Vous êtes sur la page 1sur 3

Morfologi dan Anatomi Haliostis assiana

Abalon (Haliotis asinina) merupakan komoditas baru dalam akuakultur Indonesia yang
perlu dikembangkan karena dua hal utama. Pertama, organisme ini memiliki tingkatan trofik
yang rendah, yaitu konsumen tingkat pertama (herbivora) dengan makanan utama rumput laut.
Kedua, abalon masih memiliki harga yang tinggi, bahkan merupakan salah satu makanan mewah
baik di dalam maupun luar negeri. Di Indonesia terdapat spesies Abalon Mata Tujuh (Haliostis
asinina atau Medao: bahasa lokal Lombok) yang ukurannya relatif cukup besar dan mudah
ditemukan di daerah subtidal.
Menurut Capinpin (1998), klasifikasi Abalon adalah sebagai berikut :

Kingdom : Invertebrata
Filum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Subkelas : Prosobaranchia
Ordo : Diatocardia
Famili : Haliotidae
Genus : Haliostis
Spesies : Haliostis assiana

Haliostis assiana memiliki ciri khas lubang terbuka di cangkangnya sebanyak enam atau
tujuh buah dan kaki yang lebih besar dari bukaan cangkangnya (Setyono, 2008). Abalon ini
memiliki epipoda di sekeliling tubuhnya yang diselingi oleh tentakel-tentakel epipodial,
keduanya berfungsi sebagai alat peraba. Lubang ketujuh pada cangkang abalon akan tertutup jika
lubang baru di cangkang bagian depan terbentuk. Semua organ-dalam abalon berada tepat di
bawah cangkang. Gonad abalon menutupi hati yaitu di bagian kanan (bila dilihat dari sisi dorsal).
Organ ini melengkung seperti tanduk melingkari otot dorsal bagian posterior. Pada bagian depan
tubuhnya terdapat sepasang mata dan sepasang tentakel sefalik yang panjang (Setyono, 2008).

Lubang pada cangkang abalon berfungsi sebagai jalan air. Air akan masuk melalui
bukaan cangkang anterior, seterusnya melalui insang yang bekerja mengambil O2 dan
mengeluarkan CO2. Air kemudian akan dikeluarkan kembali melalui lubang respirasi ini. Arus
di daerah dangkal tempat abalon bercangkang halus hidup, lebih cepat dan bergelombang tinggi
(Octaviany, 2007). Lubang yang tidak menonjol dan cangkang yang halus pada H.
Asinina menandakan aliran air dalam rongga mantel dibantu oleh gerakan silia (Octaviany,
2007).
Daftar Pustaka

Octaviany, M. J. 2007. Beberapa Catatan tentang Aspek Biologi dan Perikanan Abalon. Jurnal
Oseana 32 (4) : 39 – 47.

Setyono, D. E. D. 2008. Biologi dan Ekologi Abalon. Jurnal Oseana 33 (4) : 1 – 13.

Vous aimerez peut-être aussi