Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
P07120116042
D III KEPERAWATAN
KESEHATAN YOGYAKARTA
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas selesainya laporan akhir yang
berjudul “Laporan Pertanggungjawaban Pengabdian Masyarakat Terpadu RW 03
Dusun Gadingan Banyuraden Gamping Sleman Yogyakarta”. Sebagai pertanggung
jawaban kegiatan Pengabdian Masyarakat Terpadu, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
Kegiatan Pengabdian Masyarakat Terpadu ini dilaksanakan di Dusun Gadingan,
Banyuraden, Gamping RW 03 pada tanggal 2018 s.d 28September 2018
Terima kasih kami haturkan kepada :
1. Direktur Poltekkes Kemenkes Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan
kepada kami sehingga dapat terlaksananya Pengabdian Masyarakat Terpadu di
Dusun Gadingan, Banyuraden, Gamping, Sleman.
2. Kepala Unit Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Yogyakarta yang
telah mengizininkan terlaksananya Pengabdian Masyarakat Terpadu di Dusun
Gadingan, Banyuraden, Gamping, Sleman.
3. Dosen Pembimbing Pengabdian Masyarakat Terpadu Kelompok 02 yang telah
memberikan bimbingan dalam pelaksanaan Pengabdian Masyarakat Terpadu di
Dusun Gadingan, Banyuraden, Gamping, Sleman.
4. Kepala Desa dan Ibu-ibu Kader Dusun Gadingan, Banyuraden, Gamping,
Sleman.yang telah memberikan fasilitas dan tempat pengabdian masyarakat.
5. Teman – teman kelompok antar profesiatas kerjasama yang diberikan dalam
menyelesaikan Pengabdian Masyarakat Terpadu Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta.
Akhir kata, kritik dan saran selalu kami harapkan.
Yogyakarta, 01Oktober 2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes yang tidak terkontrol, mengacu pada kadar glukosa yang melebihi
batasan target dan mengakibatkan dampak jangka pendek langsung (dehidrasi,
penurunan BB, penglihatan buram, rasa lapar) serta jangka panjang (kerusakan
pembuluh darah mikro dan makro (Mikail, 2012).
B. Perumusan Masalah
Bagaimana kegiatan pengabdian masyarakat melalui gerakan masyarakat hidup
sehat (germas) dengan pendekatan keluarga pada keluarga Bapak Teguh?
TINJAUAN PUSTAKA
2. Manifestasi Klinis
Beberapa gejala umum yang dapat ditimbulkan oleh penyakit DM diantaranya :
a. Pengeluaran urin (Poliuria)
Poliuria adalah keadaan dimana volume air kemih dalam 24 jam
meningkat melebihi batas normal. Poliuria timbul sebagai gejala DM
dikarenakan kadar gula dalam tubuh relatif tinggi sehingga tubuh tidak
sanggup untuk mengurainya dan berusaha untuk mengeluarkannya
melalui urin. Gejala pengeluaran urin ini lebih sering terjadi pada
malam hari dan urin yang dikeluarkan mengandung glukosa
(PERKENI, 2011).
b. Timbul rasa haus (Polidipsia)
Polidipsia adalah rasa haus berlebihan yang timbul karena kadar
glukosa terbawa oleh urin sehingga tubuh merespon untuk
meningkatkan asupan cairan (Subekti, 2009).
c. Timbul rasa lapar (Polifagia)
Pasien DM akan merasa cepat lapar dan lemas, hal tersebut disebabkan
karena glukosa dalam tubuh semakin habis sedangkan kadar glukosa
dalam darah cukup tinggi (PERKENI, 2011).
d. Peyusutan berat badan
Penyusutan berat badan pada pasien DM disebabkan karena tubuh
terpaksa mengambil dan membakar lemak sebagai cadangan energi
(Subekti, 2009).
