Vous êtes sur la page 1sur 33

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN

PENGABDIAN MASYARAKAT TERPADU


RW 03 DUSUN GADINGAN BANYURADEN GAMPING SLEMAN
YOGYAKARTA

Disusun Oleh :

Erva Ayu Rohmadina

P07120116042

D III KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN

KESEHATAN YOGYAKARTA

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas selesainya laporan akhir yang
berjudul “Laporan Pertanggungjawaban Pengabdian Masyarakat Terpadu RW 03
Dusun Gadingan Banyuraden Gamping Sleman Yogyakarta”. Sebagai pertanggung
jawaban kegiatan Pengabdian Masyarakat Terpadu, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
Kegiatan Pengabdian Masyarakat Terpadu ini dilaksanakan di Dusun Gadingan,
Banyuraden, Gamping RW 03 pada tanggal 2018 s.d 28September 2018
Terima kasih kami haturkan kepada :
1. Direktur Poltekkes Kemenkes Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan
kepada kami sehingga dapat terlaksananya Pengabdian Masyarakat Terpadu di
Dusun Gadingan, Banyuraden, Gamping, Sleman.
2. Kepala Unit Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Yogyakarta yang
telah mengizininkan terlaksananya Pengabdian Masyarakat Terpadu di Dusun
Gadingan, Banyuraden, Gamping, Sleman.
3. Dosen Pembimbing Pengabdian Masyarakat Terpadu Kelompok 02 yang telah
memberikan bimbingan dalam pelaksanaan Pengabdian Masyarakat Terpadu di
Dusun Gadingan, Banyuraden, Gamping, Sleman.
4. Kepala Desa dan Ibu-ibu Kader Dusun Gadingan, Banyuraden, Gamping,
Sleman.yang telah memberikan fasilitas dan tempat pengabdian masyarakat.
5. Teman – teman kelompok antar profesiatas kerjasama yang diberikan dalam
menyelesaikan Pengabdian Masyarakat Terpadu Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta.
Akhir kata, kritik dan saran selalu kami harapkan.
Yogyakarta, 01Oktober 2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes Mellitus (DM) merupakan kategori penyakit tidak menular (PTM)


yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara global, regional,
nasional maupun lokal. Salah satu jenis penyakit metabolik yang selalu
mengalami peningkatan penderita setiap tahun di negara-negara seluruh dunia.
Diabetes merupakan serangkaian gangguan metabolik menahun akibat pankreas
tidak memproduksi cukup insulin, sehingga menyebabkan kekurangan insulin
baik absolut maupun relatif, akibatnya terjadi peningkatan konsentrasi glukosa
dalam darah (Sarwono, dkk, 2007).

Berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan


peningkatan angka insiden dan prevalensi DM tipe-2 di berbagai penjuru dunia.
Berdasarkan perolehan data International Diabetes Federation (IDF) tingkat
prevalensi global penderita DM pada tahun 2013 sebesar 382 kasus dan
diperkirakan pada tahun 2035 mengalami peningkatan menjadi 55% (592 kasus)
diantara usia penderita DM 40-59 tahun (International Diabetes Federation,
2013). Tingginya angka tersebut menjadikan Indonesia peringkat keempat jumlah
pasien DM terbanyak di dunia setelah Amerika Serikat, India dan China (Suyono,
2006).

World HealthOrganization (WHO) memprediksi adanya peningkatan


jumlah diabetisi (penderita diabetes) yang cukup besar dari 8,4 juta jiwa pada
tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta jiwa pada tahun 2030 dengan pertumbuhan
sebesar 152% (WHO, 2006).

Diabetes yang tidak terkontrol, mengacu pada kadar glukosa yang melebihi
batasan target dan mengakibatkan dampak jangka pendek langsung (dehidrasi,
penurunan BB, penglihatan buram, rasa lapar) serta jangka panjang (kerusakan
pembuluh darah mikro dan makro (Mikail, 2012).

Menurut PERKENI (2006), terdapat banyak faktor yang berpengaruh


terhadap kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 diantaranya, riwayat keluarga dengan
diabetes, umur, riwayat lahir dengan berat badan rendah (<2,5 kg). Serta terdapat
faktor yang meningkatkan risiko penyakit Diabetes Mellitus yakni berat badan
lebih, kurangnya aktivitas fisik atau gaya hidup, pola makan, hipertensi,
dislipidemia, diet tidak sehat dan stress.

Pada pasien DM tipe-II umumnya bertubuh gemuk dan proses terjadinya


lebih dipengaruhi oleh lingkungan seperti gaya hidup dan pola makan. Karena,
sel-sel sasaran (otot dan lemak tubuh) yang seharusnya mengambil gula dengan
adanya insulin, tidak memberikan respon normal terhadap insulin. Jenis diabetes
ini sering tanpa disertai keluhan, dan jika ada gejalanya lebih ringan daripada DM
tipe-I. Karena itu, DM tipe-II pada usia dewasa seringkali dapat diatasi hanya
dengan diet dan olahraga (Soegondo, dkk, 2005).

Depresi semakin banyak terjadi pada kondisi pasien yang mengalami


kondisi kronik menahun seperti stroke, diabetes, kanker serta gangguan nyeri
yang kronis (Andri, 2011). Banyak orang yang memandang diabetes hanya dari
segi klinisnya saja. Diabetes dan depresi dapat saling memicu sehingga penderita
diabetes memiliki risiko tinggi mengalami depresi. Depresi dapat mempengaruhi
kadar gula dalam darah. Efek depresi dapat menyebabkan produksi epinefrin
naik, memobilisasi glukosa, asam lemak dan asam nukleat. Naiknya gula darah
disebabkan meningkatnya glikogenolisis dihati oleh peningkatan glukagon
terhambat pengambilan glukosa oleh otot dan berkurangnya pembentukan insulin
pankreas (Kadri, 2012).

B. Perumusan Masalah
Bagaimana kegiatan pengabdian masyarakat melalui gerakan masyarakat hidup
sehat (germas) dengan pendekatan keluarga pada keluarga Bapak Teguh?

