Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan maupun
berat. Nyeri adalah pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan
akibat terjadinya kerusakan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi
terjadinya kerusakan
Setiap individu pasti pernah mengalami nyeri dalam tingkatan tertentu. Nyeri
merupakan alasan yang paling umum orang mencari perawatan kesehatan.
Walaupun merupakan salah satu dari gejala yang paling sering terjadi di bidang
medis, nyeri merupakan salah satu yang paling sedikit dipahami. Individu yang
merasakan nyeri merasa menderita dan mencari upaya untuk menghilangkannya.
Perawat meggunakan berbagai intervensi untuk dapat menghilangkan nyeri
(manajemen nyeri) tersebut dan mengembalikan kenyamanan klien. Perawat tidak
dapat melihat dan merasakan nyeri yang dialami oleh klien karena nyeri bersifat
subjektif. Nyeri dapat diekspresikan melalui menangis, pengutaraan, atau isyarat
perilaku. Nyeri yang bersifat subjektif membuat perawat harus mampu dalam
memberikan asuhan keperawatan secara holistic dan menanganinya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian nyeri?
2. Apa saja klasifikasi nyeri?
3. Apa etiologi nyeri?
4. Bagaimana patofisiologi nyeri?
5. Bagaimana penanganan nyeri (pain management)?
6. Apa tujuan penanganan nyeri (pain management)?
7. Apa faktor yang mempengaruhi respon nyeri?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa pengertian nyeri.
2. Mengetahui apa saja klasifikasi nyeri.
3. Mengetahui apa etiologi nyeri.
4. Mengidentifikasi bagaimana patofisiologi nyeri.
5. Mengidentifikasi bagaimana penanganan nyeri (pain management).
6. Mengetahui apa tujuan penanganan nyeri (pain management).
7. Mengetahui apa faktor yang mempengaruhi respon nyeri.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
The International Association for the Study of Pain (IASP) mendefinisikan
nyeri sebagai “an unpleasant sensory and emotional experience which we
primarily associate with tissue damage or describe in terms of such damage, or
both”. Definisi ini menyatakan bahwa nyeri merupakan phenomena kombinasi
dari aspek sensory, emosional, kognitif dan eksistensi dari keadaan pathology fisik
tidaklah mutlak muncul pada pasien yang sedang mengalami nyeri. (The IASP,
dalam Parrot,2002)
Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, universal dan bersifat individual.
Walaupun demikian nyeri dapat pula diartikan sebagai suatu sensasi yang tidak
menyenangkan baik secara sensori maupun emosional yang berhubungan dengan
adanya suatu kerusakan jaringan atau factor lain, sehingga individu merasa
tersiksa, menderita yang akhirnya akan mengganggu aktivitas sehari-hari, psikis
dan lain-lain.
B. Klasifikasi Nyeri
Nyeri dapat diklasifikasikan kedalam beberapa golongan berdasarkan pada
tempat, sifat, berat ringannya nyeri dan waktu lamanya serangan.
a. Nyeri berdasarkan tempatnya;
1. Pheriperal pain, yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh misalnya
pada mukosa, kulit.
2. Deep pain, yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh yang lebih dalam
atau pada organ-organ tubuh visceral.
3. Refered pain, yaitu nyeri dalam yang disebabkan karena penyakit
organ/struktur dalam tubuh yang ditransmisikan kebagian tubuh didaerah
yang berbeda, bukan daerah asal nyeri.
4. Central pain, yaitu nyeri yang terjadi karena perangsangan pada system
saraf pusat, spinal cord, batang otak, thalamus dan lain-lain.
b. Nyeri berdasarkan sifatnya;
1. Incidental pain, yaitu nyeri yang timbul sewaktu-waktu lalu menghilang.
2. Steady pain, yaitu nyeri yang timbul dan menetap serta dirasakan dalam
waktu yang lama.
