Vous êtes sur la page 1sur 10

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

ANALISIS RANCANGAN PROGRAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF


MELALUI STRATEGI PEMASARAN SOSIAL DI PUSKESMAS
PADANGSARI SEMARANG 2017

Aini Nur Santi*, Septo Pawelas Arso, Chriswardani Suryawati


*Aini Nur Santi, nursanti.aini@gmail.com

ABSTRACT

In Indonesia, Infant Mortality Rate reaches 22 per 1,000 live births. Exclusive
breastfeeding is one of the absolute efforts to reduce factors of infant mortality.
Puskesmas Padangsari as Community Health Center has exclusive
breastfeeding 59.79% coverage, it is still below the normal line. The goal for
researchers is creating breastfeeding program planning, identify environmental
factors both internally and externally in Puskesmas Padangsari then formulate a
strategy. The methods which researchers use are qualitative with exploratory
study approaches. The results of this research for internal factors are the
projection of the strengths and weaknesses of their resource caused by two
midwives and one nutritionist, outreach and counselling activities, the flowing
funds and there are proponents of media promotion yet unfortunately it is not
supported with rooms etc. As opportunities and threats, external factors include
clinics have cadres, constraints on communications outreach as well as the
perceptions of breastfeeding is not appropriate and not accompanied by the
implementation of the target response etc. The results of the analysis situation for
Puskemas Padangsari is resulted in position of quadrant strategy of "aggressive"
which indicates that the Organization has the power and opportunities where
these advantages in supporting the policy of the organization grew more
aggressively. An alternative strategy that can be applied to Puskesmas
Padangsari is a social marketing campaign. These campaigns help increase the
acceptance of the idea of social or behavioral change without coercion,
volunteering and awareness of self.

Keywords: Analysis Situation, SWOT, Social Marketing


Bibliography : 57, 1988-2016

PENDAHULUAN
Angka Kematian Bayi (AKB) AKB di Indonesia mencapai 22 per
merupakan salah satu indikator 1.000 kelahiran hidup.1 Namun,
untuk menentukan derajat angka tersebut masih belum
kesehatan suatu negara.1 Secara mencapai target yang telah
global empat juta bayi meninggal ditetapkan Millenium Development
pada bulan pertama. Begitupun di Goals (MDG’s) yaitu 17 per 1.000
Indonesia pola-pola kematian anak per kelahiran hidup.3
sebagian besar terjadi pada masa Berdasarkan Profil
baru lahir (neonatal).2 Berdasarkan Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
hasil sementara Survei Penduduk tahun 2015, AKB di Jawa Tengah
Antar Sensus (SUPAS) tahun 2015, adalah sebesar 10 per 1.000

