Vous êtes sur la page 1sur 19

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DEWASA YANG SALAH SATU

ANGGOTA KELUARGANYA MENDERITA DIABETES MILLITUS

I. PENDAHULUAN.

Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyebab tingginya angka

morbiditas (angka kesakitan) ; 29,7% dan angka mortalitas (angka kematian); 70,3%,

karena diabetes millitus merupakan masalah nasional. Dimana diabetes millitus

tercantum dalam urutan nomor 4 dari prioritas penelitian nasional (Lab/UPF Ilmu

Penyakit Dalam RSUD Dr. Soetomo , 1994 ).

Prevalensi diabetes millitus (DM) dari tahun ketahun terus meningkat, baik

diabetes millitus tidak tergantung insulin (DMTTI) maupun diabetes millitus

tergantung insulin (DMTI). Di Indonesia terdapat minimal 3 juta diabetes millitus,

sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Prof. Dr. dr. Askandar

Tjokroprawiro DSPD, diperkirakan ada kurang lebih 40 sampai 45.000 penderita

diabetes millitus di Kotamadya Surabaya yang berpenduduk kurang lebih 3,5 juta

(Simposium DM Fakultas Kedokteran Unair RSUD Dr. Soetomo Surabaya, 1998).

Karena prevalensi dari diabetes millitus yang masih tinggi, maka untuk

mencegah dan menanggulangi komplikasi yang lebih lanjut, sebagai keluarga yang

mempunyai salah satu anggota keluarganya menderita diabetes millitus bahwa peran

keluarga sangat penting dalam mengatasi masalah ini. Untuk dapat berperan secara

optimal dalam upaya memberikan asuhan keperawatan keluarga, maka perawat

memiliki peran yang sangat penting dalam upaya promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitatif. Selain peran – peran tersebut diatas,maka seorang perawat harus dapat

membantu dan menyelesaikan masalah – masalah yang ada pada keluarga tersebut,

yaitu ; bagaimana memberikan atau menyediakan kebutuhan fisik bagi klien diabetes

millitus, mengalokasikan dan mengelola sumber-sumber dana untuk klien diabetes

millitus, menentukan tugas-tugas keluarga mengenai gangguan perkembangan


2

kesehatan setiap anggota keluarga, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan

yang cepat, memberikan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit,

mempertahankan suasana dirumah, mempertahankan hubungan timbal balik antara

keluarga dan lembaga kesehatan, sosialisasi antar anggota keluarga dan mengatasi

masalah yang terkait dalam keluarga. (Family Health Nursing Proces, 1980).

II. KEPERAWATAN KESEHATAN KELUARGA.

1. Pengertian.

a) Keperawatan :

Adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral

dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk

pelayanan bio – psiko, sosial spiritual yang komperhensif, di tujukan kepada individu,

keluarga dan masyarakat, baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses

kehidupan manusia.

b) Keluarga :

Adalah sekelompok orang yang mempunyai ikatan perkawinan, keturunan,

darah dan adopsi, dimana anggota keluarga tinggal bersama dalam satu rumah,

berinteraksi dan berkomunikasi dalam peran sosial dan mempunyai kebiasaan/

kebudayaan yang berasal dari masyarakat tetapi mempunyai keunikan tersendiri.

c). Keperawatan Kesehatan Keluarga.

Adalah tingkat perawatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada

keluarga sebagai unit atau satu kesatuan yang dirawat dengan sehat sebagai

ssasarannya.

2. Keluarga Sebagai Unit pelayanan Perawatan.

Alasan utama meninjau keluarga sebagai unit pelayanan perawatan menurut

Ruth B Freemen adalah :

a) Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang


DOKUMEN : SUBHAN PSIK FK UNAIR SURABAYA ANGKATAN

III
3

menyangkut kehidupan masyarakat.

b) Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,

mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompok.

c) Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan apabila salah

satu anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh

terhadap anggota keluarga yang lain.

d) Dalam memelihara kesehatan, anggota keluarga sebagai pengambil keputusan

dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya.

e) Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai usaha-

usaha kesehatan masyarakat.

