Vous êtes sur la page 1sur 19

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

A. DEFINISI
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mm Hg atau
lebih dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.Rogen, 1996). Hipertensi adalah
peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHG dan tekanan darah diastolic
lebih dari 90 mmHG (Luckman Sorensen,1996). Hipertensi adalah suatu keadaan dimana
terjadi peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah
diastolic 90 mmHg atau lebih. (Barbara Hearrison 1997) Dari ketiga definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang abnormal dengan
sistolik lebih dari 140 mmHg dan diastolic lebih dari 90 mmHg.

Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140
mmHg dan tekanan diastolic di atas 90 mmHg. Pada populasi manula, hipertensi
didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolic 90 mmHg.
(Bruner dan Suddarth, 2002: 896)
Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah
baik sistole dan diastole karena adanya gangguan peredaran darah tepi dengan tanda dan
gejala yang khas.
Hipertensi dapat dikelompokkan menjadi :

1. Hipertensi Ringan
Tekanan sistole 140-150 mmHg dan diastole 90-100 mmHg

2. Hipertensi Sedang
Keadaan tekanan darah systole 160-180 mmHg dan diastole 100-110 mmHg

3. Hipertensi Berat
Tekanan systole lebih dari 185 mmHg dan diastole lebih 110 mmHg
B. ETIOLOGI
Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi
terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer
Namun ada beberapa factor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:

1. Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau transport Na.
2. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan darah
meningkat.
3. Stress Lingkungan
4. Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua serta pelabaran
pembuluh darah.
Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:

1. Hipertensi Esensial (Primer)


Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi seperti genetika,
lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, system rennin angiotensin, efek
dari eksresi Na, obesitas, merokok dan stress.

2. Hipertensi Sekunder
Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vakuler renal. Penggunaan
kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll.

C. KLASIFIKASI HIPERTENSI
Klasifikasi

Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Optimal < 120 dan < 80

Normal < 130 dan < 85

Normal tinggi 130 – 139 atau 85 – 89


Hipertensi derajat 1 140 – 159 atau 90 – 99

derajat 2 160 – 179 atau 100 – 109

derajat 3 180 110

Keterangan: Klasifikasi hipertensi bagi yang berumur 18 th keatas

Hipertensi sistolik terisolasi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 140 mmHg


atau lebih dan tekanan diastoliknya di bawah 90 mmHg.

B. Tekanan darah pertama kali (mmHg) Observsi yang dianjurkan


C. Sistolik Diastolik
< 130 < 85 Pemeriksaan ulang dalam 2 th

130 – 139 85 – 89 Pemeriksaan ulang dalam 1 th

140 – 159 90 – 99 Dipastikan dalam 2 th

160 – 179 100 – 109 Evaluasi dalam 1 th

180  110 Evaluasi segera/dalam 1 minggu,

tergantung situasi klinis.

Keterangan: Rekomendasi untuk observasi lebih lanjut setelah pengukuran tekanan


darah pertama kali.

D. MANIFESTASI KLINIS

Pada pemeriksaan fisik mungkin tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan
darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina seperti: perdarahan,
eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat edema
pupil dapat terjadi (edema pada diskus optikus). Gejala pada orang hipertensi biasanya
menunjukkan gejala vaskuler, dengan manifestasi yang khas sesuai system organ yang
divaskularisasi oleh system organ yang bersangkutan. Penyakit arteri koroner dengan
angina adalah gejala yang sering menyertai hipertensi. Hipertrofi ventrikel kiri terjadi
sebagai respon peningkatan beban kerja ventrikel saat dipaksa berkontraksi melawan
tekanan sistemik yang meningkat. Apabila jantung tidak lagi mampu menahan
peningkatan beban kerja, maka dapat terjadi gagal jantung kiri.
Perubahan patologis pada ginjal dapat bermanifestasi seperti nokturia
(peningkatan urinasi pada malam hari) dan azotemia (peningkatan nitrogen urea darah
(BUN) dan kreatinin). Keterlibatan pembuluh darah otak dapat mengakibatkan stroke
atau serangan iskemik transien yang termanifestasi sebagai paralysis sementara pada satu
sisi (hemiplegi) atau gangguan tajam pengluhatan.
Faktor risiko utama Kerusakan organ target
Merokok Penyakit jantung:
Dislipidemia *Hipertrofi ventrikel kiri
DM *Angina/riwayat AMI
Umur diatas 60 th *Riwayat revaskularisasi koroner.
*Gagal jantung
Jenis kelamin (pria & wanita pasca Stroke & serangan iskemik selintas
menopause)
Riwayat penyakit kardiovaskuler dalam Nefropati
keluarga.
Wanita < 65 th atau pria < 55 th. Penyakit arteri perifer, retinopati.
Keterangan: Faktor risiko kardiovaskuler dan kerusakan organ target pada pasien
hipertensi.

E. PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula dari saraf
simpatis, yang berkelanjutan ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna
medulla spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat
vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system
saraf simpatis ke ganglia simpatis yang mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.
Bebagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respons
pembuluhdarah terhadap rangsang vasokonstriktor. Individu dangan hipertensi sangat
sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya,
yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Rennin
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II,
suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh
korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua factor ini cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi.
Untuk pertimbangan gerontology. Perubahan structural dan fungsional pada system
pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia
lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan
penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan
kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri
besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa
oleh jantung ( volume sekuncup ), mengakibatkan penurunan curang jantung dan
peningkatan tahanan perifer ( Brunner & Suddarth, 2002 ).
F. PATHWAY

Umur, jenis kelamin, gaya hidup,


dan obesitas.

Hipertensi

Otak Pembuluh darah

Resistensi pembuluh
Suplai O2 Pembuluh
darah otak
menurun darah

Penurunan
Tekanan pembuluh kesadaran Sistemik
darah meningkat

vasokontriksi
Nyeri kepala

Gangguan rasa nyaman Afterlod meningkat


nyeri

Penurunan curah
jantung COP menurun

Defisien pengetahuan

Intoleransi aktivitas
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Hb/Ht: untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas)
dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti : hipokoagulabilitas, anemia.
2. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
3. Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh
pengeluaran kadar ketokolamin.
4. Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada DM.
5. CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
6. EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang
adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
7. IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal, perbaikan
ginjal.
8. foto dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup, pembesaran
jantung.

H. PENGKAJIAN FOKUS
1. Data umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi:

a. Nama kepala keluarga (KK)


b. Alamat dan telepon
c. Pekerjaan kepala keluarga
d. Pendidikan kepala Keluarga
e. Komposisi keluarga

No Nama Umur (L/P) Tgl Lahir Pendidikan Pekerjaan Hubungan


Genogram
Membuat susunan hubungan antar anggota keluarga minimal 3 generasi. Simbol-
simbol yang biasa digunakan.

Laki-laki Perempuan Identifikasi klien yang


sakit

Meninggal Menikah Pisah

Cerai Cerai Anak angkat

Aborsi Kembar Tinggal dalam satu


rumah

f. Tipe keluarga.
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah-
masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
g. Suku bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya
suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan.
h. Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
i. Status sosial ekonomi keluarga
Status ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga
maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu stataus sosial ekonomi keluarga
ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga
serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga.
j. Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama-sama
untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton TV dan
mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi.
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini


Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga
inti. Contoh: keluarga bapak A mempunyai ang anak, anak pertama berumur 7
tahun dan anak kedua berumur 4 tahun, maka keluarga bapak A berada pada
tahapan perkembangan keluarga dengan usia anak sekolah.

b. Tahap perkembangan keluarga yang berlum terpenuhi


Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh
keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum
terpenuhi.

c. Riwayat keluarga inti


Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi
riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota
keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit (stataus imunisasi), sumber
pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta pengalaman-
pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.

d. Riwayat keluarga sebelumnya.


Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan
istri.

3. Pengkajian lingkungan

a. Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe rumah,
jumlah ruangan , jumlah jendela, pemanfaatan ruangan , peletakan perabotan
rumah tangga, jenis septik tank, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air
minum yang digunakan serta denah rumah

b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat,yang
meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat,
budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.-

c. Mobilitas geografis keluarga


Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah
tempat.

d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat


Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta
perkumpulan keluarga yang ada dan sejauhmana keluarga interaksinya dengan
masyarakat.

e. Sistem pendukung keluarga


Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota
keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang
kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan
dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat
setempat.
4. Struktur keluarga

a. Pola komunikasi keluarga


Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antara anggota keluarga.

b. Struktur kekuatan keluarga


Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain
untuk merubah perilaku.

c. Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal
maupun informal.

d. Nilai atau norma keluarga


Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga, yang
berhubungan dengan kesehatan.

