Vous êtes sur la page 1sur 8

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

VOLUME 5 Nomor 03 November 2014 Artikel Penelitian

ANALISIS PENGELOLAAN PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL


KESEHATAN (BOK) DI PUSKESMAS SUNGAI PINANG KABUPATEN OGAN
ILIR TAHUN 2013

ANALYSIS OF HEALTH OPERATIONAL AID (BOK) PROGRAM MANAGEMENT IN


SUNGAI PINANG HEALTH CENTER OGAN ILIR REGENCY 2013
Ellis Sepianessi1, Fatmalina Febry2, Iwan Stia Budi2
1
Alumni Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya
2
Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya

ABSTRACT
Background : Health Operational Aid (BOK) is Central Government fund to The Local Governement for
MDGs acceleration in health sector 2015 through health center performance improvement in impelementing
the promotive and preventive health service. Recapitulation of health operational aid program
implementation in Ogan Ilir Regency 2013, showed the lowest fund absorption from 25 primary health care
was Sungai Pinang Health Center. The purpose of this study was to evaluate the management of health
operational aid program in Sungai Pinang Health Center Ogan Ilir District 2013.
Method : This research was evaluation study using a qualitative approach. Information gathered through
indepth interviews with 10 informants, as well as done with observations and document review. Validity test
used triangulation of sources, methods, and data.
Result : The official of health operational aid management program in health center level were 2 health
operational aid management officers (the head of health center and health operational aid treasurer) and 6
officers as health operational aid management program caretakers. The health operational aid management
team in health center has been given technical instruction training from health departement. The availability
of infrastructure was limited caused by health operational aid fund should not be used to infrastructure
supply. The inappropriate schedule of health implementation has not been achieved. The implementation of
health operational aid program was conducted indirectly by Ogan Ilir Regency Health-Service.
Conclusion : The implementation of health operational aid program in Sungai Pinang Health Center has not
been running maximal. So, it is suggested to increase the program caretakers motivation and responsibility
to do the activity in order reaching the target and purpose of MDGs 2015.
Keywords : Health Operational Aid (BOK), MDGs 2015

ABSTRAK
Latar Belakang : Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) adalah bantuan Pemerintah Pusat kepada
Pemerintah Daerah untuk percepatan MDGs bidang kesehatan tahun 2015 melalui peningkatan kinerja
Puskesmas dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif. Rekapitulasi
pelaksanaan program BOK di Kabupaten Ogan Ilir tahun 2013, menunjukkan penyerapan dana paling rendah
dari 25 Puskesmas adalah Puskesmas Sungai Pinang. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengelolaan
program BOK di Puskesmas Sungai Pinang Kabupaten Ogan Ilir tahun 2013.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi dengan pendekatan kualitatif. Informasi dikumpulkan
melalui wawancara mendalam terhadap 10 informan, serta dilakukan observasi dan telaah dokumen. Uji
validitas melalui triangulasi sumber, metode, dan data.
Hasil Penelitian : Petugas pengelola program BOK di Puskesmas Sungai Pinang berjumlah 2 orang tim
pengelola BOK (Kepala Puskesmas dan Bendahara BOK) dan 6 orang sebagai penanggungjawab program
BOK. Ketersediaan sarana dan prasarana masih terbatas dikarenakan dana BOK tidak boleh dipergunakan
untuk penyediaan sarana dan prasarana. Jadwal pelaksanaan program BOK tidak tepat, sehingga pelaksanaan
program belum berhasil dan tujuan pelaksanaan program BOK belum tercapai. Monitoring pelaksanaan
program BOK dilakukan secara tidak langsung oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir.
Kesimpulan : Pelaksanaan program BOK di Puskesmas Sungai Pinang belum berjalan dengan maksimal.
Sehingga, disarankan untuk meningkatkan motivasi dan tanggung jawab penanggung jawab program untuk
melaksanakan kegiatan agar mencapai target dan tujuan MDGs 2015.
Kata Kunci : BOK, MDGs 2015