C. Tujuan Pengabdian Masyarakat.


1. Tujuan umum
Keluarga Bapak Teguh mendapatkan pendampingan khusus dalam pencegahan
dari penyakit Diabetes Militus.
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan tambahan pengetahuan kepada keluarga Bapak Teguh tentang
Diabetes Militus.
b. Mengatasi masalah-masalah kesehatan yang ada pada keluarga Bapak Teguh.
D. Manfaat Pengabdian Masyarakat
1. Dapat menyelesaikan masalah dengan saling bekerjasama antar 6 profesi untuk
memecahkan masalah di Dusun Gadingan dengan melakukan penyuluhan pada
kegiatan yang diadakan.
2. Meningkatkan kesadaran keluarga binaan untuk mengikuti penyuluhan sebagai
upaya preventif.
3. Membantu Keluarga Binaan yang sudah terpilih melalui survey untuk terus
memperbaiki dan meningkatkan status kesehatan sehingga dapat tercapainya
taraf kesehatan yang optimal.
4. Meningkatkan hubungan yang erat antara Dusun Binaan dengan Tim Pelaksana
Pengabdian Masyarakat
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi Diabetes Melitus

Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan


karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin atau kedua-duanya (Henderina, 2010).

Menurut PERKENI (2011) seseorang dapat didiagnosa diabetes melitus


apabila mempunyai gejala klasik diabetes melitus seperti poliuria, polidipsi dan
polifagi disertai dengan kadar gula darah sewaktu ≥200 mg/dl dan gula darah
puasa ≥126 mg/dl.

2. Manifestasi Klinis
Beberapa gejala umum yang dapat ditimbulkan oleh penyakit DM diantaranya :
a. Pengeluaran urin (Poliuria)
Poliuria adalah keadaan dimana volume air kemih dalam 24 jam
meningkat melebihi batas normal. Poliuria timbul sebagai gejala DM
dikarenakan kadar gula dalam tubuh relatif tinggi sehingga tubuh tidak
sanggup untuk mengurainya dan berusaha untuk mengeluarkannya
melalui urin. Gejala pengeluaran urin ini lebih sering terjadi pada
malam hari dan urin yang dikeluarkan mengandung glukosa
(PERKENI, 2011).
b. Timbul rasa haus (Polidipsia)
Polidipsia adalah rasa haus berlebihan yang timbul karena kadar
glukosa terbawa oleh urin sehingga tubuh merespon untuk
meningkatkan asupan cairan (Subekti, 2009).
c. Timbul rasa lapar (Polifagia)
Pasien DM akan merasa cepat lapar dan lemas, hal tersebut disebabkan
karena glukosa dalam tubuh semakin habis sedangkan kadar glukosa
dalam darah cukup tinggi (PERKENI, 2011).
d. Peyusutan berat badan
Penyusutan berat badan pada pasien DM disebabkan karena tubuh
terpaksa mengambil dan membakar lemak sebagai cadangan energi
(Subekti, 2009).
3. Klasifikasi Diabetes Melitus
a. Diabetes tipe 1
Diabetes tipe 1 biasanya terjadi pada remaja atau anak, dan terjadi
karena kerusakan sel β (beta) (WHO, 2014). Canadian Diabetes
Association (CDA) 2013 juga menambahkan bahwa rusaknya sel β
pankreas diduga karena proses autoimun, namun hal ini juga tidak
diketahui secara pasti. Diabetes tipe 1 rentan terhadap ketoasidosis,
memiliki insidensi lebih sedikit dibandingkan diabetes tipe 2, akan
meningkat setiap tahun baik di negara maju maupun di negara
berkembang (IDF, 2014).
b. Diabetes tipe 2
Diabetes tipe 2 biasanya terjadi pada usia dewasa (WHO, 2014).
Seringkali diabetes tipe 2 didiagnosis beberapa tahun setelah onset,
yaitu setelah komplikasi muncul sehingga tinggi insidensinya sekitar
90% dari penderita DM di seluruh dunia dan sebagian besar merupakan
akibat dari memburuknya faktor risiko seperti kelebihan berat badan
dan kurangnya aktivitas fisik (WHO, 2014).
c. Diabetes gestational
Gestational diabetes mellitus (GDM) adalah diabetes yang didiagnosis
selama kehamilan (ADA, 2014) dengan ditandai dengan hiperglikemia
(kadar glukosa darah di atas normal) (CDA, 2013 dan WHO, 2014).
Wanita dengan diabetes gestational memiliki peningkatan risiko
komplikasi selama kehamilan dan saat melahirkan, serta memiliki risiko
diabetes tipe 2 yang lebih tinggi dimasa depan (IDF, 2014).
d. Tipe diabetes lainnya
Diabetes melitus tipe khusus merupakan diabetes yang terjadi karena
adanya kerusakan pada pankreas yang memproduksi insulin dan mutasi
gen serta mengganggu sel beta pankreas, sehingga mengakibatkan
kegagalan dalam menghasilkan insulin secara teratur sesuai dengan
kebutuhan tubuh. Sindrom hormonal yang dapat mengganggu sekresi
dan menghambat kerja insulin yaitu sindrom chusing, akromegali dan
sindrom genetik (ADA, 2015).
4. Patofisiologi Diabetes Melitus
a. Patofisiologi diabetes tipe 1
Pada DM tipe 1, sistem imunitas menyerang dan menghancurkan sel
yang memproduksi insulin beta pankreas (ADA, 2014). Kondisi
tersebut merupakan penyakit autoimun yang ditandai dengan
ditemukannya anti insulin atau antibodi sel anti-islet dalam darah
(WHO, 2014). National Instituteof Diabetes and Digestiveand Kidney
Diseases (NIDDK) tahun 2014 menyatakan bahwa autoimun
menyebabkan infiltrasi limfositik dan kehancuran islet pankreas.
Kehancuran memakan waktu tetapi timbulnya penyakit ini cepat dan
dapat terjadi selama beberapa hari sampai minggu. Akhirnya, insulin
