Vous êtes sur la page 1sur 16

ASKEP SEHAT PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL

DEWASA TENGAH

Dosen Pembimbing :

DISUSUN OLEH KELOMPOK 7 :


1. TIA NOVELIA ( 211171
2. TRI CAHYANI ( 21117124 )
3. TUTI DWI SOPIYATI ( 21117125 )
4. YOLA ALFINA ( 21117138 )
5. YULI NOPITASARI ( 21117141 )
6. WINDAH ANISYAH ( 21117

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Pada umumnya usia madya atau usia setengah baya dipandang sebagai masa usia
antara 40 – 60 tahun. Masa tersebut pada akhirnya akan ditandai oleh perubahan
jasmani dan mental. Pada usia 60 tahun biasanya terjadi penurunan kekuatan fisik,
sering pula diikuti oleh penurunan daya ingat. Walaupun dewsa ini banyak yang
mengalami perubahan-perubahan tersebut lebih lambat dari pada masa lalu, namun garis
batas tradisionalnya masih nampak. Meningkatnya kecenderungan untuk pensiun pada
usia 60an sengaja atau tidak sengaja usia 60an dianggap sebagai garis batas antara usia
lanjut dengan usia madya.
Seperti halnya periode lain dalam rentang kehidupan yang berbeda menurut
tahap dimana perubahan fisik yang membedakan usia madya dini pada satu batas, dan
usia lanjut di batas lainnya. Menurut pepatah kuno, seperti halnya buah apel, matangnya
pun tidak pada waktu yang sama ada yang bulan juli, ada yang bulan agustus, dan ada
pula yang bulan oktober. Demikian halnya dengan manusia.
Usia madya pada kebudayaan Amerika saat ini, merupakan masa yang paling
sulit dalam rentang kehidupan mereka. Bagaimanapun baiknya individu-individu
tersebut untuk menyesuaikan diri hasilnya akan tergantung pada dasar-dasar yang
ditanamkan pada tahap awal kehidupan, khususnya harapan tentang penyesuaian diri
terhadap peran dan harapan sosial dari masyarakat dewasa. Kesehatan mental yang baik
yang diperlukan pada masa-masa dewasa, memberikan berbagai kemungkinan untuk
menyesuaikan diri terhadap berbagai peran baru dan harapan sosial usia madya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja karakter usia madya?
2. Ciri-ciri masa dewasa madya?
3. Bagaimana perkembangan fisik,kognitif, emosi,dan sosial pada masa dewasa
madya?
4. Tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa madya?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi karakteristik usia madya
2. Untuk mengetahui ciri-ciri pada usia madya
3. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan fisik,emosi,dan sosial pada masa
dewasa madya
4. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi tugas-tugas perkembangan pada
masa dewasa madya
BAB II
PEMBAHASAN
A. Batasan dewasa Madya

Dengan tidak bermaksud membatasi rentang usia secara kaku, dapat dikatakan
bahwa secara teoritis-psikologis dan fisiologis rentang usia antara 40 - 60 tahun
merupakan masa tengah baya bagi banyak orang. (Mappiare 1983 : 173)
Pada masa ini,ada aspek-aspek tertentu yang berkembang secara normal,aspek-
aspek lainnya berjalan lambat atau berhenti. Bahkan ada aspek-aspek yang mulai
menunjukkan terjadinya kemunduran-kemunduran. Aspek-aspek jasmaniah
lamban,berhenti dan secara berangsur menurun. Aspek-aspek psikis ( intelektual –
social – emosional – nilai ) masih terus berkembang,walaupun tidak dalam bentuk
penambahan atau peningkatan kemampuan tetapi berupa perluasan dan pematangan
kualitas. Pada akhir dewasa madya (sekitar usia 40 tahun ) kekuatan aspek-aspek psikis
inipun secara berangsur ada yang mulai menurun,dan penurunannya cukup drastic pada
akhir usia dewasa.