175
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

PENDAHULUAN faktor sumber daya meliputi kecukupan


Sumber Daya Manusia (SDM) dari sisi
Indonesia sebagai salah satu negara
kuantitas, kelengkapan fasilitas dan dukungan
anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
dana yang mencukupi, faktor disposisi
dengan beberapa negara di dunia telah
meliputi adanya respon yang baik, kejujuran
berkomitmen untuk mencapai Millenium
dan tindakanya nyata dari pelaksana
Development Goals (MDGs) yaitu : 1)
kebijakan, dan faktor struktur birokrasi yaitu
Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan; 2)
adanya struktur organisasi dan petunjuk
Mencapai pendidikan dasar untuk semua; 3)
pelaksanaan yang jelas. Sedangkan, faktor
Mendorong kesetaraan gender dan
penghambat keberhasilan BOK adalah
pemberdayaan perempuan; 4) Menurunkan
kualitas SDM yang masih kurang, adanya
angka kematian anak; 5) Meningkatkan
sebagian kecil petugas yang kurang peduli
kesehatan ibu; 6) Memerangi penyebaran
terhadap kebijakan BOK dan belum
HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular
optimalnya pembagian tugas oleh Kepala
lainnya; 7) Kelestarian lingkungan hidup; dan
Puskesmas dalam pelaksanaan BOK. Dana
8) Membangun kemitraan global dalam
BOK belum efektif dalam meningkatkan
pembangunan. Dari 8 tujuan MDGs tersebut,
cakupan indikator Standar Pelayanan Minimal
5 diantaranya adalah MDGs yang terkait
(SPM) di puskesmas oleh karena masih
langsung dalam bidang kesehatan yaitu
kurang tepatnya perencanaan dan
MDGs 1,4,5,6, dan 7 (Juknis BOK, 2013).
pemanfaatan dana.
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
Menurut hasil penelitian Ainy,3 bahwa
adalah bantuan dana dari pemerintah melalui
dalam pelaksanaan BOK di Kabupaten Ogan
Kementerian Kesehatan dalam membantu
Ilir tahun 2011, untuk kegiatan Monitoring
pemerintahan Kabupaten/Kota melaksanakan
dan Evaluasi BOK belum dapat dilakukan
pelayanan kesehatan sesuai Standar Pelayanan
sepenuhnya karena upaya kesehatan yang
Minimal (SPM) Bidang Kesehatan dengan
diusulkan belum dapat dilaksanakan serta
fokus pencapaian target Millenium
dana untuk pelaksanaan kegiatan tersebut
Development Goals (MDGs) melalui
belum turun. Sampai juni 2011, BOK periode
peningkatan kinerja Puskesmas dan
April-Juni masih proses pencairan tetapi dana
jaringannya serta Poskesdes dan Posyandu
kesekretariatan sudah diperoleh sekitar 40%
dalam menyelenggarakan pelayanan
1 yang digunakan untuk sosialisasi, pelatihan
kesehatan promotif dan preventif.
bendahara, dan transport. Hal tersebut
Keberhasilan program BOK di dukung
menunjukkan bahwa hingga tahun 2011 masih
oleh beberapa faktor yaitu kabupaten
terdapat kendala dalam pelaksanaan kebijakan
menerbitkan surat keterangan tim pengelola
BOK.
anggaran satuan kerja BOK tingkat
Berdasarkan rekapitulasi pelaksanaan
kabupaten, realisasi dana BOK, realisasi dana
BOK di Kabupaten Ogan Ilir tahun 2013,
BOK secara nasional yang dipublikasikan
menunjukkan bahwa penyerapan dana BOK
secara online dan cakupan indikator kinerja
dari 25 Puskesmas ternyata tidak mencapai
puskesmas. Penilaian indikator keberhasilan
target (100%). Puskesmas Sungai Pinang
tersebut berdasarkan laporan pelaksanaan
mempunyai daya serap Puskesmas terendah
BOK di puskesmas yang dikirimkan secara
dari Puskesmas lainnya yaitu hanya 68%.
periodik (bulanan, tiga bulanan, semester).
Data lain menunjukkan bahwa ketercapaian
Berdasarkan penelitian Hutagalung,2
program kegiatan di Puskesmas Sungai
bahwa faktor-faktor pendukung keberhasilan
Pinang melalui kegiatan promotif dan
BOK adalah faktor komunikasi meliputi
preventif Puskesmas untuk mewujudkan
kejelasan informasi dan petunjuk teknis,
pencapaian target SPM Bidang Kesehatan

