Vous êtes sur la page 1sur 6

ANATOMI MATA

Gambar 1: Anatomi mata

Pemahaman tentang anatomi mata diperlukan untuk mengetahui berbagai proses yang
terjadi dalam mata. Pada penglihatan terhadap proses yang cukup rumit oleh jaringan yang
dilalui seperti membelokkan sinar, memfokuskan sinar dan meneruskan rangsangan sinar yang
membentuk bayangan yang dapat dilihat. Berikut adalah bagian mata yang memegang peranan
pembiasan sinar pada mata :

KORNEA

Kornea merupakan jendela paling depan dari mata dimana sinar masuk dan difokuskan ke
dalam pupil. Bentuk kornea yang cembung dan sifatnya yang transparan merupakan hal yang
sangat menguntungkan karena sinar yang masuk 80% atau dengan kekuatan 40 Dioptri dilakukan
atau dibiaskan oleh kornea ini. Indeks bias kornea adalah 1,38. Kelengkungan kornea
mempunyai kekuatan yang berkekuatan sebagai lensa hingga 40 dioptri.

IRIS

Iris merupakan bagian yang berwarna pada mata. Iris menghalangi sinar msuk ke dalam
mata dengan cara mengatur jumlah sinar masuk ke dalam pupil melalui besarnya pupil.
PUPIL

Pupil yang berwarna hitam pekat pada sentral iris mengatur jumlah sinar masuk kedalam
mata. Seluruh sinar yang masuk melalui pupil diserap sempurna oleh jaringan dalam mata. Tidak
ada sinar yang keluar melalui pupil sehingga pupil akan berwarna hitam. Ukuran pupil dapat
mengatur refleks mengecil atau membesarkan untuk jumlah masuknya sinar. Pengaturan jumlah
sinar masuk ke dalam pupil diatur secara refleks. Pada penerangan yang cerah pupil akan
mengecil untuk mengurangi rasa silau. Pada tepi pupil terdapat m.sfingter pupillae yang bila
berkontraksi akan mengakibatkan mengecilnya pupil (miosis). Hal ini terjadi ketika melihat
dekat atau merasa silau dan pada saat berakomodasi. Selain itu, secara radier terdapat m.sfingter
dilatator pupillae yang bila berkontraksi akan mengakibatkan membesarnya pupil (midriasis).
Midriasis terjadi ketika berada di tempat gelap atau pada waktu melihat jauh.

BADAN SILIAR

Badan siliar merupakan bagian khusus uvea yang memegang peranan untuk akomodasi
dan menghasilkan cairan mata. Di dalam badan siliar didapatkan otot akomodasi dan mengatur
besar ruang intertrabekula melalui insersi otot pada scleral spur.

LENSA

Jaringan ini berasal dari ektoderm permukaan yang berbentuk lensa di dalam mata dan
bersifat bening. Lensa di dalam bola mata terletak dibelakang iris yang terdiri dari zat tembus
cahaya berbentuk seperti cakram yang menebal dan menipis pada saat terjadinya akomodasi.
Lensa yang jernih ini mengambil peranan membiaskan sinar 20% atau 10 dioptri. Peranan lensa
yang terbesar adalah pada saat melihat dekat atau berakomodasi.

RETINA
Retina atau selaput jala merupakan bagian mata yang mengandung reseptor yang
menerima rangsangan cahaya dan terletak dibelakang pupil. Retina akan meneruskan rangsangan
yang diterimanya berupa bayangan benda sebagai rangsangan elektrik ke otak sebagai bayangan
yang dikenal.

SARAF OPTIK

Saraf optik yang keluar dari polus bola mata membawa 2 jenis serabut saraf, yaitu : saraf
penglihat dan serabut pupilomotor. Saraf penglihat meneruskan rangsangan listrik dari mata ke
korteks visual untuk dikenali bayangannya.

FISIOLOGI MATA

Gambar 2 : Fisiologi Penglihatan

Mata secara optik dapat disamakan dengan sebuah kamera fotografi, mata mempunyai
sistem lensa, sistem aperture yang dpat berubah-ubah (pupil) dan retina yang dapat disamakan
dengan film. Sistem lensa mata terdiri atas empat perbatasan refraksi, yaitu : perbatasan antara
permukaan anterior kornea dan udara, perbatasan antara permukaan posterior kornea dan humour
aquous, perbatasan antara humour aquous dan permukaan anterior lensa mata dan perbatasan
antara permukaan posterior lensa dengan vitreus. Indeks internal udara adalah 1, kornea 1,38,
humour aquos 1,33, lensa kristalina (rata-rata) 1,40 dan humour vitreus 1,34.

Gambar 3. refraksi

Pembelokan sebuah berkas cahaya (refraksi) terjadi ketika suatu berkas cahaya berpindah
dari satu medium dengan tingkat kepadatan tertentu ke medium dengan tingkat kepadatan yang
berbeda. Di kenal beberapa titik di dalam bidang refraksi, seperti pungtum proksimum
merupakan titik terdekat dimana seseorang masih dapat melihat dengan jelas. Pungtum remotum
adalah titik terjauh dimana seseorang masih dapat melihat dengan jelas, titik ini merupakan titik
dalam ruang yang berhubungan dengan retina atau foveola bila mata istirahat. Pada emetropi,
pungtum remotum terletak didepan mata.

