FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SILIWANGI 2016 Pernyataan dari Lembar Soal Pengauditan 1 adalah sebagai berikut :
Tn. A sebagai rekan (partner) dari Kantor Akuntansi Publik (KAP)
Siliwangi & Co, diminta untuk melakukan audit atas laporan keuangan PT X yang akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 serta audit atas pengendalian internal pelaporan keuangan PT X pada akhir tahun. Penugasan ini merupakan yang pertama kali bagi KAP Siliwangi & Co dan laporan keuangan PT X sebelumnya tidak pernah diaudit oleh KAP lainnya. Dari pembicaraan pendahuluan dengan direktur utama dan ketua dewan komisaris diketahui bahwa PT X bergerak dalam bidang usaha jasa konstruksi dan didirikan sera dimulai melakukan kegiatan komersial sejak awal tahun 2010. Para pemegang saham PT X adalah para pensiunan pejabat PNS dimana sebagian diantaranya menjadi dewan direksi sedangkan sebagian lainnya sebagai dewan komisaris dari PT X. Sejak melakukan kebijakan komersial, PT X terutama menjadi rekanan dan mengerjakan proyek pemerintah serta mengalami pertumbuhan usaha yang sangat pesat. Hasil rapat terakhir dari para pemegang saham dengan manajemen diputuskan bahwa untuk mendanai pertumbuhan usaha serta memperbaiki struktur modal, PT X akan melakukan Initial Public Offering (IPO) di pasar modal dan penugasan ini terkait dengan kepentingan untuk pendaftaran ke BAPEPAM. Tn. A dan para pendiri PT X merupakan anggota dari club golf yang sama d5 sampai 3an sebelumnya secara teratur sering melakukan kegiatan olah raga bersama. Setelah kesepakatan untuk pelaksanaan penugasan antara PT X sebagai klien dengan KAP Siliwangi & Co dituangkan dalam surat penugasan (management letter), Tn. A sebagai rekan penanggungjawab dalam penugasan melakukan langkah-langkah antara lain sebagai berikut :
1. Melakukan diskusi secara mendalam dengan anggota manajemen untuk
memperoleh pemahaman yang mengenai bisnis dan industri klien, mencakup : Industry klien dan lingkungan eksternalnya. Operasi dan pemrosesan bisnis perusahaan. Manajemen dan tata kelola. Tujuan dan startegi yang dikembangkan oleh manajemen. Pengukuran dan kinerja. 2. Dari hasil diskusi mendalam dengan para anggota manajemen, Tn. A menyimpulkan bahwa risiko bisnis klien rendah dan perusahaan klien diyakini akan dapat mencapai tujuannya. 3. Tn. A melaksanakan prosedur analitis pendahuluan atas laporan keuangan tahun sebelumnya serta laporan keuangan intern tahun berjalan dan hasilnya menggambarkan kinerja keuangan perusahaan cukup baik. 4. Tn. A menetapkan jumlah pertimbangan awal tentang materialisasi antara 3% sampai 6% dari laba operasi, aktiva lancar, dan hutang lancar, sedangkan untuk aktiva tetap 1% sampai 3%. 5. Untuk efisiensi audit, Tn. A menetapkan performance materially (tolerable error) dialokasikan untuk akun-akun neraca utama yaitu, piutang usaha, persediaan, aktiva tetap, utang usaha dan ekuitas. 6. Dengan pertimbangan cukup mengenai pribadi para anggota manajemen dan anggota dewan komisaris serta kinerja keuangan perusahaan klien cukup baik, dan tidak ada keunikan dari usaha jasa konstruksi yang memerlukan pertimbangan khusus, Tn. A menetapkan risiko audit dapat diterima (acceptable audit risk) dan risiko bawaan (inheren risk) rendah. 7. Tn. A mempelajari buku pedoman serta melakukan wawancara dengan personil klien terkait dan hasilnya diperoleh keyakinan bahwa perusahaan telah merancang pengendalian internalnya secara memadai dan menilai bahwa risiko pengendalian pendahuluan adalah dibawah maksimum. 8. Dari hasil wawancara dengan anggota manajemen dan personil klien lainnya dan pelaksanaan prosedur sebelumnya atas kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan adanya kecurangan (fraud), Tn. A menilai risiko kecurangan baik untuk pelaporan keuangan yang menyesatkan (fraudulent financial reporting) maupun untuk penyalahgunaan aktiva (missapropriation of assets) adalah rendah. 9. Berdasarkan tahapan proses yang telah ditempuh dan kepentingan untuk audit pengendalian internal klien, Tn. A menetepakan strategi agat audit dapat dilaksanakan secara lebih efisien yaitu dengan lebih menekankan pada pengujian atas pengendalian serta pengujian substantif atas transaksi dan prosedur analitis untuk dapat mengurangi pengujian rinci atas saldo. 10. Membentuk tim audit dan menugaskan auditor senior (in-charge auditor) untuk mengembangkan program audit sesuai strategi audit yang telah saudara tetapkan.