Sepianessi, Febry, Budi, Analisis Pengelolaan Program Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) ●176
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

menuju MDGs 2015 hampir semua program langsung oleh Kepala UPTD Puskesmas,
tidak tercapai (data terlampir). setelah penentuan dikeluarkan SK tugas dari
Tujuan penelitian ini adalah Dinas Kesehatan Kabupaten. Pengelola
menganalisis pengelolaan program BOK di program BOK atau tim BOK telah
Puskesmas Sungai Pinang Kabupaten Ogan mendapatkan pelatihan tentang petunjuk
Ilir tahun 2013. teknis BOK dan cara penyusunan POA oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir, dan
BAHAN DAN CARA PENELITIAN untuk penanggungjawab program
Penelitian ini adalah penelitian evaluasi mendapatkan pelatihan atau sosialiasi dari
(evaluation study) dengan menggunakan tim BOK di Puskesmas pada saat lokakarya
pendekatan kualitatif. Pemilihan informan mini.
pada penelitian kualitatif dilakukan secara “…. ditunjuk langsung oleh bos dek,
purposive sampling yaitu menentukan sampel terus setelah ditunjuk dapat SK dari kadin..
dengan pertimbangan tertentu yang dipandang Ya sosialisasi atau penyuluhan aja tentang
dapat memberikan data secara maksimal BOK… Yang ikut pelatihan ayuk sama bos di
(Arikunto, 2011). Informan penelitian ini Dinkes…” (IA).
terdiri dari dua informan kunci ahli dan
Dana (Money)
delapan informan kunci. Data yang diperoleh
Penetapan alokasi dana tiap Puskesmas
selama penelitian merupakan data primer
memperhatikan situasi dan kondisi antara lain
yang diperoleh dari wawancara mendalam dan
jumlah penduduk, luas wilayah, kondisi
data sekunder yang diperoleh dari jurnal,
geografis, kesulitan wilayah, cakupan
petunjuk teknis BOK, dan lain-lain). Di dalam
program, jumlah tenaga kesehatan di
penelitian ini juga dilakukan tiga triangulasi
Puskesmas, jumlah Poskesdes dan Posyandu.
yaitu triangulasi sumber, triangulasi metode,
Proses pencairan dana BOK adalah dana
dan triangulasi data.
dicairkan langsung ke rekening Puskesmas
masing–masing sesuai dengan Plan of Action
HASIL PENELITIAN
(POA) atau rencana permintaan uang dari
Puskesmas Sungai Pinang adalah salah puskesmas. Informasi lebih jelas mengenai
satu Puskesmas di Kabupaten Ogan Ilir yang sumber dana, penetapan dana, dan pencairan
mendapatkan dana Bantuan Operasional dana BOK dapat dilihat pada kutipan dibawah
Kesehatan (BOK) dari APBN Kementerian ini :
Kesehatan yang disalurkan kepada pemerintah “dari tugas pembantuan Dirjen Bina
daerah kabupaten melalui mekanisme Gizi dan KIA Kementerian Kesehatan…
Pembantuan Dirjen Bina Gizi dan KIA. sesuai dengan jumlah penduduk, luas
wilayah, kondisi geografis, kesulitan wilayah,
Input (masukan) cakupan program, jumlah tenaga kesehatan di
Sumber Daya Manusia (SDM) Puskesmas, Jumlah Poskesdes, dan Posyandu,
Petugas pengelola BOK di Puskesms Puskesmas….dana langsung dicairkan ke
Sungai Pinang berjumlah dua orang yaitu rekening masing-masing puskesmas sesuai
Kepala Puskesmas dan bendahara BOK dan POA atau rencana permintaan uang dari
enam orang penanggung jawab program.
puskesmas….. berkas pertanggungjawaban
“tim pengelola BOK di puskesmas itu dikirim ke Dinkes dan di verivitasi oleh tim
ada 2, iyala Kepala Puskesmas sama pengelola BOK Kabupaten dinkes…” (MA).
Bendahara BOK…” (FB). Sistem pertanggungjawaban
Petugas pengelola program BOK di penggunaan dana BOK yaitu berkas
Puskesmas Sungai Pinang ditentukan secara pertanggungjawaban hasil pelaksanaan