5. Fungsi keluarga.

a. Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiiki dan
dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya,
bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga
mengembangkan sikap saling menghargai.

b. Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga,
sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku.

c. Fungsi perawatan kesehatan.


Menjelaskan sajauhmana keluarga menyediakan makanan, pakaian,
perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauhmana
pengetahuan keluarga mengenai sehat-sakit. Kesanggupan keluarga di dalam
melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga
malaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal
masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan,
melakukan perawatan terhadap anggota yang sakit, menciptakan lingkungan
yang dapat meningkatkan kesehatan dan keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan setempat.

Hal-hal yang dikaji sejauhmana keluarga melakukan pemenuhan tugas


perawatan keluarga adalah:

1) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengel masalah kesehatn, yang


perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga mengetahui mengenai fakta-fakta
dari masalah-masalah k esehatan yang meliputi pengertian, tanda dan
gejala, faktor penyebab dan yang mempengaruhinya serta persepsi
keluarga terhadap masalah.
2) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai
tindakan kesehatan yang tepat, hal yang perlu dikaji adalah:
a) Sejauhmana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan
luasnya masalah
b) Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga
c) Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dialami
d) Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan penyakit
e) Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap masalah
kesehatan
f) Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada
g) Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan
h) Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan
dalam mengatasi masalah
3) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit, yang perlu dikaji adalah:
a) Sejauhmana keluarga mengetahui keadaan penyakitnya (sifat,
penyebaran, komplikasi, prognosa dan cara perawatannya)
b) Sejauhmana keluarga mengetahui tentang sifat dan perkembangan
perawatan yang dibutuhkan
c) Sejauhmana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas yang diperlukan
untuk perawatan
d) Sejauhmana keluarga mengetahui sumber-sumber yang ada dalam
keluarga (anggota keluarga yang bertanggung jawab, sumber
keuangan/ finansial, fasilitas fisik, psikososial)
e) Bagaimana sikap keluarga terhadap yang sakit.
4) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga memelihara
lingkungan rumah yang sehat, hal yang perlu dikaji adalah:
a) Sejauhmana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan.
b) Sejauhmana keluarga memahami keuntungan-keuntungan yang dapat
diperoleh dari fasilitas kesehatan
c) Sejauhmana tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas dan
fasilitas kesehatan
d) Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang baik terhadap
petugas kesehatan
e) Apakah fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga.
d. Fungsi reproduksi
Hal yangperlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah:
1) Berapa jumlah anak
2) Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga
3) Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah
anggota keluarga
e. Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah:
1) Sejauhma keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan
2) Sejauhmana keluarg amemanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam
upaya peningkatan status kesehatan keluarga.
6. Stres dan koping keluarga

a. Stresor jangka pendek dan panjang


1) Stresor jangka pendek yaitu stresor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu 6 bulan.
2) Sresor jangka panjang yaitu stresor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga berespon terhadap
situasi/stresor
c. Strategi koping yang digunakan
Strategi koping apa yang digunakan keluarg abila menghadapi permasalahan
d. Strategi adaptasi disfungsional.
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga
bila menghadapi permasalahan
7. Pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang
digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di
klinik.

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Skala untuk menentukan prioritas

Asuhan Keperawatan Keluarga

SCORING.

NO KRITERIA SCORE PEMBENARAN

1 Sifat masalah

Skala : 3

 Tidak/kurang sehat 2
 Ancaman kesehatan
1
 Keadaan sejahtera
2 Kemungkinan masalah dapat diubah

Skala : 2
 Mudah 1
 Sebagian
0
 Tidak dapat
3 Potensial masalah untuk dicegah

Skala : 3

 Tinggi 2
 Cukup
1
 Rendah
4 Menonjolnya masalah

Skala :

 Masalah berat, harus segera ditangani 2


 Ada masalah, tetapi tidak perlu
1
segera ditangani
 Masalah tidak dirasakan. 0

Skoring :

1. Tentukan skore untuk setiap kriteria.


2. Skore dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan bobot.
Skore X bobot
Angka tertinggi
3. Jumlahkanlah skore untuk semua kriteria.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas :


Dengan melihat kriteria yang pertama, yaitu sifatnya masalah, bobot yang lebih berat
diberikan pada tidak/kurang sehat karena yang pertama memerlukan tindakan segera dan
biasanya disadari dan dirasakan oleh keluarga.
Untuk kriteria kedua, yaitu untuk kemungkinan masalah dapat diubah perawat perlu
memperhatikan terjangkaunya faktor-faktor sebagai berikut:
1. Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani masalah..
2. Sumber daya keluarga : dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga
3. Sumber daya perawat : dalam bentuk pengetahuan, ketrampilan dan waktu
4. Sumber daya masyarakat : dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam masyarakat :
dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam masyarakat dan sokongan masyarakat.