3. Faktor-faktor Yang Dapat Mempengaruhi Derajat Kesehatan.

Menurut Hendrik L. Blum mengatakan ada empat faktor yang

mempengaruhi kesehatan masyarakat, yaitu :

a) Faktor Lingkungan.

Lingkungan yang kumuh dapat menimbulkan suatu tekanan atau stres untuk

penderita diabetes mellitus. Sedangkan faktor lingkungan yang dapat mencegah

terjadinya diabetes mellitus adalah dengan jalan menghindari terjadinya stres.

b) Perilaku keluarga.

Bisa memperberat keadaan penyakit anggota, misalnya dalam pemberian

makanan yang tidak sesuai dengan diet penyakitnya, kebiasan mengkomsumsi

makanan yang manis dan kolesterol yang tinggi akan mempengaruhi kesehatan klien

serta tidak adanya dukungan untuk berobat atau kontrol dari keluarganya.

c) Pelayanan kesehatan.

Untuk menurunkan angka kesakitan akibat penyakit diabetes millitus

melalui pelayanan kesehatan sangat diperlukan, misalnya perlunya diberikan

penjelasan tentang resiko diabetes millitus dan perlunya pemeriksaan ulang serta

perubahan gaya hidup.


DOKUMEN : SUBHAN PSIK FK UNAIR SURABAYA ANGKATAN

III
4

d) Faktor keturunan.

Penyakit Diabetes millitus yang disebabkan karena faktor keturunan,

akan lebih parah bila tidak diobati.

III. DIABETES MILLITUS.

1. Pengertian.

Adalah suatu penyakit metabolik yang kebanyakan herediter, dengan tanda-

tanda hiperglikemi dan glukosuria disertai dengan atau tidak adanya gejala klinis akut

ataupun kronis, sebagai akibat kurangnya insulin efektif didalam tubuh, gangguan

primer pada metabolisme karbohidrat yang disertai gangguan lemak dan protein.

2. Etiologi.

a) Kelainan fungsi atau jumlah sel-sel beta yang bersifat genetik. Pada pasien

yang menderita diabetes mellitus insulin dependent, diterminan genetik ini

dinyatakan oleh peningkatan atau penurunan frekuensi antigen

histokompatibilitas tertentu (HLA) dan respon imunitas abnormal yang akan

mengakibatkan pembentukan autoantibodi sel-sel pulau langerhans, kelainan

ini dapat langsung mempengaruhi sel beta rangsangan sektoris atau

serangkaian langkah kompleks yang merupakan bagian dari sintesis atau

pelepasan insulin.

b) Faktor lingkungan yang mengubah fungsi dan integritas sel beta. Diantaranya

adalah agen yang dapat menimbulkan infeksi, seperti virus Cocksakie B dan

virus penyakit gondok, diet kalori, karbohidrat dan gula yang di proses secara

berlebihan, obesitas dan kehamilan, kebanyakan faktor-faktor tersebut dengan

sendirinya tidak dapat menimbulkan diabetes mellitus, tetapi secara genetik

dapat mempengaruhi mereka yang peka dan mempercepat dekompensasi

fungsi sel beta.

c) Gangguan sistem imunitas, sistem ini dapat dilakukan oleh autoimunitas,

disertai pembentukan sel-sel antibodi anti pangkreas insulin dan oleh karena
DOKUMEN : SUBHAN PSIK FK UNAIR SURABAYA ANGKATAN

III
5

peningkatan kepekaan terhadap kerusakan sel beta oleh virus.

d) Kelainan aktivitas insulin, pengurangan kepekaan terhadap insulin,

mekanisme ini terjadi pada pasien kegemukan dan diabetes.

