Vous êtes sur la page 1sur 4

HASIL DISKUSI DAN ANALISA KASUS HOSPITALISASI

Mata Kuliah : Keperawatan Anak I


Dosen Pembimbing : Ns. Sumiati Sinaga, S.Kep., M.Kep.

Disusun oleh :
KELOMPOK 4

NAMA NIM
1. NOVI TRISNAWATI : 16.0400.735.01
2. NUR AZIFATULLAILIA : 16.0402.737.01
3. NUR KHAIRINA FADILLAH : 16.0403.738.01
4. NUR SRIWAHYUNI : 16.0404.739.01
5. OKTAVIA DARWITO PUTRI : 16.0405.740.01
6. PORMAWAN RIZKI R : 16.0406.741.01
7. RACHMAH MAIYANA : 16.0407.742.01
8. RICKY JULIANUR : 16.0408.743.01
9. RIDHA AMELIA N.A : 16.0409.744.01
10. RIMA APRILIA R : 16.0410.745.01
11. RIMA WULANDARI : 16.0411.746.01
12. SABILLIANI SUSANTI : 16.0412.747.01
13. SALMAH ASSEGAF : 16.0413.748.01

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIYATA HUSADA
SAMARINDA
2018
Hasil Diskusi Dan Analisa Kasus Hospitalisasi

A. Kasus
An. M, usia 4 tahun, masuk ke RS dengan keluhan panas dan muntah. Pada saat di RS,
anak selalu menangis dan minta pulang. Menurut ibu pasien, anak sebelumnya pernah
dirawat di RS dan mendapatkan pelayanan perawatan yang kurang ramah, anak selalu
takut ketika didatangi petugas. Sebagai perawat yang bekerja diruang anak bagaimana
anda mengidentifikasi masalah hospitalisasi yang dialami oleh anak dan bagaimana
melakukan penanganan pada anak dengan masalah hospitalisasi?

B. Pengamatan
1. Trauma hospitalisasi
a. Takut akan lingkungan rumah sakit yang menakutkan
b. Takut akan prosedur yang menyakitkan
2. Trauma psikososial
Hal ini berhubungan dengan perasaan, pikiran, tindakan yang mengakibatkan individu
selalu berprasangka negatif terhadap lingkungan di sekitarnya, misalnya rasa cemas
berlebihan, takut, depresi, dendam dan rasa curiga yang berlebihan.

