Vous êtes sur la page 1sur 9

ANALISIS ARUS KAS (CASH FLOW ANALYSIS)

ANALISIS PENGGUNAAN DAN LAPORAN KEUANGAN

FHADINI KHAIRIYAH (0116101416)


KRISHELDA GLORIS PANGESTI (0116101420)
RIMA ROHIMA DESI (0116101422)
SILVIA ISTIMEIRIANTI (0116101425)
DIVA SALSHABILA (0116101428)
EWITH DADE AGUSTIN (0116101429)
AVYNDA WITRY LEONEESHA (0116101431)

KELOMPOK
KELAS K
Pengertian
Menganalisis arus kas (cash flow) perusahaan merupakan salah satu bagian analisis laporan keuangan
perusahaan. Pada analisis ini akan dibahas tentang analisis sumber dan penggunaan kas, penyusunan
laporan arus kas, teknik analisis arus kas, serta hubungan antara analisis arus kas dengan
respon stakeholder perusahaan.
Arus kas perusahaan menunjukkan sumber dan penggunaan kas dalam suatu perusahaan. Oleh karena
itu, arus kas perusahaan terdiri atas komponen arus kas masuk (cash inflow) dan arus kas keluar (cash
outflow). Posisi arus kas suatu perusahaan dapat dalam bentuk surplus atau defisit. Surplus arus kas
artinya terdapat kelebihan arus kas masuk atas arus kas keluar dan sebaliknya defisit arus kas artinya
terdapat kelebihan arus kas keluar atas arus kas masuk. Arus kas masuk dapat bersumber dari aktivitas
operasi perusahaan, seperti hasil penjualan produk, dari aktivitas investasi, seperti hasil penjualan aktiva
tetap, dari aktivitas pendanaan, seperti hasil pinjaman jangka panjang.
Data tentang arus kas masuk dan arus kas keluar disajikan dalam laporan arus kas (cash
flow statement). Laporan ini menyajikan perubahan posisi kas suatu perusahaan. Dalam penyusunan
laporan arus kas tidak dapat pisahkan dari neraca dan laporan laba rugi. Oleh karena itu, dalam menyusun
laporan arus kas diperlukan minimal neraca dua periode dan laporan laba rugi satu periode.

Kerangka Pembahasan

Sumber dan Penggunaan Kas


Sebagaimana telah dikemukakan di atas bahwa kas perusahaan terdiri dari arus kas masuk (cash
inflow) dan arus kas keluar (cash outflow). Arus kas masuk merupakan sumber kas dan arus kas keluar
merupakan penggunaan kas bagi perusahaan.

Sebelum menjelaskan lebih luas tentang sumber dan penggunaan kas, terlebih dahulu penulis
menjelaskan beberapa hal tentang laporan arus kas, seperti pengertian kas dan laporan arus
kas, serta kegunaan informasi arus kas.
1. Pengertian dan beberapa istilah
Laporan arus kas (cash flow statement) merupakan laporan tentang arus kas masuk (cash inflow) dan arus
kas keluar (cash outflow) selama periode yang lalu. Beberapa istilah tentang kas, setara kas, dan arus kas
telah dikemukakan dalam PSAK No. 2) sebagai berikut:
1) Kas (cash) terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro (cash in bank)
2) Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang
dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa penghadapi risiko perubahan nilai yang
signifikan.
3) Setara kas dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek bukan untuk investasi atau tujuan lain.
4) Arus kas dibedakan atas tiga aktivitas yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas
pendanaan.
5) Aktivitas operasi merupakan aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang
bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan.
6) Aktivitas investasi merupakan kegiatan untuk memperoleh dan melepas aktiva jangka
panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.
7) Aktivitas pendanaan merupakan aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi
modal dan pinjaman perusahaan.
.
Sumber dan penggunaan kas dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenis aktivitas bisnis perusahaan,
yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Identifikasi sumber dan penggunaan
kas ditunjukkan pada Tabel 7.1, Tabel 7.2, dan Tabel 7.3.