yang dibutuhkan tubuh tidak dapat terpenuhi karena adanya kekurangan
sel beta pankreas yang berfungsi memproduksi insulin. Oleh karena itu,
diabetes tipe 1 membutuhkan terapi insulin, dan tidak akan merespon
insulin yang menggunakan obat oral.
b. Patofisiologi diabetes tipe 2
Kondisi ini disebabkan oleh kekurangan insulin namun tidak mutlak. Ini
berarti bahwa tubuh tidak mampu memproduksi insulinkurangnya sel
beta atau defisiensi insulin resistensi insulin perifer (ADA, 2014).
Resistensi insulin perifer berarti terjadi kerusakan pada
reseptor-reseptor insulin sehingga menyebabkan insulin menjadi kurang
efektif mengantar pesan-pesan biokimia menuju sel-sel (CDA, 2013).
Dalam kebanyakan kasus diabetes tipe 2 ini, ketika obat oral gagal
untuk merangsang pelepasan insulin yang memadai, maka pemberian
obat melalui suntikan dapat menjadi alternatif.
c. Patofisiologi diabetes gestasional
Gestational diabetes terjadi ketika ada hormon antagonis insulin yang
berlebihan saat kehamilan. Hal ini menyebabkan keadaan resistensi
insulin dan glukosa tinggi pada ibu yang terkait dengan kemungkinan
adanya reseptor insulin yang rusak.
5. Komplikasi Diabetes Melitus
Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit yang dapat menimbulkan
berbagai macam komplikasi, antara lain :
a. Komplikasi metabolik akut
Kompikasi metabolik akut pada penyakit diabetes melitus terdapat tiga
macam yang berhubungan dengan gangguan keseimbangan kadar
glukosa darah jangka pendek, diantaranya:
1) Hipoglikemia
Hipoglikemia (kekurangan glukosa dalam darah) timbul sebagai
komplikasi diabetes yang disebabkan karena pengobatan yang
kurang tepat (Smeltzer& Bare, 2008).
2) Ketoasidosis diabetic
Ketoasidosis diabetik (KAD) disebabkan karena kelebihan
kadar glukosa dalam darah sedangkan kadar insulin dalam tubuh
sangat menurun sehingga mengakibatkan kekacauan metabolik
yang ditandai oleh trias hiperglikemia, asidosis dan ketosis
(Soewondo, 2006).
3) Sindrom HHNK (koma hiperglikemia hiperosmolernonketotik)
Sindrom HHNK adalah komplikasi diabetes melitus yang
ditandai dengan hiperglikemia berat dengan kadar glukosa
serum lebih dari 600 mg/dl (Price& Wilson, 2006).
b. Komplikasi metabolik kronik
Komplikasi metabolik kronik pada pasien DM menurut Price & Wilson
(2006) dapat berupa kerusakan pada pembuluh darah kecil
(mikrovaskuler) dan komplikasi pada pembuluh darah besar
(makrovaskuler) diantaranya:
1) Komplikasi pembuluh darah kecil (mikrovaskuler)
Komplikasi pada pembuluh darah kecil (mikrovaskuler) yaitu :
- Kerusakan retina mata (Retinopati)
Kerusakan retina mata (Retinopati) adalah suatu
mikroangiopati ditandai dengan kerusakan dan sumbatan
pembuluh darah kecil (Pandelaki, 2009).
2) Kerusakan ginjal (Nefropatidiabetik)
Kerusakan ginjal pada pasien DM ditandai dengan albuminuria
menetap (>300 mg/24jam atau >200 ih/menit) minimal 2 kali
pemeriksaan dalam kurun waktu 3-6 bulan. Nefropatidiabetik
merupakan penyebab utama terjadinya gagal ginjal terminal.
3) Kerusakan syaraf (Neuropatidiabetik)
Neuropatidiabetik merupakan komplikasi yang paling sering
ditemukan pada pasien DM. Neuropati pada DM mengacau pada
sekelompok penyakit yang menyerang semua tipe saraf
(Subekti, 2009).
c. Komplikasi pembuluh darah besar (makrovaskuler)
Komplikasi pada pembuluh darah besar pada pasien diabetes yaitu
stroke dan risiko jantung koroner. Komplikasi penyakit jantung koroner
pada pasien DM disebabkan karena adanya iskemia atau
infarkmiokardyang terkadang tidak disertai dengan nyeri dada atau
disebut dengan SMI (Silent Myocardial Infarction) (Widiastuti, 2012).
Pasien DM berisiko 2 kali lipat dibandingkan dengan pasien non-DM
untuk terkena penyakit serebrovaskuler. Gejala yang ditimbulkan
menyerupai gejala pada komplikasi akut DM, seperti adanya keluhan
pusing atau vertigo, gangguan penglihatan, kelemahan dan bicara pelo
(Smeltzer & Bare, 2008).
6. Tanda dan Gejala
Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau
kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula
darah, dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160-180
mg/dL dan air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung
gula (glucose), sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut.
Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala
dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita :
a. Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
b. Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia)
c. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
d. Frekuensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria)
e. Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
f. Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki
g. Cepat lelah dan lemah setiap waktu
h. Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
i. Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya
j. Mudah terkena infeksi terutama pada kulit.

Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan


seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma. Gejala
kencing manis dapat berkembang dengan cepat waktu ke waktu dalam
hitungan minggu atau bulan, terutama pada seorang anak yang menderita
penyakit diabetes mellitus tipe 1. Lain halnya pada penderita Diabetes
Mellitus Tipe II, umumnya mereka tidak mengalami berbagai gejala diatas.
Bahkan mereka mungkin tidak mengetahui telah menderita kencing manis
(Shadine, 2013).

7. Test Diagnostik
Glukosa darah : Meningkat 200 – 100 mg/dl, atau lebih.
Aseton plasma (keton) : positif secara mencolok.
Asam lemak bebas : Kadar lipid dan kolesterol meningkat.
Osmolalitas serum : Meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/l.
Elektrolit
a. Natrium : Mungkin normal, meningkat atau menurun.
b. Kalium : Normal atau peningkatan semu (perpindahan seluler),
selanjut-nya akan menurun.
c. Fosfor : Lebih sering menurun.
d. Hemoglobin glikosilat : Kadarnya meningkat 2 – 4 kali lipat dari normal
yang mencerminkan control DM yang kurang selama 4 bulan terakhir
(lama hidup SDM) karenanya sangat bermanfaat dalam membedakan
DKA dengan control tidak adekuat versus DKA yang berhubungan
dengan insiden (mis. ISK baru).\
e. Gas darah arteri : biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan
padaHCO3 (asidosis etabolik) dengan kompensasi alkalosis
respiratorik.
f. Trombosit darah : Ht mungkin meningkat (dehidrasi); leukositosis,
hemokonsentrasi, merupakan respons terhadap stres atau infeksi.
g. Ureum/kreatinin : Mungkin meningkat atau normal (dehidrasi /
penurunan fungsi ginjal).
h. Amilase darah : Mungkin meningkat yang mengindikasikan adanya
pankreatitis akut sebagai penyebab dari DKA.
i. Insulin darah : Mungkin menurun/bahkan sampai tidak ada (pada tipe I)
atau normal sampai tinggi (tipe II) uang mengindikasikan insufisiensi
insulin / gangguan dalam penggunaannya (endogen/eksogen). Resisten
insulin dapat berkembang sekunder terhadap pembentukan antibody
(autoantibody).
j. Pemeriksaan fungsi tiroid : peningkatan aktivitas hormone tiroid dapat
meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin.
k. Urine : Gula dan aseton positif : berat jenis dan osmolalitas mungkin
meningkat.
l. Kultur dan sensitivitas : Kemungkinan adanya infeksi pada saluran
kemih, infeksi pernapasan dan infeksi pada luka (Doengoes, 2000).
8. Pencegahan
Upaya pencegahan penyakit diabetes mellitus dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
a. Pencegahan Primer
Cara ini adalah cara yang paling sulit karena sasarannya orang sehat.
Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mencegah agar DM tidak terjadi
pada orang atau populasi yang rentan (risiko tinggi), yang dilakukan
sebelum timbul tanda-tanda klinis dengan cara :
1) Makan seimbang artinya yang dimakan dan yang dikeluarkan
seimbang disesuiakan dengan aktifitas fisik dan kondisi tubuh,
dengan menghindari makanan yang mengandung tinggi lemak
karena bisa menyebabkan penyusutan konsumsi energi.
Mengkonsusmsi makanandengan kandungan karbohidrat yang
berserat tinggi dan bukan olahan.
2) Meningkatkan kegiatan olah raga yang berpengaruh pada
sensitifitas insulin dan menjaga berat badan agar tetap ideal.
3) Kerjasama dan tanggung jawab antara instansi kesehatan,
masyarakat, swasta dan pemerintah, untuk melakukan penyuluhan
kepada masyarakat
b. Pencegahan Sekunder
1) Ditujukan pada pendeteksian dini DM serta penanganan segera dan
efektif, sehingga komplikasi dapat dicegah.
2) Hal ini dapat dilakukan dengan skrining, untuk menemukan
penderita sedini mungkin terutama individu/populasi.
3) Kalaupun ada komplikasi masih reversible / kembali seperti semula.
4) Penyuluhan kesehatan secara profesional dengan memberikan
materi penyuluhan seperti : apakah itu DM, bagaimana
penatalaksanaan DM, obat-obatan untuk mengontrol glukosa darah,
perencanaan makan, dan olah raga.
c. Pencegahan Tersier
1) Upaya dilakukan untuk semua penderita DM untuk mencegah
komplikasi.
2) Mencegah progresi dari komplikasi supaya tidak terjadi kegagalan
organ.
3) Mencegah kecacatan akibat komplikasi yang ditimbulkan.
9. Penatalaksanaan Medis
Tujuan utama terapi diabetes adalah mencoba menormalkan aktivitas
insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi
terjadinya komplikasi vaskuler serta neuropatik.
a. Diet
Diet dan pengendalian berat badan merupakan dasar dari
penatalaksanaan diabetes. Penatalaksaan nutrisi pada penderita Diabetes
Mellitus diarahkan untuk mencapai tujuan berikut:
1) Memberikan semua unsur makanan esensial (misalnya, vitamin,
mineral)
2) Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai
3) Memenuhi kebutuhan energy
4) Mencegah fluktuasi kadar glukosa darah setiap harinya dengan
mengupayakan kadar glukosa darah mendekati normal melalui
cara-cara yang aman dan praktis
5) Menurunkan kadar lemak darah jika kadar ini meningkat.
b. Latihan (olah raga)
Latihan sangat penting dalam penatalaksanaan diabetik karena
efeknya dapat menurunkan kadar glukosa darah dan menurunkan kadar
glukosa darah dengan meningkatkan pengambilan glukosa oleh otot dan
memperbaiki pemakaian insulin. Sirkulasi darah dan otot juga
diperbaikidengan berolahraga.
c. Pemantauan Kadar Glukosa dan Keton
Pemantauan kadar glukosa darah secara mandiri memungkinkan
deteksidan pencegahan hipoglikemia serta hiperglikemia, dan berperan
dalam menentukan kadar glukosa darah normal yang kemungkinan akan
mengurangi komplikasi diabetes jangka panjang. Pemantauan kadar
glukosa darah merupakan prosedur yang berguna bagi semua penderita
diabetes. Pemantauan ini merupakan dasar untuk melaksanakan terapi
insulin yang intensif dan untuk menangani kehamilan yang dipersulit
oleh penyakit diabetes. Pemeriksaan ini juga sangat dianjurkan bagi
pasien-pasien dengan:
1) Penyakit diabetes yang tidak stabil
2) Kecenderungan untuk mengalami ketosis berat atau hipoglikemia
3) Hipoglikemia tanpa gejala peringatan
4) Ambang glukosa renal yang abnormal