177 ● Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Volume 5, Nomor 03 November 2014


Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

dengan bukti-bukti surat tugas, laporan sangat kurang, menggunakan sarana yang
pertanggungjawaban yang ditandatangani telah tersedia milik pribadi” (FB).
Kepala Desa, daftar hadir jika penyuluhan,
dokumentasi, dll dikumpulkan ke bendahara Metode (Methode)
BOK dan bendahara BOK di puskesmas Metode atau cara pengelolaan
menyampaikan ke Dinas Kesehatan dan di program Bantuan Operasional Kesehatan
verifikasi oleh tim pengelola BOK tingkat (BOK) di Puskesmas Sungai Pinang mengacu
kabupaten. pada Petunjuk Teknis Bantuan Operasional
Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik
Sarana dan Prasarana (Material) Indonesia tahun 2013. Peran juknis terhadap
Sarana dan prasarana yang dibutuhkan pengelolaan program BOK sangat berperan
untuk menunjang pelaksanaan kegiatan penting karena tanpa adanya juknis tim
program BOK berdasarkan hasil wawancara pengelola program BOK tidak bisa bekerja
terhadap informan adalah sebagai berikut, dan tidak mengetahui capaian atau target yang
untuk program kesehatan lingkungan dan akan mereka capai.
promosi kesehatan sarana dan prasarana yang
dibutuhkan leaflet, poster, alat peraga untuk Process (Proses)
pemicuan STBM dan CLTS. Ketersediaan Perencanaan
sarana dan prasarana tersebut ada, lengkap Proses penyusunan perencanaan atau
dan kualitas poster bagus. Rencana Usulan Kegiatan (RUK) di
Program KIA-KB, Imunisasi dan gizi Puskesmas Sungai Pinang dilakukan sambil
sarana dan prasarana yang dibutuhkan adalah berjalan dengan menyesuaikan kegiatan bulan
kendaraan, alat (jarum suntik, alat kontrasepsi, lalu dan disampaikan secara diskusi antara
tas kid), tempat (kulkas vaksin dan tas kid), pemegang program, bendahara BOK dan
media promosi (leaflet, brosure, poster) dan Kepala Puskesmas pada awal tahun (POA)
timbangan berat badan dan food model untuk tahunan. Masing – masing pemegang program
program gizi. Ketersediaan media promosi memberikan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
kesehatan, kulkas vaksin dan food model di mengenai program apa saja yang akan
Puskesmas masih terbatas. dijalankan pada saat lokakarya mini, hasil dari
Sarana dan prasarana yang dibutuhkan diskusi ini maka terbentuklah Rencana
pada program KIA-KB, Imunisasi dan gizi Pelaksanaan Kegiatan (RPK) atau Plan Of
adalah kendaraan, alat (jarum suntik, alat Action (POA) tahunan, untuk POA bulanan
kontrasepsi, tas kid), tempat (kulkas vaksin yaitu menyesuaikan dengan POA tahunan.
dan tas kid), media promosi (leaflet, brosure, “sambil berjalan, sama-sama
poster) dan timbangan berat badan dan food pemegang program, bendahara, kepala
model untuk program gizi. Ketersediaan Puskesmas. Lihat tahun sebelumnya dari
media promosi kesehatan, kulkas vaksin dan evaluasi ada hasil di diskusikan lahirla
food model di Puskesmas masih terbatas. POA…” (IA).
Kendala dalam penyediaan sarana dan Ada beberapa faktor yang harus
prasarana tersebut adalah dana BOK tidak diperhatikan dalam menyusun perencanaan
dapat dipergunakan untuk penyediaan sarana yang dilakukan oleh pihak puskesmas yaitu
dan prasarana. Dana BOK murni untuk dana mengetahui keadaan geografi, kebutuhan
pelaksanaan kegiatan. masyarakat dan kondisi masyarakat. Dalam
“permasalahannya dana BOK murni pengumpulan POA ke Dinas Kesehatan
untuk kegiatan, tidak boleh digunakan untuk Kabupaten, puskesmas tidak pernah terlambat
pengadaan sarana… ketersediaan sarana mengumpulkan dikarenakan puskesmas dan
Dinas Kesehatan saling mengingatkan, adanya