B. Karakteristik usia madya

Setengah baya/madya menunjukkan banyak kesamaan dengan masa


remaja. Khusus usia setengah baya, sama dengan posisi masa remaja.
Perubahan-perubahan hal fisik dan psikis juga terdapat kesamaan antara dua
masa kehidupan itu.
Kalau posisi remaja merupakan masa peralihan, tak lagi dapat dikatakan
kanak-kanak dan belum lagi disebut dewasa, maka posisi usia setengah baya
juga dalam peralihan, tidak muda dan bukan tua. Masa remaja merupakan
masa terjadinya perubahan yang cepat bagi hal-hal fisik yang membawa
akibat-akibat terhadap perilaku dan perasaan-perasaannya. Usia setengah
baya, demikian pula. Bedanya, kalau pada masa remaja perubahan itu
bersifat pertumbuhan, maka pada masa setengah baya bersifat pemunduran.
Tetapi yang lebih penting, perilaku dan perasaan yang menyertainya adalah
sama yaitu “swalah tingkah”, canggung dan kadang-kadang bingung .

C. Ciri-ciri masa dewasa madya :

1. Usia madya merupakan periode yang sangat ditakuti


Diakui bahwa semakin mendekati usia tua, periode usia madya semakin lebih
terasa menakutkan. Pria dan wanita banyak mempunyai alasan untuk takut
memasuki usia madya. Diantaranya adalah : banyaknya stereotip yang tidak
menyenangkan tentang usia madya. Yaitu : kepercayaan tradisional tentang
kerusakan mental dan fisik yang diduga disertai dengan berhentinya
reproduksi.

2. Usia madya merupakan masa transisi


Usia ini merupakan masa transisi seperti halnya masa puber, yang merupakan
masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja. Dimana pria dan wanita
meninggalkan ciri-ciri jasmani dan perilaku masanya dan memasuki periode
dalam kehidupan yang akan diliputi oleh ciri-ciri jasmani dan perilaku baru.

3. Usia madya adalah masa stress


Bahwa usia ini merupakan masa stress. Penyesuaian secara radikal terhadap peran
dan pola hidup yang berubah, khususnya bila disertai dengan berbagai
perubahan fisik, selalu cenderung merusak nomeostatis fisik dan psikologis
dan membawa ke masa stress, suatu masa bila sejumlah penyesuaian yang
pokok harus dilakukan di rumah, bisnis dan aspek sosial kehidupan mereka.

4. Usia madya adalah usia yang berbahaya


Cara biasa menginterpretasi “usia berbahaya” ini berasal dari kalangan pria yang
ingin melakukan pelampiasan untuk kekerasan yang berakhir sebelum
memasuki masa usia lanjut. Usia madya dapat menjadi dan merupakan
berbahaya dalam beberapa hal lain juga. Saat ini merupakan suatu masa
dimana seseorang mengalami kesusahan fisik sebagai akibat dari terlalu
banyak bekerja, rasa cemas yang berlebihan, ataupun kurangnya
memperhatikan kehidupan. Timbulnya penyakit jiwa datang dengan cepat di
kalangan pria dan wanita dan gangguan ini berpuncak pada suicide.
Khususnya di kalangan pria.

5. Usia madya adalah usia canggung


Sama seperti pada remaja, bukan anak-anak bukan juga dewasa. Demikian juga
pada pria dan wanita berusia madya. Mereka bukan muda lagi, tetapi juga
bukan tua.

6. Usia madya adalah masa berprestasi


Menurut Errikson, usia madya merupakan masa kritis diamana baik generativitas
/ kecenderungan untuk menghasilkan dan stagnasi atau kecenderungan untuk
tetap berhenti akan dominan. Menurut Errikson pada masa usia madya orang
akan menjadi lebih sukses atau sebaliknya mereka berhenti (tetap) tidak
mengerjakan sesuatu apapun lagi. Menurutnya apabila orang pada masa usia
madya memiliki keinginan yang kuat maka ia akan berhasi, sebaliknya dia
memiliki keinginan yang lemah, dia akan stag (atau menetap) pada hidupnya.