3. Klasifikasi Diabetes Melitus
a. Diabetes tipe 1
Diabetes tipe 1 biasanya terjadi pada remaja atau anak, dan terjadi
karena kerusakan sel β (beta) (WHO, 2014). Canadian Diabetes
Association (CDA) 2013 juga menambahkan bahwa rusaknya sel β
pankreas diduga karena proses autoimun, namun hal ini juga tidak
diketahui secara pasti. Diabetes tipe 1 rentan terhadap ketoasidosis,
memiliki insidensi lebih sedikit dibandingkan diabetes tipe 2, akan
meningkat setiap tahun baik di negara maju maupun di negara
berkembang (IDF, 2014).
b. Diabetes tipe 2
Diabetes tipe 2 biasanya terjadi pada usia dewasa (WHO, 2014).
Seringkali diabetes tipe 2 didiagnosis beberapa tahun setelah onset,
yaitu setelah komplikasi muncul sehingga tinggi insidensinya sekitar
90% dari penderita DM di seluruh dunia dan sebagian besar merupakan
akibat dari memburuknya faktor risiko seperti kelebihan berat badan
dan kurangnya aktivitas fisik (WHO, 2014).
c. Diabetes gestational
Gestational diabetes mellitus (GDM) adalah diabetes yang didiagnosis
selama kehamilan (ADA, 2014) dengan ditandai dengan hiperglikemia
(kadar glukosa darah di atas normal) (CDA, 2013 dan WHO, 2014).
Wanita dengan diabetes gestational memiliki peningkatan risiko
komplikasi selama kehamilan dan saat melahirkan, serta memiliki risiko
diabetes tipe 2 yang lebih tinggi dimasa depan (IDF, 2014).
d. Tipe diabetes lainnya
Diabetes melitus tipe khusus merupakan diabetes yang terjadi karena
adanya kerusakan pada pankreas yang memproduksi insulin dan mutasi
gen serta mengganggu sel beta pankreas, sehingga mengakibatkan
kegagalan dalam menghasilkan insulin secara teratur sesuai dengan
kebutuhan tubuh. Sindrom hormonal yang dapat mengganggu sekresi
dan menghambat kerja insulin yaitu sindrom chusing, akromegali dan
sindrom genetik (ADA, 2015).
4. Patofisiologi Diabetes Melitus
a. Patofisiologi diabetes tipe 1
Pada DM tipe 1, sistem imunitas menyerang dan menghancurkan sel
yang memproduksi insulin beta pankreas (ADA, 2014). Kondisi
tersebut merupakan penyakit autoimun yang ditandai dengan
ditemukannya anti insulin atau antibodi sel anti-islet dalam darah
(WHO, 2014). National Instituteof Diabetes and Digestiveand Kidney
Diseases (NIDDK) tahun 2014 menyatakan bahwa autoimun
menyebabkan infiltrasi limfositik dan kehancuran islet pankreas.
Kehancuran memakan waktu tetapi timbulnya penyakit ini cepat dan
dapat terjadi selama beberapa hari sampai minggu. Akhirnya, insulin
yang dibutuhkan tubuh tidak dapat terpenuhi karena adanya kekurangan
sel beta pankreas yang berfungsi memproduksi insulin. Oleh karena itu,
diabetes tipe 1 membutuhkan terapi insulin, dan tidak akan merespon
insulin yang menggunakan obat oral.
b. Patofisiologi diabetes tipe 2
Kondisi ini disebabkan oleh kekurangan insulin namun tidak mutlak. Ini
berarti bahwa tubuh tidak mampu memproduksi insulinkurangnya sel
beta atau defisiensi insulin resistensi insulin perifer (ADA, 2014).
Resistensi insulin perifer berarti terjadi kerusakan pada
reseptor-reseptor insulin sehingga menyebabkan insulin menjadi kurang
efektif mengantar pesan-pesan biokimia menuju sel-sel (CDA, 2013).
Dalam kebanyakan kasus diabetes tipe 2 ini, ketika obat oral gagal
untuk merangsang pelepasan insulin yang memadai, maka pemberian
obat melalui suntikan dapat menjadi alternatif.
c. Patofisiologi diabetes gestasional
Gestational diabetes terjadi ketika ada hormon antagonis insulin yang
berlebihan saat kehamilan. Hal ini menyebabkan keadaan resistensi
insulin dan glukosa tinggi pada ibu yang terkait dengan kemungkinan
adanya reseptor insulin yang rusak.