3. Patofisiologi.

Sebagian besar patologi diabetes mellitus dapat dikaitkan dengan

kekurangan insulin sebagai berikut :

Kelainan terletak pada sel beta pangkreas yang tidak mampu membuat dan

mengeluarkan insulin dalam jumlah dan atau kualitas yang cukup,bahkan kadang-

kadang tidak ada sekresi insulin sama sekali.

Sekresi insulin oleh pangkreas mungkin cukup tetapi terdapat keterlambatan,

sehingga glukosa sudah diabsorbsi masuk darah tetapi insulin belum memadai

sehingga reseptor di jaringan perifer kurang ( antara 20.000 – 30.000 ) pada obesitas

bahkan hanya sekitar 20.000.

Kekurangan protein dan kalori dalam jaringan tubuh. Sedangkan gejala

diabetes millitus yang klasik adalah mula-mula poliphagi, polidipsi dan berat badan

naik ( fase kompensasi ). Apabila keadaan ini tidak segera diobati, maka akan timbul

gejala fase dekompensasi, seperti ; polidipsi, poliurie dan dan berat badan turun,

dapat direstai dengan dengan mual, muntah dan ketoasidosis diabetik. Sedangkan

gejala kronis yang sering adalah lemah badan, semutan, mata kabur, penurunan

kemampuan sex.

IV. DAMPAK MASALAH.

1. Terhadap Individu.

Adapun dampak yang terjadi pada individu adalah akan terjadi perubahan peran

dalam keluarga yaitu sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi

rasa aman sebagai kepala keluarga akan terganggu karena penderita sendiri

membutuhkan perawatan yang lebih baik pada semua bagian tubuhnya.


DOKUMEN : SUBHAN PSIK FK UNAIR SURABAYA ANGKATAN

III
6

2. Terhadap Keluarga.

Berbagai peranan yang terdapat didalam keluarga adalah sebagai berikut :

a) Peranan Ayah : sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi

rasa aman sebagai kepala keluarga yang sebenarnya di tanggung oleh ayah

dan akan berpindah pada anggota keluarga yang lain.

b) Peran Ibu : sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan

untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-

anaknya, pelindung, akan terganggu karena ibu sendiri membutuhkan

perawatan yang lebih baik pada semua bagian tubuhnya.

c) Peran Anak : Anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan

tingkat perkembangan baik fisik, mental, sosial dan spiritual akan

menimbulkan masalah pada keluarga yang seharusnya kasih sayang,

perhatian, rasa aman kehangatan yang sebenarnya diberikan kepada semua

anggota keluarga melainkan diberikan kepada anaknya yang menderita sakit

karenamembutuhkan perawatan , kasih sayang dan perhatian yang lebih

banyak.

3. Terhadap Masyarakat.

Sedangkan pada masyarakat dampaknya adalah akan terjadi perubahan

peran informal di masyarakat, sehingga penderita diabetes millitus akan mengalami

hambatan dalam menjalankan tudas-tugasnya.

V. ASUHAN KEPERAWATAN.

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga dengan salah satu

anggota keluarganya menderita diabetes millitus, menggunakan langkah-langkah

sesuai proses keperawatan :

I. PENGKAJIAN

Pada tahap ini dilaksanakan dua tahap penjajakan, yaitu ; tahap penjajakan

pertama dan tahap penjajakan kedua.


DOKUMEN : SUBHAN PSIK FK UNAIR SURABAYA ANGKATAN

III
7

A. PENJAJAKAN TAHAP PERTAMA.

1) Pengumpulan Data.

Informasi yang diperlukan untuk bisa mengukur masalah kesehatan, status

kesehatan atau kesanggupan keluarga dalam memberikan perawatan

keluarga harus mencakup hal-hal berikut :

(1) Struktur dan Sifat Keluarga :

 Anggota keluarga dan hubungan dengan kepala keluarga, untuk itu

dibuat genogram keluarga di bawah ini. Contoh genogram keluarga :

 Nuclear Family Keterangan :

----- : satu rumah

: Laki-laki

: perempuan

: Kepala

Keluarga

 Extended Family

 Data Demografi, umur, jenis kelamin, status sipil dan kedudukan dalam

keluarga.

