Vous êtes sur la page 1sur 23

PROFIL

PELAKSANAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

DI DESA SIDO MUKTI KECAMATAN DENDANG

KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

TIM PENGGERAK PKK

KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR


2

BAB I

GAMBARAN UMUM
KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

A. LETAK GEOGRAFIS DAN TOPOGRAFI

Kabupaten Tanjung Jabung Timur secara geografi terletak antara 0°53´-

Lintang Selatan sampai 1°41´ Lintang Utara atau antara 103°23´ - 104°31´ Bujur

Timur. Wilayah Administratif Kabupaten Tanjung Timur memiliki luas daratan

sekitar 5.445 km2 dan luas perairan (laut) ± 4.061,7 km2 berbatasan dengan Laut

Cina Selatan di sebelah Utara dan Timur, sebelah Barat berbatasan dengan

Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Muaro Jambi, sebelah selatan berbatasan

dengan Muaro Jambi dan Provinsi Sumatera Selatan.

Keadaaan topografi di Kabupaten Tanjung Timur secara umum bentuknya

bervariasi, mulai dari dataran rendah terdiri dari rawa atau gambut dengan

ketinggian 0-5 meter di atas permukaan laut. Dataran rendah atau gambut ini

biasanya ditandai dengan permukaan tanah yang banyak dialiri pasang surut air

laut.

Kabupaten Tanjung Jabung Timur beriklim tropis basah dengan rata-rata

curah hujan tahunan berkisar antara 2.000 – 3.000 milimeter per tahun, dimana

8-10 bulan basah dan 2-4 bulan kering. Rata – rata curah hujan bulan basah 179 –

279 mm dan curah bulan kering 68 – 106 mm. Suhu udara rata-rata 22,90 C –

31,40 C. Kelembaban udara 78% - 81% pada bulan Desember – Januari dan 73%

pada bulan September.


3

B. PEMERINTAH

Kabupaten Tanjung Jabung Timur memiliki 11 Kecamatan dan 93 desa /

kelurahan, dengan rincian terdiri dari 73 desa dan 20 kelurahan pada tahun 2017.

Kecamatan dengan jumlah desa/kelurahan paling banyak adalah Kecamatan

Muara Sabak Timur dan jumlah desa/kelurahan paling sedikit adalah Kecamatan

Berbak dan Kuala Jambi.

C. KEPENDUDUKAN

Menurut BPS Kabupaten Tanjung Jabung Timur, bahwa jumlah penduduk

Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada tahun 2017 sebesar 215.316 jiwa dengan

tingkat kepadatan 39.54 jiwa per km2 .

Penyebaran penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Timur tidak merata

antara kecamatan, desa/kelurahan maupun antar wilayah kawasan pantai bukan

pantai. Dapat dilihat bahwa kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan

Kuala Jambi, hal ini karena memang jumlah penduduknya yang relatif besar dan

mempunyai luas wilayah kedua terkecil bila dibanding kecamatan lain.

Sedangkan kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah adalah Kecamatan

Sadu, di mana Kecamatan Sadu merupakan kecamatan dengan luas wilayah

sebesar 1821,2 km2 33,45% dari luas seluruh wilayah Kabupaten Tanjung Jabung

Timur tetapi hanya berpenduduk 12.217 jiwa atau rata-rata 6,71 jiwa per km2 .

Jumlah Rumah Tangga di Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada tahun

2017 sebanyak 53.641 rumah tangga/KK. Rata–rata jumlah jiwa per rumah tangga

sebanyak 4,01 jiwa, dengan rata-rata jumlah jiwa per rumah tangga yang tertinggi

yaitu Kecamatan Muara Sabak Barat (8,18 jiwa), dan yang terendah yaitu

Kecamatan Muara Sabak Timur (2,15 jiwa).


4

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) perkapita merupakan salah satu

indikator yang sering digunakan untuk melihat tingkat kesejahteraan penduduk

suatu daerah, dimana PDRB perkapita menggambarkan kemampuan penduduk

wilayah tersebut secara rata-rata untuk berproduksi. Harus diingat bahwa PDRB

perkapita tidak sama dengan pendapatan perkapita karena untuk menghitung nilai

pendapatan dari nilai produk masih harus memperhitungkan pajak tak langsung,

penyusutan dan transper yang terjadi antar wilayah. Biasanya untuk mendapatkan

PDRB perkapita digunakan PDRB atas dasar harga konstan.

Jika dilihat pertumbuhan PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Timur atas

dasar harga konstan, selama 3 tahun terakhir ini berfluktuasi, pada tahun 2013

2,78%, dan pada tahun 2014 meningkat kembali menjadi 4,44% dan pada tahun

2014 menurun kembali menjadi 5,92% .

Sementara berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan bahwa jumlah

penduduk miskin Kabupaten Tanjung Jabung Timur tahun 2017 sebesar 54.856

jiwa. Seluruh jumlah penduduk ini telah menjadi peserta PBI BPJS.

D. TINGKAT PENDIDIKAN

Kemampuan membaca dan menulis penduduk Kabupaten Tanjung Jabung

Timur berumur 10 tahun pada tahun 2017 sebanyak 168,847 (97,30 %), angka ini

meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yaitu mencapai 146,565 (85,47%),

pada Tahun 2016.

