Vous êtes sur la page 1sur 10

SATUAN ACARA BERMAIN

MELIPAT KERTAS ORIGAMI PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN


DIRUANG RAWAT INAP B (ANAK) RS WAVA HUSADA
Disusun untuk memenuhi tugas pada praktek klinik KMB II Departemen anak

DISUSUN OLEH :

ERNI HERYANTI 16.10.035


DURROTUL LAM’ATIS T. 16.10.034
AMBARWATI 16.10.29
FIKIH ALHAFAD 16.10.38
FERRY ADIANTONO 16.10.37
UCHI AURYNA 16.10.25
NURUL AHMAD 16.10.19

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN MALANG


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
2019
LEMBAR PENGESAHAN

SATUAN ACARA BERMAIN


MELIPAT KERTAS ORIGAMI PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN

DIRUANG RAWAT INAP B (ANAK) RS WAVA HUSADA

Telah Disetujui pada

Hari : Kamis

Tanggal : 14 Februari 2019

Pembimbing Institusi Pembimbing CI/Lahan

2
SATUAN ACARA BERMAIN
MELIPAT KERTAS ORIGAMI PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN
DIRUANG RAWAT INAP B (ANAK) RS WAVA HUSADA

Pokok Bahasan : Terapi Bermain Pada Anak Di Rumah sakit


Sub Pokok Bahasan : Terapi Bermain Anak Usia Prasekolah (3-6Tahun)
Tujuan : Memenuhi kebutuhan anak untuk bermain
Tempat : Ruang Rawat Inap B (Anak) RS Wava Husada
Waktu : Kamis, 14 Februari 2019 selama 35 menit
Sasaran : Pasien anak yang dirawat Ruang Rawat Inap B
(Anak) RS Wava Husada
Jenis Permainan : Melipat Kertas Origami (Skill play)

1. PENDAHULUAN
Dunia anak adalah bermain. Melalui kegiatan bermain, semua aspek
perkembangan anak ditumbuhkan sehingga anak-anak menjadi lebih sehat,
sekaligus cerdas. Dengan bermain anak-anak bisa mengelola emosi, mengatasi
penolakan , dominasi serta terasah rasa empati (adriana, 2011). Ketika masa
anak sudah memasuki masa todler anak selalu membutuhkan kesenangan pada
dirinya dan anak membutuhkan suatu permainan. Aktivitas bermain merupakan
salah satu stimulus bagi perkembangan anak. Sekarang banyak dijual macam-
macam alat permainan, jika orang tua tidak selektif dan kurang memahami
fungsinya maka alat permainan yang dibelinya tidak akan berfungsi efektif.
Alat permaianan hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia anak,
sehingga dapat merangsang perkembangan anak dengan optimal. Dalam
kondisi sakitpun aktivitas bermaian tetap perlu dilaksanakan namun harus
disesuaikan dengan kondisi anak. Ruangan yang digunakan adalah di ruangan
terapi bermaian Rumah Sakit panembahan seopati bantu ruang anggrek.
Dimana di ruang tersebut terdapat alat-alat bermain yang disesuaikan dengan
usia anak. Terapi bermaian ini bertujun untuk mempraktekkan keterampilan,
memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif dan merupakan suatu

3
aktifitas yang memberikan stimulasi dalam kemampuan keterampilan kognitif
dan afektif.

2. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah diajak bermain, di harapkan anak dapat mengembangkan kreatifitas
dan menjadi lebih aktif melaui pengalaman bermain, dan anak dapat
beradaptasi dengan lingkungan dan bergaul dengan teman sebayanya.

3. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah diakaj bermain, anak diharapkan sebagai berikut :
1. Mengembangkan kreatifitas
2. Mengembangkan sosialisasi atau bergaul
3. Mengembangkan daya imajinasi
4. Menumbuhkan sportivitas
5. Mengembangkan kepercayaan diri
6. Anak dapat berinteraksi dengan sesama pasien dan perawat
7. Dapat mengembangkan motorik halus dan kasarnya
8. Mengungkapkan kegembiraan atau rasa senang
9. Terlihat lebih rileks
10. Kooperatif terhadap perawatan dan pengobatan

4. PERENCANAAN
1. Jenis Program Bermain
Belajar melipat kertas dengan kertas lipat (origami) yang telah tersedia.
2. Karakteristik Bermain
1. Melatih motorik halus
2. Melatih kesabaran, keterampilan dan ketelitian
3. Karakteristik Peserta
1. Usia 3-6 tahun
2. Jumlah peserta : 1-3 orang anak
3. Keadaan klien tampak baik dengan GCS 456, TTV dalam batas normal
sesuai usia serta tidak terdapat keluhan yang membatasi anak untuk
bermain
4. Klien dapat duduk
5. Peserta kooperatif
4. Metode : demonstrasi
5. Media
1. Kertas lipat (origami)
6. Materi Terlampir

4
5. RENCANA PELAKSANAAN
No Kegiatan Waktu Media
1 Persiapan 5 menit Peralatan bermain
1. Menyiapkan ruangan
2. Menyiapkan alat
3. Menyiapkan peserta
2 Pembukaan 5 menit
1. Beri salam pembuka
2. Memperkenalkan diri
3. Sesama anak saling berkenalan
4. Menjelaskan maksud dan tujuan