3. Paroxysmal pain, yaitu nyeri yang dirasakan berintensitas tinggi dan kuat
sekali. Nyeri tersebut biasanya menetap sekitar 10-15 menit, lalu
menghilang, kemudian timbul lagi.
c. Nyeri berdasarkan berat-ringannya;
1. Nyeri rendah , yaitu nyeri dengan intensitas rendah.
2. Nyeri sedang, yaitu nyeri yang menimbulkan reaksi.
3. Nyeri berat, yaitu nyeri dengan intensitas yang tinggi.
d. Nyeri berdasarkan waktu lamanya serangan;
1. Nyeri akut, yaitu nyeri yang dirasakan dalam waktu yang singkat dan
berakhir kurang dari enam bulan, sumber dan daerah nyeri diketahui dengan
jelas. Rasa nyeri mungkin sebagai akibat dari luka, seperti luka operasi,
ataupun pada suatu penyakit arteriosclerosis pada arteri koroner.
2. Nyeri kronis, yaitu nyeri yang dirasakan lebih dari enam bulan. Nyeri kronis
ini polanya beragam dan berlangsung berbulan-bulan bahkan bertahun-
tahun.
C. Etiologi Nyeri
Penyebab nyeri dapat diklasifikasi kedalam dua golongan yaitu penyebab yang
berhubungan dengan fisik dan berhubungan dengan psikis. Secara fisik misalnya,
penyebab adalah trauma (mekanik, thermal, kimiawi maupun elektrik), neoplasma,
peradangan, gangguan sirkulasi darah dan lain-lain.
1. Trauma mekanik menimbulkan nyeri karena ujung-ujung saraf bebas mengalami
kerusakan akibat benturan, gesekan ataupun luka.
2. Trauma thermal menimbulkan nyeri karena ujung saraf reseptor mendapat
rangsangan akibat panas atau dingin.
3. Trauma kimiawi terjadi karena tersentuh zat asam atau basa yang kuat.Trauma
elektrik dapat menimbulkan nyeri karena pengaruh aliran listrik yang kuat
mengenai reseptor rasa nyeri.
4. Neoplasma menyebabkan nyeri karena terjadinya tekanan atau kerusakan
jaringan yang mengandung reseptor nyeri dan juga karena tarikan, jepitan atau
metastase.
5. Nyeri pada peradangan terjadi karena kerusakan ujung-ujung saraf reseptor
akibat adanya peradangan atau terjepit oleh pembengkakan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa nyeri yang disebabkan oleh faktor fisik berkaitan dengan
terganggunya serabut saraf reseptor nyeri.
6. Nyeri yang disebabkan oleh factor psikologis merupakan nyeri yang dirasakan
bukan karena penyebab organic, melainkan akibat trauma psikologis dan
pengaruhnya terhadap fisik. Nyeri karena factor ini disebut pula psychogenic
pain.
D. Patofisiologi Nyeri
Pada saat sel saraf rusak akibat trauma jaringan, maka terbentuklah zat-zat
kimia seperti Bradikinin, serotonin dan enzim proteotik. Kemudian zat-zat tersebut
merangsang dan merusak ujung saraf reseptor nyeri dan rangsangan tersebut akan
dihantarkan ke hypothalamus melalui saraf asenden. Sedangkan di korteks nyeri
akan di persiapkan sehingga individu mengalami nyeri. Selain d ihantarkan ke
hypotalamus nyeri dapat menurunkan stimulasi terhadap reseptor mekanin
sensitive pada termosensitif sehingga dapat juga menyebabkan atau mengalami
nyeri (wahit chayatin,N.mubarak,2007)
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nyeri merupakan phenomena kombinasi dari aspek sensory, emosional, kognitif
dan eksistensi dari keadaan pathology fisik tidaklah mutlak muncul pada pasien
yang sedang mengalami nyeri. (The IASP, dalam Parrot,2002)
Managemen nyeri atau Pain management adalah salah satu bagian dari displin
ilmu medis yang berkaitan dengan upaya-upaya menghilangkan nyeri atau pain
relief.
Strategi keperawatan utama yang spesifik dalam meningkatkan rasa nyaman
bagi pasien yang sedang mengalami nyeri, bersifat farmakologi dan non
farmakologi.
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat untuk meningkatkan pemahaman dan
pengetahuan kita tentang Manajemen nyeri. Kami selaku penulis sadar bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari para pembaca agar makalah selanjutnya
dapat lebih baik lagi, Terima Kasih.
Daftar Pustaka
Prasetyo Nian Sigit. (2010). Konsep dan proses Keperawatan Nyeri. Jakarta :
Graha
Ilmu.