23
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

kelahiran hidup. Berdasarkan Profil Selama keberjalanan


Kesehatan Kota Semarang tahun program, konseling merupakan cara
2015, AKB di Kota Semarang adalah yang lebih efektif dibandingkan
sebesar 8,38 per 1.000 kelahiran kegiatan lainnya. Setiap tahun
hidup.4 Terdapat beberapa faktor program dipilih berdasarkan hasil
mempengaruhi kematian bayi dan evaluasi puskesmas. Belum ada
anak, diantaranya adalah faktor penentuan secara khusus dalam
sosial ekonomi, faktor kehamilan, perencanaan program khususnya
kontaminasi lingkungan, defisiensi pemberian ASI eksklusif. Menurut
nutrisi, dll. Namun seringkali, James A.F. Stoner dalam bukunya
kejadian kematian bayi disebabkan yang berjudul Perencanaan dan
oleh faktor kurang gizi atau gizi Pengambilan Keputusan dalam
buruk pada bayi. Padahal terdapat Manajemen (2003, h.128) organisasi
upaya untuk mencegah terjadinya yang telah lama beroperasi dalam
kurang gizi atau gizi buruk tersebut suatu lingkungan yang stabil
dengan memberikan gizi yang cenderung kehilangan fleksibilitas
dibutuhkan oleh bayi, yaitu dengan dan sulit atau bahkan tidak mungkin
memberikan Air Susu Ibu (ASI) mengalami perubahan.5 Idealnya,
sedini mungkin dan eksklusif.2 sebuah perencanaan program
Berdasarkan laporan Dinas dibutuhkan penyesuaian diri
Kesehatan Provinsi tahun 2013, organisasi baik situasi baru maupun
cakupan pemberian ASI eksklusif lama melalui pemantauan faktor-
Indonesia hanya mampu memenuhi faktor lingkungan yang relevan.
cakupan sebesar 54,3% dan posisi Agar memperoleh hasil yang
Jawa Tengah memiliki cakupan terbaik organisasi haruslah memiliki
sebesar 58,9%. Berdasarkan data strategi dalam pelaksanaan. Salah
sub divisi Pemberdayaan satunya yaitu strategi pemasaran
Masyarakat dan Gizi Dinas sosial. Pemasaran sosial (Social
Kesehatan Kota (DKK) Semarang, Marketing) adalah proses
program ASI Eksklusif pada tahun perencanaan yang sistematis dan
2014-2016 sebesar 7.25%, 8.44% strategis, menggunakan prinsip dan
dan 12.62%. Dan cakupan yang teknik pemasaran, yang dirancang
paling rendah berada di Puskesmas agar masyarakat secara sukarela
Bangetayu dengan cakupan 1.06% mengubah perilaku, demi kebaikan
dan cakupan paling besar di dan kepentingan individu serta
Puskesmas Padangsari sebesar masyarakat.Sehingga didapatkan
59.79%. rumusan masalah bahwa perlu
Puskesmas Padangsari dilakukan penelitian dan telaah lebih
memang memiliki cakupan tertinggi lanjut mengenai rancangan program
dari 37 Puskesmas Se-Kota pemberian ASI eksklusif melalui
Semarang, tetapi jika dibandingkan pendekatan strategi pemasaran
target Standar Pelayanan Minimal sosial di Puskesmas Padangsari.
(SPM) Penyelenggaraan Perbaikan Penelitian ini bertujuan untuk
Gizi Masyarakat yaitu 80% cakupan menyusun rancangan program
Puskesmas Padangsari masih cukup pemberian ASI eksklusif melalui
rendah. Untuk meningkatkan strategi pemasaran sosial
cakupan tersebut, Puskesmas
Padangsari hanya melakukan
kegiatan penyuluhan, konseling dan
promosi.