5. Komplikasi Diabetes Melitus
Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit yang dapat menimbulkan
berbagai macam komplikasi, antara lain :
a. Komplikasi metabolik akut
Kompikasi metabolik akut pada penyakit diabetes melitus terdapat tiga
macam yang berhubungan dengan gangguan keseimbangan kadar
glukosa darah jangka pendek, diantaranya:
1) Hipoglikemia
Hipoglikemia (kekurangan glukosa dalam darah) timbul sebagai
komplikasi diabetes yang disebabkan karena pengobatan yang
kurang tepat (Smeltzer& Bare, 2008).
2) Ketoasidosis diabetic
Ketoasidosis diabetik (KAD) disebabkan karena kelebihan
kadar glukosa dalam darah sedangkan kadar insulin dalam tubuh
sangat menurun sehingga mengakibatkan kekacauan metabolik
yang ditandai oleh trias hiperglikemia, asidosis dan ketosis
(Soewondo, 2006).
3) Sindrom HHNK (koma hiperglikemia hiperosmolernonketotik)
Sindrom HHNK adalah komplikasi diabetes melitus yang
ditandai dengan hiperglikemia berat dengan kadar glukosa
serum lebih dari 600 mg/dl (Price& Wilson, 2006).
b. Komplikasi metabolik kronik
Komplikasi metabolik kronik pada pasien DM menurut Price & Wilson
(2006) dapat berupa kerusakan pada pembuluh darah kecil
(mikrovaskuler) dan komplikasi pada pembuluh darah besar
(makrovaskuler) diantaranya:
1) Komplikasi pembuluh darah kecil (mikrovaskuler)
Komplikasi pada pembuluh darah kecil (mikrovaskuler) yaitu :
- Kerusakan retina mata (Retinopati)
Kerusakan retina mata (Retinopati) adalah suatu
mikroangiopati ditandai dengan kerusakan dan sumbatan
pembuluh darah kecil (Pandelaki, 2009).
2) Kerusakan ginjal (Nefropatidiabetik)
Kerusakan ginjal pada pasien DM ditandai dengan albuminuria
menetap (>300 mg/24jam atau >200 ih/menit) minimal 2 kali
pemeriksaan dalam kurun waktu 3-6 bulan. Nefropatidiabetik
merupakan penyebab utama terjadinya gagal ginjal terminal.
3) Kerusakan syaraf (Neuropatidiabetik)
Neuropatidiabetik merupakan komplikasi yang paling sering
ditemukan pada pasien DM. Neuropati pada DM mengacau pada
sekelompok penyakit yang menyerang semua tipe saraf
(Subekti, 2009).
c. Komplikasi pembuluh darah besar (makrovaskuler)
Komplikasi pada pembuluh darah besar pada pasien diabetes yaitu
stroke dan risiko jantung koroner. Komplikasi penyakit jantung koroner
pada pasien DM disebabkan karena adanya iskemia atau
infarkmiokardyang terkadang tidak disertai dengan nyeri dada atau
disebut dengan SMI (Silent Myocardial Infarction) (Widiastuti, 2012).
Pasien DM berisiko 2 kali lipat dibandingkan dengan pasien non-DM
untuk terkena penyakit serebrovaskuler. Gejala yang ditimbulkan
menyerupai gejala pada komplikasi akut DM, seperti adanya keluhan
pusing atau vertigo, gangguan penglihatan, kelemahan dan bicara pelo
(Smeltzer & Bare, 2008).
6. Tanda dan Gejala
Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau
kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula
darah, dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160-180
mg/dL dan air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung
gula (glucose), sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut.
Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala
dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita :
a. Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
b. Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia)
c. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
d. Frekuensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria)
e. Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
f. Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki
g. Cepat lelah dan lemah setiap waktu
h. Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
i. Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya
j. Mudah terkena infeksi terutama pada kulit.
7. Test Diagnostik
Glukosa darah : Meningkat 200 – 100 mg/dl, atau lebih.
Aseton plasma (keton) : positif secara mencolok.
Asam lemak bebas : Kadar lipid dan kolesterol meningkat.
Osmolalitas serum : Meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/l.