7. Usia madya adalah masa evaluasi


Pada usia ini umumnya manusia mencapai puncak prestasinya, maka sangatlah
logis jika pada masa ini juga merupakan saat yang pas untuk mengevaluasi
prestasi tersebut berdasarkan aspirasi mereka semula dan harapan-harapan
orang lain, khususnya teman dan keluarga-keluarga dekat.

8. Usia madya dievaluasi dengan standar ganda


Bahwa pada masa ini dievaluasi dengan standar ganda, satu standar bagi pria dan
satu standar bagi wanita. Walaupun perkembangannya cenderung mengarah ke
persamaan peran antara pria dan wanita baik di rumah, perusahaan
perindustrian, profesi maupun dalam kehidupan sosial namun masih terdapat
standar ganda terhadap usia. Meskipun standar ganda ini mempengaruhi
banyak aspek terhadap kehidupan pria dan wanita usia madya tetapi ada dua
aspek yang perlu diperhatikan : pertama aspek yang berkaitan dengan
perubahan jasmani dan yang kedua bagaimana cara pria dan wanita
menyatakan sikap pada usia tua.

9. Usia madya merupakan masa sepi


Dimana masa ketika anak-anak tidak lagi tinggal bersama orang tua. Contohnya
anak yang mulai beranjak dewasa yang telah bekerja dan tinggal di luar kota
sehingga orang tua yang terbiasa dengan kehadiran mereka di rumah akan
merasa kesepian dengan kepergian mereka.

10. Usia madya merupakan masa jenuh


Banyak pria atau wanita yang memasuki masa ini mengalami kejenuhan yakni
pada sekitar usia 40 akhir. Pra pria merasa jenuh dengan kegiatan rutinitas
sehari-hari dan kehidupan keluarga yang hanya sedikit memberi hiburan.
Wanita yang menghabiskan waktunya untuk memelihara rumah dan
membesarkan anak-anak mereka. Sehingga ada yang merasa kehidupannya
tidak ada variasi dan monoton yang membuat mereka merasa jenuh.
D. Perkembangan fisik :

Pada masa dewasa madya terjadi perubahan fungsi fisik yang tak mampu berfungsi
seperti sedia kala, dan beberapa organ tubuh tertentu mulai "aus". Melihat dan mendengar
merupakan dua perubahan yang paling menyusahkan paling banyak tampak dalam dewasa
tengah. Daya akomodasi mata untuk memfokuskan dan mempertahankan gambar pada retina
akan mengalami penurunan tajam antara usia 40 dan 9 tahun. Karena pada usia tersebut aliran
darah pada mata juga berkurang. Pendengaran mungkin juga mulai menurun pada usia ini
yaitu mulai memasuki usia 40. Meskipun kemampuan untuk mendengar suara-suara bernada
rendah tidak begitu kelihatan. Laki-laki biasanya kehilangan sensitifitasnya terhadap suara
bernada tinggi lebih dahulu daripada perempuan. Hal ini mungkin disebabkan oleh lebih
besarnya pengalaman laki-laki terhadap suaru gaduh dalam pekerjaan.