24
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

METODE rentang lama bekerja yaitu 1-10


tahun.
Penelitian ini merupakan
jenis penelitian kualitatif dengan
B. Analisis Faktor Lingkungan
pendekatan exploratory study.
Internal : Sumber Daya
Metode ini digunakan karena peneliti
Analisis lingkungan internal
ingin menggali informasi secara
digunakan untuk mengidentifikasi
mendalam dan jelas.6 Sampel yang
kekuatan dan kelemahan yang
digunakan menggunakan teknik
terdapat pada lingkungan
purposive sampling dan menunjuk
organisasi. Adapun faktor
penanggung jawab program gizi
lingkungan internal dalam
yang tediri dari 2 orang bidan, 1
penelitian ini adalah sumberdaya
tenaga kesehatan gizi sebagai
yang terdiri dari 6M, yaitu Man
subjek penelitian.7
(staf), Money (dana untuk
Pengumpulan data dilakukan
kegiatan program),Material
dengan cara wawancara mendalam
(logistik, obat, vaksin, alat-alat
kepada subjek penelitian terkait
kedokteran), Metode
variabel yang diangkat yaitu faktor
(Ketrampilan, prosedur kerja),
lingkungan internal mencakup
Minute (jangka waktu
sumber daya dan faktor lingkungan
pelaksanaan kegiatan program),
eksternal mencakup politik, ekonomi,
dan Market (sasaran masyarakat
sosial budaya, teknologi.8
yang akan diberikan pelayanan
Instrumen yang digunakan
program).
dalam penelitian ini adalah:
Sumberdaya manusia di
pedoman wawancara terdiri dari
Puskesmas Padangsari ialah
pedoman wawancara informan
petugas yang bertanggung jawab
utama dan pedoman wawancara
di bidang gizi terdiri dari 2 bidan
informan triangulasi, pedoman
dan 1 tenaga gizi. Kondisi
observasi, pedoman diskusi, buku
sumberdaya manusia yang
catatan lapangan, alat perekam, dan
mengelola program gizi
alat dokumentasi.
diamanahkan dari berbagai staf
Validitas data dilakukan yaitu
bidang diantaranya bidan
triangulasi sumber dan triangulasi
koordinator bidang KIA, bidan
metode. Triangulasi sumber
pelaksana bidang gizi dan tenaga
dilakukan kepada Kepala
ahli gizi. Dari 3 staf tersebut juga
Puskesmas Padangsari dan salah
memiliki tanggung jawab di luar
satu kader. Triangulasi metode
pelaksanaan program gizi dan
dibantu dengan teknik pengumpulan
memiliki tugas yang tumpang
data tidak hanya wawancara tetapi
tindih. Dapat dikatakan bahwa
juga observasi, diskusi dan studi
sumberdaya manusia di bidang
dokumen.9
gizi terbatas jika dibandingkan
HASIL DAN PEMBAHASAN dengan beban kerja yang ada.
Dana yang digunakan bidang
A. Karakteristik Subjek Penelitian gizi untuk menjalankan program
Karakteristik subjek berasal dari dana BOK (Bantuan
penelitian antara lain usia, jenis Operasional Kegiatan). Dana
kelamin,pendidikan terakhir, dan diajukan ketika rapat Lokakarya
lama bekerja. Empat dari 5 mini (Lokmin) dengan
informan merupakan perempuan mempersiapkan rencana kegiatan
dengan 1 laki-laki. Rentang usia dari masing-masing bidang.
30-48 tahun. Dan memiliki

25
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Material bidang gizi didukung Faktor ekonomi terkait dana


dengan fasilitas puskesmas untuk melaksanakan kegiatan
diantaranya buku konseling, program tidak mengalami
lembar balik, boneka bayi, kendala. Dana program berasal
boneka payudara, botol susu dari dana BOK dan dialokasikan
penyimpan ASI, CD film salah untuk transport petugas/ kader
satunya materi ASI eksklusif, kesehatan, bahan penyuluhan,
LCD, dan komputer. pengadaan materi dan
Bidang gizi menjalankan sebagainya.
program ASI eksklusif melalui 2 Faktor sosial budaya
kegiatan, konseling dan persepsi masyarakat mengenai
penyuluhan selama 1 tahun. ASI eksklusif, kebiasaan ibu
Kegiatan dipandu oleh Standar selama ASI eksklusif dan pola
Operating Procedure (SOP) pemberian makan sebelum lepas
Puskesmas Padangsari dan dari ASI dan setelah lepas dari
digunakan juga sebagai legalitas ASI. Persepsi masyarakat
staf dalam bekerja. Penyuluhan mengenai ASI eksklusif
yang dilakukan oleh informan diantaranya ASI eksklusif tidak
utama 3x dalam setahun yaitu memberikan efek
kelas ibu hamil yang mengenyangkan, semakin
dilaksanakan di Puskesmas. mahalnya susu formula semakin
Sedangkan penyuluhan minimal baik pertumbuhan dan
3x dalam sebulan yaitu perkembangan anak, pola
penyuluhan di posyandu dan sambung ASI dengan susu
pertemuan-pertemuan formula dianggap oleh ibu
masyarakat. Dengan target sebagai ASI eksklusif, cara
sasaran kegiatan ialah ibu hamil memberikan ASI yang benar dan
sampai ibu menyusui. cara menyimpan ASI yang
benar. Kebiasaan ibu selama
C. Analisis Faktor Lingkungan ASI eksklusif hanya pada pola
Eksternal pemberian makan saja yang
Lingkungan eksternal masih terdapat kendala yaitu
digunakan untuk menggali memberikan makanan berupa
lingkungan luar organisasi untuk bubur instan atau buah pisang
mengidentifikasi peluang dan setelah anak berumur 4 bulan.
ancaman. Dalam penelitian ini Terkait teknologi belum ada
lingkungan eksternal mencakup faktor teknologi khusus yang
lingkungan politik, digunakan selama menjalankan
ekonomi,sosial budaya, dan program. Teknologi yang biasan
teknologi. digunakan seperti pmedia
Faktor politik terkait program komunikasi, alat peraga dan film
pemberian ASI eksklusif belum berisi materi yang diberikan oleh
ada perhatian khusus dari DKK.
pemerintah daerah (Kecamatan,
Kelurahan, Kota Semarang). D. Analisis SWOT
Usaha yang dilakukan untuk Analisis SWOT digunakan
membina politik tersebut sudah sebagai dasar untuk merancang
dilakukan oleh Puskesmas strategi dan perencanaan
Padangsari melalui pertemuan program kerja. Analisis ini
lintas sektor. dilakukan pada awal suatu