Elektrolit
a. Natrium : Mungkin normal, meningkat atau menurun.
b. Kalium : Normal atau peningkatan semu (perpindahan seluler),
selanjut-nya akan menurun.
c. Fosfor : Lebih sering menurun.
d. Hemoglobin glikosilat : Kadarnya meningkat 2 – 4 kali lipat dari normal
yang mencerminkan control DM yang kurang selama 4 bulan terakhir
(lama hidup SDM) karenanya sangat bermanfaat dalam membedakan
DKA dengan control tidak adekuat versus DKA yang berhubungan
dengan insiden (mis. ISK baru).\
e. Gas darah arteri : biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan
padaHCO3 (asidosis etabolik) dengan kompensasi alkalosis
respiratorik.
f. Trombosit darah : Ht mungkin meningkat (dehidrasi); leukositosis,
hemokonsentrasi, merupakan respons terhadap stres atau infeksi.
g. Ureum/kreatinin : Mungkin meningkat atau normal (dehidrasi /
penurunan fungsi ginjal).
h. Amilase darah : Mungkin meningkat yang mengindikasikan adanya
pankreatitis akut sebagai penyebab dari DKA.
i. Insulin darah : Mungkin menurun/bahkan sampai tidak ada (pada tipe I)
atau normal sampai tinggi (tipe II) uang mengindikasikan insufisiensi
insulin / gangguan dalam penggunaannya (endogen/eksogen). Resisten
insulin dapat berkembang sekunder terhadap pembentukan antibody
(autoantibody).
j. Pemeriksaan fungsi tiroid : peningkatan aktivitas hormone tiroid dapat
meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin.
k. Urine : Gula dan aseton positif : berat jenis dan osmolalitas mungkin
meningkat.
l. Kultur dan sensitivitas : Kemungkinan adanya infeksi pada saluran
kemih, infeksi pernapasan dan infeksi pada luka (Doengoes, 2000).
8. Pencegahan
Upaya pencegahan penyakit diabetes mellitus dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
a. Pencegahan Primer
Cara ini adalah cara yang paling sulit karena sasarannya orang sehat.
Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mencegah agar DM tidak terjadi
pada orang atau populasi yang rentan (risiko tinggi), yang dilakukan
sebelum timbul tanda-tanda klinis dengan cara :
1) Makan seimbang artinya yang dimakan dan yang dikeluarkan
seimbang disesuiakan dengan aktifitas fisik dan kondisi tubuh,
dengan menghindari makanan yang mengandung tinggi lemak
karena bisa menyebabkan penyusutan konsumsi energi.
Mengkonsusmsi makanandengan kandungan karbohidrat yang
berserat tinggi dan bukan olahan.
2) Meningkatkan kegiatan olah raga yang berpengaruh pada
sensitifitas insulin dan menjaga berat badan agar tetap ideal.
3) Kerjasama dan tanggung jawab antara instansi kesehatan,
masyarakat, swasta dan pemerintah, untuk melakukan penyuluhan
kepada masyarakat
b. Pencegahan Sekunder
1) Ditujukan pada pendeteksian dini DM serta penanganan segera dan
efektif, sehingga komplikasi dapat dicegah.
2) Hal ini dapat dilakukan dengan skrining, untuk menemukan
penderita sedini mungkin terutama individu/populasi.
3) Kalaupun ada komplikasi masih reversible / kembali seperti semula.
4) Penyuluhan kesehatan secara profesional dengan memberikan
materi penyuluhan seperti : apakah itu DM, bagaimana
penatalaksanaan DM, obat-obatan untuk mengontrol glukosa darah,
perencanaan makan, dan olah raga.
c. Pencegahan Tersier
1) Upaya dilakukan untuk semua penderita DM untuk mencegah
komplikasi.
2) Mencegah progresi dari komplikasi supaya tidak terjadi kegagalan
organ.
3) Mencegah kecacatan akibat komplikasi yang ditimbulkan.
