Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
III. Epidemiologi
Prevalensi kasus afakia kongenital tidak tercatat, namun angka kejadian sangat jarang.
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh European Journal of Human Genetics tahun 2018,
tercatat sembilan garis keturunan keluarga dengan kasus afakia kongenital. Dari sembilan
keluarga tersebut, delapan diantaranya terdapat pernikahan dengan hubungan darah, dan tujuh
diantaranya terjadi di Pakistan. Dua kasus lainnya ada di Perancis dan Meksiko. Sehingga
menujukan kemungkinan peningkatan prevalensi kejadian afakia kongenital pada ras Pakistan.
IV. Etiologi
Afakia kongenital disebabkan oleh adanya perhentian pada proses embriologi mata pada
minggu ke 4 atau 5 embriogenesis sehingga terjadinya hambatan proses pembentukan struktur
lensa. Terjadi kegagalan induksi ektoderm permukaan. Beberapa studi menemukan adanya
hubungan antara mutasi pada gen FOXE3 pada bayi yang lahir dari orangtua berhubungan
darah (https://www.orpha.net/consor/cgi-bin/OC_Exp.php?Lng=GB&Expert=83461) atau
pada gen PAX6. (https://www.aao.org/bcscsnippetdetail.aspx?id=374c45ee-c3bf-4838-
90bf-a794842c45c9) Bayi dengan afakia kongenital memiliki kelainan okuler dan
perkembangan sistemik berat. Pada afakia kongenital sekunder, sering dikaitkan dengan
infeksi kongenital lain seperi rubela kongenital.
(https://www.aao.org/bcscsnippetdetail.aspx?id=374c45ee-c3bf-4838-90bf-a794842c45c9)