Bagi penderita yang tidak menggunakan insulin, pemantauan


mandiri glukosa darah sangat membantu dalam melakukan pemantauan
terhadap efektivitas latihan, diet, dan obat hipoglikemia oral. Metode ini
juga dapat membantu memotivasi pasien untuk melanjutkan terapinya.
Bagi penderita Diabetes Mellitus tipe II, pemantauan mandiri glukosa
darah harus dianjurkan dalam kondisi yang juga dapat menyebabkan
hiperglikemia (misalnya, keadaan sakit) atau hipoglikemia (misalnya,
peningkatan aktifias berlebihan)

d. Terapi Insulin
Pada Diabetes Mellitus tipe II insulin mungkin diperlukan seabgai
terapi jangka panjang untuk mengendalikan kadar glukosa darah jika
diet dan obat hipoglikemia oral tidak berhasil mengontrolnya.
Disamping itu, sebagian pasien Diabetes Mellitus tipe II yang biasanya
mengendalikan kadar glukosa darah dengan diet dan obat oral kadang
membutuhkan insulin secara temporer selama mengalami sakit,
kehamilan, pembedahan, atau beberapa kejadian stress lainnya. Preparat
insulin dapat dikelompokkan kedalam tiga kategori utama, yaitu:
1) Insulin regular (R) / Short acting Insulin
2) NPH Insulin / Intermediate acting Insulin, Lente Insulin (L)
3) Ultralente Insulin (UL) / Long acting Insulin.
e. Pendidikan / Penyuluhan
Pendidikan dan pelatihan mengenai pengetahuan bagi pasien
diabetes bertujuan untuk menunjang perilaku meningkatkan
pemahaman pasien akan penyakitnya, yang diperlukan untuk mencapai
keadaan sehat optimal dan penyesuaian keadaan psikologik serta
kualitas hidup yang lebih baik. Sasaran penyuluhan adalah pasien
diabetes beserta keluarganya, orang-orang yang beraktivitas
bersama-sama dengan pasien sehari-hari baik di lingkungan rumah
maupun lingkungan lain. Pada pasien Diabetes Mellitus tipe II yang
beru terdeteksi, pendidikan dasar tentang diabetes harus mencakup
informasi tentang ketrampilan preventif, antara lain:
1) Perawatan kaki
2) Perawatan mata
3) Higiene umum (misalnya, perawatan kulit, kebersihan mulut)
4) Penanganan faktor resiko (mengendalikan tekanan darah dan kadar
lemak darah,menormalkan kadar glukosa darah).
BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Identifikasi Masalah
Hasil pendataan keluarga binaanRW 03 Gadingan, Banyuraden yaitu Bapak
Teguh.Berdasarkan hasil identifikasi terdapat masalah yaitu kepala keluarga
menderita penyakit diabetes mellitus.
B. Sasaran
Keluarga Bapak Teguh.
C. Metode Penyuluhan
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan dalam rangka pengabdian
masyarakat ini adalah penyuluhan kesehatan dengan ceramah dan diskusi,
memberikan konseling gizi dan pelayanan kesehatan gratis.
D. Sarana dan Alat
Alat yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan ini berupa alat test gula darah,
tensimeter dan stetoskop.
E. Tempat dan Waktu
Tempat pelaksanaannya yaitu di RW 03Gadungan, Banyuraden, Gamping,
Sleman tepatnya di rumah Bapak Teguh dilaksanakan pada bulan Agustus.
F. Kendala Dan Pemecahan
1. Kendala
a. Kurangnya bimbingan dari Dosen Pembimbing.
b. Sulit mengatur waktu agar semua anggota untuk berkumpul
2. Pemecahan
a. Meluangkan waktu untuk berkumpul
b. Berkonsultasi dengan Dosen Pembimbing.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
Kegiatan Pengabdian Masyarakat di Padukuhan Gadingan, Banyuraden,
Gamping Sleman ini diawali dengan survey lokasi dan perkenalan dengan
Kepala Desa/Dukuh. Hasil survet lokasi dan wawancara 9 KK bermasalah
kesehatan yang akan ditindaklanjuti oleh tim pelaksana. Dalam kesempatan kali
ini tim pelaksanadiberi tugas atau amanat untuk melaksanakan pengabdian
masyarakat di RW 03.
Dari hasil survey dan wawancara yang didapat, dilakukan penyuluhan
dan pemeriksaan kesehatan secara gratis.
Keluarga binaan yang di bina oleh penulis adalah salah satunya keluarga
Bapak Teguh. Pertama saya melakukan wawancara kepada keluarga Bapak
Teguh. Informasi yang saya dapat bahwa Bapak Teguh(56 tahun) menderita
penyakit diabetes melitus berdasarkan apa yang diceritakan beliau. Penyakit
diabetes sudah beliau derita sudah sejak lama.
Beliau mengkonsumsi obat dari dokter setiap hari. Bapak Teguh
mengatakan setiap pagi mengkonsumsi teh manis. Beliau mengatakan jika tidak
meminum teh manis terasa tidak mantep dan hambar dimulut.
Bapak Teguhjuga dilakukan pemeriksaan tekanan darah 120/80 mmHg,
nadi 76x/menit dan gula darah dengan hasil 312 mg/dL. Selanjutnya saya
melakukan intervensi berupa memberikan penyuluhan mengenai penyakit
diabetes, mengenai penanganan untuk penyakit diabetes dan juga mengenai
makanan maupun minuman yang baik dan yang perlu dihindari oleh penderita
penyakit diabetes.
B. Pembahasan
Diabetes merupakan sebuah penyakit dimana kondisi kadar glukosa di
dalam darah melebihi batas normal. Hal ini disebabkan karena tubuh tidak
dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara adekuat. Insulin merupakan
hormon yang dilepaskan oleh pankreas dan merupakan zat utama yang
bertanggung jawab untuk mempertahankan kadar gula darah dalam tubuh agar
tetap dalam kondisi seimbang. Insulin berfungsi sebagai alat yang membantu
gula berpindah ke dalam sel sehingga bisa menghasilkan energi atau disimpan
sebagai cadangan energi (Mahdiana, 2010). Penderita DM akan ditemukan
dengan berbagai gejala, seperti polyuria, polydipsia dan polifagia dengan
penuruna berat badan. Hiperglikemia dapat tidak terdeteksi karena penyakit
Diabetes Melitus tidak menimbulkan gejala dan sering disebut sebagai
pembunuh manusia secara diam-diam.
Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan, didapatkan bahwa
kepala keluarga, Bapak Teguh menderita penyakit diabetes mellitus.
Selain melakukan survey dan pendataan keluarga binaan, tim
pelaksana juga melakukan penyuluhan terhadap keluarga binaan mengenai
diabetes serta bagaimana cara penanganannya dan melakukan pemeriksaan
gratis untuk keluarga binaan.
DAFTAR PUSTAKA

Baradero, 2014. Klien Gangguan Endokrin. Jakarta: EGC.