9. Penatalaksanaan Medis
Tujuan utama terapi diabetes adalah mencoba menormalkan aktivitas
insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi
terjadinya komplikasi vaskuler serta neuropatik.
a. Diet
Diet dan pengendalian berat badan merupakan dasar dari
penatalaksanaan diabetes. Penatalaksaan nutrisi pada penderita Diabetes
Mellitus diarahkan untuk mencapai tujuan berikut:
1) Memberikan semua unsur makanan esensial (misalnya, vitamin,
mineral)
2) Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai
3) Memenuhi kebutuhan energy
4) Mencegah fluktuasi kadar glukosa darah setiap harinya dengan
mengupayakan kadar glukosa darah mendekati normal melalui
cara-cara yang aman dan praktis
5) Menurunkan kadar lemak darah jika kadar ini meningkat.
b. Latihan (olah raga)
Latihan sangat penting dalam penatalaksanaan diabetik karena
efeknya dapat menurunkan kadar glukosa darah dan menurunkan kadar
glukosa darah dengan meningkatkan pengambilan glukosa oleh otot dan
memperbaiki pemakaian insulin. Sirkulasi darah dan otot juga
diperbaikidengan berolahraga.
c. Pemantauan Kadar Glukosa dan Keton
Pemantauan kadar glukosa darah secara mandiri memungkinkan
deteksidan pencegahan hipoglikemia serta hiperglikemia, dan berperan
dalam menentukan kadar glukosa darah normal yang kemungkinan akan
mengurangi komplikasi diabetes jangka panjang. Pemantauan kadar
glukosa darah merupakan prosedur yang berguna bagi semua penderita
diabetes. Pemantauan ini merupakan dasar untuk melaksanakan terapi
insulin yang intensif dan untuk menangani kehamilan yang dipersulit
oleh penyakit diabetes. Pemeriksaan ini juga sangat dianjurkan bagi
pasien-pasien dengan:
1) Penyakit diabetes yang tidak stabil
2) Kecenderungan untuk mengalami ketosis berat atau hipoglikemia
3) Hipoglikemia tanpa gejala peringatan
4) Ambang glukosa renal yang abnormal
d. Terapi Insulin
Pada Diabetes Mellitus tipe II insulin mungkin diperlukan seabgai
terapi jangka panjang untuk mengendalikan kadar glukosa darah jika
diet dan obat hipoglikemia oral tidak berhasil mengontrolnya.
Disamping itu, sebagian pasien Diabetes Mellitus tipe II yang biasanya
mengendalikan kadar glukosa darah dengan diet dan obat oral kadang
membutuhkan insulin secara temporer selama mengalami sakit,
kehamilan, pembedahan, atau beberapa kejadian stress lainnya. Preparat
insulin dapat dikelompokkan kedalam tiga kategori utama, yaitu:
1) Insulin regular (R) / Short acting Insulin
2) NPH Insulin / Intermediate acting Insulin, Lente Insulin (L)
3) Ultralente Insulin (UL) / Long acting Insulin.
e. Pendidikan / Penyuluhan
Pendidikan dan pelatihan mengenai pengetahuan bagi pasien
diabetes bertujuan untuk menunjang perilaku meningkatkan
pemahaman pasien akan penyakitnya, yang diperlukan untuk mencapai
keadaan sehat optimal dan penyesuaian keadaan psikologik serta
kualitas hidup yang lebih baik. Sasaran penyuluhan adalah pasien
diabetes beserta keluarganya, orang-orang yang beraktivitas
bersama-sama dengan pasien sehari-hari baik di lingkungan rumah
maupun lingkungan lain. Pada pasien Diabetes Mellitus tipe II yang
beru terdeteksi, pendidikan dasar tentang diabetes harus mencakup
informasi tentang ketrampilan preventif, antara lain:
1) Perawatan kaki
2) Perawatan mata
3) Higiene umum (misalnya, perawatan kulit, kebersihan mulut)
4) Penanganan faktor resiko (mengendalikan tekanan darah dan kadar
lemak darah,menormalkan kadar glukosa darah).
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Identifikasi Masalah
Hasil pendataan keluarga binaanRW 03 Gadingan, Banyuraden yaitu Bapak
Teguh.Berdasarkan hasil identifikasi terdapat masalah yaitu kepala keluarga
menderita penyakit diabetes mellitus.
B. Sasaran
Keluarga Bapak Teguh.