26
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

proses manajemen yaitu Tabel 2 EFAS


perencanaan. Analisis SWOT
membuahkan faktor-faktor yang No. Opportunities
terdiri dari kelebihan, kekuranga,
peluang dan ancaman dari
1. Puskesmas Padangsari memiliki
bidang gizi program pemberian kader di tiap wilayah
ASI eksklusif. Didapatkanlah 2. Kelas ibu hamil mendukung
hasil sebagai berikut : penyuluhan ASI eksklusif
Tabel 1 Matriks IFAS 3. Tingkat pendidikan masyarakat
Padangsari dan Pedalangan
didominasi lulusan
No. Strength
SLTA/Akademi, sarjana
4. Sudah ada indikasi perubahan
1. Memungkinkan bekerja sama perilaku
dengan bidang lain untuk No. Threats
kegiatan penyuluhan
1. Respon sasaran minim
2. Terdapat beberapa persepsi ASI
2. Kegiatan program ASI eksklusif
yang salah di lingkungan wilayah
yang dilaksanakan adalah
kerja Puskesmas khususnya
penyuluhan dan konseling
Jabungan
3. Salah satu kegiatan program
3. Penduduk masih memiliki pola
yaitu konseling, bisa dilakukan
pemberian makanan kurang
hampir setiap hari
tepat yang dipengaruhi oleh
4. Fasilitas yang dimiliki ialah
lingkungan keluarga dan sosial
lembar balik, boneka bayi,
4. Linsek kecamatan dan kelurahan
boneka payudara, CD materi
kurang memberikan kontribusi
5. Dana tidak menjadi kendala dan
untuk terjun langsung ke
dapat mengajukan dana sebagai
masyarakat
pendukung program
Jumlah Threats
6. Bisa meminjam alat multimedia
seperti laptop, LCD proyektor Total EFAS
7. Sudah memiliki SOP dan Berdasarkan analisis SWOT
pedoman dalam melaksanakan Puskesmas Padangsari memiliki
kegiatan hasil skoring faktor internal IFAS
8. Terdapat berbagai pertemuan
masyarakat yang ada di
sebesar 2,7096 (2,7) sedangkan
lingkungan wilayah kerja faktor eksternal EFAS sebesar
Puskesmas Padangsari, 2,6 . Sehingga didapatkanlah
diantaranya posyandu, PKK, posisi Puskesmas Padangsari
Dawis khususnya bidang gizi program
9. Adanya Gasurkes (Petugas
Surveilans Kesehatan) KIA pemberian ASI eksklusif adalah
kuadran I (2,7;2.6) yang memiliki
No Weakness posisi agresif.
Berdasarkan hasil analisis
1. Tenaga medis untuk program gizi tersebut didapatkanlah prioritas
hanya terdiri dari 2 bidan, 1 strategi posisi I “Agresif” sebegai
tenaga gizi dan memiliki amanah
berikut :(1)Tim bekerja sama
tugas yang tumpang tindih
2. Belum ada kesempatan untuk lintas program, (2) Tim membuat
meningkatkan kompetensi seperti materi kreatif, (3) Tim melakukan
pendidikan dan pelatihan terkait kampanye gerakan ASI eksklusif,
ASI eksklusif (4) Tim memiliki jangkauan
3. Tidak ada ruang konsultasi dan
laktasi
laporan gizi lebih luas, teliti dan
4. SOP atau petunjuk teknis dari menyeluruh.
kemenkes terkait ASI eksklusif Strategi yang dapat dipilih
tidak update dan diterapkan oleh Puskesmas
Jumlah Weakness Padangsari ialah Kampanye