Diminta : berikan komentar atas apa yang dilakukan Tn. A dalam
mengembangkan stratgei audit menyeluruh ?
Komentar-komentar menyusun dari point nomer 1-10 :
1. Sebelum KAP memutuskan untuk menerima atau mempertahankan suatu
penugasan auditor harus memutuskan dapat diterimanya kerangka pelaporan keuangan yang diusulkan atau digunakan entitas, menilai apakah KAP dapat mentaati ketentuan etika yang relevan, dan dapatkan persetujuan manajemen bahwa ia memahami sepenuhnya akan tanggungjawab berkenaan dengan: - Penyusunan laporan keuangan entitas sesuai dengan FRF yang diterapkan. - Pengendalian internal sebagaimana dianggap perlu oleh manajemen untuk menyusun laporan keuangan yang bebas dari salah saji yang material, apakah yang disebabkan oleh kecurangan atau kesalahan. - Memberikan kepada auditor akses kepada semua informasi yang relevan dan informasi tambahan yang dapat diminta auditor. - Prosedur meminta dan menerima dan melanjutkan penugasan. Juga tak lupa untuk melakukan 3 aktivitas lainnya antara lain : penegasan (diperevikasi), evaluasi (akan berpegang dengan review analisis) dan pengujian (akan berpegang pada pengujian substantif). 2. Penilaian atas resiko penugasan ditahun pertama dan tahun-tahun selanjutnya membantu memastikan bahwa KAP independen dan tidak mempunyai benturan kepentingan, komponen untuk melaksanakan tugasnya dengan sumber daya yang diperlukan dan dalam batas waktu yang tersedia, tidak tahu atau tidak mempunyai informasi baru mengenai klien yang dapat menyebabkan KAP menolak penugasan. Menurut pernyataan bahwa risiko klien rendah dan perusahaan klien diyakini akan dapat mencapai tujuannya itu bisa menguntungkan bagi perusahaan karena bisa memperoleh keuntungan yang relatif besar. 3. Bahwa prosedur yang digunakan oleh Tn. A ini adalah seharusnya menggunakan prosedur review analisis dan harus berpedoman pada program audit. Serta prosedur untuk memperoleh pemahaman oleh pengendalian internal (klien). Seorang auditor haruslah melaksanakan prosedur analitis di sepanjang fase perencanaan dan juga penyelesaikan audit guna membantu mengidentifikasikan transaksi atau kejadian yang tidak biasa yang dapat mengidentifikasikan adanya suatu salah saji yang cukup material dalam laporan keuangan lebih spesifiknya pada audit keuangan. Sebaiknya seterusnya dilakukan audit seperti ini untuk bisa membandingkan kinerja keuangan perusahaan dari masa ke masa atau dari tahun ke tahunnya. Supaya kinerja keungan juga bisa terpantau atau terkontrol oleh tim audit yang nantinya akan disampaikan kepada pihak perusahaan yang bersangkutan. 4. Menurut pendapat saya, seharusnya perbandingannya adalah aktiva = kewajiban+hutang sesuai dengan siklus akuntansi, hal ini agar ada keseimbangan antara aktiva/aset dengan passivanya (50% : 50% => passiva = kewajiban+hutang= 25% : 25%). Dan juga supaya mudah untuk mengetahui berapa besar keuntungan (kerugian) yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. 5. Sesudah diputuskan untuk menerima atau melanjutkan penugasan maka langkah selanjutnya adalah memastikan apakah persyaratan awal atau prokondisi bagi suatu audit memang ada, dan menegaskan pemahaman bersama antara auditor dan manajemen mengenai syarat-syarat perikatan audit. Dalam expanded test menyatakan bahwa untuk menjadi hasil audit/bukti audit yang baik harus memiliki kriteria sebagai berikut : bersifat langsung, efisiensi (artinya tidak memerlukan biaya tambahan, menggunakan waktu yang ada) dan fisibel, hal itu bisa membantu terhadap kelangsungan perusahaan tersebut ke depannya. 