E. Perkembangan kognitif :
Pada tahap Formal Operasional

 Pada tahap ini perkembangan intelektual dewasa sudah mencapai titik akhir
puncaknya yang sama dengan perkembangan tahap sebelumnya (tahap pemuda).
Semua hal yang berikutnya sebenarnya merupakan perluasan, penerapan, dan
penghalusan dari pola pemikiran ini.
 Orang dewasa mampu memasuki dunia logis yang berlaku secara mutlak dan
universal yaitu dunia idealitas paling tinggi.
 Orang dewasa dalam menyelesaikan suatu masalah langsung memasuki masalahnya.
Ia mampu mencoba beberapa penyelesaian secara konkrit dan dapat melihat akibat
langsung dari usaha-usahanya guna menyelesaikan masalah tersebut.
 Orang dewasa mampu menyadari keterbatasan baik yang ada pada dirinya (baik fisik
maupun kognitif) maupun yang berhubungan dengan realitas di lingkungan hidupnya.
 Orang dewasa dalam menyelesaikan masalahnya juga memikirkannya terlebih dahulu
secara teoritis. Ia menganalisis masalahnya dengan penyelesaian berbagai hipotesis
yang mungkin ada. Atas dasar analisanya ini, orang dewasa lalu membuat suatu
strategi penyelesaian secara verbal. Yang kemudian mengajukan pendapat-pendapat
tertentu yang sering disebut sebagai proporsi, kemudian mencari sintesa dan relasi
antara proporsi yang berbeda-beda tadi.
F. Perkembangan emosi :
Menurut Erikson, pada masa ini individu dihadapkan atas dua hal generativity vs
stagnasi Mencakup rencana-rencana orang dewasa atas apa yang mereka harap guna
membantu generasi muda mengembangkan dan mengarahkan kehidupan yang berguna
melalui generativitas / bangkit. Sebaliknya, stagnasi / mandeg => ketika individu tidak
melakukan apa-apa untuk generasi berikutnya. Memberikan asuhan, bimbingan pada anak-
anak, individu generatif adalah seseorang yang mempelajari keahlian, mengembangkan
warisan diri yang positif dan membimbing orang yang lebih muda.
Tugas kita dalam fase ini adalah mengembangkan keseimbangan antara generativity
dan stagnasi. Generativity adalah rasa peduli yang sudah lebih dewasa dan luas daripada
intimacy karena rasa kasih ini telah men"generalize" ke kelompok lain, terutama generasi
selanjutnya. Bila dengan intimacy kita terlibat dalam hubungan di mana kita mengharapkan
suatu timbal balik dari partner kita, maka dengan generativity kita tidak mengharapkan
balasan. Misalnya saja, sebagian sangat besar dari para orang tua tidak keberatan untuk
menderita atau meninggal demi keturunannya, walau perkecualian pasti ada. Begitu pula
dengan orang-orang yang melakukan pekerjaan sukarela di Salvation Army, Word Vision,
Palang Merah, Green Peace dan NGO (Non-Governmental Organization) bisa dikatakan
termasuk mereka yang memiliki Generativity ini.
Banyak psikolog melakukan riset mengapa orang melakukan karya altruistik
(berderma atau menolong sesama) yang seringkali tidak menghasilkan apapun bagi mereka
kecuali kerugian materi, waktu dan tenaga. Sampai kini para psikolog ini belum menemukan
jawaban yang pasti dan diterima semua orang. Kalau Erikson benar, maka kita melakukan hal
yang altruistik bukan karena kita menginginkan balasan tapi karena pertumbuhan psikologis
kita menimbulkan kasih pada sesama. Kita mungkin melakukan hal-hal yang altruistik karena
kita mengharapkan dunia yang lebih baik di masa depan yang akan menjadi masa depan
anak-anak kita
Stagnasi adalah lawan dari generativity yakni terbatasnya kepedulian kita pada diri
kita, tidak ada rasa peduli pada orang lain. Orang- orang yang mengalami stagnasi tidak lagi
produktif untuk masyarakat karena mereka tidak bisa melihat hal lain selain apakah hal itu
menguntungkan diri mereka seketika. Kita tahu banyak contoh orang yang setelah berusia
setengah baya mulai menanyakan ke mana impian mereka yang lalu, apa yang telah mereka
lakukan dan apakah hidup mereka ada artinya.
Beberapa orang yang merasa gagal dan tidak lagi punya harapan untuk mencapai
impian mereka, pada saat-saat ini berusaha untuk merengkuh masa-masa yang bagi mereka
terlewat sia-sia.
Kita tentu pernah mendengar mereka yang meninggalkan istri dan anak-anaknya yang
kebingungan dan kekurangan, mencari istri baru dan keluarga baru untuk membangun hidup
baru. Inilah mereka yang tidak berhasil melihat peranan mereka dengan lebih luas, melainkan
hanya melihat apakah hidup ini bermanfaat bagi mereka pribadi. Apakah yang diperoleh
mereka yang berhasil menjalani fase ini dengan sukses? Kapasitas yang luas untuk peduli.
Apabila kapasitas untuk peduli dengan partner di panggil Love oleh Erikson, maka untuk
hubungan yang lebih luas disebutnya Caring. Salah seorang psikolog yang mengkhususkan
diri dalam konsultasi dalam bidang spiritual segera pergi ke Afrika setelah membaca tentang
Aids, dan mengorbankan penghasilannya yang luar biasa. Dia adalah contoh langsung bagi
saya tentang orang-orang dengan kapasitas Caring ini.
Begitu pula para sukarelawan yang setelah membaca tentang Alzeimer atau Ambon
segera mencari tahu apa yang mereka dapat lakukan, bukan karena ada keluarga yang terkena
tetapi karena ada orang yg menderita. Kabar baiknya adalah bahwa makin banyak anak-anak
muda yang melakukan hal ini, dan kebanyakan dari negara yang sudah maju.

