Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
OSTEOPOROSIS
Tim Penyusun :
Vigi Mega (P1337420317068)
Sukma Ilmi Larasati (P1337420317069)
Ilham Rohmanul H. (P1337420317070)
Irma Islamiyati (P1337420317071)
Devi Rahmawati H. (P1337420317072)
M. Hasnan Habib (P1337420317073)
KELOMPOK 3
2 REGULER B
1
Mata Kuliah:Keperawatan Medikal Bedah II
DAFTAR ISI
K a t a P e n g a n t a r . .. . . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. .. . . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. .. . . .. .
D a f t a r I s i . .. . . .. . .. . . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. .. . . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. .. . . .. . .
P e n d a h u l u a n .. . ... . . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. .. . . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. .. . . .. . .
K B I : Ko n s e p Ke b u t u h a n Da s a r M a n u s i a .. . .. . .. . .. . .. .. . .
P e n d a h u l u a n .. . ... . . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. .. . . .. . .. . .. . .. . .
Tu ju a n / K D . . .. . .. .. . . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. .. . . .. . .. . .. . .. .
Sub pokok Bahasan:
Indikator
Uraian Materi
a . P e n g e r t i a n K e b u tu h a n D a s a r M a n u s i a
b . T i n g k a t Ke b u t u ha n Da s r M a n u s i a
c . F a k t o r - F a k t o r Ya n g M e mp e n g a r u h i
K e b u t u h a n Da s r M a n u s i a
La t i h a n . . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. .. . . .. .
R a n g k u ma n . . .. . .. . . .. . .. . .. . .. . .. . ..
T e s F o ma t i f .. . ... . . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. .. . . .. . .. . .. . .. . .
K u n c i J a w a b a n Te s F o r ma t i f .. . .. . .. . . .. . .. . .. . .. . .
S e n a r a i . .. . .. . .. . .. . .. . . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. .. . . .. . .. . .. . .. .
D a f t a r P u s t a k a . .. . . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. .. . . .. . .. . .. . .. . .. .
2
Mata Kuliah:Keperawatan Medikal Bedah II
PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Tujuan, dan Petujuk Belajar
DESKRIPSI SINGKAT
Modul ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memahami
tentang osteoporosis.
RELEVANSI
M
Ateri dalam modul Keperawatan Dasar ini di berikan pada semester 4
berkaitan dengan Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah 2.
TUJUAN PEMBELAJARAN
T
Ujuan pembelajaran : Setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu
memahami tentang osteoporosis.
3
Mata Kuliah:Keperawatan Medikal Bedah II
PETUJUK BELAJAR
M odul keperawatan dasar ini berisi materi beserta latihan, rangkuman , tes
formatif, dan glosarium. Untuk bisa mengerjakan latihan dan menjawab tes
formatif, pelajarilah setiap pokok bahasan dengan seksama.
4
Mata Kuliah:Keperawatan Medikal Bedah II
OSTEOPOROSIS
150 Menit
PENDAHULUAN
A pakah Anda sudah mengetahui apa itu osteporosis? Kalau Anda belum
mengetahuinya maka bacalah modul ini.
Modul ini berisikan materi tentang konsep penyakit dan konsep asuhan
keperawatan osteoporosis.
TUJUAN (KD)
5
Mata Kuliah:Keperawatan Medikal Bedah II
INDIKATOR PEMBELAJARAN
6
Mata Kuliah:Keperawatan Medikal Bedah II
URAIAN MATERI
1. KONSEP PENYAKIT
A. DEFINISI
Osteoporosis berasal dari kata osteo dan porous, osteo artinya tulang,
dan porousberarti berlubang-lubang atau keropos. Jadi, osteoporosis adalah tulang
yang keropos, yaitu penyakit yang mempunyai sifat khas berupa massa tulangnya
rendah atau berkurang, disertai gangguan mikro-arsitektur tulang dan penurunan
kualitas jaringan tulang yang dapat menimbulkan kerapuhan tulang (Tandra, 2009).
Menurut WHO pada International Consensus Development Conference, di
Roma, Itali, 1992 Osteoporosis adalah penyakit dengan sifat-sifat khas berupa massa
tulang yang rendah, disertai perubahan mikroarsitektur tulang, dan penurunan kualitas
jaringan tulang, yang pada akhirnya menimbulkan akibat meningkatnya kerapuhan
tulang dengan resiko terjadinya patah tulang (Suryati, 2006).