3 Kegiatan Bermain 15 menit Peralatan bermain


1. Anak diminta mengambil kertas
lipat
2. Kemudian bantu anak untuk
melipat bentuk yang mudah
3. Bantu anak untuk melubangi hasil
lipatannya dengan jarum
4. Potong benang ±10 cm
5. Gantung hasil lipatan anak di
tempat yang dapat dijangkau
olehnya
4 Penutup 5 menit
1. Memberi reward pada anak atas
hasil karyanya.
2. Memberi reward yang lebih untuk
anak yang hasil karyanya paling
bagus
3. Memberi salam penutup

Pembagian tugas kelompok :


1) Leader 1 : Erni Heryanti
2) Leader 2 : Durrotul Lam’atis T
3) Leader 3 : Fikih Alhafad
4) Observer : Perawat ruangan (……………….)
5) Fasilitator 1 : Uchi Auryna
6) Fasilitator 2 : Nurul Ahmad

5
7) Fasilitator 3 : Ferry Adiantono
8) Demonstrator : Ambarwati

6. SETTING RUANG
Keterangan :
: Leader 1, 2
: Observer
: Peserta
KeluargaKlien
: Fasilitator1,2
: Demonstrator

7. EVALUASI
Peserta terapi bermain lipat origami mampu:
1. …...
2. ….
3. …...

6
Lampiran Materi

MATERI BERMAIN LIPAT ORIGAMI

1. Pengertian
Kata origami berasal dari bahasa Jepang, dari kata oru yang berarti melipat
dan kami berarti kertas. Penggabungan kata tersebut mengubah
kata kamimenjadi gami, sehingga bukan orikami tetapi origami, artinya
sama yaitu melipat kertas.

2. Keuntungan Melipat origami


origami untuk hobi, mengisi waktu luang, keindahan, dan lain sebagainya.
Ibu-ibu atau orang tua mengajarkan origami pada anak-anak sebagai cara
untuk mendekatkan anak dengan orang tua.
Selain itu origami bermanfaat untuk anak seperti :
1. melatih motorik halus dalam masa perkembangannya.
2. meningkatkan daya kreativitas
3. mampu melatih otot jari tangan
4. melatih kesabaran
5. mengenal warna
Kebanyakan anak-anak tidak menyukai aktivitas melipat kertas. Salah
satu kesalahan yang dilakukan para pendidik adalah dalam memilih model
lipatan. Kesalahan tersebut dapat berdampak pada anak. Jika model
lipatan yang dipilih berada dalam tingkatan melipat bukan untuk pemula
maka anak akan merasa tidak mampu. Dan pengalaman pertama dengan
aktivitas tersebut akan membuat anak beranggapan bahwa melipat adalah
aktivitas yang sulit dikerjakan. Anak akan mulai belajar melipat kembali
setelah orang dewasa mengajarkannya untuk melipat dengan tingkat
kesulitan yang lebih rendah dan dengan cara yang lebih menarik.
Kesalahan yang lain adalah dalam cara pendidik mengajarkan melipat
tersebut. Anak tidak mau melipat kertas karena cara pendidik
mengajarkan dan memberi media kurang menarik.

7
Bagi kami kegiatan melipat kertas dapat sekaligus digunakan sebagai
media untuk pembelajaran terpadu. Melipat dapat disesuaikan dengan
tema besar kegiatan pembelajaran. Mengawali kegiatan dengan bercerita
adalah awalan yang sangat baik jika ingin mengajak anak berkreasi
dengan melipat kertas. Pemberian reinforcement pada saat anak sedang
mengerjakan sampai selesai mengerjakan lipatan adalah hal yang sangat
penting dan berpengaruh pada anak. Kebanyakan anak dalam proses
melipat tidak mampu melakukannya dengan sempurna. Hal itu tidak
menjadi masalah karena konsep mengajarkan seni untuk anak bukan
berpatokan pada hasil yang diharapkan tapi lebih kepada proses
bagaimana anak mengerjakannya.

3. Evaluasi
Peserta terapi bermain menggambar mampu:
1. Anak bisa mempraktekan kreatifitas melipat origami sendiri sesuai dengan
tingkat perkembangan
2. Membedakan warna dan bentuk gambar
3. Menciptakan karya sendiri
4. Merasa senang, tenang terkait hospitalisasi

8
ABSEN PESERTA SAB
(Orang Tua Atau Wali Pasien Anak Ruang Rawat Inap B (Anak) RS Wava
Husada)
………………………………………..

No Nama peserta Ttd

Kepanjen, ………………….

9
DAFTAR PUSTAKA :

Rianti, Hera. 2013. Seni Terapan untuk anak usia pra sekolah. Yogyakarta: Media
sastra
Purwanto, Heri. 2014. Macam macam permainan anak usia pre sekola . Jakarta :
EGC

Soetjiningsih. 2011. Tumbuh Kembang Anak pada tahap usia pre sekolah edisi
III. Jakarta: EGC
Wahyu, Ning. 2013. Kebutuhan bermain anak pre school. Jakarta : EGC

10

Vous aimerez peut-être aussi