27
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Gerakan ASI eksklusif. Dengan melalui pemasaran sosial ialah


sumberdaya dan pilihan strategi perubahan perilaku ibu muda
yang tersedia, bidang gizi yang menyusui menggunakan
mendapatkan dukungan untuk susu formula kembali ke ASI.
mengadakan kampanye gerakan Situasi Puskesmas
ASI eksklusif. Padangsari berada pada posisi
kuadran strategi di kuadran I
E. Alternatif Rancangan yang memiliki posisi
ProgramMelalui Strategi agresif.Posisi ini menandakan
Pemasaran Sosial situasi menguntungkan bagi
Kampanye gerakan ASI Puskesmas Padangsari untuk
eksklusif dapat dikombinasikan mendukung pertumbuhan
dengan strategi pemasaran sebuah kebijakan yang agresif
sosial atau Social Marketing oleh dengan keuntungan dan peluang
Kotler Lee melalui langkah- diantaranya : (1) Memungkinkan
langkah sebagai berikut :10 (1) kerja sama dg bidang lain, (2)
Menentukan Masalah, Tujuan Kegiatan yg dilaksanakan adalah
dan Fokus, (2) Analisis Situasi, penyuluhan dan konseling, (3)
(3) Profil Target Sasaran. (4) Dana tidak menjadi kendala, (4)
Target Pasar dan Tujuan Bisa meminjam alat multimedia,
(Goals), (5) Faktor-Faktor yang (5) Puskesmas Padangsari
Mempengaruhi Perilaku Adopsi, memiliki kader, (6) Kelas ibu
(6) Merangkai Pernyataan hamil mendukung penyuluhan
Penempatan (Positioning), (7) ASI eksklusif.
Pengembangan Strategi Segmen sasaran utama
Marketing Mix : 4Ps, (8) pemasaran sosial kegiatan ASI
Perencanaan Monitoring dan eksklusif ialah ibu hamil hingga
Evaluasi, (9) Pembiayaan, (10) ibu menyusui. Sub Segmentasi
Melengkapi Rencana nenek dan
Implementasi dan Manajemen ayah/suami.Berdasarkan
Kampanye. penelitian Trias Larasati, ada
Masalah kampanye gerakan dukungan keluarga dan pola
ASI eksklusif ialah ibu muda asuh bayi pada praktik
yang belum memberikan pemberian ASI eksklusif. Selaku
perhatian lebih pada ASI keluarga terdekat orang tua dari
eksklusif dan kesadaran akan ibu dan suami memberikan
manfaat ASI. Hal ini didukung dampak pada praktik pemberian
oleh penelitian Rani Nur ASI eksklusif.12
Oktoviani bahwa ibu hamil Dengan target pasar
Puskesmas Padangsari diantaranya adalah ibu hamil, ibu
menyetujui pernyataan pekerjaan menyusui, nenek/mbah, dan
bukan penghalang untuk keluarga terdekat (suami)
memberikan ASI eksklusif dengan tujuan perubahan
sebanyak 40% tetapi di lapangan perilaku ialah ibu muda yang
masih banyak ibu yang sibuk menyusui menggunakan susu
bekerja kurang memperhatikan formula kembali ke ASI.
praktik pemberian ASI Fokus dari tujuan pemasaran
eksklusif.11 Sehingga sosial terdiri dari 3 perubahan,
didapatkanlah tujuan dari knowledge objective (perubahan
kampanye gerakan ASI eksklusif pengetahuan), behavior objective

