Vous êtes sur la page 1sur 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

APPENDISITIS

DI RUANG 17 RSUD Dr. SAIFUL ANWAR

DISUSUN OLEH :

1. STIKES HAFSAHWATY GENGGONG PROBOLINGGO

2. STIKES DIAN HUSADA MOJOKERTO

3. POLTEKES KEMENKES MALANG

RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

2019
LEMBAR PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
APPENDISITIS
RSUD Dr. SAIFUL ANWAR
Tanggal 25 Januari 2019

Mengetahui,

Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik

1....................................................

2.................................................... .........................................................

3....................................................

Kepala Ruangan

....................................................................
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : Apendisitis
Tempat : Ruang tunggu R 17 RSUD Dr Saiful Anwar
Waktu : 20 menit
Sasaran : Keluarga Pasien dan pasien
Hari/Tanggal : Jum at, 25 Januari 2019

A. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan selama 15 menit diharapkan mampu
memahami tentang Apendisitis
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan selama 15 menit diharapkan:
a. Menjelaskan pengertian Apendisitis.
b. Menjelaskan penyebab Apendisitis.
c. Menjelaskan tanda gejala Apendisitis.
d. Menjelaskan pencegahan Apendisitis.
e. Menjelaskan pengobatan Apendisitis.
f. Menjelaskan komplikasi Apendisitis

B. POKOK BAHASAN
Apendisitis

C. SUB POKOK BAHASAN


a. Pengertian Apendisitis.
b. Penyebab Apendisitis.
c. Tanda gejala Apendisitis.
d. Pencegahan apendisitis.
e. Pengobatan apendisitis.
f. Komplikasi apendisitis.

D. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi/Tanya jawab.
E. Media
1. LCD
2. Leaflet
3. Laptop
KEGIATAN PENYULUHAN
Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan peserta Metode Media /
kegiatan Alat
Pendahuluan 5 menit 1. Salam pembuka 1. Menjawab salam Ceramah Leaflet
2. Perkenalan 2. Mendengarkan dan tanya dan LCD
3. Penjelasan topik 3. Mendengarkan jawab
penyuluhan 4. Mendengarkan
4. Penjelasan TIU/TIK 5. Mendengarkan
5. Relevansi materi 6. Mengemukakan
(manfaat dan alasan) jawaban
6. Apersepsi peserta 7. Mendengarkan
7. Kontrak waktu

Penyajian 10 1. Penjelasan materi 1. Mendengarkan Ceramah Leaflet


menit 2. Menanyakan pada 2. Menjawab dan tanya dab LCD
peserta tentang pokok 3. Memperhatiakan jawab
materi yang diberikan 4. Bertanya
3. Menuliskan jawaban 5. Menanggapi
peserta jawaban
4. Memberi kesempatan 6. Mendengarkan
peserta untuk bertanya 7. Menerima
5. Memberi kesempatan hadieh
peserta lain 8. mendengarkan
menanggapi
pertanyaan
6. Memberi penilaian
dan kesimpulan
jawaban
7. Memberi
reinforcemen
8. Mengarahkan
penyuluhan pada
situasi yang kondusif
Penutup 5 menit 1. Mengevaluasi 1. Mendengarkan Ceramah Leaflet
2. Menyimpulkan materi 2. Menjawab dan tanya
3. Salam penutup 3. Menjawab salam jawab

F. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Stuktur.
a. Kesiapan materi.
b. Kesiapan SAP.
c. Kesiapan media : leaflet.
d. Audien siap di ruangan.
e. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan
sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a. Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan.
b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
d. Suasana penyuluhan tertib.
e. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan.
f. Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 5 orang
3. Evaluasi Hasil
Menanyakan kembali materi yang telah disampaikan kepada peserta
penyuluhan (lansia):
a. Apa pengertian Apendisitis?
b. Apa penyebab Apendisitis?
c. Apa tanda gejala Apendisitis?
d. Bagaimana pencegahan Apendisitis?
e. Bagaimana pengobatan Apendisitis?
f. Apa saja komplikasi Apendisitis?

G. MATERI PENYULUHAN
Terlampir

H. REFERENSI

Price, SA, Wilson, LM. .1994. Patofisiologi Proses-Proses Penyakit, Buku


Pertama. Edisi 4. Jakarta:. EGC.

