Vous êtes sur la page 1sur 2

Asuhan Keperawatan Klien dengan Hemorhoid

Pengertian

 Terjadi pelebaran ( dilatasi ) vena pada anus maupun rectal ( fleksus haemorrhoidalis
superior dan media : haemorrhoid interna dan fleksus haemorrhoidalis inferior :
haemorrhoid eksterna ).
 Insiden terjadi pada usia 20 - 50 tahun.

Faktor resiko tinggi

 Kehamilan.
 Konstipasi yang lama.
 Hipertensi portal.

Pathofisiologi

 Dilatasi vena anorectal dan mengembang akibat peningkatan tekanan intra abdominal
dan terbendungnya aliran darah vena daerah anorectal.
 Ketegangan vena yang terjadi pada jaringan lunak akan menyebabkan prolaps, ini
dapat menyebabkan thrombus atau peradangan, serta terjadi perdarahan.

Manifestasi Klinik

 Bengkak (bendungan) di dalam atau diluar rectum


 Nyeri
 Gatal daerah rectum
 Gangguan mukosa rectum
 Perdarahan pada saat b.a.b.

Pemeriksaan Diagnostik
Riwayat

 Mengkaji nyeri, gatal, atau kemungkinan perdarahan.


 Pertanyaan kebiasaan buang air besar ; konstipasi, mengejan saat defekasi.

Pemeriksaan fisik

 Inspeksi untuk haemorrhoid eksternal ada prolaps atau internal haemorrhoid.


 Pemeriksaan rectal toucer ( colok dubur )
 Proctosigmoidoscopy –> untuk menentukan lokasi dan keadaan dari haemorrhoid.

Penatalaksanaan klinis
Tujuan –> untuk memberikan rasa nyaman dan menurunkan gejala.

Intervensi non pharmakologis

 Memberikan posisi recumben untuk mengurangi penekanan, edema dan prolaps.


 Memberikan makanan yang mengandung serat untuk memudahkan b.a.b tidak
mengedan.
 Meningkatkan pemasukkan cairan sehingga tinja jadi lunak.
 Melakukan kompres dingin pada saat nyeri di daerah anus, dan lakukan rendam
bokong (sitz baths) secara kontinyu untuk memberi rasa nyaman.

Intervensi pharmakologis

 Menggunakan obat pelembut tinja untuk memudahkan b.a.b.


 Laksative bila terjadi konstipasi
 Gunakan obat luar (oles), cream dan suppositoria untuk mengurangi nyeri sedang
maupun berat atau gatal.

Prosedur khusus medikal-surgikal

 Hemorrhoidectomy : pembedahan pada hemorrhoids.


Sclerosing pada hemorrhoid : injeksi pada jaringan sub mukosa.

KOMPILKASI

 Perdarahan yang menyebabkan anemia.


 Strangulasi (perlengketan).
 Trombosis pada hemorrhoid.

Prognosis

berulang kembali 50 % setelah pengobatan sclerosing. Yang lebih baik adalah dilakukan ligasi
dan hemorroidectomy.

DIarsipkan di bawah: Pencernaan

« Pendidikan Diploma IV Keperawatan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem


Endokrin: Post op. strumektomy di RSUD. Kab. Sinjai (karya tulis ilmiah) »

Vous aimerez peut-être aussi