Pada tahun 2016, persentase penduduk 10 tahun keatas yang tidak/belum

memiliki ijazah SD sebesar 15,15%, yang tamat sekolah SD/MI sebesar 19,45%,

yang tamat SLTP/MTS sebesar 7,13%, yang tamat SLTA/MA sebesar 0,69%, dan

yang tamat Diploma/Akademi/Universitas sebesar 1,11%. Ini menunjukkan


5

bahwa tingkat pendidikan yang ditamatkan oleh penduduk Kabupaten Tanjung

Jabung Timur sebagian besar hanya sampai SD sederajat.

Tingkat pendidikan penduduk perempuan lebih baik dibandingkan dengan

penduduk laki-laki, ini ditandai dengan persentase yang tamat SMA/MA untuk

penduduk perempuan sebesar 0,74% sedangkan penduduk laki-laki hanya 0,64%.

Dan persentase yang tamat Diploma/Akademi/Universitas untuk penduduk

perempuan lebih baik dibandingkan penduduk laki-laki, ini ditandai dengan

persentase penduduk perempuan sebesar 1,4%, sedangkan laki-laki hanya 1,07%.

E. SOSIAL BUDAYA

Mayoritas penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Timur beragama Islam.

Pada tahun 2015, jumlah penduduk yang beragama Islam sebesar 98,36%,

sedangkan yang paling sedikit adalah agama Budha sebesar 0,03%. Etnis yang

ada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah heterogen (jawa, bugis, melayu,

padang, dll). 40% diantaranya adalah etnis Jawa dan Bugis.


6

BAB II

GAMBARAN PELAKSANAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT


(PHBS) DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

Pelaksaan Program PHBS di Kab. Tanjung Jabung Timur dilakukan secara

bersama sama oleh pemerintah dan masyarakat. Berbagai kebijaakan telah dicetuskan

oleh Bupati Tanjab Timur. Diantara kebijakan tersebut adalah penetapan kawasan

tanpa asap rokok sesuai SK Bupati No. 397 Tahun 2011. Dalam kebijakan ini seluruh

kawasan perkantoran, sarana kesehatan, institusi pendidikan, dan tempat – tempat

umum diharapkan masyarakat dari bahaya asap rokok terhadap kesehatan. Disamping

itu telah diterbitkan pula instruksi bupati No. 51 tahun 2011 yang menintruksikan

agar seluruh balita yang ada di kab. Tanjab timur dilakukan penimbangan setiap bulan

baik diposyandu maupun disarana kesehatan. Bagi balita yang tidak datang ke

posyandu, kader diwajibkan melakukan sweeping atau operasi timbang di rumah

masyarakat. Kebijakan ini juga ditunjang dengaan sumber pembiayaan baik dari

APBD maupun pemerintah pusat melalui dana bantuan operasional kesehatan.

Kebijakan ini efektif meningkat cakupan penimbangan balita (D/S) di Kabupaten

Tanjung Jabung Timur yang sebelumnya berkisar 78,3 % pada tahun 2016 menjadi

81,6 % pada tahun 2017. Keterlibatan stake holder di Kabupaten Tanjung Jabung

Timur sangat menentukaan keberhasilan program PHBS di Kab. Tanjab Timur.

Disamping SKPD terkait, LSM, organisasi masyarakat, terutama yang sangat

berperan signifikan adalah tim penggerak PPK. Dibawah kepemimpinan ibu Hj.

Wirdayanti Romi, AMd para pengurus PKK beserta seluruh pokja dan jajarannya

mampu memberikan warna tersendiri dalam pengembangan program ini. Penggerakan

dimaksud yang terpenting adalah dengan adanya kelompok dasawisma disetiap desa

yang merupakan kelompok yang terdiri dari gabungan dari sekitar 10 keluarga yang
7

merupakan bagian terkecil dari kelompok masyarakat. Seluruh program yang

dicetuskan oleh pemerintah Kab. Tanjab Timur yang diimplementasikan oleh SKPD

terkait, disampaikan kepada seluruh anggota keluarga di dasawisma yang

bersangkutan. Jumlah dasawisma aktif di Kab. Tanjab Timur saat ini berjumlah 1961

kelompok yang tersebar di 11 kecamataan dan 93 desa/kelurahan.

Data terkait 10 indikator PHBS Tatanan Rumah Tangga di Kabupaten Tanjung

Jabung Timur sebagai berikut :

1. Persalinan dengan tenaga kesehatan

Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar

terjadi pada masa di sekitar persalinan, hal ini antara lain disebabkan karena

pertolongan persalinan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai

kompetensi kebidanan (profesional). Dalam kurun waktu tahun 2005-2011,

cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur

terus mengalami peningkatan, yaitu dari 79,5% pada tahun 2008 menjadi 91,75%

pada tahun 2012, namun tahun 2013 mengalami penurunan menjadi 87,95%.

Akan tetapi ditahun 2014 sampai dengan tahun 2016 mengalami peningkatan

kembali, Pada tahun 2014 yaitu 90,9% dan 92,6% di tahun 2015 kemudian pada

tahun 2016 meningkat menjadi 91,9% Tahun 2017 terjadi peningkatan yaitu

94,3%.