Derajat refraksi ditentukan oleh dua faktor, yaitu : rasio indeks bias dari kedua media
transparan dan derajat kemiringan antara bidang peralihan dan permukaan gelombang yang
datang. Pada permukaan yang melengkung seperti lensa, semakin besar kelengkungan, semakin
besar derajat pembiasan dan semakin kuat lensa. Suatu lensa dengan permukaan konveks
(cembung) menyebabkan konvergensi atau penyatuan berkas-perkas cahaya, yaitu persyaratan
untuk membawa suatu bayangan ke titik focus. Dengan demikian, permukaan refraktif mata
bersifat konveks. Lensa dengan permukaan konkaf (cekung) menyebabkan divergensi
(penyebaran) berkas-berkas cahaya.
Cahaya meramvat melalui udara kira-kira dengan kecepatan 300.000 km/detik, tetapi
perambatannya melalui benda padat dan cairan yang trasnparan jauh lebih lambat. Ketika suatu
berkas cahaya msuk ke sebuah medium yang lebih tinggi densitasnya, cahaya tersebut melambat
(begitu pula sebaiknya). Berkas cahaya mengubah arah perjalanannya ketika melalui permukaan
medium baru pada setiap sudut kecuali sudut tegak lurus.

Proses melihat bermula dari masuknya seberkas cahaya dari benda yang diamati kedalam
mata melalui lensa yang kemudian dibiaskan pada retina (macula). Terjadi perubahan proses
sensasi cahaya menjadi impuls listrik yang diteruskan ke otak melalui saraf optik untuk
kemudian di interpretasikan. Kemampuan seseorang untuk melihat tajam (focus) atau disebut
juga tajam penglihatan (acies visus) tergantung dari media refraktif di dalam bola mata.

Sistem lensa mata membentuk bayangan di retina. Bayangan yang terbentuk di retina
terbalik dari benda aslinya. Namun demikian, persepsi otak terhadap benda tetap dalam keadaan
tegak, tidak terbalik seperti bayangan yang terjadi di retina, karena otak sudah dilatih menangkap
bayangan yang terbalik itu sebagai keadaan normal.

Pembentukan bayangan di retina memerlukan empat proses. Pertama, pembiasan


sinar/cahaya. Hal ini berlaku apabila cahaya melalui perantaraan yang berbeda kepadatannya
dengan kepadatan udara, yaitu kornea, humour aquous, lensa dan vitreus. Kedua akomodasi
lensa, yaitu proses lensa menjadi cembung atau cekung tergantung pada objek yang dilihat itu
dekat atau jauh. Ketiga konstriksi pupil yaitu pengecilan garis pusat pupil agar cahaya tepat di
retina sehingga penglihatan tidak kabur. Pupil juga mengecil apabila cahaya yang terlalu terang
memasukinya atau melewatinya. Hal ini penting untuk melindungi mata dari paparan cahaya
yang tiba-tiba atau terlalu terang. Keempat pemfokusan yaitu pergerakan kedua bola mata
sedemikian rupa sehingga kedua bola mata terfokus kearah objek yang sedang dilihat.

Keseimbangan dalam pembiasan sebagian besar ditentukan oleh dataran depan dan
kelengkungan kornea dan panjangnya bola mata. Karena mempunyai daya pembiasan sinar
terkuat dibanding bagian mata lainnya. Lensa memegang peranan membiaskan sinar terutama
pada saat melakukan akomodasi atau melihat benda yang dekat. Bila terdapat kelainan
pembiasan sinar oleh kornea (mendatar,mencembung) atau adanya perubahan panjang (lebih
panjang, lebih pendek) bola mata maka sinar normal tidak dapat terfokus pada macula.
Kemampuan akomodasi lensa membuat cahaya tidak berhigga akan terfokus pada retina,
demikian pula bila benda jauh didekatkan, maka benda pada jarak yang berbeda-beda akan
terfokus pada retina atau macula lutea. Akibat akomodasi, daya pembiasan bertambah kuat.
Kekuatan akomodasi akan meningkat sesuai dengan kebutuhan, semakin dekat benda maka
semakin kuat mata harus berakomodasi (mencembung). Akomodasi terjadi akibat kontraksi otot
siliar. Kekuatan akomodasi diatur oleh refleks akomodasi. Refleks akomodasi akan meningkat
bila mata melihat kabur dan pada waktu konvergensi atau melihat dekat.

Pada saat seseorang melihat suatu objek pada jarak dekat, maka terjadi trias akomodasi
yaitu : (i) kontraksi dari otot siliar yang berguna agar zonula zini mengendor, lensa dapat
mencembung, sehingga cahaya yang datang dapat difokuskan ke retina. (ii) konstriksi dari otot
rektus internus, sehingga timbul konvergensi dan mata tertuju pada benda itu, (iii) konstriksi otot
konstriksi pupil dan timbullah miosis agar cahaya yang masuk tak berlebih dan terlihat dengan
jelas.

Vous aimerez peut-être aussi