Tabel 7.1. Sumber dan penggunaan kas aktivitas operasi perusahaan


Sumber Kas Penggunaan Kas
Penerimaan dari pelanggan Kas yang dibayarkan untuk pembelian
Penerimaan dari piutang barang dan jasa yang akan dijual.
Penerimaan dari bunga, dividen Bunga yang dibayar atas utang perusahaan
Penerimaan berupa pengembalian dana Pembayaran pajak penghasilan
(refund) dari suplier Pembayaran gaji

Tabel 7.2. Sumber dan penggunaan kas aktivitas investasi perusahaan


Sumber Kas Penggunaan Kas
Penjualan aktiva tetap Pembayaran untuk mendapatkan aktiva
Penjualan surat berharga jangka panjang tetap
Penagihan pinjaman jangka panjang Pembelian investasi jangka panjang
Penjualan aktiva lainnya Pemberian pinjaman pihak lain
Pembayaran untuk aktiva lain
Tabel 7.3. Sumber dan penggunaan kas aktivitas pendanaan perusahaan
Sumber Kas Penggunaan Kas
Pengeluaran saham Pembayaran dividen
Pengeluaran wesel Pembelian saham pemilik
Penjualan obligasi Pembayaran utang pokok dana yang
Pengeluaran surat hutang dipinjam

Berdasarkan Tabel 7.1, Tabel 7.2, dan Tabel 7.3 di atas menunjukkan komponen-komponen sumber
dan penggunaan kas yang dikelompokkan berdasarkan aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas
pendanaan. Dalam penempatan komponen tersebut terdapat beberapa komponen yang tidak konsisten
penempatannya, yaitu antara lain:
1. Pendapatan yang dihasilkan dari aktivitas investasi eksternal, khususnya pada pasar modal, seperti
pendapatan bunga, pendapatan dividen, pendapatan sewa dapat ditempatkan sebagai aktivitas operasi atau
juga dapat ditempatkan sebagai aktivitas investasi.
2. Pengeluaran yang dilakukan untuk aktivitas pendanaan, berupa pembayaran bunga pinjaman jangka
panjang, pembayaran dividen dapat ditempatkan sebagai aktivitas operasi atau juga dapat ditempatkan
sebagai aktivitas pendanaan.

Menyusun Laporan Arus Kas


Sebagaimana telah dikemukakan di atas bahwa pada dasarnya laporan arus kas perusahaan
merupakan laporan yang menyajikan tentang perubahan posisi kas perusahaan. Tingkat ketepatan
informasi yang disajikan oleh suatu laporan arus kas sangat bergantung pada proses penyusunan laporan
tersebut. Sehubungan dengan penyusunan laporan arus kas perusahaan, maka arus kas yang terbentuk
dikelompokkan dalam tiga jenis aktivitas bisnis, yaitu arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari
aktivitas investasi, dan arus kas dari aktivitas pendanaan. Pengertian ketiga aktivitas bisnis ini telah
dikemukakan di atas, sedangkan hubungan ketiganya telah dijelaskan pada Bab 3. Syarat untuk menyusun
laporan arus kas yaitu adanya neraca minimal dua periode dan laporan laba rugi minimal satu periode.
Untuk menyusun laporan arus kas perusahaan diperlukan suatu metode dan pendekatan. Dalam hal
ini, metode penyusunan laporan arus kas ada dua jenis yaitu metode langsung (direct method) dan
metode tidak langsung (indirect method). Sedangkan pendekatan yang dapat digunakan dalam menyusun
laporan arus kas adalah pendekatan perkiraan T (Taccount) dan pendekatan kertas kerja (worksheet).

Metode Penyusunan Laporan Arus Kas


Menurut Standar Akuntan Keuangan dalam PSAK No. 2 bahwa perusahaan dapat melaporkan arus
kas operasi dengan menggunakan salah satu dari dua metode, yaitu metode lansung dan metode tidak
langsung. Perbedaan kedua metode ini dijelaskan sebagai berikut:
1. Metode langsung
Metode langsung merupakan suatu metode dimana kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan
pengeluaran kas bruto diungkapkan. Metode ini memiliki kelebihan karena mengungkapkan informasi
lebih terinci tentang komponen-komponen pembentuk laba rugi perusahaan. Namun di sisi lain, relatif
lebih rumit dalam proses penyajiannya. Untuk kepentingan analisis laporan keuangan direkomendasikan
agar menggunakan metode langsung. Format penyajian metode langsung ditunjukkan pada Lampiran 4.
2. Metode tidak langsung
Metode tidak langsung merupakan metode dimana laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi
pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan, atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk
operasi di masa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas
investasi atau pendanaan. Kelemahan metode ini adalah tidak mengungkapkan secara rinci komponen-
komponen pembentuk laba rugi perusahaan sehingga kurang efektif untuk digunakan dalam menganalisis
laporan arus kas. Namun di sisi lain, lebih sederhana dalam proses penyajiannya. Format penyajian
metode tidak langsung ditunjukkan pada Lampiran 5.