6. Sesuai dengan pertimbangan yang dijelaskan oleh Tn. A bahwa dengan pertimbangan cukup mengenai pribadi para anggota manajemen dan anggota dewan komisaris (komite audit) serta kinerja keungan perusahaan klien cukup baik, dan tidak ada keunikan dari usaha jasa konstruksi yang memerlukan pertimbangan khusus, maka harus ditetapkan risiko audit dapat diterima (acceptable audit risk) dan risiko bawahan (inherent risk) rendah, saya sependapat dengan pernyataan yang dilontarkan oleh Tn. A tersebut. 7. Pengendalian internal memang sangat diperlukan untuk mengendalikan beberapa masalah yang mucul dalam perusahaan. Diantaranya harus disusun secara rinci / detail dan harus dilaksanakan. Pengecekan latar belakang, sebelum menghubungi pihak ketiga untuk mengumpulkan informasi mengenai calon klien, pastikan bahwa semua partner menyadari dan memahami kebijakan KAP untuk menjaga kerahasiaan informasi klien dan calon klien, ketentuan perundangan mengenai hak dan kerahasiaan pribadi dan kode etik yang berlaku. Perencanaan merupakan proses yang berkesinambungan dan interatif yang dimulai segera sesudah berakhirnya audit sebelumnya, dan berlangsung terus sampai penyelesaian audit yang sedang berlangsung. Sebagai proses yang berkesinambungan, perencanaan dilakukan pada ketiga tahap audit : menilai resiko, menanggapi resiko dan pelaporan/rekomendasi. Perencanaan audit mempunyai manfaat sebagai berikut : Anggota tim dapat belajar dari partner dan tim inti yang berpengalaman. Penugasan diorganisasi, dilengkapi dengan staf unit, dan dikelola secara baik. Pengalaman yang diperoleh dari audit terdahulu dan dari penugasan lain dimafaatkan secara optimal. Area penting atau rawan dalam audit itu medapat perhatian yang tepat. Masalah yang mungkin terjadi diantisipasi dan diselesaikan tepat pada waktunya. Dokumentasi audit direview secara tepat. Pekerjaan orang lain dapat dikoordinasikan. 8. Kecurangan adalah suatu bentuk ketidakjujuran yang dilakukan secara sengaja yang bertujuan untuk merampas kepemilikan atau hak orang lain. Sedangkan kecurangan dalam laporan keuangan berarti bentuk salah saji dalam laporan keuangan yang dilakukan secara sengaja, tidak secara normal. Jenis kecurangan yang biasa terjadi dalam laporan keuangan adalah penyalahgunaan aset dan bentuk kecurangan laporan keuangan seperti earning management dan income smoothing. SAS 99 memberikan sebuah pedoman bagi para auditor dalam rangka mengukur resiko kecurangan. Seorang auditor haruslah selalu menjaga tingkat skeptismen profesional ketika auditor mempertimbangkan informasi yang cukup luas, termasuk juga faktor-faktor resiko kecurangan dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan juga menghadapi resiko kecurangan. Untuk mencegah terjadinya kecurangan (fraud) ini hendaknya lebih mengetatkan terhadap pengendalian internal perusahaan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. 