Program kemitraan dengan dukun bayi yang telah dilakukan sejak tahun 2009,

menyekolahkan anak dukun ke sekolah kebidanan dan penambahan tenaga

kesehatan tentu saja sangat diperlukan untuk mengurangi kebiasaan masyarakat

untuk melakukan persalinan dengan dukun. Sumber Daya Manusia (SDM) tenaga

kesehatan yang dimiliki oleh Kabupaten Tanjung Jabung Timur untuk mendukung

tercapainya indikator persalinan oleh tenaga kesehatan cukup banyak. SDM


8

tenaga kesehatan tersebut yaitu dokter spesialis sebanyak 7 orang, Dokter Umum

sebanyak 28 orang, Bidan sebanyak 330 orang, dan Perawat sebanyak 244 orang

yang tersebar diseluruh Kecamatan dan Desa di Kabupaten Tanjung Jabung

Timur.

Cakupan persalinan dengan tenaga kesehatan pada tahun 2016 adalah sebesar

90,11% dan mengalami peningkatan menjadi 91,9 % pada tahun 2017. Sementara

cakupan K1 berada pada angka 98,1% dan K4 berada pada angka 90,8 %.

2. Pemberian Bayi ASI Eklusif

Cakupan pemberian ASI eklusif tahun 2016 sebesar 78,15 % sementara pada

tahun 2017 mengalami peningkatan menjadi 92,2 %. Program ASI ekslusif ini

didukung sepenuhnya oleh penyampaian informasi oleh kader – kader Posyandu

dan Tim Penggerak PKK melalui Dasawisma.

3. Menimbang Bayi dan Balita Setiap Bulan

Jumlah Posyandu di Kabupaten Tanjung Jabung Timur berjumlah 279 buah

dengan stratifikasi Purnama yaitu 89 posyandu dan Mandiri 23 posyandu.

Operasional Posyandu ini didukung oleh 1421 orang kader posyandu. Disamping

5 program pokok di Posyandu juga di kembangkan program-program tambahan

seperti BKB, PAUD, TOGA/UPGK, Taman bacaan masyarakat(TBM), dan

kegiatan-kegiatan lainnya yang bersifat Pemberdayaan Masyarakat. Cakupan D/S

di Kabupaten Tanjung Jabung Timur mencapai pada tahun 2016 adalah 78,3 dan

pada tahun 2016 meningkat menjadi 81,6 %.

4. Menggunakan Air Bersih

Kebiasaan masyarakat untuk menggunakan air bersih berkaitan dengan akses

dan tersedianya sarana air bersih yang ada. Pada tahun 2017 sarana air bersih

yang dimiliki masyarakat terdiri dari Sumur Gali sebanyak 4.017 buah, Sumur
9

Pompa Tangan sebanyak 3.838 buah, Penampungan Air Hujan sebanyak 38.362

buah, PDAM sebanyak 3364 sambungan rumah.

5. Menggunakan Jamban Sehat

Penularan penyakit melalui vektor (binatang serangga perantara penyakit)

pada umumnya disebabkan karena pembuangan tinja tidak memenuhi syarat

kesehatan. Penggunaan jamban yang sehat merupakan faktor yang sangat penting

untuk mencegah penularan berbagai penyakit menular seperti: Diare, disentri,

kecacingan, dll. Pada tahun 2016 persentasi masyarakat yang menggunakan

jamban sehat sebesar 63,43 % dan meningkat pada tahun 2017 menjadi 86,6%.

6. Cuci Tangan pakai Sabun

Penyakit Diare dikalangan masyarakat umum masih dianggap sebagai penyakit

yang tidak berbahaya. Padahal ditingkat global dan nasional fakta menunjukkan

sebaliknya, menurut catatan WHO Diare membunuh 2 juta anak di dunia dalam

setiap tahun. Diare merupakan salah satu penyebab kematian kedua terbesar pada

balita.

Angka kesakitan diare di Kabupaten Tanjung Jabung Timur selama 5 tahun

terakhir berfluktuasi. Pada tahun 2012 sebesar 26,9 per 1.000 penduduk,

kemudian tahun 2013 turun menjadi 24,9 per 1.000 penduduk, pada tahun 2014

meningkat menjadi 25,4 per 1.000 penduduk, dan pada tahun 2015 turun menjadi

24,5 per 1.000 penduduk. Kemudian pada tahun 2016 menurun kembali menjadi

24,3 per 1000 penduduk. Kebiasaan mencuci tangan pakai sabun dapat menekan

angka kesakitan diare. Program cuci tangan pakai sabun juga digalakkan pada

sluruh siswa SD/MI di seluruh Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebagai upaya

membiasakan pola hidup bersih sejak dini.


10

7. Memberantas Jentik Nyamuk

Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit infeksi menular yang sering

menyebabkan Kejadian Luar Biasa (KLB), dan tidak sedikit yang menyebabkan

kematian. Penyakit ini bersifat musiman yaitu biasanya pada musim hujan yang

memungkinkan vektor penular (Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus) hidup di

genangan air bersih.

Upaya pencegahan dan penanggulangan DBD dititik beratkan pada

penggerakan potensi masyarakat untuk berperan serta dalam Pemberantasan

Sarang Nyamuk (PSN), pemantauan angka bebas jentik (ABJ) serta pengenalan

gejala DBD dan penanggulangan kepada masyarakat. Selain itu juga dilakukan

dengan pengasapan (Fogging).