28
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

(perubahan sikap) dan belief berlangsung hingga program


objective (keyakinan).Knowledge kerja berakhir. Jika dirasa ada
objective yang diharapkan yaitu kendala dalam tiap rangkaian
pengetahuan pengertian, kegiatan, dapat langsung
manfaat, kandungan, perbedaan dievaluasi dan diubah agar
ASI dengan susu formula, teknik sesuai dengan tujuan. Monitoring
pemberian ASI, cara dan evaluasi yang dapat
memperbanyak ASI. Belief diterapkan, diantaranya
objective yang diharapkan yaitu pembagian angket, lembar kritik,
menghilangkan budaya absensi dan cakupan.
pemberian makanan Pembiayaan merupakan
pendamping saat bayi berumur biaya untuk pengembangan dan
kurang dari 6 bulan. Behavior implementasi dari kegiatan
objective yang diharapkan yaitu program dan strategi. Dengan
petugas puskesmas membantu kegiatan kampanye gerakan ASI
permasalahan yang dirasakan eksklusif melalui strategi
ibu. pemasaran sosial, biaya yang
Terdapat beberapa langkah dibutuhkan menyesuaikan
untuk mengidentifikasi faktor- keadaan Puskesmas Padangsari
faktor yang mempengaruhi saat ini dan berfokus pada
perilaku adopsi, diantaranya pengembangan konsep
adalah hambatan, manfaat, pemasarannya.
pesaing dan orang yang Langkah terakhir adalah
berpengaruh Hambatan impelentasi rancangan
permberian ASI eksklusif ialah menggunakan Plan of Action
lingkungan belum sepenuhnya Kampanye Gerakan ASI
mendukung untuk ibu menyusui. Eksklusif. Kampanye gerakan
Dan memiliki pesaingnya yaitu sosial dapat dilakukan pada saat
promosi susu formula yang lebih penyuluhan ASI eksklusif baik di
gencar dibandingkan promosi kelas ibu hamil maupun
ASI eksklusif. pertemuan-pertemuan
Positioning menjelaskan apa masyarakat. Kampanye ini
yang seharusnya target sasaran didesain menggunakan konsep
rasakan dan pikirkan tentang pemasaran sosial yang berfokus
target perilaku dan manfaat pada masalah, target sasaran,
perilaku.Positioning yang dapat faktor yang mempengaruhi
diterapkan yaitu nutrisi ASI yang perilaku adopsi, positioning dan
terbaik dan gratis. Dibantu marketing mix. Rencana
dengan marketing mix ialah : implementasi dan manajemen
Produk inti adalah ASI eksklusif, kampanye ini bertujuan
agar produk dapat dijangkau, mengubah strategi pemasaran
petugas puskesmas mendatangi menjadi sebuah tindakan bagi
lokasi sasaran sebagai bentuk mereka yang terlibat.
strategi harga dan tempat.
Promosi menggunakan media F. Keterbatasan Masalah
komunikasi menyesuaikan Ketika penelitian berjalan,
sasaran. peneliti tak lepas dari faktor
Ketika perencanaan program keterbatasan. Faktor
ASI dimulai, dirancang juga keterbatasan diantaranya jadwal
monitoring yang akan diskusi yang sulit disatukan,