Menurut National Institute of Health (NIH), 2001 Osteoporosis adalah kelainan
kerangka, ditandai dengan kekuatan tulang mengkhawatirkan dan dipengaruhi oleh
meningkatnya risiko patah tulang. Sedangkan kekuatan tulang merefleksikan gabungan
dari dua faktor, yaitu densitas tulang dan kualitas tulang (Junaidi, 2007).
Osteoporosis adalah penyakit tulamg sisitemik yang ditandai oleh penurunan
mikroarsitektur tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Pada tahun
2001, National Institute of Health (NIH) mengajukan definisi baru osteoporosis
sebagai penyakit tulang sistemik yang ditandai oleh compromised
bone strength sehingga tulang mudah patah (Sudoyo, 2009).
7
Mata Kuliah:Keperawatan Medikal Bedah II
B. JENIS-JENIS OSTEOPOROSIS
a. Osteoporosis Primer
Osteoporosis primer adalah osteoporosis yang terjadi akibat penuaan. Jenis ini
ada dua tipe, yaitu osteoporosis post menopause dan osteoporosis senilis.
1) Tipe I (Osteoporosis Post Menopausal)
Pada masa menopause, fungsi ovarium menurun sehingga produksi hormon
estrogen dan progesteron juga menurun. Estrogen berperan dalam proses
mineralisasi tulang. Ketika kadar hormon estrogen dalam darah menurun,
proses pengeroposan tulang dan pembentukan tulang mengalami
ketidakseimbangan. Pengeroposan tulang menjadi dominan.
2) Tipe II (Osteoporosis Senilis pada Pria)
Seperti halnya osteoporosis tipe I, pada tipe II juga disebabkan oleh
berkurangnya hormon endokrin, dalam hal ini hormon testosteron.
Testosteron dilaporkan mempunyai peranan untuk meningkatkan densitas
masa tulang.
b. Osteoporosis Sekunder
Osteoporosis sekunder terjadi karena adanya penyakit tertentu yang dapat
mempengaruhi kepadatan massa tulang dan gaya hidup yang tidak sehat.
Contohnya yaitu kanker, penyakit saluran pencernaan yang menyebabkan
absorbsi zat gizi (kalsium, fosfor, vitamin D, dan lain-lain) menjadi terganggu,
gaya hidup yang tidak sehat (merokok, minum minuman beralkohol, kurang
olah raga, dan lain-lain)
c. Osteoporosis Kausal juga dapat dikelompokan berdasarkan penyebab penyakit
atau keadaan dasarnya :
1) Osteoporosis postmenopausal terjadi karena kurangnya hormon estrogen
(hormon utama pada perempuan ), yang membantu pengangkutan kalsium
8
Mata Kuliah:Keperawatan Medikal Bedah II
ke- dalam tulang pada perempuan. Biasanya gejala timbul pada peempuan
yang berusia antara 51 – 75 tahun, tetapi dapat muncul lebih cepat atau lebih
lambat. Tidak semua perempuan memiliki risiko yang sama untuk menderita
osteoporosis postmenopausal, perempuan kulit putih dan daerah timur lebih
rentan menderita penyakit ini daripada kulit hitam.
2) Osteoporosis senilis kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan
kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan antara
kecepatan hancurnya tulang ( osteoklas ) dan pembentukan tulang baru (
osteoblas ). Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut
yaitu terjadi pada orang – orang berusia di atas 70 tahun dan 2 kali lebih
sering pada perempuan.
a) Kurang dari 5 % klien osteoporosis juga mengalami osteoporosis
sekunder, yang disebabkan oleh keadaan medis lain atau obat – obatan.
Penyakit ini disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal
(terutama tiroid, paratiroid, dan adrenal) serta obat – obatan ( misalnya
kortikosteroid, barbiturate, antikejang, dan hormone tiroid yang
berlebihan ). Pemakaian alcohol yang berlebihan dan merokok dapat
memperburuk keadaan ini.
b) Osteoporosis juvenile idiopatik merupakan jenis osteoporosis yang
penyebabnya tidak diketahui. Hal ini terjadi pada anak – anak dan dewasa
muda yang memiliki kadar dan fungsi hormone yang normal, kadar
vitamin yang normal, dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuh
yang jelas.