 Tempat tinggal masing-masing anggota keluarga, apakah tinggal

bersama kepala keluarga atau ditempat lain.

 Macam struktur keluarga, apakah matriarkat atau patriarkat, berkumpul

atau menyebar.
DOKUMEN : SUBHAN PSIK FK UNAIR SURABAYA ANGKATAN

III
8

 Anggota keluarga yang menonjol dalam hal mengambil keputusan

terutama dalam hal kesehatan.

 Hubungan umum anggota-anggota keluarga atau yang tidak nyata antara

anggota keluarga.

 Kegiatan-kegiatan dalam hidup sehari-hari, yaitu :

1. Kebiasaan tidur.

- Apakah terdapat waktu tertentu untuk tidur atau istirahat dan

bangun pada kemauan anggota masing-masing.

- Apakah terdapat waktu tiap siang hari untuk istirahat sebentar.

- Apakah anggota keluarga tidur bersama-sama.

2. Kebiasaan Makan.

- Berapa kali makan tiap hari, serta kualitas makan tiap hari.

- Siapa yang tampak terlalu gemuk atau terlalu kurus dalam anggota

keluarga.

3. Waktu senggang atau hiburan.

- Bagaimana tiap anggota keluarga memanfaatkan waktu senggang.

- Apakah penggunaan waktu senggang cocock dengan jenis kelamin

dan umur individu.

- Apakah ada anggota keluarga yang hiburannya sangat memakan

waktunya. Bila ya, apa akibatnya itu terhadap keluarga.

- Apakah keluarga mempunyai hiburan bersama.

(2) Faktor Sosial – Budaya – Ekonomi.

b) Penghasilan dan Pengeluaran.

Pekerjaan, tempat kerja dan penghasilan dari setiap anggota yang sudah

bekerja.

Sumber penghasilan.

Berapa yang dihasilkan dari setiap anggota keluarga yang bekerja.

Bagaimana dengan kebutuhan primer seperti; makanan, pakaian dan


DOKUMEN : SUBHAN PSIK FK UNAIR SURABAYA ANGKATAN

III
9

perumahan.

Apakah ada tabungan bila ada keperluan mendadak.

Siapakah yang menentukan mengenai keuangan dan bagaimana uang itu

digunakan.

c) Pendidikan dari setiap anggota keluarga

d) Suku dan Agama.

e) Peranan anggota-anggota dalam keluarga.

f) Hubungan keluarga dan masyarakat, bagaimana partisipasi keluarga

dalam kegiatannya di masyarakat

(3) Faktor – Faktor Lingkungan.

a) Perumahan.

 Luas rumah apakah memadai.

 Pengaturan kamar tidur

 Kelengkapan perabotan rumah

 Serangga dan binatang mengerat

 Adanya bahaya-bahaya kecelakaan

 Tempat menyimpan makanan dan alat-alat memasak.

 Persedian air sumber, kepemilikan dan dapat diminum.

 Pembuangan kotoran dan sampah , macamnya, apakah memenuhi

syarat kesehatan.

b) Macam lingkungan tempat tinggal apakah rumah-rumah sesak,

daerah kumuh dan sebagainya.

c) Fasilitas sosial dan kesehatan.

d) Fasilitas transportasi dan komunikasi

(4) Riwayat Kesehatan atau Medis.

Dilakukan pemeriksaan fisik dan wawancara terhadap keluarga, yaitu

a) Riwayat kesehatan dari setiap anggota keluarga.


DOKUMEN : SUBHAN PSIK FK UNAIR SURABAYA ANGKATAN

III
10

Penyakit – penyakit yang pernah diderita.