G. Perkembangan social Masa Dewasa madya ( Middle Adulthood).


Masa dewasa madya ini berlangsung dari umur empat puluh sampai umur enam puluh tahun.
Ciri-ciri yang menyangkut pribadi dan sosial pada masa ini antara lain:

1. Masa dewasa madya merupakan periode yang ditakuti dilihat dari seluruh kehidupan
manusia.
2. Masa dewasa madya merupakan masa transisi, dimana pria dan wanita meninggalkan
ciri-ciri jasmani dan prilaku masa dewasanya dan memasuki suatu periode dalam
kehidupan dengan ciri-ciri jasmani dan prilaku yang baru.
3. Masa dewasa madya adalah masa berprestasi. Menurut Erikson, selama usia madya
ini orang akan menjadi lebih sukses atau sebaliknya mereka berhenti (stagnasi).
4. Pada masa dewasa madya ini perhatian terhadap agama lebih besar dibandingkan
dengan masa sebelumnya, dan kadang-kadang minat dan perhatiannya terhadap
agama ini dilandasi kebutuhan pribadi dan sosial.
H. TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN
Menurut Havighurst, tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan
individu pada fase-fase atau periode kehidupan tertentu; dan apabila berhasil mencapainya
mereka akan berbahagia, tetapi sebaliknya apabila mereka gagal akan kecewa dan dicela
orang tua atau masyarakat dan perkembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan
Masa Usia Madya/Masa Dewasa Madya

 Menerima dan menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik dan fisiologis


 Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai individu
 Membantu anak-anak remaja belajar menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab
dan berbahagia
 Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karir pekerjaan
 Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang yang dewasa
 Mencapai tanggung jawab sosial dan warga Negara secara penuh.
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN SEHAT MENTAL
TAHAP DEWASA
(GENERATIVITY Vs SELF-ABSORPTION AND STAGNATION ,
30 – 60 TAHUN)

A. Pengertian
Adalah tahap perkembangan manusia usia 30 – 60 tahun dimana pada tahap ini merupakan
tahap dimana individu mampu terlibat dalam kehidupan keluarga, masyarakat, pekerjaan,
dan mampu membimbing anaknya. Individu harus menyadari hal ini, apabila kondisi
tersebut tidak terpenuhi dapat menyebabkan ketergantungan dalam pekerjaan dan
keuangan.