9
Mata Kuliah:Keperawatan Medikal Bedah II
C. PATOFISIOLOGI
Remodeling tulang normal pada orang dewasa akan meningkatkan massa
tulang sampai sekitar usia 35 tahun. Genetik, nutrisi, gaya hidpu(merokok, minum
kopi), dan aktifitas fisik mempengaruhi puncak massatulang. Kehilangan karena
usia mulai segera setelah tercapai puncaknyamassa tulang. Menghilangnya
estrogen pada saat menopause mengakibatkanpercepatan resorbsi tulang dan
berlangsung terus selama tahun-tahun pascamenopause.
Faktor nutrisi mempengaruhi pertumbuhan osteoporosis. Vitamin Dpenting
untuk absorbsi kalsium dan untuk mineralisasi tulang normal. Dietmengandung
kalsium dan vitamin D harus mencukupi untuk mempertahankan remodelling
tulang dan fungsi tubuh. Asupan kalsium danvitamin D yang tidak mencukupi
selama bertahun-tahun mengakibatkanpengurangan massa tulang dan
pertumbuhan osteoporosis.
Dalam keadaan normal, pada tulang kerangka tulang kerangka akan terjadi
suatu proses yang berjalan secara terus menerus dan terjadi secara seimbang, yaitu
proses resorbsi dan proses pembentukan tulang (remodeling). Setiap perubahan
dalam keseimbangan ini, misalnya apabila proses resorbsi lebih besar dari pada
proses pembentukan tulang, maka akan terjadi pengurangan massa tulang dan
keadaan inilah yang kita jumpai pada osteoporosis.
Dalam massa pertumbuhan tulang, sesudah terjadi penutupan epifisis,
pertumbuhan tulang akan sampai pada periode yang disebut dengan peride
konsolidasi. Pada periode ini terjadi proses penambahan kepadatan tulang atau
penurunan porositas tulang pada bagian korteks. Proses konsolidasi secara
maksimal akan dicapai pada usia kuarang lebih antara 30-45 tahun untuk tulang
bagian korteks dan mungkin keadaan serupa akan terjadi lebih dini pada tulang
bagian trabekula.
10
Mata Kuliah:Keperawatan Medikal Bedah II
Sesudah manusia mencapai umur antara 45-50 tahun, baik wanita maupun pria
akan mengalami proses penipisan tulang bagian korteks sebesar 0,3-0,5% setiap
tahun, sedangkan tulang bagian trabekula akan mengalami proses serupa pada usia
lebih muda. Pada wanita, proses berkurangnya massa tulang tersebut pada awalnya
sama dengan pria, akan tetapi pada wanita sesudah menopause, proses ini akan
berlangsung lebiuh cepat. Pada pria seusia wanita menopause massa tulang akan
menurun berkisar antara 20-30%, sedang pada wanita penurunan massa tulang
berkisar antara 40-50%.
11
Mata Kuliah:Keperawatan Medikal Bedah II
C. PATHWAY
12
Mata Kuliah:Keperawatan Medikal Bedah II
D. ETIOLOGI
Beberapa penyebab osteoporosis, yaitu:
1) Osteoporosis pascamenopause, terjadi karena kurangnya hormon estrogen
(hormon utama pada wanita), yang membantu mengatur pengangkutan kalsium
kedalam tulang. Biasanya gejala timbul pada perempuan yang berusia antara 51-
75 tahun, tetapi dapat muncul lebih cepat atau lebih lambat. Hormon estrogen
produksinya mulai menurun 2-3 tahun sebelum menopause dan terus
berlangsung 3-4 tahun setelah menopause. Hal ini berakibat menurunnya massa
tulang sebanyak 1-3% dalam waktu 5-7 tahun pertama setelah menopause.
2) Osteoporosis senilis kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan kalsium
yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan antara kecepatan
hancurnya tulang (osteoklas) dan pembentukan tulang baru (osteoblas). Senilis
berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini biasanya
terjadi pada orang-orang berusia diatas 70 tahun dan 2 kali lebih sering
menyerang wanita. Wanita sering kali menderita osteoporosis senilis dan pasca
menopause.
3) Osteoporosis juvenil idiopatik merupakan jenis osteoporosis yang penyebabnya
tidak diketahui. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki
kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin yang normal, dan tidak
memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang ( Junaidi, 2007).