Pendekatan Penyusunan Laporan Arus Kas


Penyusunan laporan arus kas dapat dilakukan melalui dua pendekatan yaitu Pendekatan Perkiraan T
dan Pendekatan Kertas Kerja.

Proses menyusun laporan arus kas dengan menggunakan kertas kerja dapat dilakukan melalui empat
tahap sebagai berikut:
1. Menyusun neraca perbandingan
2. Menyusun kertas kerja
3. Menghitung setiap komponen pembentuk laporan arus kas sesuai dengan petunjuk PSAK No. 2.
4. Menyusun laporan arus kas

Teknik Analisis Arus Kas


Sebagaimana telah diketahui bahwa laporan arus kas serta laporan keuangan lainnya hanya
menyajikan data sehingga belum dapat memberikan informasi yang berarti bagi para stakeholder. Oleh
karena itu, diperlukan suatu teknik atau metode guna melakukan interpretasi dan analisis terhadap posisi
arus kas. Dalam melakukan analisis arus kas perusahaan dapat digunakan beberapa metode antara lain:
analisis horizontal, analisis vertikal atau analisis common-size, analisis cross-section, serta analisis rasio.

1. Analisis Horizontal Arus Kas Perusahaan


Analisis horizontal (horizontal analysis) merupakan suatu metode yang digunakan untuk
membandingkan nilai arus kas setiap aktivitas bisnis antara dua periode atau lebih. Analisis ini juga biasa
disebut analisis tren yang berguna untuk mengetahui perkembangan arus kas setiap aktivitas bisnis, baik
aktivitas operasi, aktivitas investasi, maupun aktivitas pendanaan.

2. Analisis Vertikal Arus Kas Perusahaan


Analisis vertikal merupakan suatu teknik atau metode yang membandingkan arus kas dari ketiga
aktivitas bisnis perusahaan untuk periode tertentu. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui sinergi ketiga
aktivitas bisnis perusahaan. Sebagaimana telah dikemukakan pada Bab 3 bahwa ketiga aktivitas bisnis
perusahaan yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan saling terkait satu sama
lain. Pada Analisis vertikal ini dapat digunakan metode common-size yang menggambarkan
keseimbangan arus kas masuk dan arus kas keluar antara ketiga aktivitas bisnis tersebut.
3. Analisis Cross-section Arus Kas Perusahaan
Sebagaimana telah dijelaskan pada Bab 1 bahwa analisis cross-section merupakan suatu analisis
eksternal. Pada pendekatan ini dilakukan perbandingan cash flow suatu perusahaan yang dianalisis
dengan perusahaan lain atau rata-rata industri. Analisis ini dilakukan sebagai upaya untuk mengetahui
daya saing suatu perusahaan dipandang dari aspek keuangan.
Perusahaan yang dipilih sebagai patokan adalah perusahaan yang dianggap sebagai pesaing terkuat,
sementara rata-rata industri adalah kelompok perusahaan pada industri yang sama.
Penggunaan analisis cross-section pada analisis arus kas pada dasarnya mencakup seluruh aspek
laporan arus kas yang dapat diperbandingkan dengan perusahaan lain atau rata-rata industri. Namun
demikian, untuk lebih memudahkan melakukan analisis maka ruang lingkup analisis dibatasi pada aspek-
aspek utama saja, seperti nilai sub total setiap aktivitas bisnis atau nilai akhir keseluruhan arus kas
perusahaan.
4. Analisis Rasio Arus Kas Perusahaan
Sebagaimana telah dijelaskan pada Bab 1 bahwa rasio keuangan perusahaan merupakan suatu teknik
atau metode yang membandingkan antar komponen dalam laporan keuangan perusahaan. Sehubungan
dengan analisis arus kas, berbagai rasio keuangan dapat digunakan adalah:

1. Rasio arus kas operasi terhadap kewajiban lancar


Rasio arus kas operasi terhadap kewajiban lancar digunakan untuk mengukur likuiditas keuangan
perusahaan. Secara khusus, rasio ini mengukur seberapa besar arus kas operasi yang dihasilkan
perusahaan untuk menutupi kewajiban lancar perusahaan. Semakin tinggi rasio ini maka semakin likuid
perusahaan. Untuk menghitung besarnya rasio arus kas operasi terhadap kewajiban lancar (RAKOKL)
digunakan rumus sebagaimana ditunjukkan pada Persamaan 7.1.

Untuk menjelaskan rasio ini, maka sebagai ilustrasi digunakan data keuangan PT United Tractors Tbk dan
Anak Perusahaan tahun 2008 dan tahun 2009 sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 7.17.