Smeltzer, Bare .1997. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner


& suddart. Edisi 8. Volume 2. Jakarta: EGC
“APPENDISITIS”

A. Pengertian
Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau
umbai cacing (appendiks). Infeksi ini dapat mengakibatkan pernanahan. Bila
infeksi bertambah parah, usus buntu itu bisa pecah. Usus buntu merupakan
saluran usus yang ujungnya buntu dan menonjol dari bagian awal usus besar
atau sekum (cecum). Usus buntu besarnya sekitar kelingking tangan.
Appendisitis adalah inflamasi akut pada appendisits verniformis dan
merupakan penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat (Brunner &
Suddart, 1997).
Appendisitis adalah tersumbatnya lumen oleh karena benda asing, fekolit,
tumor atau parasit. Mukosa mengekskresi cairan dibawah penyumbatan,
tekanan intraluminal meningkat, mukosa mengalami hipoksia dan
menimbulkan dan menimbulkan tukak dan bakteri menyerang dinding
sehingga terjadi peradangan.
Appendicitis adalah suatu peradangan yang mengenai seluruh lapisan
dinding organ appendik/umbai cacing (usus buntu).
B. Penyebab
Terjadinya apendisitis umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri. Namun
terdapat banyak sekali faktor pencetus terjadinya penyakit ini.
1. Penyumbatan / obstruksi pada lumen apendik.
a. Penyumbatan feces yang keras.
b. Penyumbatan biji-bijian.
c. Tumor.
d. Adanya jaringan yang rusak.
e. Edema (pembengkakan).
2. Inflamasi / pembengkakan pada lumen apendik.
3. Infeksi kuman yersinia.
C. TANDA DAN GEJALA
a. Rasa nyeri biasanya terjadi pada daerah perut bagian kanan bawah.
b. Biasanya demam ringan.
c. Mual, muntah.
d. Anoreksia, malaisse (penurunan nafsu makan).
e. Nyeri tekan lokal pada titik Mc. Burney.
f. Spasme otot.
g. Konstipasi, diare.
h. Pada bayi akan gelisah, mengantuk dan anoreksia.
D. PENCEGAHAN
Salah satu kiat agar terhindar dari penyakit radang usus buntu adalah
mengkonsumsi makanan yang kaya serat, karena akan membantu
melunakkan makanan sehingga tidak menginap terlalu lama di dalam usus
besar. Hal itu dapat mencegah sebagian sampah makanan nyasar ke dalam
usus buntu. Sehingga kemungkinan terjadinya radang usus buntu bisa
diperkecil.
Makanan kaya serat juga merupakan nutrisi yang cocok untuk kehidupan
bakteri ‘baik’ di dalam usus besar, tetapi tidak disukai bakteri patogen (yang
menimbulkan penyakit). Karena itu, banyak mengkonsumsi makanan berserat
juga membantu menunjang perkembangan bakteri ‘baik’. Sehingga
pencernaan dan tubuh kita akan lebih sehat, karena lebih banyak terdapat
bakteri baik dari pada bakteri patogen di dalam usus.
E. PENGOBATAN
a. Pembedahan di indikasikan bila diagnosa apendisitis telah ditegakkan.
b. Antibiotik dan cairan IV diberikan sampai pembedahan dilakukan.
c. Analgetik diberikan setelah diagnosa ditegakkan.
d. Apendektomi dilakukan sesegera mungkin untuk menurunkan resiko
perforasi. (Brunner & Suddart, 1997)
F. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita dengan appendisitis adalah:
a. Perforasi
Terjadi pada 20% pasien anak-anak dan orang yang lanjut usia berupa
rasa sakit yang bertambah, demam tinggi, rasa nyeri yang menyebar dan
jumlah leukosit yang tinggi merupakan tanda kemungkinan perforasi.
b. Peritonitis
Difus atau umum, peritonitis ini merupakan salah satu akibat perforasi.
Peritonitis disertai rasa sakit yang hebat, rasa nyeri, kembung, demam dan
keracunan.
c. Abses appendiks
Ini merupakan sebab lain perforasi terasa suatu masa lunak dikuadran
kanan bawah atau didaerah pelvis. Masa ini mula-mula berupa flegmon tetapi
dapat berkembang menjadi rongga yang mengandung nanah.
d. Pileflebilitis (tromboflebitis septic vena portal)
Akan mengakibatkan demam yang tinggi panas dingin menggigil dan
ichterus.
e. Pada laki-laki dibedakan dengan batu ginjal, hidronefrosis, enteritis regional
acut, torsi dan trangulasi testis kanan, epididimis kanan.
f. Pada wanita dibedakan salfingitis, ruptur folikel graff kanan, pielitis kanan
pada wanita hamil, degenerasi merah di mioma uteri.
g. Pada anak-anak dibedakan dengan simplek acut gastroenteritis, adenitis
kelenjar mesenterium dan invaginasi

Vous aimerez peut-être aussi