C. Metode Penyuluhan
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan dalam rangka pengabdian
masyarakat ini adalah penyuluhan kesehatan dengan ceramah dan diskusi,
memberikan konseling gizi dan pelayanan kesehatan gratis.
D. Sarana dan Alat
Alat yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan ini berupa alat test gula darah,
tensimeter dan stetoskop.
E. Tempat dan Waktu
Tempat pelaksanaannya yaitu di RW 03Gadungan, Banyuraden, Gamping,
Sleman tepatnya di rumah Bapak Teguh dilaksanakan pada bulan Agustus.
F. Kendala Dan Pemecahan
1. Kendala
a. Kurangnya bimbingan dari Dosen Pembimbing.
b. Sulit mengatur waktu agar semua anggota untuk berkumpul
2. Pemecahan
a. Meluangkan waktu untuk berkumpul
b. Berkonsultasi dengan Dosen Pembimbing.
BAB IV
Christmastuti Nur, 2016. Sarana Deteksi Penyakit Diabetes Dengan Sampel Saliva
(Studi Kasus Di Bandung Indah Plaza) http://digilib.itb.ac.id (Online)
Diakses 30 September 2018.
Dinkes Sulsel, 2015. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014. Dinkes
Sulsel.
Kemenkes, 2013. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Badan Penelitian dan
Pembangunan Kesehatan : Jakarta.
D. PEMANFAATAN PEKARANGAN
23 Apakah halaman 23
pekarangan 1. Ya
dimanfaatkan? 2. Tidak 2
no 30
24 Bagaimana pemanfaatan 24
pekarangan di sekitar
rumah? 1. Ada
1. Sayuran 2. Tidak ada
1. Ada
2. Tanaman buah 2. Tidak ada
1. Ada
3. Kolamikan 2. Tidakada
1. Ada
4. Ternak hewan 2. Tidak ada
kaki 2 1. Ada
2. Tidak ada
5. Ternak hewan 3. Ada
kaki 4 4. Tidak ada
6. Tanaman obat
25 Apakah anggota keluarga 1. Ada 2 25
didalam 2. Tidak
rumah,inimemiliki
sawah?
26 Apakah anggota keluarga 1. Ada 2 26
didalam rumah, memiliki 2. Tidak
kebun?
E. KONSUMSI MAKANAN
27 Apakah semua anggota 1. Ya 1 27
keluarga mempunyai 2. Tidak
kebiasaan sarapan?
28 Apakah dalam keluarga 1. Ya 1 28
ini menggunakan garam 2. Tidak
beryodium dalam
konsumsi sehari hari?
F. KONDISI PEREKONOMIAN
29 (Tanya pakdukuh) 1. Gakin 2 29
Bagaimana status 2. Tidak
ekonomi?* Gakin
30 Apakah sumber 1. Listrik 1 30
penerangan yang 2. Obor
digunakan di dalam 3. Lampu
rumah? minyak
tanah
4. Lainlain,
sebutkan!
31 Apakah bahan bakar yang 1. Listrik 3 31
digunakan untuk 2. Kayu
memasak? 3. Gas
4. Arang
5. Minyakta
nah 31.1
6. Lainlain,
sebutkan!
32 Pengeluaran rumah 32
tangga
PENGKAJIAN DATA UMUM DAN DEMOGRAFI
DALAM RANGKA PENGABDIAN MASYARAKAT TERPADU
3. Kematian:
a) Apakah ada anggota keluarga yang meninggal dalam satu tahun terakhir
(Ya/Tidak)
b) Bila Ya, disebabkan oleh:
No Penyebab Pilihan Jawaban
Sakit
1. Sakit 1. Ada
2. Tidak ada
2. Kecelakaan 1. Ada
2. Tidak ada
3. Lainnya 1. Ada
(................................. 2. Tidak ada
......)
4. KIA/KB
a) PUS
1. Apakah ada PUS?: ................................ Ya Tidak
2. Bila Ya, apakah menjadi akseptor KB Ya Tidak
3. Bila Ya, Jenis Kontrasepsi yang dipakai:
IUD
Suntik
PIL
Susuk
Kondom
Tubektomi
Vasektomi
4. Bila Tidak, Alasannya:......
Dilarang Suami
Agama
Tidak tahu
Lainnya, Sebutkan.................................