Sepianessi, Febry, Budi, Analisis Pengelolaan Program Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) ●178
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

sinkronisasi, dan pencairan dana secara membutuhkan waktu yang lama untuk
serentak. Informasi lebih jelas, dapat dilihat menjangkaunya dan sarana prasarana
pada kutipan dibawah ini : pendukung pelaksanaan kegiatan seperti
“awal sulit, karena melihat keadaan kendaraan bermotor masih terbatas.
geografi, kebutuhan masyarakat…dianter
langsung oleh bendahara BOK… tidak Monitoring dan Evaluasi
pernah terlambat, Puskes dan Dinkes saling Monitoring dan evaluasi dilakukan
mengingatkan, adanya sinkronisasi, soalnya secara langsung oleh Dinas Kesehatan
pencairan dana serentak” (FB). Kabupaten pada puskesmas sesuai dengan
jadwal untuk mengevaluasi pelaksanaan
Pengorganisasian kegiatan, selain itu monitoring dilakukan
Pengorganisasian Puskesmas Sungai dengan cara pengumpulan Surat Pertanggung
Pinang ada 2 (dua) orang yaitu sebagai Jawaban (SPJ) kegiatan di Dinas Kesehatan.
bendahara BOK dan penatalaksana. Akan tetapi, monitoring tidak dilakukan Dinas
Pembagian tugasnya sesuai dengan petunjuk Kesehatan ke lapangan pada saat pelaksanaan
teknis atau kebijakan dari kepala UPTD kegiatan.
Puskesmas. Tugas bendahara BOK adalah
membuat pelaporan, surat pertanggung PEMBAHASAN
jawaban (SPJ)/ koreksi SPJ, laporan Input (masukan)
keuangan, dll dan penatalaksana atau Kepala Sumber Daya Manusia (Man)
Puskesmas tugasnya sebagai penanggung Standarisasi jumlah pengelola BOK
jawab. Selaian itu, ada penanganggung jawab berjumlah dua orang dan tugas pengelola
program yang bertanggungjawab BOK di Puskesmas Sungai Pinang sudah
melaksanakan kegiatan. sesuai dengan keputusan KPA. Adapun
“pembagian tugas sesuai dengan juknis tugasnya yaitu ketua (Kepala Puskesmas)
dan kebijakan dari Kepala UPTD” (MA). sebagai atasan langsung pengelola BOK di
Puskesmas Sungai Pinang bertanggungjawab
Pelaksanaan atas pelaksanaan kegiatan dan keungan BOK,
Pelaksanaan kegiatan program Bantuan sedangkan pengelola keungan BOK bertugas
Operasional Kesehatan (BOK) dapat membukukan semua penerimaan, pengeluaran
dilaksanakan setelah dana BOK turun. dan pelaporan. Sumber Daya Manusia (SDM)
Pelaksanaan program BOK ini dilaksanakan bagi pengelola program BOK di tingkat
oleh masing-masing penanggungjawab puskesmas di pengaruhi oleh kecukupan SDM
program sesuai dengan Rencana Pelaksanaan dari segi kuantitas, motivasi dalam bekerja,
Kegiatan (RPK) atau Plan Of Action (POA) pelatihan untuk penanggungjawab program
bulanan yang telah direncanakan oleh BOK serta kelengkapan fasilitas.
puskesmas. program – program pokok di
Puskesmas Sungai Pinang yang didanai oleh Dana (Money)
dana BOK adalah KIA, KB, Gizi, Imunisasi, Penetapan alokasi dana tiap puskesmas
Kesling, Promkes. Pelaksanaan masing – memperhatikan situasi dan kondisi antara lain
masing program belum tepat sasaran, hal ini jumlah penduduk, luas wilayah, kondisi
dikarenakan belum tepatnya analisis situasi geografis, kesulitan wilayah, cakupan
sehingga jadwal yang telah dibuat sebelumnya program, jumlah tenaga kesehatan di
tidak sesuai dan mengakibatkan capaian target puskesmas, jumlah poskesdes dan posyandu.
belum mencapai tujuan. Adapun kendala lain Proses pencairan dana BOK yaitu dana
dalam pelaksanaan program BOK adalah letak dicairkan langsung ke rekening puskesmas
geografi (jarak), iklim, dan cuaca sehingga masing – masing sesuai dengan POA atau

