gangguan intregitas kulit
5. Perubahan atau gangguan membran mukosa
6. Ketidakefektifan koping keluarga
7. Kurangnya pengetahuan keluarga
9
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN HIV/AIDS
KASUS:
Hari kamis TGL 12 September 2009 sekitar jam 10.30 WIB ibu Diah membawa anaknya
yang bernama Gunawan ke RS DR.KARIADI Semarang dengan alasan keadaan anaknya
semakin hari tamabah, parah berat badannya menurun, nafsu makannya berkurang,
kurus, demam secara terus menerus, diare,mual, muntah, kulitnya merah-merah dan luka
yang tidak sembuh-sembuh. Dari data pemeriksaan Rumah Sakit, anak tersebut dikatakan
terkena HIV/AIDS. Data ini didukung dari tanda-tanda : anoreksia, feses cair, lesi kulit, luka
sukar sembuh,
A. PENGKAJIAN
ANALISA KASUS
NO DATA PENYEBAB MASALAH
1 DS: sistem imun menurun Resiko terjadinya infeksi
demam secara terus sehingga Tubuh mudah
menerus terserang infeksi dr luar
kulitnya merah-merah (virus, bakteri, jamur,
luka yang tidak parasit), maka jika terjadi
sembuh-sembuh luka sukar untuk sembuh
DO:
lesi kulit
luka sukar sembuh
2 DS: terjadi gangguan pada Nutrisi kurang dan
berat gastrointestinal dan kebutuhan tubuh
badannya menurun kesulitan menelan sehingga
nafsu makannya nafsumakan berkurang
berkurang serta mual, muntah
kurus
mual
muntah
DO:
anoreksia
3 DS: terjadi infeksi pada Kurangnya volume cairan tubuh
diare gastrointestinal bisa
DO: menimbulkan diare
feses cair
4 DS: system imun tubuh Gangguan integritas kulit
kulitnya merah-merah melemah menyebabkan
luka yang tidak tubuh tidak mampu untuk
sembuh-sembuh beradaptasi
DO:
lesi kulit
10
luka sukar sembuh
Gunakan
sarung Mengidentifikasi
tangan dan shout proses infeksi dan
selama kontak untuk menentukan
langsung yang akresi / metode perawatan
sekresi Menghambat proses
Pantau studi infeksi
laboratorium, JDL dan
periksa kultur /
sensivitas lesi, darah,
urine dan spuntum
Berikan antibiotik,
entijamun / agen
antimikroba.
11
berhubungan dengan terpenuhi menurun atau
anoreksia Kriteria Hasil : penambahan BB sedikit
Terlihat adanya dari waktu lahir
pertumbuhan BB Pola motorik oral
anak Observasi abormal dapat merusak
Nila-nilai koordinasi menghisap pemberian makan
laboratorium dalam dan refleks menelan Sariawan merusak
batas normal Insfeksi rongga kemampuan makan
Bebas dari tanda mulut HIV ada pada
malnutrisis / gagal Anjurkan kolestrum serta ASI dan
untuk tumbuh pemberian makan meskipun terbatas tetap
(GUT) alternatif dan adabeberapa resiko
untuk mengetahui konsulkan ibu pada bai
cara pemberian mengenai
resiko Memberikan nutrisi
makan dan menyusui optimal berdasarkan
kebutuhan
khusus Tinjau ulang diet kebutuhan anak setelah
untuk anak. sesuai usia dan pulang
tambahan makanan
padat dan kemampuan
perkembanan Tindakan efektif
Berikan nistat untuk infeksi jemu oral
sesuai indikasi Kerusakan motorik
dan adanya infeksi
Berikan makanan memerlukan alternatif
enteral / parenteral teknik pemberian
dengan tepat. makanan untuk
memenuhi kebutuhan
diet.
Berikan matras /
tempat tidur busa
Berikan obat-
obatan topikal /
sistemik sesuai
13
indikasi.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Infeksi HIV/AIDS pertama kali dilaporkan di Amerika pada tahun 1981 pada orang
dewasa homoseksual, sedangkan pada anak tahun 1983. Enam tahun kemudian (1989), AIDS
sudah termasuk penyakit yang mengancam anak di Amerika. Di seluruh dunia, AIDS
menyebabkan kematian pada lebih dari 8000 orang setiap hari saat ini, yang berarti 1 orang
setiap 10 detik, karena itu infeksi HIW dianggap sebagai penyebab kematian tertinggi akibat
satu jenis agen infeksius.
AIDS (Aquired immuno deficiency syndrom ) merupakan kumpulan gejala akibat
melemahnya daya tahan tubuh sebagai akibat dari infeksi virus HIV. Virus ini mempunyai
sistem kerja menyerang jenis sel darah putih yang menangkal infeksi. Sehingga pada ornag
yang mengidap HIV/AIDS akan mudah terserang infeksi atau virus dari luar.
Cara paling efektiv dan efisien untuk menanggulangi infeksi HIV pada anak secara
universal adalah dengan mengurangi penularan dan ibu ke anaknya (mother-to-child-
transmision ( MTCT )). Upaya pencegahan transmisi HIV pada anak menurut WHO dilakukan
melalui 4 strategi, yaitu :
1. Mencegah penularan HIV pada wanita usia subur
2. Mencegah kehamilan yang tidak direncanakan pada wanita HIV
3. Mencegah penularan HIV dan ibu HIV hamil ke anak yang akan dilahirkannya dan
memberikan dukungan.
4. Layanan dan perawatan berkesinambungan bagi pengidap HIV
DAFTAR PUSTAKA
14