Keadaan sakit yang sekarang ( setelah didiagnosa atau belum ) dan

tindakan kesehatan yang telah dilaksanakan.

b) Sumber pelayanan kesehatan : apakah pelayanan kesehatan sama

atau berbeda untuk setiap anggota keluarga ?, Kepada siapa pergi

waktu sakit atau waktu mengalami krisis.

c) Nilai yang diberikan terhadap pencegahan penyakit.

Status imunisasi dari anak

Pemanfaatan fasilitas yang lain untuk pencegahan penyakit.

d) bagaimana keluarga melihat peranan dari petugas kesehatan dan

pelayanan yang mereka berikan serta harapan mereka akan

pelayanan dari petugas kesehatan.

e) Pengalaman yang lampau dari petugas kesehatan profesional,

memuaskan atau tidak. (Perawatan Kesehatan Keluarga, 1989; 34 –

37)

2) Analisa Data.

Setelah data diatas diperoleh, selanjutnya dilakukan analisa data untuk

mengetahui masalah kesehatan apa yang sedang dialami oleh anggota keluarga

tersebut :

a) Ancaman Kesehatan.

Adalah suatu keadaan yang memungkinkan penyakit atau kegagalan

dalam mencapai potensi kesehatan seperti :

 Riwayat penyakit keturunan Diabetes mellitus.

 Bahaya komplikasi lebih lanjut dari penyakit diabetes mellitus.

 Jumlah anggota keluarga melampaui sumber daya keluarga.

 Resiko kecelakaan.

 Gizi.

- Makanan kurang, baik kualitas ataupun kuantitasnya.


DOKUMEN : SUBHAN PSIK FK UNAIR SURABAYA ANGKATAN

III
11

- Memakan beberapa bahan gizi secara berlebihan

- Kebiasaan makan jelek.

 Faktor – faktor yang menimbulkan tekanan atau stres.

- Hubungan antara suami dan istri yang tegang.

- Hubungan orang tua atau anak-anak tegang

- Hubungan antara anggota keluarga tidak harmonis.

 Sanitasi Lingkungan Jelek.

- luas rumah tidak cukup.

- Tempat penyimpanan makanan kurang memenuhi syarat kesehatan.

- Adanya tempat-tempat yang memungkinkan berkembang biaknya

serangga dan binatang mengerat.

- Selokan dan pembuangan air kotor, tidak memenuhi syrat

kesehatan.

- Ventilasi dan penerangan kurang baik.

- Polusi udara/sungai.

 Kebiasaan-kebiasaan seperti :

- Terlalu banyak miniman keras, merokok.

- Kebiasaan perorangan kurang

- Makan obat tanpa resep.

 Sifat kepribadian yang melekat.

 Memainkan peranan yang tidak sesuai.

 Imunisasi tidak lengkap.

 Suasana keluarga tidak harmonis.

b) Kurang atau Tidak Sehat.

Adalah kegagalan dalam memantapkan kesehatan yang termasuk

didalammya : keadaan sakit diabetes melitus yang sudah terdiagnosis.

c) Krisis.

Adalah saat yang banyak menuntut individu atau keluarga dalam hal
DOKUMEN : SUBHAN PSIK FK UNAIR SURABAYA ANGKATAN

III
12

menyesuaikan maupun sumber data yang termasuk di dalamnya :

- Penambahan anggota keluarga.

- Kehilangan pekerjaan.

3) Penentuan Prioritas Masalah Kesehatan Keluarga.

Didalam menentukan prioritas masalah kesehatan keluarga

menggunakan sistem scoring, sebagai berikut :

No. KRITERIA PENILAIAN BOBOT

1. Sifat masalah 1
Skala :
Ancaman 2
Tidak / kurang sehat 3
Krisis 1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah. 2
Skala :
Dengan mudah 2
Hanya sebagian 1
Tidak dapat 0
3. Potensial Masalah untuk dicegah 1
Skala :
Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4. Menonjolnya Masalah 1
Skala :
Masalah berat harus ditangani 2
Ada masalah tetapi tidak perlu
segera ditangani. 1
Masalah tidak dirasakan 0