Jumlah kasus DBD di Kabupaten Tanjung Jabung Timur selama 3 Tahun

terakhir berfluktuasi pada tahun 2014 sebesar 87 kasus (41,0 per 100.000

penduduk), Tahun 2015 turun menjadi 54 kasus (25,5 per 100.000 penduduk) dan

pada tahun 2016 naik kembali menjadi 209 kasus (98,5 per 100.000 penduduk).

Pada tahun 2017 330 kasus (153,3 per 100.000 penduduk)

Pada tahun 2016 rumah bebas jentik di Kabupaten Tanjung Jabung Timur

sebesar 41,2 %, pada tahun 2017 meningkat menjadi 56,6 %. Angka bebas jentik

ini juga didapat melalui upaya yang dilakukan secara bersama-sama oleh

masyarakat dengan program pemberantasan sarang nyamuk(PSN) melalui gotong

royong yang biasa dilakukan dengan nama gerakan jum’at bersih. Didukung pula

oleh 3.820 orang kader juru pemantau jentik (Jumantik).


11

8. Makan Sayur dan Buah Setiap Hari

Dalam upaya meningkatkan makan sayur dan buah setiap hari dibantu oleh

1.758 orang kader pangan yang tersebar diseluruh desa di Kabupaten Tanjung

jabung Timur. Peran kader pangan ini sangat strategis disamping sebagai

moderator penggerak ketahanan pangan juga sebagai penyuluh konsumsi gizi

berimbang bagi masyarakat. Jumlah keluarga yang memanfaatkan pekarangan

untuk Upaya Peningkatan Gizi Keluarga (UPKG) sebanyak 30.453 Kepala

Keluarga.

9. Aktivitas Fisik Setiap Hari

Sebagian besar masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Timur selain

melaakukan olah raga masyarakat seperti bola kaki, voly ball, dan jenis olahraga

lainnya yang tak kalah penting adalah aktivitas fisik dilaksanakan dengan bertani,

berkebun dan melaut sebagai mata pencarian utama masyarakat Kabupaten

Tanjung Jabung Timur.

10. Tidak Merokok Didalam Rumah

Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur telah menerbitkan SK NO. 397

tahun 2011 tentang kawasan bebas asap rokok yang disosialisasikan secar intensif

kepada seluruh masyarakat di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.


12

BAB III

PELAKSANAAN PHBS DI DESA SIDO MUKTI


KECAMATAN DENDANG

1. Gambaran Umum

Salah satu desa yang terbilang sukses dalam menerapkan Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS), Tatanan Rumah Tangga di Kabupaten Tanjung Jabung

Timur adalah Desa Sido Mukti. Nama Desa Sido Mukti berasal dari tahapan

penempatan Ekstransmigrasi di daerah Dendang. Nama Desa Sido Mukti Berasal

dari bahasa jawa yang berarti Sido ( Jadi ), Mukti ( Bukti ). Batas wilayah Desa

Sido Mukti Sebelah utara berbatas dengan desa Kuala dendang, sebelah selatan

berbatas dengan Desa Jati Mulyo ,sebelah barat berbatas dengan kelurahan teluk

dawan, sebelah timur berbatas dengan kelurahan Rantau indah.

Penduduk Desa Sido Mukti di dominasi oleh para Transmigrasi yang

berasal dari Pulau Jawa, baik itu Jawa Timur, Jawa Tengah maupun Jawa Barat.

Desa Sido Mukti pada saat itu merupakan daerah Transmigrasi teramai, sehingga

banyak para pendatang dari Pulau Jawa yang Bertani padi di Desa ini, dan Pada

saat ini berganti dengan Perkebunan kelapa Sawit

Desa Sido Mukti memiliki luas daratan lebih kurang 2.050 Ha, dimana

lebih kurang 130 Ha sebagai lahan pemukiman dan sisanya 1920 Ha digunakan

sebagai lahan pertanian dan perkebunan.Status kepemilikan lahan di Desa ini

merupakan lahan-lahan transmigrasi dari Pemerintah sebagai jatah kepada para

peserta transmigrasi dari Pulau Jawa pada tahun 1969, dan masing-masing

keluarga mendapat jatah 2 ha dengan pembagian penggunaan lahan 0,25 ha untuk

perumahan, 1,75 ha untuk lahan pertanian. Dari tahun ke tahun pertumbuhan dan

perkembangan masyarakat Desa Sido Mukti berkembang sangat pesat. Dimana


13

pada awal-awalnya masyarakat mayoritas bermata pencaharian dari bercocok

tanam padi, namun lama kelamaan sampai pada tahun 2000-an, seiring dengan

semakin menurunnya hasil pertanian (padi) dan sangat tidak sesuai dengan modal

yang dikeluarkan, kegunaan lahan mulai bergeser ke sentra perkebunan rakyat

(kelapa sawit, pinang ) karena dianggap lebih menguntungkan baik dari segi

modal maupun hasil yang didapatkan.