29
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

validitas dari data ASI eksklusif 2. Faktor-faktor lingkungan


itu sendiri, adanya persiapan Self eksternal yang dimiliki oleh
Assesment (SA) akreditasi bidang gizi Puskesmas
Puskesmas Padangsari, analisis Padangsari meliputi politik,
SWOT hasil pemikiran sudut ekonomi, sosial budaya dan
pandang orang luar dan tidak teknologi sebagai peluang
melibatkan target program dan ancaman diantaranya :
sebagai triangulasi sumber dari a. Puskesmas Padangsari
sisi user. memiliki kader di tiap wilayah
b. Kelas ibu hamil mendukung
KESIMPULAN penyuluhan ASI eksklusif
c. Tingkat pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian dapat
masyarakat Padangsari dan
disimpulkan:
Pedalangan didominasi
1. Faktor-faktor lingkungan
lulusan SLTA/Akademi, dan
internal yang dimiliki oleh
Perguruan Tinggi
bidang gizi Puskesmas
d. Sudah ada indikasi
Padangsari meliputi
perubahan perilaku
sumberdaya sebagai
dibuktikan dengan orang tua
kekuatan dan kelemahan
kembali memberikan ASI dan
diantaranya:
mengurangi makanan
a. Memungkinkan bekerja
tambahan pada saat 6 bulan
sama dengan bidang lain
pertama bayi
seperti bidang promkes
e. Terdapat beberapa persepsi
b. Kegiatan program ASI
ASI yang salah di lingkungan
eksklusif yang
Jabungan,
dilaksanakan adalah
f. Penduduk masih memiliki
penyuluhan dan
pola pemberian makanan
konseling
kurang tepat yang
c. Dana tidak menjadi
dipengaruhi oleh lingkungan
kendala
keluarga dan sosial
d. Sudah memiliki SOP dan
g. Respon sasaran biasa saja,
pedoman dalam
tidak mengimplementasikan
melaksanakan kegiatan
informasi setelah penyuluhan
e. Adanya Gasurkes
h. Lintas sektor di kecamatan
(Petugas Surveilans
dan kelurahan kurang
Kesehatan) KIA
memberikan kontribusi untuk
f. Tenaga medis untuk
terjun langsung ke
program gizi hanya terdiri
masyarakat
dari 2 bidan, 1 tenaga gizi
3. Posisi kuadran strategy bidang
dan memiliki amanah
gizi diPuskesmas Padangsari
tugas yang tumpang
berada pada posisi agresif dan
tindih
memiliki beberapa prioritas untuk
g. Belum ada kesempatan
menentukan sebuah keputusan.
untuk meningkatkan
Strategi bidang gizi yang dapat
kompetensi
diterapkan sesuai dengan posisi
h. Tidak ada ruang
tersebut ialah :
konsultasi dan laktasi
a. Tim bekerja sama lintas
i. SOP atau petunjuk teknis
program
dari kemenkes terkait ASI
b. Tim membuat materi kreatif
eksklusif tidak update