Skoring :

1. Tentukan skor untuk setiap kriteria.

2. Scor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan bobot.

Scor

Angka tertinggi X bobot

B. PENJAJAKAN TAHAP KEDUA.

Pada penjajakan tahap kedua ini difokuskan pada pengkajian kemampuan

DOKUMEN : SUBHAN PSIK FK UNAIR SURABAYA ANGKATAN

III
13

keluarga dalam memberikan perawatan terhadap keluarga yang anggota keluarganya

menderita diabetes mellitus, adapun maksud pada penjajakan tahap kedua ini adalah

sebagai berikut :

2) Penjajakan sejauh mana keluarga telah mengenal masalah tentang diabetes

mellitus.

a. pengenalan terhadap masalah, jenis penyakit, penyebab penyakit diabetes

mellitus dan gejala serta penyakit yang mungkin terjadi.

b. Sikap keluarga terhadap penyakit diabetes mellitus yang diderita anggota

keluarga.

3) Menjajaki kesanggupan keluarga dalam mengambil keputusan mengenai

tindakan perawatan.

a. apa yang telah dikerjakan untuk membantu memperbaiki keadaan penderita.

b. Rencana tentang perawatan selanjutnya .

4) Menjajaki kemampuan keluarga dalam menolong atau merawat anggotanya yang

menderita diabetes mellitus.

a. sejauh mana kemampuan keluarga tentang program perawatan (Diet, latihan

fisik, prosedur minum obat dan upaya pencegahan terhadap komplikasi

penyakit).

b. Sejauh mana pengetahuan keluarga tentang penyakit diabetes mellitus.

c. Adakah kesulitan yang dialami untuk meneruskan tindakan keperawatan.

5) menjajaki kemampuan keluarga dalam menciptakan atau memelihara suasana

rumah yang mempengaruhi status kesehatan.

a. Bagaimana sikap keluarga yang menderita diabetes mellitus.

b. Adakah konflik personal dalam keluarga.

Kebosanan dalam memberikan perawatan.

Perubahan dalam peran keluarga.

Perasaan cemas atau kuatir terus menerus

Adanya ketergantungan
DOKUMEN : SUBHAN PSIK FK UNAIR SURABAYA ANGKATAN

III
14

Beban ekonomi keluarga.

c. Adakah saling membantu.

d. Sejauh mana kemampuan keluarga dalam upaya pencegahan timbulnyadan

membereikan perawatan terhadap anggota keluarga.

e. Sejaug mana kemampuan keluarga dalam menentukan peranan yang tepat

dalam menghadapi perubahan peran tiap anggota keluarganya.

6) Menjajaki kemampuan keluarga dalam penggunaan sumber dalam masyarakat

untuk pemeliharaan kesehatan.

a. Sejauh mana keluarga mengenal manfaat yang diperoleh dari fasilitas

kesehatan.

b. Sejauh mana keluarga telah mengadakan pendekatan terhadap pemuka dalam

bidang kesehatan di masyarakat.

c. Sejauh mana mengenal fasilitas kesehatan yang terjangkau oleh sumber daya

keluarga.

d. Sejauh mana keluarga memiliki rasa percaya terhadap petugas dan lembaga

kesehatan.

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN.

Adapun diagnosa keperawatan keluarga yang mungkin ditemukan pada

keluarga yang salah satu anggota keluarganya mempunyai penyakit diabetes melitus,

adalah :

1) Ketidaksanggupan keluarga mengenal adanya masalah (diabetes mellitus)

berhubungan dengan ketidaktahuan tentang tanda dan gejala diabetes mellitus.

2) Ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan

kesehatan untuk berobat ke puskesmas atau RS pada anggota keluarga klien

diabetes mellitus berhubungan dengan keluarga tidak mengerti manfaat berobat

bagi klien diabetes mellitus.