Christmastuti Nur, 2016. Sarana Deteksi Penyakit Diabetes Dengan Sampel Saliva
(Studi Kasus Di Bandung Indah Plaza) http://digilib.itb.ac.id (Online)
Diakses 30 September 2018.

Dinkes Sulsel, 2015. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014. Dinkes
Sulsel.

Kemenkes, 2013. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Badan Penelitian dan
Pembangunan Kesehatan : Jakarta.

Marrelli, 2016. Buku Saku Dokumentasi Keperawatan. Jakarta : EGC

Shadine, 2013. Mengenal Penyakit Hipertensi, Diabetes, Stroke, dan Serangan


Jantung. Jakarta : Keenbooks.

Silbernalg, 2014. Teks dan Atlas Berwarna Patofisiologi. Jakarta : EGC.

Tobing, 2016. Care Yourself, Diabetes Mellitus. Jakarta: Penebar Plus.


FORM IDENTIFIKASI DATA/ INFORMASI KESEHATAN

NO PERTANYAAN PARAMETER JAWABAN KODE


ENTRY
A. IDENTITAS KELUARGA
1 No ID KK 3404012403070018 1
2 Siapa nama kepala Bp. Teguh Raharjo 2
keluarga? Slamet

3 Berapa umur kepala Tahun 5 6 3


keluarga ?
4 Apakah Jenis kelamin 1. Laki-laki 1 4
kepala keluarga? 2. Perempuan
5 Apakah agama yang 1. Islam 1 5
dianut oleh kepala 2. Katholik
keluarga? 3. Kristen
4. Hindu
5. Budha
6. Konghuch
u
6 Apakah pendidikan 1. Tidak 4 6
terakhir kepala keluarga? sekolah
2. SD
3. SMP
4. SMA
5. Perguruan
Tinggi
7 Apakah pekerjaan kepala 1. Petani 3 7
keluarga? 2. Buruh
3. PNS/ABRI
/POLRI
4. Swasta
5. Wiraswast 7.1
a
6. Lain-lain,
sebutkan!
8 Berapa jumlah anggota 8
keluarga yang tinggal di Orang 4
dalam rumah?
9 Apakah terdapat balita di 1. Ya 2 9
dalam rumah ? 2. Tidak
no 13
10 Berapa jumlah balita di 10
Orang
dalam satu rumah?
11 Apakah pendidikan Ibu 1. Tidak 11
Balita? sekolah
2. SD
3. SMP
4. SMA
5. Perguruan
Tinggi
12 Apakah terdapat WUS di 1. Ya 1 12
dalam rumah ? 2. Tidakno
15
13 Berapa jumlah WUS di 1 13
Orang
dalam satu rumah?
14 Apakah terdapat Ibu 1. Ya 2 14
Hamil di dalam rumah ? 2. Tidak
15 Berapa jumlah Ibu Hamil 15
Orang
didalam satu rumah?
16 Apakahterdapatlansia di 1. Ya 2 16
dalam rumah ? 2. Tidak
17 Berapajumlah lansia di 17
Orang
dalam satu rumah?
B. KEADAAN RUMAH
18 Bagaimana status tempat 1. Miliksendi 1 18
tinggal? ri
2. Kontrak
3. Sewa
4. Bebassewa
5. Dinas
6. Rumahmili .................. 18.1
k orang
tua/sanaks
audara
7. Lainlain,
sebutkan!
19 Berapa luas rumah yang 500 19
m2
dimiliki?
C. HIGIENE SANITASI
20 Bagaimana higiene 1. Bersih 1 20
sanitasi lingkungan 2. Tidak
rumah? bersih
21 Darimanakah sumber air 1. Ledeng 2 21
bersih didapatkan? 2. Sumurbor/
pompa
3. Mata air
4. Sungai
5. Air hujan 21.1
6. Lainlain,
sebutkan!
22 Bagaimana penggunaan 1. Sendiri 1 22
fasilitas untuk buang air 2. Umum
besar?

D. PEMANFAATAN PEKARANGAN
23 Apakah halaman 23
pekarangan 1. Ya
dimanfaatkan? 2. Tidak  2
no 30
24 Bagaimana pemanfaatan 24
pekarangan di sekitar
rumah? 1. Ada
1. Sayuran 2. Tidak ada
1. Ada
2. Tanaman buah 2. Tidak ada
1. Ada
3. Kolamikan 2. Tidakada
1. Ada
4. Ternak hewan 2. Tidak ada
kaki 2 1. Ada
2. Tidak ada
5. Ternak hewan 3. Ada
kaki 4 4. Tidak ada

6. Tanaman obat
25 Apakah anggota keluarga 1. Ada 2 25
didalam 2. Tidak
rumah,inimemiliki
sawah?
26 Apakah anggota keluarga 1. Ada 2 26
didalam rumah, memiliki 2. Tidak
kebun?
E. KONSUMSI MAKANAN
27 Apakah semua anggota 1. Ya 1 27
keluarga mempunyai 2. Tidak
kebiasaan sarapan?
28 Apakah dalam keluarga 1. Ya 1 28
ini menggunakan garam 2. Tidak
beryodium dalam
konsumsi sehari hari?
F. KONDISI PEREKONOMIAN
29 (Tanya pakdukuh) 1. Gakin 2 29
Bagaimana status 2. Tidak
ekonomi?* Gakin
30 Apakah sumber 1. Listrik 1 30
penerangan yang 2. Obor
digunakan di dalam 3. Lampu
rumah? minyak
tanah
4. Lainlain,
sebutkan!
31 Apakah bahan bakar yang 1. Listrik 3 31
digunakan untuk 2. Kayu
memasak? 3. Gas
4. Arang
5. Minyakta
nah 31.1
6. Lainlain,
sebutkan!
32 Pengeluaran rumah 32
tangga
PENGKAJIAN DATA UMUM DAN DEMOGRAFI
DALAM RANGKA PENGABDIAN MASYARAKAT TERPADU