179 ● Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Volume 5, Nomor 03 November 2014


Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

rencana permintaan uang dari puskesmas. karena sesuai dengan petunjuk teknis BOK
Sistem pertanggungjawaban penggunaan dana tahun 2013 dan penelitian Ainy,3 yaitu ada tim
BOK yaitu berkas pertanggungjawaban hasil pengelola dan tim pengelola keuangan.
pelaksanaan dengan bukti-bukti surat tugas,
laporan pertanggungjawaban yang Pelaksanaan
ditandatangani Kepala Desa, daftar hadir jika Pelaksanaan program BOK di
penyuluhan dan dokumentasi. Puskesmas Sungai Pinang belum tercapai
dilihat dari capaian program yang disebabkan
Sarana dan Prasarana (Material) ada beberapa kendala dalam pelaksanaanya
Ketersediaan sarana dan prasarana yang yaitu kurangnya sarana prasarana pendukung
dimilikki Puskesmas Sungai Pinang untuk pelaksanaan kegiatan, letak geografi dan
melakukan pelaksanaan kegiatan masih motivasi penanggungjawab program.
terbatas seperti media promosi kesehatan
(leaflet, booklet, poster, brosure) yang masih Monitoring dan evaluasi
terbatas, food model gizi untuk program gizi Pengawasan di Puskesmas Sungai
yang belum ada di puskesmas, tas kid dan Pinang adalah pengawasan melekat, yang
kulkas vaksin untuk imunisasi tidak ada, dan berarti pengawasan yang dilakukan oleh
kendaraan. Sehingga, Puskesmas Sungai pimpinan masing-masing instansi kepada
Pinang dalam pelaksanaan kegiatan masing- bawahannya. Monitoring dan evaluasi di
masing program menggunakan sarana dan Puskesmas Sungai Pinang sudah berjalan akan
prasarana seadanya dan menggunakan milik tetapi belum maksimal khususnya
pribadi seperti motor, laptop, dan printer. Hal pengawasan yang dilakukan ditingkat
ini dikarenakan dana BOK tidak boleh Puskesmas oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
dipergunakan untuk pengadaan sarana dan Ogan Ilir yang ditujukan agar dana BOK
prasarana. dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien
untuk pencapaian tujuan sehingga didapatkan
Metode (Methode) hasil seoptimal mungkin.
Pengelolaan program BOK di
puskesmas mengacu pada Petunjuk Teknis KESIMPULAN DAN SARAN
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Berdasarkan hasil penelitian dapat
Republik Indonesia tahun 2013. disimpulkan sebagai berikut :
1. Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola
Proses (Process)
BOK di Puskesmas Sungai Pinang
Perencanaan
berjumlah dua orang dan telah
Proses penyusunan perencanaan
mendapatkan pelatihan tentang petunjuk
Puskesmas Sungai Pinang yaitu identifikasi
teknis BOK dan cara penyusunan POA.
masalah dan prioritas, membuat RUK dan
Penanggungjawab program BOK
terbentuklah POA. Kendala dalam hal ini
mendapatkan sosialiasi mengenai petunjuk
adalah penanggungjawab program kesulitan
teknis BOK dan cara penyusunan POA di
dalam menganalisis situasi, mengetahui
puskesmas saat lokakarya mini. Masih
kebutuhan dan kondisi masyarakat yang
kurangnya motivasi penanggungjawab
disebabkan oleh keadaan geografi (jarak,
program sehingga capaian target belum
iklim, dan cuaca).
tercapai.
Pengorganisasian 2. Dana BOK bersumber dari dana APBN
Pengorganisasian tim pengelola BOK di Kementerian Kesehatan yang disalurkan
Puskesmas Sungai Pinang sudah memadai kepada pemerintah daerah kabupaten
melalui mekanisme tugas pembantuan.