Untuk kriteria ketiga, yaitu potensial masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang perlu
diperhatikan adalah:
1. Kepelikan dari masalah, yang berhubungan dengan penyakit atau masalah.
2. Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada.
3. Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan yang tepat dalam memperbaiki
masalah.
4. Adanya kelompok “high risk” atau kelompok yang sangat peka menambah potensi
untuk mencegah masalah.

Untuk kriteria keempat, yaitu menonjolnya masalah perawat perlu menilai persepsi atau
bagaimana keluarga melihat masalah kesehatan tersebut. Nilai skore yang tertinggi yang
terlebih dahulu dilakukan intervensi keperawatan keluarga.
DIAGNOSA KEPERAWATAN :
1. Gangguan rasa nyaman nyeri : sakit kepala berhubungan dengan gejala terkait
penyakit.
2. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang sumber pengetahuan.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidak seimbangan
antara suplai dan kebutuhan O2.

J. INTERVENSI KEPERAWATAN.
1. Gangguan rasa nyaman nyeri : sakit kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan
vaskuler cerebral.
Kriteria hasil :
a. Kesejahteraan fisik
b. Kontrol terhadap gejala.
c. kesejahteraan psikologi
Intervensi :
a. lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif meliputi lokasi, karakteristik,
durasi, kualitas, intensitas, atau beratnya nyeri dan faktor pencetus.
b. Dorong klien untuk memonitor nyeri dan menangani nyeri dengn tepat.
c. Ajarkan prinsip – prinsip manajemen nyeri.
d. Gali bersama klien faktor – faktor yang dapat memperberat dan meringankan
nyeri.
2. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang sumber pengetahuan.
Kriteria hasil :
a. Mengetahui perjalanan penyakit, tanda dan gejala penyakit.
b. Mengetahui strategi untuk mengurangi faktor risiko.
c. Mengetahui strategi untuk mengelola stress.
Intervensi :
a. Kaji tingkat pengetahuan klien terkait dengan proses penyakit yang spesifik.
b. Jelaskan tanda dan bahaya yang umum dari penyakit, komplikasi kronik yang
mungkin ada serta terapi/ manajemen nyeri yang dapat di lakukan.
c. Diskusikan perubahan gaya hidup untuk mencegah adanya komplikasi di masa
yang aan datang dan/atau mengontrol proses penyakit.
d. Eksplor bersama klien apakah dia telah melakukan manajemen gejala.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidak seimbangan
antara suplai dan kebutuhan O2.
Kriteria hasil :
a. Kemudahan dalam melakukan aktivitas hidup harian.
b. Tekanan darah diastol ketika beraktivitas dalam batas normal.
c. Tekanan darah sistolik ketika beraktivitas dalam batas normal.
Intervensi :
a. Kaji status fisiologi klien yang menyebabkan kelelahan sesuai dengan konteks
usia dan perkembangan.
b. Monitor intake/ asupan nutrisi untuk mengetahui sumber energi yang adekuat.
c. Tentukan jenis dan banyaknya aktivitas yang dibutuhkan untuk menjaga
ketahanaan.
d. Ajarkan klien mengenai pengelolaan kegiatan dan teknik manajemen waktu untuk
mencegah kelelahan.
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Lany. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi , Yogyakarta, Penerbit Kanisius,


2001

Sobel, Barry J, et all. Hipertensi : Pedoman Klinis Diagnosis dan Terapi, Jakarta, Penerbit
Hipokrates, 1999

Kodim Nasrin. Hipertensi : Yang Besar Yang Diabaikan, @ tempointeraktif.com, 2003

Smith Tom. Tekanan darah Tinggi : Mengapa terjadi, Bagaimana mengatasinya ?, Jakarta,
Penerbit Arcan, 1995

Semple Peter. Tekanan Darah Tinggi, Alih Bahasa : Meitasari Tjandrasa Jakarta, Penerbit Arcan,
1996

Gunawan, Lany. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi , Yogyakarta, Penerbit Kanisius,


2001

Vous aimerez peut-être aussi