I. Data Lingkungan Fisik:


A. Perumahan
1. Kepemilikan Rumah:
a. Milik sendiri Ya
b. Sewa Tidak
a. Menumpang Tidak
2. Jenis Rumah:
a. Permanen Ya
b. Semi permanen Tidak
c. Tidak Permanen Tidak
3. Lantai:
a. Tanah Tidak
b. Semen /plester Tidak
c. Tegel Tidak
d. Keramik Ya
4. Dinding rumah terbuat dari:
a. Tembok penuh Ya
b. Setengah tembok Tidak
c. Gedhek/ bilik Tidak
d. Papan Kayu Tidak
e. Lainnya Tidak
5. Luas Jendela / Lubang Angin:
a. < 10 % luas lantai Tidak
b. > 10 % luas lantai Ya
6. Cahaya Matahari:
a. Masuk dalam Rumah Ya
b. Tidak masuk dalam rumah Tidak
7. Kebersihan dalam Rumah:
a. Bersih Ya
b. Kotor Tidak
8. Ventilasi:
a. Baik
b. Kurang Tidak
9. Pembuangan Excreta:
a. WC Ya
b. Sungai Tidak
c. Selokan Tidak

10. Sumber Air bersih:


a. PDAM Tidak
b. Sumur Pompa Tidak
c. Sumur Gali Ya
d. Sungai Tidak
e. Beli Tidak
f. Mata Air Tidak

11. Pembuangan Sampah:


a. Ditimbun Tidak
b. Dibakar Tidak
c. Tempat sampah umum Ya
d. Sembarang tempat Tidak
e. Diangkut petugas Tidak
f. Sungai Tidak
12. Kandang Ternak:
a. Pemilik Kandang Tidak
b. Kandang didalam rumah/ diluar Tidak
rumah

II. Status Kesehatan


1. Sarana Kesehatan
a) Sarana Kesehatan terdekat:
No Sarana Pilihan Jawaban
Kesehatan
1.
Rumah Rumah Sakit 1. Ada Rumah Sakit Akademik
2. Tidak ada UGM
2. Puskesmas 1. Ada Puskesmas Gamping II
2. Tidak ada
3. Balai Pengobatan 1. Ada -
2. Tidak ada
4. Posyandu 1. Ada Di Balai Desa bergabung
2. Tidak ada dengan desa Banyumeneng
5. Dokter Praktik 1. Ada -
2. Tidak ada
6. Perawat 1. Ada Berjumlah 3 orang
2. Tidak ada
7. Bidan 1. Ada -
2. Tidak ada

b) Apakah jika anggota keluarga sakit periksa ke tempat pelayanan kesehatan :


(Ya/Tidak)
c) Bila tidak, alasannya:
Sulit dijangkau/biaya/lainnya sebutkan ..................
2. Masalah Kesakitan:
a) Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit (1 tahun terakhir):
Ya/Tidak
b) Bila Ya, berapa orang?: 1orang
c) Bila Ya, Sebutkan:
No Penyakit Pilihan Jawaban
Diare
1. Diare 1. Ada
2. Tidak ada
2. Ispa 1. Ada
2. Tidak ada
3. Bemam Berdarah 1. Ada
2. Tidak ada
4. Typhoid 1. Ada
2. Tidak ada
5. TBC 1. Ada
2. Tidak ada
6. Cacar Air 1. Ada
2. Tidak ada
7. Campak 1. Ada
2. Tidak ada
8. Penyakit Kuning 1. Ada
2. Tidak ada
9. Hipertensi 1. Ada
2. Tidak ada
10. Kencing Manis 1. Ada
2. Tidak ada
11. Stroke 1. Ada
2. Tidak ada
12. Asma 1. Ada
2. Tidak ada
13. Rematik 1. Ada
2. Tidak ada
14. Diabetes Militus 1. Ada
2. Tidak ada

d) Bagaimana upaya keluarga menolong anggota keluarga yang sakit:

No Upaya Pilihan Jawaban


Ke1.R Ke Rumah Sakit 1. Ada Keluarga langsung
2. Tidak ada membawa ke Rumah
Sakit Akademik UGM
2. Ke Puskesmas 1. Ada
2. Tidak
ada
3. Ke Balai Pengobatan 1. Ada
2. Tidak
ada
4. Ke Dokter Praktik 1. Ada
2. Tidak
ada
5. Ke Perawat/Bidan 1. Ada
Praktik 2. Tidak
ada
6. Ke Dukun/Tabib 1. Ada
2. Tidak
ada
7. Lainnya 1. Ada
(....................................) 2. Tidak
ada

e) Sebelum dibawa ke Pelayanan Kesehatan, tindakan apakah yang


biasanya dilakukan keluarga:

No Tindakan Pilihan Jawaban


1. Beli Obat Bebas 1. Ada
2. Tidak
ada
2. Minum Jamu 1. Ada
2. Tidak
ada
3. Lainnya 1. Ada
(....................................) 2. Tidak
ada

f) Sarana transportasi yang mudah untuk menuju pelayanan kesehatan:

No Transportasi Pilihan Jawaban


1. Sepeda 1. Ada
2. Tidak ada
2. Becak 1. Ada
2. Tidak ada
3. Jalan Kaki 1. Ada
2. Tidak ada
4. Mobil Pribadi 1. Ada
2. Tidak ada
5. Taxi 1. Ada
2. Tidak ada
6. Kendaraan umum 1. Ada
2. Tidak ada
7. Sepeda Motor 1. Ada
2. Tidak ada

3. Kematian:
a) Apakah ada anggota keluarga yang meninggal dalam satu tahun terakhir
(Ya/Tidak)
b) Bila Ya, disebabkan oleh:
No Penyebab Pilihan Jawaban
Sakit
1. Sakit 1. Ada
2. Tidak ada
2. Kecelakaan 1. Ada
2. Tidak ada
3. Lainnya 1. Ada
(................................. 2. Tidak ada
......)