Desa Sido Mukti ini dapat ditempuh baik melalui jalan darat maupun jalur

perairan. Dahulu jalur transportasi air lebih efisien dari pada jalur darat karena

akses jalan darat belum memadai,saat ini sejak Jembatan teluk dawan telah

selesai pengerjaannya maka jalur transportasi darat lebih diminati mengingat

waktu tempuh,jarak tempuh,dan biaya lebih ekonomis.Jarak Desa Sido Mukti dari

Ibu Kota Provinsi lebih kurang 72 Km,dan dari Ibu Kota Kabupaten lebih kurang

20 Km,sementara Letak Kecamatan Dendang Dengan Desa Sido Mukti 20 m.

Dengan adanya peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2005 tentang Desa

yang prinsipnya penyelenggaraan Desa diarahkan untuk selalu berorientasi pada

peningkatan kesejahteraan masyarakat dan selalu memperhatikan kepentingan dan

aspirasi yang tumbuh dalam masyarakat. Sehingga nantinya setiap Desa bisa

menggali potensi dalam membangun daerahnya, sesuai kemampuan dan skala

prioritas yang ada. Begitu pula dengan Desa Sido Mukti yang akan selalu

berbenah diri membangun desa sehingga diharapkan menjadi desa yang bersih,

tentram , aman dan sejahtera.

Desa Sido Mukti terdiri dari 3 Dusun dan 32 RT, yang meliputi :

1. Dusun Jaya Indah

2. Dusun Rejo Agung

3. Dusun Tanjung Sari


14

Kawasan Dusun Jaya Indah yang meliputi RT 1 sampai dengan RT 12,

Dusun Rejo Agung yang terdiri dari RT 1 sampai dengan RT 11 serta Dusun

Tanjung Sari dari RT. 1 sampai dengan RT. 9. merupakan konsentrasi kegiatan

penduduk untuk desa ini. Kawasan pemukiman pusat atau disebut juga oleh

masyarakat perkantoran kecamatan dendang. merupakan kawasan pemukiman

penduduk yang berlokasi di pinggir jalan, dilalui oleh jalan utama desa yang

menghubungkan desa ini dengan Kelurahan Rantau Indah, Desa kota kandis dan

Desa Kuala Dendang

Kawasan Pemukiman Dusun Jaya Indah, Dusun Rejo Agung dan Tanjung

Sari sebahagian merupakan kelompok pemukiman penduduk yang berlokasi di

kawasan sepanjang Jalan Desa Sido mukti Kiri dan Kanan kalau dilihat dari pusat

desa. Penduduk yang bermukim di sini pada umumnya bermata pencaharian

sebagai petani dan pekebun. Rumah penduduk di lokasi ini umumnya dibangun

berjejer di pinggir Jalan dengan posisi menghadap arah Jalan.

Pada tahun 2017 jumlah penduduk di Desa ini adalah sebanyak 3.366

orang (988 KK) yaitu sebanyak 1.707 laki-laki dan 1.659 perempuan. Penduduk

berasal dari berbagai suku bangsa yang hidup berdampingan secara damai dengan

komposisi sebahagian besar (95,6%) beragama Islam dan sisanya 4,4% beragama

lainnya yaitu Protestan/Katolik.

Mata pencaharian utama penduduk Desa Sido Mukti Karyawan

(PNS,TNI/Polri dan swasta) sebanyak 165 orang, Wiraswasta/pedagang sebanyak

67 orang, Tani dan buruh tani sebanyak 1.125 orang, sedangkan sisanya sekitar

696 bekerja sebagai (peternak,jasa, pekerja seni,pensiunan). Sumber pendapatan

masyarakat Desa Mayoritas perkebunan kelapa sawit.


15

Pembinaan PHBS di desa Sido Mukti tidak lepas dari peran Kecamatan

Dendang beserta tim penggerak PKK Kecamatan Dendang. Dalam kesempatan

baik formal maupun non formal Camat Dendang beserta jajarannya selalu

menyempatkan untuk melakukan langkah-langkah konkrit yang sangat berarti

dalam menggerakkan segenap potensi yang ada di Kecamatan Dendang untuk

menggerakkan masyarakat untuk berprilaku hidup bersih dan sehat. Demikian

pula tim penggerak PKK kecamatan dengan seluruh kelompok kerja I s/d IV yang

begitu gencar menyampaikan pesan dan informasi tentang pola hidup bersih dan

sehat kepada seluruh masyarakat Kecamatan Dendang, termasuk bagi desa Sido

Mukti sebagai lokasi percontohan bagi desa lainnya di Kecamatan Dendang.

Pada tahun 2017 rumah tangga yang ber-phbs sebanyak 60% dan

meningkat pada tahun 2018 menjadi 90% rumah tangga yang telah ber-phbs.

jumlah kader phbs di desa sido mukti yang telah terlatih saat ini adalah sebanyak

15 kader (5 kader per dusun), jumlah kader posyandu 15 orang.

Program PHBS di desa sido mukti dilakukan secara bersama-sama oleh

segenap lapisan masyarakat secara bergotong royong. berbagai kebijakan

dirumuskan bersama melalui forum musyawarah masyarakat desa untuk

meningkatkan phbs di desa sido mukti.