C. Faktor penyebab
1. Perawat kurang ramah
2. Perawat kurang pendekatan yang baik saat melakukan tindakan perawatan

D. Penanganan
1. Lakukan komunikasi yang baik.
Komunikasi dapat dimulai dengan senyum, sapa, perkenalan diri petugas pada anak
secara ramah dan lakukan dengan prinsip sebagai berikut :
a. Berikan kesempatan pada anak untuk merasa nyaman, jangan terlalu memaksa anak
jika anak memang tidak ingin.
b. Berikan rasa aman pada anak bahwa tidak ada yang akan menyakiti dirinya.
c. Lakukan pendekatan dengan ramah, seperti gunakan panggilan kesayangan anak di
rumah.
d. Bicara pada orang tua jika awalnya anak merasa malu, misalnya tanyakan nama anak
kepada orang tuanya, atau menanyakan apakah anak sudah makan atau belum
seperti “ibu, Novi nya sudah makan atau belum?, wah hebat yah Novi makannya
habis”
e. Hindari komunikasi non-verbal yang dapat di lihat sebagai tindakan yang
mengancam, dengan tidak membuat gerak-gerik yang mencurigakan.
f. Atur posisi yang berada sejajar dengan mata anak, artinya ketika berbicara dengan
anak tidak dengan posisi perawat sedang berdiri tetapi perawat harus memposisikan
dirinya untuk duduk atau sedikit membungkukkan badan agar mata perawat dan
anak sejajar sehingga anak tidak merasa diintimidasi.
g. Bicara dengan suara yang tenang agar anak juga merasa tenang, tidak tergesa-gesa
dalam berbicara sehingga anak dapat menangkap apa yang dibicarakan oleh
perawat, dan percaya diri agar anak merasa yakin bahwa perawat adalah orang yang
dapat dipercaya.
h. Bicara yang jelas dan spesifik, gunakan kata-kata sederhana dan kalimat yang
pendek sehingga anak dapat mengerti apa yang disampaikan karena sesuai dengan
perkembangan kosakata anak.
i. Tawarkan pilihan dan jujur pada anak, misalnya jelaskan pada anak bahwa jika anak
disuntik nanti akan sembuh dan akan cepat pulang kerumah bermain bersama
teman atau anak tidak mau disuntik tetapi anak akan tambah sakit dan akan
semakin lama di rumah sakit.
j. Jujur pada anak, misalnya katakan bahwa disuntik itu akan sakit tapi sakitnya
sebentar saja nanti akan sembuh. Jangan mengatakan bahwa disuntik itu tidak sakit
karena ketika anak merasa disuntik itu sakit dan anak akan merasa dibohongi maka
anak tidak akan percaya lagi bahwa disuntik itu tidak sakit, ini yang menyebabkan
anak mengalami hospitalisasi.
k. Berikan pada anak untuk mengungkapkan masalah dan ketakutan mereka, misalnya
ketika anak tidak mau disuntik perawat perlu mengkaji perlahan kenapa anak tidak
mau disuntik, apa yang anak takutkan. Atau jika anak tidak mau mengatakan
didepan perawat karena takut, minta bantuan kepada orang tuanya untuk menggali
informasi. Disinilah peran orang tua dalam berkolaborasi dengan perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan pada anak.
l. Berkomunikasi dengan objek transisi, misalnya gunakan boneka sebagai perantara
komunikasi perawat kepada anak.

2. Lakukan pendekatan dengan benar


Pasien anak akan merasa nyaman selama perawatan dengan adanya dukungan sosial
seperti selalu diperhatikan, megajak anak berbicara, memperkenalkan diri dengan
menyentuh anggota tubuh anak (bahu, tangan)
3. Penuhi kebutuhan dasar anak
a. ASUH : yaitu memenuhi kebutuhan fisik anak seperti gizi yang seimbang sesuai
dengan kebutuhan tumbuh kembang anak, pencegahan penyakit seperti melindungi
anak dari terik matahari dengan topi atau memakai jaket ketika udara sedang dingin,
serta perawatan dan pengobatan bila sakit.
b. ASIH : yaitu memenuhi kebutuhan kasih sayang seperti perasaan kasih sayang dari
orang tua atau orang lain, perhatian yang lebih dari orang-orang sekitar, serta
pujian.
c. ASAH : kebutuhan mental seperti kecerdasan, psikososial, kemandirian, kreativitas.
Misalnya membujuk anak dengan permainan yang anak sukai, lakukan terapi
bermain jika memang diperlukan untuk mengembangkan kebutuhan asahnya.
4. Jalin hubungan saling percaya
Biarkan anak mengekspresikan perasaannya selama di ruang perawatan, serta tetap
dipantau agar dapat dilhat perkembangannya.

E. Simpulan
Perawat menjalin hubungan saling percaya antara anak dan keluarga, serta
menggunakan metode komunikasi yang sesuai dengan usianya. Jika anak tetap menolak
berkomunikasi dengan petugas maka jangan dipaksa, tetapi lakukan pendekatan melalui
orang tua. Disini peran orang tua sangat dibutuhkan karena sulitnya komunikasi dengan
anak. Jika harus dilakukan tindakan atau prosedur medis yang dirasa menyakitkan bagi
anak maka petugas harus mampu menjelaskan kepada anak dan orang tua dengan
bahasa yang baik serta mudah dipahami bagi anak dan orang tua. Agar kolaborasi
perawat dan orang tua dapat terjalin, diharapkan prosedur atau tindakan tersebut dapat
dilaksanakan.

Vous aimerez peut-être aussi