Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ASMA BRONKIAL
Oleh :
Preseptor :
Oleh karena itu, maka perlu pembahasan lebih lanjut mengenai masalah
penegakkan diagnosis yang cepat dan tepat yang berhubungan dengan asma dan
pneumonia untuk penatalaksanaan yang tepat.
1.2 Tujuan
Mengetahui penegakkan diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat terhadap
asma sesuai dengan standar yang harus dikuasai oleh dokter umum.
Intepretasi:
Trakea tampak ditengah, sentris, simetris, dan densitas keras. Tampak
infiltrat di bagian basal kedua lapangan paru, hilus tidak melebar, sudut
costofrenikus lancip, CTR 48%.
Kesan:
- Pneumonia
2.5 Diagnosis Kerja
- Asma persisten sedang dalam serangan akut sedang + Comunity Acquired
Pneumonia (CAP),
2.6 Diagnosis Banding
- PPOK
2.7 Rencana Pengobatan dan Pemriksaan
- IVFD NaCl 0,9% + Drip aminophilin(15cc) 12jam/kolf
- Inj. Ceftriakson 1x2g
- Inj. levofloksasin 1x700mg
- Nebu Ventolin 6x1
- Inj. Metil Prednisolon125 mg 2x1
- Inj. Ranitidin 2x1 amp
- Flumucyl Nebu 2x1
15 Januari 15:30 S/ P/
2018 - Sesak Nafas (+) sejak - IVFD Dextrose 5 % +
3 hari yang lalu Aminophillin (15cc)
- Batuk (+) dahak (+) 12jam/kolf
putih encer - Ceftriaxone 1x2g
- Berdarah (-) - Inj levofloksasin
- Demam (-) 1x700mg
O/ - Methylprednisolon
- KU : Sedang 125 mg 2x1
- Kes : CMC - Ventolin Nebu6x1
- TD : 110/70 - Flumucyl nebu 2x1
- Nd : 96x/mnt - Inj Ranitidin 2x1
- Nf : 22x/mnt - Nairet 3x0.3cc
- Suhu : 36,5OC
Paru :
- SN Ekspirasi
Memanjang, wh +/+,
rh -/-
A/
- CAP
- Asma persisten
sedang dengan
eksaserbasi akut
sedang
16 Januari S/ P/
2018 - Sesak napas (+)↓↓ - IVFD Dextrose 5%+
- Batuk (+)↓↓ Aminophillin (15cc)
- Nyeri dada (-) 12jam/kolf
- Demam (-) - Ceftriaxone 1x2gr
O/ - Methylprednisolon
- KU: sedang 125 mg 2x1
- Kesadaran: CMC - Nairet 0,3cc 3x1
- TD: 100/70 - Levofloxacin 1x700
- Nd: 96x/menit mg
- Nf: 22 x/ menit - Ventolin nebu
- Suhu: 36,5 OC 3x1→Aff
Paru: - Ranitidin 2x1
- Auskultasi: Suara - Flumucyl Nebu 2x1
napas ekspirasi
memanjang dengan
wheezing +/+
minimal
rhonki -/-
A/
- CAP
- Asma persisten
sedang dengan
eksaserbasi akut
sedang
17 Januari 06.30 S/ P/
2018 - Sesak napas (+)↓↓ - IVFD Dextrose 5 % +
- Batuk (+)↓↓ Aminophillin (15cc)
- Demam (-) 12 jam/kolf
- Nyeri dada (-) - Inj Ceftriaxone 1x2 gr
O/ - Methylprednisolon
- KU: sedang 125 mg 2x1
- Kesadaran: CMC - Nairet 0,3cc 3x1
- TD: 110/70 - Levofloxacin 1x700
- Nd: 90x/menit mg
- Nf: 22 x/ menit - Ventolin nebu
- Suhu: 36,8 OC 4x1→6x1
- Inj Ranitidin 2x1
- Flumucyl Nebu 2x1
Paru:
Suara Nafas Ekspirasi
memanjang, Rh-/-, Wh +/+
minimal
A/
- CAP
- Asma persisten
sedang dengan
eksaserbasi akut
sedang
18 Januari S/ - Sesak nafas (+)↓↓ P/ - IVFD Dextrose 5 % +
2018 - Batuk (+)↓↓ Aminophillin (15cc) 12
- Demam (-) jam/kolf
O/ KU: Sedang - Inj Ceftriaxone 1x2 gr
Kes : CMC - Methylprednisolon
TD :120/80 2x62,5mg
Nd : 96x - Levofloxacin 1x750
Nf : 22x mg