II. Pelaksanaan 10 Indikator PHBS di Desa Sido Mukti

Program PHBS di desa Sido Mukti dilakukan secara bersama-sama oleh

segenap lapisan masyarakat secara bergotong royong. Berbagai kebijakan mereka

rumuskan bersama melalui forum musyawarah masyarakat desa untuk disepakati

dan dijalankan secara kolektif pula. Forum yang dilakukan secara rutin di tingkat

desa melibatkan Kepala Desa, BPD, PKK Desa, Bidan Desa, Gabungan
16

Kelompok Tani (Gapoktan) tokoh masyarakat, tokoh pemuda, karang taruna dan

tokoh agama setempat.

Masyarakat Desa Sido Mukti sangat menyadari betul pentingnya 10

indikator PHBS yang harus mereka capai secara bersama-sama. Kesepuluh

Indikator tersebut adalah :

1. Melakukan Persalinan dengan Tenaga Kesehatan.

Di desa ini 4-5 tahun yang lalu masih banyak persalinan yang tidak ditolong

oleh tenaga kesehatan atau dengan kata lain ditolong oleh dukun bayi.

Persentase cakupan persalinan nakes pada kisaran tahun tersebut baru berkisar

40-60 %. Hal ini dikarenakan masih kuatnya kepercayaan masyarakat pada

peran dukun bayi. Namun berkat pendekatan yang dilakukan secara intensif

oleh bidan desa setempat peran dukun terus dapat diminimalisir dan untuk saat

ini dukun-dukun beranak banyak yang telah meninggal dunia dan tidak ada

penerusnya. Saat ini sudah tidak ada lagi dukun beranak di desa Sido Mukti,

oleh karena itu persalinan oleh tenaga kesehatan meningkat sangat pesat. Dan

diperkuat surat Himbauan Kepala Desa Sido Mukti Nomor 140/20/SM/I/2017

tentang himbauan penerapan PHBS. Persentase persalinan oleh tenaga

kesehatan di desa Sido Mukti pada tahun 2017 sebesar 74% dan saat ini

meningkat sebesar 100% pada tahun 2018.

2. Bayi diberikan ASI Eklusif

Pemberian ASI bagi bayi sudah menjadi kebiasaan sejak dahulu oleh ibu-ibu

di desa Sido Mukti. Hal ini didukung oleh peranan kader kesehatan yang

memberikan informasi tentang manfaat Asi Ekslusif. Disamping kader

posyandu terdapat juga kader GSI (gerakan sayang ibu) yang di bentuk melalui

SK kepala desa Nomor 27 Tahun 2017. Penyampaian informasi oleh kader-


17

kader tersebut dilakukan melalui berbagai media seperti bidan desa,

puskesmas, poster, leaflet dan media penyuluhan elektronik. Untuk mendukung

program ini maka PKK dan Desa membei himbauan untuk ibu menyusi agar

memberikan ASI Ekslusif kepada bayinya dan dibeberapa tempat tertentu

seperti di Posyandu dan kantor desa terdapat tempat khusus untuk ibu

menyusui. Usaha tersebut membuahkan hasil dimana sebelumnya pada tahun

2017 jumlah bayi yang di beri Asi Ekslusif sebanyak 41 % saat ini bisa

meningkat menjadi 60 % pada tahun 2018.

3. Menimbang Balita Setiap bulan

Jumlah balita yang berumur (0-59 bulan) di Desa Sido Mukti saat ini

terdapat 287 balita. Penimbangan balita dilakukan di posyandu yaitu Posyandu

Kencana A setiap tanggal 18, posyandu kencana B setiap tanggal 20, posyandu

kencana C setiap tanggal 23.

Para kader mempunyai cara tersendiri dalam melaksanakan Posyandu

bila ada perubahan jadwal. Untuk memberitahukan Jadwal Posyandu melalui

Media social, di acara-acara yasinan, para kader posyandu memberitahukan

kegiatan posyandu, gotong royong, kabar duka, dan siskamling. Dengan Sosial

media dan Acara-acara yasinan. masyarakat disekitar posyandu diingatkan

untuk membawa anaknya ke posyandu guna dilakukan penimbangan,

pemeriksaan tumbuh kembang dan kesehatan serta imunisasi. Selain itu para

kader juga melakukan sweeping penimbangan ke rumah-rumah bagi yang tidak

datang ke posyandu. Hal ini di dukung oleh SK kepala Desa Nomor 22 tahun

2017 tentang posyandu. Penimbangan Balita juga dilakukan di PAUD yang ada

di Desa Sido Mukti. Cara ini meningkatkan jumlah kunjungan kunjungan balita
18

ke posyandu yakni pada tahun 2017 sebesar 77,35% menjadi 90% pada tahun

2018.

Partisipasi warga masyarakat dalam pengembangan posyandu juga

dapat diberikan apresiasi tersendiri. Berbagai sumber pembiayaan mereka gali

secara bersama-sama melibatkan aparatur desa, tokoh masyarakat dan para

petani yang ada di desa. Beberapa sumber pembiayaan posyandu yang ada saat

ini berasal dari dana ADD Desa Sido mukti setiap tahunnya. Dan Terdapat 1

Posyandu yang terintegrasi dengan PAUD.