30
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

c. Tim melakukan kampanye permasalahan yang dirasakan


gerakan ASI eksklusif ibu.
d. Tim memiliki jangkauan 9. Hambatannya ialah lingkungan
laporan gizi lebih luas, teliti belum sepenuhnya mendukung
dan menyeluruh untuk ibu menyusui. Pesaingnya
4. Puskesmas Padangsari yang ialah promosi susu formula yang
beradapada posisi agresif, lebih gencar dibandingkan
membantu bidang gizi promosi ASI eksklusif.
merumuskan sebuah program 10. Positioning yaitu nutrisi ASI yang
Kampanye Pemasaran Sosial terbaik dan gratis
ASI Eksklusif. 11. Marketing mix : Produk ialah ASI
5. Masalah kampanye gerakan ASI eksklusif, agar produk dapat
eksklusif ialah ibu muda yang dijangkau, petugas puskesmas
belum memberikan perhatian mendatangi lokasi sasaran
lebih pada ASI eksklusif dan sebagai bentuk strategi harga
kesadaran akan manfaat ASI. dan tempat. Promosi
Tujuan dari strategi pemasaran menggunakan media komunikasi
ialah perubahan perilaku ibu menyesuaikan sasaran.
muda yang menyusui 12. Monitoring dan evaluasi yang
menggunakan susu formula dapat dilaksanakan diantaranya
kembali ke ASI. pembagian angket, lembar kritik,
6. Situasi Puskesmas Padangsari absensi dan cakupan
berada pada posisi kuadran 13. Pembiayaan strategi berfokus
strategi di kuadran I yang pada pengembangan konsep
memiliki posisi agresif. pemasaran
7. Segmen sasaran utama 14. Implementasi kegiatan saat kelas
pemasaran sosial kegiatan ASI ibu hamil dan posyandu dengan
eksklusif ialah ibu hamil hingga memberikan penyuluhan dan
ibu menyusui. Sub Segmentasi menggunakan materi kreatif.
nenek dan ayah/suami
8. Target pasar diantaranya adalah DAFTAR PUSTAKA
ibu hamil, ibu menyusui, 1. Kementerian Kesehatan RI.
nenek/mbah, dan keluarga 2015. Health Statistic : Profil
terdekat (suami) dengan tujuan Kesehatan Indonesia 2014.
perubahan perilaku ialah ibu Vol 53. Jakarta : Kementerian
muda yang menyusui Kesehatan Republik
menggunakan susu formula Indonesia..
kembali ke ASI. Knowledge 2. Nisa, Naima Khoiru. 2007.
objective yaitu pengetahuan Kebijakan Peningkatan
pengertian, manfaat, kandungan, Pemberian ASI Eksklusif.
perbedaan ASI dengan susu Jakarta : Jurnal
formula, teknik pemberian ASI, Interaksi.Vol.16424 : 195-200.
cara memperbanyak ASI. Belief 3. Pusat Komunikasi Publik
objective yaitu menghilangkan Sekretariat Jenderal
budaya pemberian makanan Kementerian Kesehatan RI.
pendamping saat bayi berumur 2016. Menkes Sampaikan
kurang dari 6 bulan. Behavior Agenda SDGs dalam
objective ialah petugas Rakernas 2016. Jakarta :
puskesmas membantu Kementerian Kesehatan
Repulik

31
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Indonesia.www.depkes.go.id/ 12. Larasati T. 2016. Hubungan


pdf. Diakes pada tanggal 3 Dukungan Suami dengan
Maret 2017 Praktik Pemberian ASI
4. Dinas Kesehatan Provinsi Eksklusif pada Ibu Primipara
Jawa Tengah. 2015. Profil (Skripsi). Semarang :
Kesehatan Provinsi Jawa Universitas Diponegoro
Tengah. Semarang : Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah. Dinas Kesehat
Provinsi Jawa Teng. 2015:48-
49.
dinkesjatengprov.go.id/v2015/
dokumen/profil2015/Profil_20
15_fix.pdf. Diakeses pada
tanggal 23 Februari 2017.
5. Stoner JAF, Wankel C. 2003.
Perencanaan Dan
Pengambilan Keputusan
Dalam Manajemen. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
6. Nazir, Mohammad. 1988.
Metode Penelitian. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
7. Moleong, L. 2000. Metodologi
Penelitian Kualtitatif.
Bandung: Alfabeta.
8. Namawi, H. Hadari. 2012.
Manajemen Strategik
Organisasi Non Profit Bidang
Pemerintah. Yogjakarta:
Gadjah Mada University
Press.
9. Pawito. 2007. Penelitian
Komunikasi Kualitatif.
Yogjakarta: LKiS Yogjakarta.
10. Kotler P, Lee Nancy. 2008.
Influencing Behaviors for
Good. 2008. Ed.4. Amerika
Serikat : Social Marketing
Service Inc.
11. Oktoviani, Rani Nur. 2014.
Perbedaan Pengetahuan dan
Sikap tentang ASI Eksklusif
pada Ibu Hamil Berdasarkan
Keikutsertaan kelas Ibu Hamil
(di wilayah Kerja Puskesmas
Padangsari Banyumanik
Semarang 2014 (Skripsi).
Semarang: Universitas
Diponegoro.

32

Vous aimerez peut-être aussi