T : 36,8 OC - Ventolin nebu 4x1
Paru: Suara nafas ekspirasi - Inj Ranitidin 2x1
memanjang, Rh-/-, Wh+/+ - Flumucyl Nebu 2x1
minimal - Tunggu hasil kultur
A/ - Asma persisten sedang sputum
dalam serangan akut sedang
- CAP
19 Januari S/ - Sesak nafas (+)↓↓ P/ - IVFD Dextrose 5 % +
2018 - Batuk (+)↓↓ Aminophillin (15cc) 12
- Demam (-) jam/kolf
O/ KU: Sedang - Ceftriaxone 2x200mg
Kes : CMC - Azitromisin 1x500mg
TD :110/70 - Methylprednisolon
Nd : 90x 2x62,5mg
Nf : 22x - Ventolin nebu 4x1
T : 36,8 OC - Inj Ranitidin 2x1
Paru: Suara nafas ekspirasi - Flumucyl Nebu 2x1
memanjang, Rh-/-, Wh+/+
minimal
A/ - Asma persisten sedang
dalam serangan akut sedang
- CAP
20 Januari S/ - Sesak nafas (+)↓↓ P/ - IVFD Dextrose 5 % +
2018 - Batuk (+)↓↓ Aminophillin (15cc) 12
- Demam (-) jam/kolf
O/ KU: Sedang - Ceftriaxone 2x200mg
Kes : CMC - Azitromisin 1x500mg
TD :110/70 - Methylprednisolon
Nd : 90x 2x62,5mg
Nf : 22x - Ventolin nebu 4x1
T : 36,8 OC - Inj Ranitidin 2x1
Paru: Suara nafas ekspirasi - Flumucyl Nebu 3x1
memanjang, Rh-/-, Wh+/+
minimal
A/ - Asma persisten sedang
dalam serangan akut sedang
- CAP
21 Januari S/ - Sesak nafas (+)↓↓ P/ - IVFD Dextrose 5 % +
2018 - Batuk (+)↓↓ Aminophillin (15cc) 12
- Demam (-) jam/kolf
O/ KU: Sedang - Ceftriaxone 2x200mg
Kes : CMC - Azitromisin 1x500mg
TD :120/80 - Methylprednisolon
Nd : 90x 2x62,5mg
Nf : 20x - Ventolin nebu 4x1
T : 36,8 OC - Inj Ranitidin 2x1
Paru : Suara nafas ekspirasi - Flumucyl Nebu 3x1
memanjang, Rh+/↓↓, Wh -/-
A/ - Asma persisten sedang
dalam serangan akut sedang
- CAP
BAB III
PEMBAHASAN
Biasanya pada pasien dengan asma, gejala klinis yang muncul adalah sesak
yang menciut, nafas pendek, dada terasa terhimpit, dan batuk terutama pada malam
dan atau dini hari.4 Pada pasien ini ditemukan sesak nafas akut yang menurut
keterangan pasien sesak mulai timbul saat cuaca dingin dan apabila terpapar debu.
Sesak nafas atau dyspnea merupakan salah satu respon tubuh terhadap perubahan
pH, pCO2, dan pO2 darah arteri di dalam tubuh. Perubahan ini dapat dideteksi oleh
kemoreseptor sentral dan perifer. Stimulasi reseptor ini mengakibatkan peningkatan
aktivitas motorik sistem respirasi. Sesak nafas akut dapat terjadi akibat kelainan
dari sistem kardiovaskular, kecemasan, maupun dari sistem respirasi, seperti
pneumonia, pneumothoraks spontan, eksaserbasi akut dari asma, maupun PPOK.
Sesak napas pada pasien asma disebabkan oleh proses inflamasi yang terjadi
pada pada saluran napas. Berbagai sel inflamasi berperan terutama sel mast,
eosinofil, sel limfosit T, makrofag, neutrofil dan sel epitel. Faktor lingkungan dan
faktor lain berperan sebagai pencetus inflamasi saluran napas pada pasien asma. 1.
Aliran udara yang melalui jalan napas yang sempit ini akan menimbulkan
wheezing (bunyi menciut). Wheezing lebih terdengar keras saat ekspirasi karena
diameter pada intratoracic airways lebih kecil selama ekspirasi dibanding inspirasi.