Sepianessi, Febry, Budi, Analisis Pengelolaan Program Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) ●180
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

3. Ketersediaan sarana prasarana seperti Adapun saran yang dapat penulis


leaflet, brosure, booklet, alat kontrasepsi, sampaikan adalah sebagai berikut :
kulkas vaksin, tas kid dll masih terbatas 1. Sebaiknya Dinas Kesehatan Kabupaten
dikarenakan dana BOK tidak boleh Ogan Ilir melakukan pengembangan SDM
dipergunakan untuk penyediaan sarana dan melalui pelatihan kepada
prasarana. penanggungjawab program BOK di
4. Metode pelaksanaan program BOK puskesmas untuk meningkatkan
mengacu pada petunjuk teknis BOK keterampilan, kualitas dan motivasi
Kemenkes RI tahun 2013. petugas,
5. Proses penyusunan perencanaan 2. Sebaiknya Dinas Kesehatan Kabupaten
Puskesmas Sungai Pinang yaitu melihat Ogan ilir menyediakan sarana prasarana
pelaksanaan bulan lalu, dilakukan sambil pendukung pelaksanaan kegiatan program
berjalan dan identifikasi masalah. Kendala BOK.
dalam proses penyusunan perencanaan 3. Penyusunan jadwal pelaksanaan program
adalah penanggungjawab program oleh penanggungjawab program harus
kesulitan dalam menganalisis situasi, disesuaikan dengan situasi, kondisi atau
kondisi atau keadaan masyarakat setempat. kesulitan masyarakat setempat.
6. Pengorganisasian tim pengelola program 4. Sebaiknya Dinas Kesehatan Kabupaten
BOK di Puskesmas Sungai Pinang Ogan Ilir melakukan monitoring langsung
berjumlah dua orang yaitu sebagai pada saat pelaksanaan program BOK.
bendahara BOK dan penatalaksana. 5. Sebaiknya Dinas Kesehatan Kabupaten
7. Jadwal pelaksanaan program BOK tidak Ogan Ilir memberikan reward kepada
tepat, sehingga pelaksanaan program puskesmas yang berhasil melaksanakan
belum berhasil dan tujuan pelaksanaan program BOK dan punishment kepada
program BOK belum tercapai. puskesmas yang belom berhasil.
8. Monitoring pelaksanaan program BOK 6. Diperlukan pengembangan penelitian
dilakukan secara tidak langsung oleh Dinas untuk membandingkan puskesmas yang
Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir. mempunyai daya serap BOK tinggi dan
daya serap BOK rendah.