Tabel 7.17. Analisis rasio arus kas operasi terhadap kewajiban lancar PT United Tractors Tbk dan Anak
Perusahaan
Arus Kas Bersih Operasi (Rp Kewajiban Lancar
Tahun RAKOKL
juta) (Rp juta)
2008 4.253.895 7.874.135 0,54
2009 5.101.022 7.225.966 0,71
Sumber: Lampiran 1. Laporan keuangan PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan

Tabel 7.17 di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2008, PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan
mampu menyediakan arus kas dari aktivitas operasi sebesar 54% untuk menutupi kewajiban lancar.
Sementara pada tahun 2009, perusahaan ini mampu menyediakan arus kas dari aktivitas operasi sebesar
71% untuk menutupi kewajiban lancar. Ini mengindikasikan bahwa PT United Tractors Tbk dan Anak
Perusahaan relatif likuid. Walaupun tidak standar baku yang dapat digunakan untuk mengukur likuiditas
dari rasio arus kas ini.
2. Rasio arus kas operasi terhadap total kewajiban
Rasio arus kas operasi terhadap total kewajiban digunakan untuk mengukur solvabilitas keuangan
perusahaan. Secara khusus, rasio ini mengukur seberapa besar arus kas operasi yang dihasilkan
perusahaan untuk menutupi seluruh kewajiban perusahaan, baik kewajiban lancar maupun kewajiban
tidak lancar.
Semakin tinggi rasio ini maka semakin solvabel perusahaan. Untuk menghitung besarnya rasio arus kas
operasi terhadap total kewajiban (RAKOTK) digunakan rumus sebagaimana ditunjukkan pada Persamaan
7.2.

Untuk menjelaskan rasio ini, maka sebagai ilustrasi digunakan data keuangan PT United Tractors Tbk dan
Anak Perusahaan tahun 2008 dan tahun 2009 sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 7.18.

Tabel 7.18. Analisis rasio arus kas operasi terhadap total kewajiban PT United Tractors Tbk dan Anak
Perusahaan
Arus Kas Bersih Operasi (Rp Total Kewajiban
Tahun RAKOTK
juta) (Rp juta)
2008 4.253.895 11.644.916 0,37
2009 5.101.022 10.453.748 0,49
Sumber: Lampiran 1. Laporan keuangan PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan

Tabel 7.18 di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2008, PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan
mampu menyediakan arus kas dari aktivitas operasi sebesar 37% untuk menutupi total kewajiban.
Sementara pada tahun 2009, perusahaan ini mampu menyediakan arus kas dari aktivitas operasi sebesar
49% untuk menutupi total kewajiban. Ini mengindikasikan bahwa PT United Tractors Tbk dan Anak
Perusahaan relatif solvabel. Walaupun tidak standar baku yang dapat digunakan untuk mengukur
solvabilitas dari rasio arus kas ini.

3. Rasio arus kas operasi terhadap total aktiva


Rasio arus kas operasi terhadap total aktiva digunakan untuk mengukur solvabilitas keuangan perusahaan.
Secara khusus, rasio ini mengukur seberapa besar arus kas operasi yang dihasilkan perusahaan untuk
membiayai seluruh aktiva perusahaan, baik aktiva lancar maupun aktiva tidak lancar. Semakin tinggi
rasio ini maka semakin solvabel perusahaan. Untuk menghitung besarnya rasio arus kas operasi terhadap
total aktiva (RAKOTA) digunakan rumus sebagaimana ditunjukkan pada Persamaan 7.3.

Untuk menjelaskan rasio ini, maka sebagai ilustrasi digunakan data keuangan PT United Tractors Tbk dan
Anak Perusahaan tahun 2008 dan tahun 2009 sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 7.19.
Tabel 7.19. Analisis rasio arus kas operasi terhadap total aktiva PT United Tractors Tbk dan Anak
Perusahaan
Arus Kas Bersih Operasi (Rp Total Aktiva
Tahun RAKOTA
juta) (Rp juta)
2008 4.253.895 22.847.721 0,19
2009 5.101.022 24.404.828 0,21
Sumber: Lampiran 1. Laporan keuangan PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan

Tabel 7.19 di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2008, PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan
mampu menyediakan arus kas dari aktivitas operasi sebesar 19% untuk menutupi total aktiva. Sementara
pada tahun 2009, perusahaan ini mampu menyediakan arus kas dari aktivitas operasi sebesar 21% untuk
menutupi total aktiva. Ini mengindikasikan bahwa PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan relatif
solvabel. Walaupun tidak standar baku yang dapat digunakan untuk mengukur solvabilitas dari rasio arus
kas ini.