Hal ini juga bisa disebabkan karena penyempitan yang terjadi pada wheezing
terletak pada lower respiratory track khususnya pada bronkus, bronkiolus atau
alveolus sehingga suara yang dihasilkan akan lebih jelas terdengar saat ekspirasi.
Berdasarkan gejala klinis saja, jika didapatkan beberapa gejala berikut maka
akan meningkatkan kemungkinan pasien memiliki asma, yaitu :
1. Terdapat lebih dari satu gejala (mengi, sesak, dada terasa berat) khususnya
pada dewasa muda.
2. Gejala sering memburuk di malam hari atau pagi dini hari. Teori
penyebabnya masih belum pasti. Beberapa diantaranya berhubungan
dengan irama sirkadian dari hormon, seperti kortisol, katekolamin,
histamin, dan epinefrin. Penelitian lainnya menemukan bahwa pada malam
hari terjadi penumpukan eosinofil dan makrofag di alveol dan jaringan
peribronkus. Eosinofil dan makrofag termasuk sel yang berperan dalam
inflamasi.
3. Gejala bervariasi waktu dan intensitasnya
4. Gejala dipicu oleh infeksi virus, latihan, pajanan allergen, perubahan
cuaca, tertawa atau iritan seperti asap kendaraan, rokok atau bau yang
sangat tajam .
Gejala lain dari pasien ini adalah demam dan batuk yang semakin meningkat
sejak 7 hari yang lalu. Batuk berdahak berwarna kekuningan. Batuk merupakan
refleks tubuh untuk membantu membersihkan saluran napas dari partikal asing
seperti debu yang tidak tersaring melalui silia hidung. Apabila terdapat debu yang
berlebihan, maka mukus yang disekresikan akan semakin bertambah. Infeksi
ataupun iritasi pada saluran napas juga akan menyebabkan hipersekresi mukus pada
saluran napas, kemudiaan apabila terjadi hipersekresi mukus, makan akan
menyebabkan hipertropi kelenjar submukosa pada trakea dan bronkus dan akhirnya
mukus tertimbun di saluran napas. Ditandai juga dengan peningkatan sel goblet di
saluran napas kecil, bronkus, dan bronkiolus. Kondisi ini kemudian merangsang
membran mukosa untuk selanjutnya mengaktifkan reflek batuk dengan tujuan
untuk mengeluarkan benda asing yang telah mengiritasi saluran napas sehingga
mukus yang keluar disebut sputum.
Pada pemeriksaan fisik paru pasien ini didapatkan bahwa bentuk dinding
dada simetris, serta pergerakan dinding dada sama antara kiri dan kanan. Hasil
pemeriksaan palpasi didapatkan fremitus paru kanan sama dengan paru kiri. Perkusi
paru kanan dan kiri sonor. Terdengar ekspirasi yang memanjang pada suara nafas
kanan dan kiri. Terdapat wheezing di seluruh lapangan paru. Pemeriksaan fisik
pasien asma biasanya normal. Abnormalitas yang paling sering ditemukan adalah
mengi ekspirasi saat pemeriksaan auskultasi, tetapi ini bisa saja hanya terdengar
saat ekspirasi paksa. Mengi dapat juga tidak terdengar selama eksaserbasi asma
yang berat karena penurunan aliran napas yang dikenal dengan “silent chest”.
DAFTAR PUSTAKA
1. Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan Asma di Indonesia.2003.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.
2. Priyanti ZS. 2003. Konsensus Pneumonia.
http://www.klikpdpi.com/konsensus/Xsip/konsensuspneumonia/pneumoni
a.htm - diakses pada 18 Januari 2018
3. Jeremy PT. 2007. At glance sistem respirasi, edisi kedua. Erlangga medical
series. Jakarta. Pp 76-77
4. Global Initiative for Asthma (GINA). 2017. Global strategy for asthma
management and prevention. Diakses pada 18 Januari 2018.
5. Darmanto Djojodibroto R. 2014. Respirologi. Jakarta: EGC
6. PERDICI. 2009. Panduan Tata Kelola Hospital Aquired Pneumonia,
Ventilator associated Pneumonia dan Health Care associated Pneumonia
Pasien Dewasa. Jakarta: Centra Communications
7. Pneumonia Komuniti. 2003. Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan di
Indonesia. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.
8. Djojodibroto,D.2009. Respirologi (Respiratory medicine). Jakarta : EGC.