4. KIA/KB
a) PUS
1. Apakah ada PUS?: ................................ Ya Tidak
2. Bila Ya, apakah menjadi akseptor KB Ya Tidak
3. Bila Ya, Jenis Kontrasepsi yang dipakai:
IUD
Suntik
PIL
Susuk
Kondom
Tubektomi
Vasektomi
4. Bila Tidak, Alasannya:......
Dilarang Suami
Agama
Tidak tahu
Lainnya, Sebutkan.................................
5. Apakah ada PUS yang DO KB? Ya Tidak
Bila Ya, alasannya:
Dilarang Suami
Agama
Tidak tahu
Penyakit
Efek samping
Ingin punya anak
Lainnya, Sebutkan ............................
b) BUMIL
1. Apakah ada Bumil? Ya Tidak
2. Bila Ya, Umur Kehamilan Trimester: I II III
3. Bila Ya, Kehamilan yang Ke: 1 2 3 4
4. Berapa Usia Bumil : < 20 th 20-34 th >35 th
5. Apakah mendapatkan TT Ya Tidak
Bila Ya, Lengkap Belum Lengkap
6. Apakah Ibu memeriksa kehamilannya Ya Tidak
1.Bila YA, Trimester I: .................. Kali
Trimester II: .................. Kali
Trimester III: .................. Kali
7. Bila Ya, Pemeriksaan dilakukan dimana?
2.Ke Ruamh Sakit
Ke Puskemas
Ke Dokter Praktek
Ke Perawat/Bidan Praktik
Ke Dukun/Tabib
Lainnya, Sebutkan .................................
8. Bila Tidak, alasannya:
3.Dilarang Suami
Agama
Tidak Tahu
Biaya
Lainnya, Sebutkan .................................
9. Adakah Penyakit/Keluhan yang dirasakan Bumil:
4.Badan dan Kaki Bengkak
Mual dan muntah lebih 3 bulan
Kurang darah
Tekanan darah tinggi
Tekanan darah rendah
Lainnya, Sebutkan .................................

c) PERSALINAN
1. Pertolongan persalinan anak satu tahun terakhir oleh:
5.Nakes
Dukun bayi terlatih
Dukun bayi tidak terlatih/keluarga/sendiri
2. Bila ke dukun bayi, alasannya:
6.Tidak tahu
Biaya
Budaya
Lainnya, sebutkan...................
3. Tempat pertolongan persalinan:
7.Ke Rumah Sakit/Poliklinik
Puskesmas
Polindes
Bidan/dokter praktik swasta
Di rumah
4. Kondisi bayi
8.Lahir hidup
Lahir mati
Lahir cacat
5. Adakah neonatus yang meninggal dalam 1 tahun terakhir:
9.Bila Ya, apa penyebabnya

d) BUTEKI (Ibu Meneteki)


1. Apakah ada Buteki? Ya Tidak
2. Bila Ya, apakah ibu meneteki anaknya Ya Tidak
3. Bila Ya, usia anak berapa
4. Bila Tidak, alasannya
e) Ibu Balita
1. Apakah ada anak usia 0-1 tahun Ya Tidak
2. Imunisasi yang diberikan :
10.
Lengkap
Belum Lengkap
Belum di Imunisasi
3. Apakah ada anak usia 1-5 tahun Ya Tidak
4. Bila Ya, Imunisasi yang diberikan
Lengkap
Belum Lengkap
Belum di Imunisasi
5. Bila Tidak di Imunisasi alasannya:

Tidak Tahu
Tidak ada Manfaatnya
Lainnya, Sebutkan
.............................................
6. Apakah anak memiliki KMS Ya Tidak
7. Apakah dapat membaca hasil KMS Ya Tidak
8. Apakah setiap bulan anak mengunjungi Tidak
Ya
posyandu
9. Bila Ya, Apakah BB anak:

Naik
Tetap
Turun
10. Bila tidak, alasannya:

Jauh dari posyandu


Tidak punya waktu
Merasa tidak ada manfaatnya
Lainnya, sebutkan ...............................................
11. Status gizi balita

Baik
Sedang
Buruk
12. Apakah anak mendapat makanan tambahan Ya Tidak
13. Apakah mendapat Vitamin A Ya Tidak

f) Masalah Kecacingan
1. Apakah anak memakai alas kaki bila keluar Ya Tidak
rumah
2. Apakah anak memotong kuku secara teratur Ya Tidak
3. Apakah anak memakan makanan yang sudah Ya Tidak
matang
4. Apakah membiasakan mencuci tangan Ya Tidak
sebelum dan sesudah makan
5. Keluarga membiasakan mencuci sayur Ya Tidak
sebelum dimasak
6. Apakah anak memiliki perut buncit Ya Tidak
7. Apakah anak sering merasakan lemah dan Ya Tidak
lesu
8. Apakah anak sering mengalami sakit Ya Tidak
dibagian perut
9. Apakah anak memiliki BB rendah Ya Tidak
10. Apakah anak sering mengalami diare Ya Tidak
11. Apakah anak sering mengalami gatal pada Ya Tidak
anus
12. Bila ya, apakah anak sering menggaruk anus Ya Tidak
13. Apakah anak memiliki riwayat infeksi Ya Tidak
kecacingan
14. Bila ya, apakah sudah meminum obat cacing Ya Tidak
15. Bila sudah, mengonsumsi berapa bulan
sekali

g) Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut


No. Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1. Apakah anda menyikat gigi setiap hari? 
2. Apakah anda menyikat gigi sesudah makan? 
3. Apakah anda menyikat gigi sebelum tidur? 
4. Apakah anda menyikat gigi bersamaan saat 
mandi?
5. Apakah anda menyikat gigi menggunakan 
pasta gigi?
6. Apakah anda periksa ke klinik gigi setiap 6 
bulan?
7. Apakah anda pernah membersihkan karang 
gigi?
8. Apakah anda mengunyah menggunakan sisi 
rahang kanan-kiri?
9. Jika anda punyak gigi berlubang apakah 
periksa ke klinik gigi?
10. Jika ada sisa akar atau gigi goyang apakah 
anda periksa ke klinik gigi?
11. Apakah anda pernah melakukan pencegahan
gigi berlubang dengan pengolesan flour?
12. Apakah anda setiap hari mengkonsumsi 
makanan manis dan melekat pada gigi?
13. Apakah anda setiap hari makan makanan kecil 
diantara waktu makan?
14. Apakah anda setiap hari mengkonsumsi 
buah-buahan dan sayuran yang berserat?
15. Apakah anda mempunyai kebiasaan hal
dibawah ini:
- Minum teh/kopi 
- Minum minuman beralkohol 
- Minum minuman besoda 
- Merokok 
- Menggigit-gigit benda keras 
- Bruxism (kerot) 
16. Apakah anda pernah mendapat pengetahuan 
kesehatan gigi?

Vous aimerez peut-être aussi