4. Rasio kecukupan arus kas


Rasio kecukupan arus kas (RKAK) atau cash flow adequacy ratio (CFAR) merupakan suatu teknik
analisis yang mengukur seberapa besar kas dari aktivitas operasi yang tersedia untuk memenuhi
kebutuhan modal perusahaan yang meliputi pengeluaran modal, investasi pada persediaan, dan dividen
tunai. Semakin besar nilai rasio ini maka semakin baik bagi perusahaan. Untuk menghitung rasio
kecukupan arus kas (RKAK) dapat digunakan rumus pada Persamaan 7.4.

Untuk menghitung rasio kecukupan arus kas sebagaimana ditunjukkan persamaan 7.4 di atas
menggunakan data tiga tahun dalam rangka meminimalisir pengaruh siklis. Namun demikian, apabila data
tidak tersedia tiga tahun maka untuk kepentingan tertentu dapat menggunakan data dua tahun.

Untuk menjelaskan rasio kecukupan arus kas ini, sebagai ilustrasi digunakan data keuangan PT United
Tractors Tbk dan Anak Perusahaan selama dua tahun yaitu 2008 dan 2009 sebagaimana ditunjukkan pada
Tabel 7.20.

Tabel 7.20. Analisis rasio kecukupan arus kas PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan tahun 2008
dan tahun 2009
Pengeluaran Penambahan Pembayaran
Arus Kas Operasi
Tahun Modal * Persediaan dividen tunai RKAK
(Rp juta)
(Rp juta) (Rp juta) (Rp juta)
2008 4.253.895 5.030.481 767.412
2009 5.101.022 3.152.732 0 1.175.289 0,92
*Keterangan: Pengeluaran modal meliputi perolehan aset tetap dan perolehan properti pertambangan

Tabel 7.20 di atas menunjukkan bahwa selama periode 2008 sampai 2009, PT United Tractors Tbk dan
Anak Perusahaan mampu menghasilkan arus kas operasi sebesar 92% untuk menutupi kebutuhan kas
perusahaan, berupa pengeluaran modal, penambahan persediaan, serta pembayaran dividen tunai.
Ini mengindikasikan bahwa kinerja keuangan perusahaan cukup baik untuk menjamin keberlanjutan
operasi perusahaan.

5. Rasio re-investasi kas


Rasio re-investasi kas (RRK) atau cash reinvestment ratio (CRR) merupakan suatu teknik analisis yang
mengukur seberapa besar investasi dalam aktiva yang menggambarkan arus kas operasi yang ditahan dan
diinvestasikan kembali dalam perusahaan untuk mengganti aktiva dan mendukung pertumbuhan operasi
perusahaan. Semakin besar nilai rasio ini maka semakin baik bagi perusahaan. Untuk menghitung rasio
re-investasi kas (RRK) dapat digunakan rumus pada Persamaan 7.5.

Analisis Arus Kas dan Respon Stakeholder Perusahaan


Arus kas perusahaan menunjukkan perubahan posisi kas perusahaan. Arus kas perusahaan
memberikan arti bagi para pemangku kepentingan (stakeholders) sehingga mereka akan merespon secara
berbeda. Bagaimana respon para stakeholder terhadap analisis arus kas? Apabila keadaan arus kas tinggi
maka respon para stakeholders secara singkat digambarkan sebagai berikut:
1) Investor cenderung merespon positif
2) Kreditor cenderung merespon positif
3) Suplier cenderung merespon positif
4) Karyawan cenderung merespon positif

Ringkasan
Laporan arus kas perusahaan merupakan salah satu laporan keuangan perusahaan yang menyajikan
perubahan posisi kas perusahaan. Laporan arus kas meliputi dua komponen utama yaitu arus kas masuk
dan arus kas keluar yang dikelompokkan dalam tiga aktivitas bisnis perusahaan yaitu aktivitas operasi,
aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Metode yang dapat digunakan dalam menyusun laporan arus
kas meliputi metode langsung dan metode tidak langsung sedangkan pendekatan yang dapat digunakan
adalah pendekatan perkiraan T dan pendekatan kertas kerja.
Analisis arus kas merupakan suatu upaya untuk dapat menginterpretasi laporan arus kas sebagai
bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan para stakeholder perusahaan. Berbagai teknik dan
metode yang dapat digunakan dalam menganalisis arus kas perusahaan meliputi: analisis horizontal,
analisis vertikal (analisis common-size), analisis cross-section, dan analisis rasio keuangan.

Vous aimerez peut-être aussi