DAFTAR PUSTAKA 28-29 September 2011. FKM Unsri,


Indralaya, pp 13.
1. Kementerian Kesehatan RI. Petunjuk 4. Kementerian Kesehatan RI. Petunjuk
Teknis Bantuan Operasional Kesehatan. Teknis Bantuan Operasional Kesehatan.
Kemenkes: Jakarta. 2012. Kemenkes: Jakarta. 2013.
2. Hutagalung, Hotma Nauli. Analisis 5. Arikunto, S. Prosedur Penelitian Suatu
implementasi dan evaluasi efektifitas Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
dana Bantuan Operasional Kesehatan Cipta. 2011.
(BOK) terhadap pencapaian Standar 6. Ariswan. Implementasi kebijakan
Pelayanan Minimal (SPM) bidang Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
Kesehatan di Kota Sibolga Sumatera dalam meningkatkan upaya kesehatan
Utara. Tesis Universitas Sumatera Utara, Puskesmas di wilayah kota Palembang.
Medan. 2013. Skripsi FKM Unsri Palembang. 2012.
3. Ainy, Asmaripa. ‘Pelaksanaan 7. Bungin, Burhan. Analisis Data Penelitian
Kebijakan BOK di Kabupaten Ogan Ilir Kualitatif. PT Raja Grafindo Persada,
Sumatera Selatan’, in Forum Nasional II: Jakarta. 2010.
Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia 8. Dasmar, dkk. Studi Evaluasi Program
dari Penetapan Agenda ke Evaluasi dana Bantuan Operasional Kesehatan
Kebijakan Kesehatan. Makassar, 2011.

181 ● Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Volume 5, Nomor 03 November 2014


Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

(BOK) di Kabupaten Luwu. Jurnal: Manusia. Jakarta: Lembaga


Universitas Hasanudin, Makassar. 2013. Pengembangan Sarana Pengukuran dan
9. Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir. Pendidikan Psikologi Fakultas Psikologi
Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Universitas Sriwijaya.
Ilir 2012. Dinkes Kabupaten Ogan Ilir. 15. Riyanto, Agus. Aplikasi Metodologi
2012. Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha
10. Imron, TA., Amrul, Munif. Metodologi Medika. 2011.
Penelitian Bidang Kesehatan: Sagung 16. Saryono dan Anggraeni, Mekar Dwi.
Seto. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif dalam
11. Moleong, L.J. Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan. Yogyakarta. Nuha
Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Medika, 2010.
Remaja Rosdakarya Offset. 2002. 17. Saryono, Anggraeni. Metodologi
12. Moleong, L.J. Metodologi Penelitian Penelitian Kualitatif dalam Bidang
Kualitatif. Cetakan ke enam belas. Kesehatan. Yogyakarta. Nuha Medika.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2011.
Offset. 2009. 18. Sulastomo. Menajemen Kesehatan.
13. Puskesmas Sungai Pinang Kabupaten Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama.
Ogan Ilir. Profil Puskesmas Sungai 2007.
Pinang Kabupaten Ogan Ilir 2013. 19. Trihono. Menajemen Puskesmas
Puskesmas Sungai Pinang Kabupaten Berbasis Paradigma Kesehatan. Jakarta:
Ogan Ilir. 2013. Sagung Seto. 2005.
14. Poerwandari, E.K. 2005. Pendekatan
Kualitatif untuk Penelitian Perilaku

Sepianessi, Febry, Budi, Analisis Pengelolaan Program Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) ●182

Vous aimerez peut-être aussi