9. Berdasarkan penyataan nomer 9 diatas bahwa Tn. A akan menetapkan strategi audit agar audit dapat dilaksanakan secara lebih efisien yaitu dengan lebih menekankan pada pengujian atas pengendalian serta pengujian substantif atas transaksi dan prosedur analitis untuk dapat mengurangi pengujian rinci atas saldo. Selain strategi yang diusulkan oleh Tn. A, perusahaan juga bisa menggunakan strategi audit menyeluruh, Strategi audit menyeluruh mendokumentasikan keputusan kunci yang dianggap penting dalam perencanaan audit dan mengkomunikasikan hal-hal yang penting kepada anggota tim dengan baik. Strategi audit menyeluruh mendokumentasikan keputusan yang berasal dari langkah-langkah perencanaan. Langkah-langkah dalam perencaan audit adalah : 1. Cara memulainya adalah sebagai berikut: Melakukan kegiatan pra-penugasan. Mengumpulkan informasi yang relevan tentang entitas. Menunjuk staf, pengendali mutu, dan ahli yang diperlukan. Menjadwalkan pertemuan tim audit dan partner penugasannya untuk membahas kemungkinan salah saji yang material dalam laporan keuangan. Menentukan tanggal-tanggal dimana hal penting dari pekerjaan audit harus dikerjakan. 2. Menilai resiko dan memberikan tanggapan dengan cara : Menentukan materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan dan performance materially. Menentukan sikap dan luasnya prosedur penilaian resiko yang harus dilakukan dan siapa yang akan melaksanakannya. Membuat tanggapan secara keseluruhan yang tepat dan memasukan dampak terhadap prosedur audit selanjutnya yang harus dilaksanakan. Memutakhirkan dan mengubah strategi dan rencana audit jika ada perubahan situasi. 10. Program audit adalah serangkaian kebijakan dan prosedur untuk menentukan bagaimana evaluasi bisnis (proses audit) harus dilakukan. Audit program adalah prosedur langkah demi langkah yang ditetapkan oleh perusahaan audit (KAP) tergantung pada ruang lingkup auditnya yang harus diikuti oleh akuntan (auditor) dalam melakukan audit. Audit program pada umumnya melibatkan petunjuk khusus seperti apa, berapa banyak bukti yang harus dikumpulkan dan dievaluasi, serta siapa yang akan mengumpulkan dan menganalisis data tersebut dan termasuk juga kapan hal tersebut harus dilakukan. Jenis audit program yang digunakan biasanya disesuaikan dengan jenis bisnis tertentu. Tujuan program audit antara lain : 1. Sebagai acuan pengumpulan data dan proses evaluasi pelaksanaan tugas audit. 2. Sebagai pedoman spesifik dan langkah-langkah yang harus diikuti dalam pengumpulan bukti audit. 3. Sebagai sarana perbandingan data yang dikumpulkan dari tahun-tahun sebelumnya. 4. Sebagai alat untuk mengontrol dan mencatat pelaksanaan yang tepat dari pekerjaan audit dan juga untuk meninjau pekerjaan audit. 5. Sebagai bukti audit yang mendukung pendapat auditor. Auditor harus meneliti resiko potensial dengan melakukan review awal general controls, menilai kelemahan pengendalian dan mengevaluasi apakah pengendalian tersebut dijalankan. Tujuan analisis resiko ini untuk membantu auditor agar lebih fokus audit pada area mengenai batas, jadwal, prosedur untuk mencapai sasaran audit. Setelah audit program disusun dan tim auditor telah dibentuk, selanjutnya para anggota tim harus melakukan pengenalan terhadap sistem yang akan diaudit. Antara strategi audit menyeluruh dan program audit saling dibutuhkan satu sama lainnya saling berkaitan satu sama lainnya. Apabila suatu perusahaan ingin mengembangkan program audit maka harus sesuai dengan strategi audit yang ditetapkan yaitu strategi audit menyeluruh.