5. Apakah ada PUS yang DO KB? Ya Tidak
Bila Ya, alasannya:
Dilarang Suami
Agama
Tidak tahu
Penyakit
Efek samping
Ingin punya anak
Lainnya, Sebutkan ............................
b) BUMIL
1. Apakah ada Bumil? Ya Tidak
2. Bila Ya, Umur Kehamilan Trimester: I II III
3. Bila Ya, Kehamilan yang Ke: 1 2 3 4
4. Berapa Usia Bumil : < 20 th 20-34 th >35 th
5. Apakah mendapatkan TT Ya Tidak
Bila Ya, Lengkap Belum Lengkap
6. Apakah Ibu memeriksa kehamilannya Ya Tidak
1.Bila YA, Trimester I: .................. Kali
Trimester II: .................. Kali
Trimester III: .................. Kali
7. Bila Ya, Pemeriksaan dilakukan dimana?
2.Ke Ruamh Sakit
Ke Puskemas
Ke Dokter Praktek
Ke Perawat/Bidan Praktik
Ke Dukun/Tabib
Lainnya, Sebutkan .................................
8. Bila Tidak, alasannya:
3.Dilarang Suami
Agama
Tidak Tahu
Biaya
Lainnya, Sebutkan .................................
9. Adakah Penyakit/Keluhan yang dirasakan Bumil:
4.Badan dan Kaki Bengkak
Mual dan muntah lebih 3 bulan
Kurang darah
Tekanan darah tinggi
Tekanan darah rendah
Lainnya, Sebutkan .................................
c) PERSALINAN
1. Pertolongan persalinan anak satu tahun terakhir oleh:
5.Nakes
Dukun bayi terlatih
Dukun bayi tidak terlatih/keluarga/sendiri
2. Bila ke dukun bayi, alasannya:
6.Tidak tahu
Biaya
Budaya
Lainnya, sebutkan...................
3. Tempat pertolongan persalinan:
7.Ke Rumah Sakit/Poliklinik
Puskesmas
Polindes
Bidan/dokter praktik swasta
Di rumah
4. Kondisi bayi
8.Lahir hidup
Lahir mati
Lahir cacat
5. Adakah neonatus yang meninggal dalam 1 tahun terakhir:
9.Bila Ya, apa penyebabnya
Tidak Tahu
Tidak ada Manfaatnya
Lainnya, Sebutkan
.............................................
6. Apakah anak memiliki KMS Ya Tidak
7. Apakah dapat membaca hasil KMS Ya Tidak
8. Apakah setiap bulan anak mengunjungi Tidak
Ya
posyandu
9. Bila Ya, Apakah BB anak:
Naik
Tetap
Turun
10. Bila tidak, alasannya:
Baik
Sedang
Buruk
12. Apakah anak mendapat makanan tambahan Ya Tidak
13. Apakah mendapat Vitamin A Ya Tidak
f) Masalah Kecacingan
1. Apakah anak memakai alas kaki bila keluar Ya Tidak
rumah
2. Apakah anak memotong kuku secara teratur Ya Tidak
3. Apakah anak memakan makanan yang sudah Ya Tidak
matang
4. Apakah membiasakan mencuci tangan Ya Tidak
sebelum dan sesudah makan
5. Keluarga membiasakan mencuci sayur Ya Tidak
sebelum dimasak
6. Apakah anak memiliki perut buncit Ya Tidak
7. Apakah anak sering merasakan lemah dan Ya Tidak
lesu
8. Apakah anak sering mengalami sakit Ya Tidak
dibagian perut
9. Apakah anak memiliki BB rendah Ya Tidak
10. Apakah anak sering mengalami diare Ya Tidak
11. Apakah anak sering mengalami gatal pada Ya Tidak
anus
12. Bila ya, apakah anak sering menggaruk anus Ya Tidak
13. Apakah anak memiliki riwayat infeksi Ya Tidak
kecacingan
14. Bila ya, apakah sudah meminum obat cacing Ya Tidak
15. Bila sudah, mengonsumsi berapa bulan
sekali