4. Menggunakan Air Bersih

Dalam pemakaian air bersih warga desa Sido Mukti sebagian besar

menggunakan penampungan air hujan, PDAM dan sisanya menggunakan

sumur gali dan sumur bor. Air Pelimer telah dibersihkan dari jamban sehingga

pada saat musim kemarau untuk keperluaan mencuci dan mandi sebagian

warga menggunakan air tersebut yang telah di saring dengan penyaringan

sederhana lebih dahulu. Usaha tersebut dapat meningkatkan akses masyarakat

untuk menggunakan air bersih. Tercatat sebanyak 540 rumah menggunakan

PAH (Penampungan Air Hujan), 65 rumah menggunakan sumur gali, ditambah

dengan masuknya air PDAM dan Sumur BOR sebanyak 19,5 % sambungan

rumah. Sehingga pada tahun 2017 terdapat 40 % masyarakat yang

menggunakan air bersih dan pada tahun 2018 meningkat menjadi 60%.

Peningkatan ini di dukung dengan adanya SK kepala desa tentang lingkungan

bersih dan sehat Nomor 27 Tahun 2017.

5. Menggunakan Jamban Sehat

Gerakan stop BABS di sembarang tempat sudah mulai di rintis pada

tahun 1990an di mulainya program sungai kali bersih dan bebas dari tempat
19

pembuangan kotoran manusia. Kemudian ditambah dengan Diadakannya

arisan Sawit untuk pembuatan jamban melalui SK kepala Desa Nomor 34

Tahun 2017. Kegiatan ini di laksanakan dengan cara menyisihkan hasil panen

sawit yaitu dua minggu sekali, jadi setiap dua minggunya arisan itu di kocok

dan namanya keluar dialah yang mendapatkan arisan dan uang arisan tersebut

digunakan masyarakat yg belum mempunyai jamban untuk pembelian matrial

seperti batu bata, batu kerikil,pasir atap seng, kloset jadi dan semen untuk

pembuatan jamban. Sehingga masyarakat dapat membuat jamban. Pada saat

ini menggunakan jamban sehat telah mencapai 94,50% pada tahun 2018

padahal sebelumnya pada tahun 2017 sebanyak 70,50%. Berkat kerja keras

dari semua pihak terutama karang taaruna ,PKK, tokoh masyarakat dan para

kader kesling,dll kesadaran semua warga tinggi akan pentingnya kebersihan

lingkungan dan jamban yang sehat yang telah efektif merubah kebiasaan

masyarakat dari mebuat jamban di pinggir kali menjadi memiliki jamban

dirumah masing-masing.

Penggunaan jamban yang sehat terbukti menurunkan angka kesakitan

penyakit berbasis lingkungan di desa Sido Mukti seperti mutaber, disentri dan

diare yaitu sebanyak 21 kasus pada tahun 2017 menjadi kasus 15 kasus pada

tahun 2018.

6. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

Kesadaran masyarakat untuk membiasakan diri melakukan cuci

tangan pakai sabun telah dimuali sejak kecil pada usia sekolah. Kesadaran ini

didasarkan atas kampanye ber-Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang selalu di

galakkan oleh petugas kesehatan di sekolah dan para kader dengan melakukan

penyuluhan dan penggerakan masyarakat untuk membuat tempat cuci tangan.


20

Didukung dengan kebijakan kepala desa berupa surat himbauan untuk

melaksanakan PHBS di rumah tangga yaitu Nomor 140/20/SM/I/2017. Pada

saat ini tercatat lebih dari 70% warga Desa Sido Mukti telah memiliki tempat

cuci tangan pakai sabun depan rumahnya masing-masing dengan

menggunakan bahan-bahan lokal seperti kaleng bekas, ember plastik bekas

cat, gentong dan lain sebagainya. Kebiasaan mencuci tangan pakai sabun ini

terbukti efektif menurunkan angka kesakitan diare secara signifikan.

Berdasarkan data profil tahun 2017 terdapat 376 kasus diare di Puskesmas

Dendang menurun menjadi 295 kasus pada tahun 2018. Angka diare di Desa

Sido Mukti pada tahun 2017 sebanyak 21 kasus sedangkan pada tahun 2018

menurun menjadi 15 kasus.

7. Memberantas jentik nyamuk

Kegiatan memberantas jentik nyamuk dilakukan warga dengan cara gotong-

royong membersihkan lingkungan pemukiman dari sampah terutama barang-

barang ataupun kaleng plastik bekas yang dapat menampung air tempat

perindukan nyamuk. Kegiatan ini diperkuat dengan SK Kepala Desa Nomor

30 Tahun 2017. tentang gotong royong setiap bulan dan himbauan

menyediakan tempat sampah disetiap rumah tangga. Mereka pun telah terbiasa

memilih, memilah dan membuang sampah pada tempatnya. Kegiatan gotong

royong seperti jumat bersih dibudayakan dan dilembagakan disetiap kantor.

Peran kader PHBS dan kader Jamantik (Juru Pemantau Jentik) sangatlah

penting dalam menjadikan desa bebas jentik. Kader Jumantik mendatangi

rumah warga secara berkala setiap tiga bulan sekali yang disertai dengan

pemberian bubuk abate dan kegiatan gotong-royong terbukti efektif

meningkatkan Angka Bebas Jentik dari 85,50% tahun 2017 menjadi 90,50% di
21

tahun 2018. Usaha ini mampu menurunkan angka kejadian DBD yaitu pada

tahun 2017 sebanyak 1 orang menjadi 0 orang pada tahun 2018.