3) Ketidaksanggupan keluarga menolong atau merawat anggota keluarga yang


DOKUMEN : SUBHAN PSIK FK UNAIR SURABAYA ANGKATAN

III
15

sakit (pengaturan diet sesuai ketentuan) berhubungan dengan kurangnya

pengetahuan dalam hal pengetahuandiet diabetes mellitus.

4) Ketidaksanggupan keluarga memelihara lingkungan rumah yang mempengaruhi

kesehatan dan pengembangan pribadi anggota atau klien diabetes mellitus,

berhubungan dengan ketidaktahuan manfaat tentang pemeliharaan lingkungan.

5) Ketidaksanggupan menggunakan fasilitas kesehatan yang ada (puskesmas atau

RS) gunapemeliharaan kesehatan anggota keluarga yang menderita diabetes

mellitus, berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang manfaat

puskesmas/ RS atau kurang memahami keuntungan berobat kepuskesmas/RS.

III. PERENCANAAN.

Setelah diagnosa keperawatan diprioritaskan sesuai dengan scoring.

Selanjutnya dibuat perencanaan tindakan untuk masing-masing diagnosa. Berikut

ini adalah rencana keperawatan yang dapat dibuat :

1. Ketidaksanggupan keluarga mengenal masalah adanya diabetes melitus b.d

ketidaktahuan tentang tanda dan gejala DM ditandai engan keluarga belum

mengerti DM.

a. Tujuan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan empat kali kunjungan rumah,

keluarga dan klien dapat mengenal adanya DM, serta mampu mendeteksi

sedini mungkin terhadap perkembangan kesehatan anggotanya.

b. Kriteria Hasil

Setelah tindakan keperawatan keluarga mampu :

1) Menjelaskan tentang DM

2) Menjelaskan gejala DM

3) Keluarga dapat menyebutkan individu yang beresiko DM

c. Rencana Tindakan

1) Jelaskan tentang pengertian DM


DOKUMEN : SUBHAN PSIK FK UNAIR SURABAYA ANGKATAN

III
16

2) Jelaskan tentang gejala DM

3) Jelaskan individu yang mempunyai resiko menderita DM

4) Beri kesempatan ke;uarga untuk mengungkapkan kembali yang telah

dijelaskan perawat

2. Ketidakmampuan keluarga menolong atau merawat anggota keluarga yang sakit

(pengaturan diet sesuai ketentuan), b.d kurangnya pengetahuan dalam hal

pengaturan diet DM.

a. Tujuan

Setelah dilakukan intervensi keperawatan keluarga mampu merawat

anggota keluarga yang sakit.

b. Kriteria Hasil

Setelah tindakan keperawatan keluarga mampu :

1) Menjelaskan tentang manfaat pengaturan diet pada anggota keluarga

yang menderita DM

2) Menjelaskan jumlah( kalori ) yang dibutuhkan untuk diet.

3) Menjelaskan Jenis makanan yang diperbolehkan untuk diet pasien DM

4) Menjelaskan jadwal makan yang tepat untuk anggota keluarga yang

mengalami DM

d. Rencana Tindakan

1) Gali pengetahuan keluarga tentang diet DM

2) Jelaskan tentang manfaat pengaturan diet bagi anggota keluarga

yang menderita DM

3) Jelaskan jumlah (kalori) yang dibutuhkan untuk diet DM.

4) Jelaskan jenis makanan yang diperbolehkan untuk diet DM

5) Jelaskan jadwal makan yang tepat untuk diet DM

6) Bimbing keluarga untuk mengulangi apa yang telah disampaikan

dalam penjelasan tentang diet tadi.