B. Karakteristik perilaku
Karakteristik Normal
a. Menilai pencapaian hidup
b. Merasa nyaman dengan pasangan hidup
c. Menerima perubahan fisik dan psikologis yang terjadi
d. Membimbing dan menyiapkan generasi di bawah usianya secara arif dan bijaksana
e. Menyesuaikan diri dengan orang tuanya yang sudah lansia
f. Kreatif : mempunyai inisiatif dan ide-ide melakukan sesuatu yang bermanfaat
g. Produktif : mampu menghasilkan sesuatu yang berarti bagi dirinya dan orang lain,
mengisi waktu luang dengan hal yang positif dan bermanfaat
h. Perhatian dan peduli dengan orang lain : memperhatikan kebutuhan orang lain.
i. Mengembangkan minat dan hobi.
Diagnosa keperawatan : Kesiapan peningkatan perkembangan dewasa

C. Intervensi Keperawatan
1. Intervensi Generalis :
a. Menjelaskan perkembangan usia dewasa yang normal dan perkembangan yang
menyimpang
b. Menerima proses penuaan dan perubahan peran dalam keluarga
c. Berinteraksi dengan baik dengan pasangan dan menikmati kebersamaan dengan
keluarga
d. Memperluas dan memperbaharui minat/kesenangan
e. Memanfaatkan kemandirian dan kemampuan/potensi diri secara positif
2. Intervensi Spesialis : terapi stimulasi perkembangan psikososial usia 30 – 60 tahun.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Pada masa ini,ada aspek-aspek tertentu yang berkembang secara normal,aspek-aspek lainnya
berjalan lambat atau berhenti. Bahkan ada aspek-aspek yang mulai menunjukkan terjadinya
kemunduran-kemunduran. Aspek-aspek jasmaniah lamban,berhenti dan secara berangsur
menurun. Aspek-aspek psikis ( intelektual – social – emosional – nilai ) masih terus
berkembang,walaupun tidak dalam bentuk penambahan atau peningkatan kemampuan tetapi
berupa perluasan dan pematangan kualitas.
Masa remaja merupakan masa terjadinya perubahan yang cepat bagi hal-hal fisik yang
membawa akibat-akibat terhadap perilaku dan perasaan-perasaannya. Usia setengah baya,
demikian pula. Bedanya, kalau pada masa remaja perubahan itu bersifat pertumbuhan, maka
pada masa setengah baya bersifat pemunduran.

Ciri-ciri masa dewasa madya :

1. Usia madya merupakan periode yang sangat ditakuti


2. Usia madya merupakan masa transisi
3. Usia madya adalah masa stress
4. Usia madya adalah usia yang berbahaya
5. Usia madya adalah usia canggung
6. Usia madya adalah masa berprestasi
7. Usia madya adalah masa evaluasi
8. Usia madya dievaluasi dengan standar ganda
9. Usia madya merupakan masa sepi
10. Usia madya merupakan masa jenuh
Daya akomodasi mata untuk memfokuskan dan mempertahankan gambar pada retina akan
mengalami penurunan tajam antara usia 40 dan 9 tahun. Karena pada usia tersebut aliran
darah pada mata juga berkurang. Pendengaran mungkin juga mulai menurun pada usia ini
yaitu mulai memasuki usia 40.

Pada tahap Formal Operasional

Pada tahap ini perkembangan intelektual dewasa sudah mencapai titik akhir puncaknya yang
sama dengan perkembangan tahap sebelumnya (tahap pemuda).
DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, E.B. 2002. Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Jakarta : Erlangga.
Mappiare, A. 1983. Psikologi Orang Dewasa, Surabaya : Usaha Nasional.
Mujib, A. 2002. Nuansa-Nuansa Psikologi Islam, Jakarta : Pt Raja Grafindo.
Santrock, J. W. 2002. Life Span Development, Jakarta : Erlangga.
www.scribd.com/doc/6137587/PERKEMBANGAN-DEWASA-MIDLIFE - 110k - diakses
pada sabtu 21 Maret 2009.

Vous aimerez peut-être aussi