8. Makan Buah dan Sayur Setiap Hari

Konsumsi buah dan sayur bagi masyarakat Desa Sido Mukti bukanlah

suatu hal yang sulit, hal ini didukung oleh lebih dari 90% rumah tangga telah

memanfaatkan pekarangan untuk upaya peningkatan gizi keluarga (UPGK)

dan Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Berbagai tanaman sayuran seperti

bayam, daun singkong, kangkung, sawi, kacang panjang dan lain-lain mudah

ditemukan di pekarangan warga. Selain itu tanaman buah seperti tomat,

papaya, pisang, jeruk, rambutan, nangka, jambu biji dan sebagainya tertanam

di pekarangan warga.

Demikian pula halnya dengan sumber protein hewani seperti kolam

ikan, ternak ayam dan bebek, sapi,kambing ada pada hampir diseluruh rumah

di Desa Sido mukti dengan demikian Pola Konsumsi Gizi bagi keluarga dan

anak-anak dapat terpenuhi tanpa harus bersusah payah membeli di pasar yang

cukup jauh jaraknya dari desa ini. Dalam hal pemanfaatan TOGA tidak kurang

dari 75% warga telah telah menanam TOGA seperti seledri, kunyit, jahe,

kencur, bawang merah dan lain-lain dikelola oleh rumah tangga sebagai bahan

baku pembuatan jamu. Disamping untuk konsumsi keluarga sendiri

sebagaimana kebiasaan etnis suku jawa meminum jamu. Hal ini diperkuat

dengan himbauan dari kepala desa Sido Mukti Nomor 140/20/SM/I/2017

tentang himbauan pelaksanaan PHBS. Kebiasaan makan sayur dan buah

setiap hari ini mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2017 sebanyak 79,23

% meningkat di smester I 2018 sampai sebesar 85,24 % persentasenya naik di

Smester II 2018 menjadi (93,21%)


22

9. Melakukan Aktivitas Fisik Setiap Hari

Masyarakat Desa Sido mukti telah melakukan aktifitas fisik setiap hari

dengan cara melakukan olahraga rutin seperti sepak bola, bola voli, jogging,

senam dan lain-lain.

Disamping itu sebagian besar masyarakat petani disini melakukan

aktivitas fisik yaitu berkebun, membersihkan pekarangan rumah maupun

gotong royong. Beberapa kelompok karang taruna pun aktif melakukan

kegiatan olahraga baik untuk kompetensi seperti sepak bola dan voly ball

maupun untuk kegiatan sehari-hari.

Selain itu bagi kelompok lansia dilakukan kegiatan Posyandu Lansia

setiap bulannya dan kegiatan senam prolanis setiap tiga bulan sekali, sekitar

95% dari jumlah lansia di Desa Sido mukti telah berpartisipasi secara aktif

yang bertujuan untuk kebugaran fisik maupun mental mereka. Hal ini di

perkuat oleh surat Himbauan Kepala Desa Sido Mukti Nomor

140/20/SM/I/2017. Pencapaian Indikator PHBS melakukan aktifitas fisik

setiap hari di Desa Sido mukti mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2017

sebanyak 58,99 % dan meningkat menjadi di semester 1 2018 sebesar 80%dan

mengalami peningkatan di semester II menjadi 95% tahun 2018.

10. Tidak Merokok Didalam Rumah

Warga desa Desa Sido Mukti menyadari betul akan bahaya atau

dampak negativ dari rokok bagi individu dan keluarga. Hasil survey PHBS

yang telah dilakukan didapatkan di semester I yang tidak merokok di dalam

rumah sebesar 55,99 %. Berdasarkan pendataan PHBS, warga bersepakat

untuk mengendalikan kebiasaan merokok dikalangan rumah tangga bagi


23

anggota keluarga yang sudah terlanjur merokok dan sulit untuk berhenti

mereka sepakat untuk tidak merokok didalam rumah, dan bagi setiap tamu

yang datang kerumahpun dihimbau untuk tidak merokok didlam rumah,

dengan penuh kearifan anggota masyarakat desa Sido mukti mematuhi

kesepakatan yang telah mereka buat sebelumnya. Kampanye pengendalian

rokok juga di sosialisasikan oleh para pemuka masyarakat dan kader PKK, dan

di perkuat oleh Surat Himbauan Kepala Desa Sido Mukti Nomor

140/20/SM/I/2017. sehingga hasil pendataan di semester I sebesar 55,99% dan

hasil pendataan semester II tahun 2018 terjadi peningkatan yang signifikan

menjadi 90% masyarakat yang tidak merokok didalam rumah.

Berbagai upaya PHBS dengan seluruh indikatornya yang telah

dilaksanakaan oleh masyarakat desa Sido mukti tidak terlepas dari peran aktif para

SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) terkait dibawah komando Bupati Tanjung

Jabung Timur “H. Romi Hariyanto, SE” yang secara aktif langsung

mengintruksikan pada segenap jajarannya agar memfasilitasi terselenggaranya

Prilaku Hidup Bersih dan Sehat diseluruh Kabupaten Tanjung Jabung Timur demi

tercapainya kualitas kesehatan masyarakat yang lebih optimal.

Vous aimerez peut-être aussi