DOKUMEN : SUBHAN PSIK FK UNAIR SURABAYA ANGKATAN

III
17

3 Ketidaksanggupan keluarga memelihara lingkungan rumah yang bisa

mempengaruhi kesehatan dan pengembangan pribadi anggota keluarga karena

ketidaktahuan keluarga tentang manfaat pemeliharaan lingkungan atau rumah

dan cara pencegahan terjadinya trauma .

a. Tujuan

Keluarga memahami manfaat rumah secara sehat yang dapat membuat rasa

aman dan nyaman

b. Kriteria Hasil

1) keadaan lingkungan yang rumah sakit

2) Alat-alat rumah tangga tersusun secara teratur

3) Keluarga dapat mengungkapkan manfaat peemliharaan lingkungan

yang bersih

c. Rencana Tindakan

1) Berikan penjelasan mengenai sarat rumah/ lingkungan yang sehat

2) Berikan penjelasan tentang manfaat pemeliharaan lingkungan rumah

3) Berikan petunjuk cara menciptakan lingkungan yang sehat dan rapi

4) Anjurkan untuk melakukan perawatan rumah secara teratur.

4. Ketidaksanggupan keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan

(Puskesmas, RS ) guna pemeliharaan kesehatan (pengontrol penyakit) anggota

keluarga yang menderita DM berhubungan dengan kurangnya pengetahuan

tentan manfaat Puskesmas/RS.

a.Tujuan

Keluarga mampu mengunakan pelayanan kesehatan secara tepat untuk

mengontrol penyakit pada anggota keluarga yang sakit

b. Kriteria Hasil

1) Keluarga mampu menjelaskan manfaat fasilitas pelayanan


DOKUMEN : SUBHAN PSIK FK UNAIR SURABAYA ANGKATAN

III
18

kesehatan

2) Keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan (kunjungan ke

Puskesmas terdekat)

c.Rencana Tindakan

1. beri penjelasan pada keluarga tentang fasilitas kesehatan yang dapat

digunakan untuk untuk pemeliharaan kesehatan dan follow up

penyakit

2. Jelaskan tentang manfaat pengunaan fasilitas kesehatan bagi anggota

keluarga yang menderita pasien DM

3. Motivasi keluarga untuk mengajak anggota keluarga yang menderita

DM untuk kontrol teratur ke puskesmas terdekat

4. Evaluasi apakah keluarga melakukan kunjungan ke fasilitas kesehatan

terdekat

IV. TAHAP PELAKSANAAN.

Pada tahap ini kegiatan adalah melaksanakan asuhan keperawatan pada

keluarga yang didalammya terdapat penderita diabetes millitus sesuai dengan rencana

tindakan dari perencanaan semula sesuai atau tergantung keadaan pada saat itu.

Adapun pada tahap pelaksanan terdiri dari beberapa kegiatan :

a. Valdasi ( pengesahan ) rencana keperawatan.

b. Menulis atau mendokumentaskan rencana keperawatan.

c. Melanjutkan pengumpulan data untuk evaluasi

V. EVALUASI.

Adalah tahap menentukan apakah tujuan telah tercapai atau sejauh mana

tujuan tersebut telah tercapai. Dan evaluasi selalu berkaitan dengan tujuan. (Bailon

S.G, Maglaya A.S. 1989)

DOKUMEN : SUBHAN PSIK FK UNAIR SURABAYA ANGKATAN

III
19

DAFTAR PUSTAKA

Askandar Tjokroprawiro, 1998, Simposium Diabetes Mellitus, Fakultas Kedokteran

UNAIR RSUD Dr Sotomo, Surabaya.

B. Irawan Susilo Imim, dkk, 1998, Waspadai Diabetes Mellitus, Cahaya Remadja

Bandung.

Bailon G Salvicon, Maglaya, 1989, Perawatan Kesehatan Keluarga, Departemen

Kesehatan Republik Indonesia ,Jakarta.

Leslie R.D.G. 1989, Diabetes, Penerbit Arcan.

Long C Barbara,1990, Perawatan Medical Bedah, Yayasan IAPK Padjajaran ,

Bandung.

Nasrul Effendi, 1995, Perawatan Kesehatan Masyarakat, EGC, Jakarta.

DOKUMEN : SUBHAN PSIK FK UNAIR SURABAYA ANGKATAN

III

Vous aimerez peut-être aussi