E. MANIFESTASI KLINIK
13
Mata Kuliah:Keperawatan Medikal Bedah II
Nyeri dengan atau tanpa fraktur yang nyata. Ciri-ciri khas nyeri akibat fraktur
kompressi adalah:
1. Nyeri timbul mendadak
2. Sakit hebat dan terlokalisasi pada vertebra yg terserang
3. Nyeri berkurang pada saat istirahat di t4 tidur
4. Nyeri ringan pada saat bangun tidur dan dan akan bertambah oleh
5. karena melakukan aktivitas
6. Deformitas vertebra thorakalis _ Penurunan tinggi badan
F. KLASIFIKASI
1. Pada stadium 1, tulang bertumbuh cepat, yang dibentuk masih lebih banyak
dan lebih cepat daripada tulang yang dihancurkan. Ini biasanya terjadi pada
usia 30- 35 tahun.
2. Pada stadium 2, umumnya pada usia 35-45 tahun, kepadatan tulang mulai
turun (osteopenia).
3. Pada stadium 3, usia 45-55 tahun, fraktur bisa timbul sekalipun hanya
dengan sentuhan atau benturan ringan.
4. Pada stadium 4, biasanya diatas 55 tahun, rasa nyeri yang hebat akan timbul
akibat patah tulang. Anda tidak bisa bekerja, bergerak , bahkan mengalami
stres dan depresi (Waluyo, 2009).
14
Mata Kuliah:Keperawatan Medikal Bedah II
15
Mata Kuliah:Keperawatan Medikal Bedah II
16
Mata Kuliah:Keperawatan Medikal Bedah II
I. PENATALAKSANAAN
17
Mata Kuliah:Keperawatan Medikal Bedah II
18
Mata Kuliah:Keperawatan Medikal Bedah II
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b/d dampak sekunder dari fraktur vertebrata
19
Mata Kuliah:Keperawatan Medikal Bedah II
21
Mata Kuliah:Keperawatan Medikal Bedah II
22
Mata Kuliah:Keperawatan Medikal Bedah II
23
Mata Kuliah:Keperawatan Medikal Bedah II
24
Mata Kuliah:Keperawatan Medikal Bedah II
25
Mata Kuliah:Keperawatan Medikal Bedah II
D. Implementasi
Sesuai dengan intervensi keperawatan.
E. Evaluasi
Sesuai criteria hasil dan tujuan.
RANGKUMAN
26
Mata Kuliah:Keperawatan Medikal Bedah II
TES FORMATIF
27
Mata Kuliah:Keperawatan Medikal Bedah II
adalah?
a. Osteoporosis senilis
b. Osteoporosis primer
c. Osteoporosis sekunder(jwb)
d. Osteoporosis tersier
e. Osteoporosis idiopatik
4. wanita 80 tahun dengan keluhan sakit panggul kiri setelah jatuh dari tempat
tidur tidak bisa berjalan karena sakit pada pangkal kiri. Radiologis menunjukkan
fraktur pada femoris kiri dan fraktur kompressi pada vertebra torakal 10. Kelainan
yang paling mungkin…
a. Defisiensi vit. D
b.Osteomyelitis akut
c. Osteogenesis
imperfecta.
d. Osteoporsis ( jwb)
e. Myostosis fibrous dysplas
Klasifikasi
Ada 2 jenis Osteoporosis:
Osteoporosis Postmenopausal
28
Mata Kuliah:Keperawatan Medikal Bedah II
29
Mata Kuliah:Keperawatan Medikal Bedah II
danya fraktur kompresi vertebrae pada daerah lumbalserta penipisan tulang. Kad
ar kalsium, fosforus, dan alkali fosfatase dalam batas normal.
1.Diagnosis yang paling memungkinkan dari vignette diatas adalah .....
a.Osteoartritis
b.Osteoporosis( jwb)
c.Spondilitis
d.Artritis gout
e.Paget’s disease
2.Faktor yang paling penting dalam patogenesis kelainan tulang pada wanita ter
sebutadalah .....
a.Level kalsitonin tinggi
b.Level prolaktin tinggi
c.Level kortisol rendah
d.Level estrogen rendah
(jwb)
e. Level hormon tiroid rendah
DAFTAR PUSTAKA
30
Mata Kuliah:Keperawatan Medikal Bedah II
31