Vous êtes sur la page 1sur 5

A.

Penyusunan Pelaporan Keuangan Dalam Partai Politik

Keuangan Partai Politik bersumber dari iuran anggota, sumbangan yang sah menurut
hukum, dan bantuan dari anggaran negara. Sumbangan yang sah menurut hukum dapat berupa
uang, barang, fasilitas, peralatan, dan/atau jasa. Bantuan dari anggaran negara (yang diatur dalam
peraturan pemerintah) diberikan secara proporsional kepada Partai Politik yang mendapat kursi
di lembaga perwakilan rakyat. Sumbangan dari anggota dan bukan anggota yang sah menurut
hukum paling banyak senilai Rp200.000.000 (dua ratus juta rupiah) dalam waktu 1 (satu) tahun.
Dan sumbangan dari perusahaan dan/atau badan usaha yang sah menurut hukum paling banyak
senilai Rp800.000.000 (delapan ratus juta rupiah) dalam waktu 1 (satu) tahun.
Laporan keuangan yang dibuat oleh Partai Politik adalah laporan keuangan tahunan dan laporan
dana kampanye. Penyusunan Laporan Keuangan Tahunan Partai Politik mengacu pada PSAK
(Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No. 45 tentang akuntansi untuk organisasi nirlaba,
yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dan terdiri atas laporan berikut ini:
• Laporan Posisi Keuangan.
• Laporan Aktivitas.
• Laporan Perubahan dalam Aktiva Neto/Ekuitas.
• Laporan Arus Kas.
• Catatan atas Laporan Keuangan.

Selain mengacu pada PSAK No. 45, penyusunan laporan keuangan Partai Politik juga
terikat pada ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam perundang-undangan RI mengenai
Partai Politik dan Pemilu, seperti UU No. 31 tahun 2002 tentang Partai Politik dan UU No. 12
tahun 2003 tentang Pemilu. Ketentuan teknis tentang pedoman penyusunan laporan keuangan
untuk Partai Politik terdapat dalam SK KPU No. 676 tahun 2003 tentang Tata Administrasi
Keuangan dan Sistem Akuntansi Keuangan Partai Politik, serta Pelaporan Dana Kampanye
Peserta Pemilihan Umum.

Audit Atas Laporan Keuangan Partai


2.8.1. Aturan yang mengatur Audit Partai Politik
Peraturan mengenai partai politik telah diatur dengan Undang-Undang Nomor 2 tahun 2011,
sebagai pengganti dari Undang-Undang Nomor 2 tahun 2008 tentang Partai Politik. Keuangan
partai politik bersumber dari iuran anggota, sumbangan, maupun bantuan keuangan dari
APBN/APBD. Dalam pasal 34A ayat 1 menyebutkan bahwa partai politik wajib menyampaikan
laporan pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran yang bersumber dari dana bantuan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) secara berkala 1 (satu) tahun sekali
untuk diaudit paling lambat 1 (satu) bulan setelah tahun anggaran berakhir. Tujuan audit oleh
BPK tersebut adalah untuk menilai kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan terkait
dengan bantuan pemerintah dan efektivitas dan operasi penggunaan dana bantuan pemerintah.
Audit dilaksanakan berdasarkan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN).
Dalam pasal 38 UU No 2 th 2011 dijelaskan bahwa hasil pemeriksaan laporan
pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran keuangan partai politik terbuka untuk
diketahui masyarakat.

Hal ini mengindikasikan bahwa seharusnya masyarakat dapat mengetahui dan mengakses atas
pelaporan keuangan partai. Namun kenyataannya masih sangat sulit untuk menerapkan
transaparansi atas keuangan partai politik. Pasal 39 dari undang-undang ini menyatakan bahwa:
1. Pengelolaan keuangan Partai Politik dilakukan secara transparan dan akuntabel
2. Pengelolaan keuangan Partai Politik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diaudit oleh akuntan
publik setiap 1 (satu) tahun dan diumumkan secara periodic
3. Partai Politik wajib membuat laporan keuangan untuk keperluan audit dana yang meliputi:
• laporan realisasi anggaran Partai Politik
• laporan neraca; dan
• laporan arus kas.

Dalam Undang-Undang No. 31 Tahun 2002 tentang partai politik, pasal 9 sebagai dasar hukum
penyelenggaraan akuntansi bagi partai politik yang menjelaskan bahwa:
• Partai politik diwajibkan untuk membuat pembukuan, memelihara daftar penyumbang dan
jumlah sumbangan yang diterima, serta terbuka untuk diketahui oleh masyarakat dan pemerintah.
• Partai politik diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan dan laporan dana kampanye
pemilihan umum kepada Komisi Pemilihan Umum.
• Partai politik diwajibkan membuat laporan keuangan secara berkala 1 (satu) tahun sekali dan
memiliki rekening khusus dana kampanye pemilihan umum serta menyerahkan laporan
keuangan yang diaudit oleh akuntan publik kepada Komisi pemilihan Umum paling lambat 6
(enam) bulan setelah hari pemungutan suara.
Keputusan KPU No. 30/2004 Mengatur Audit Keuangan dan Dana Kampanye Partai dan Calon
Presiden-Wapres :
Calon presiden dan calon wakil presiden bisa ditanya mengenai asal-usul dana kampanye mereka
apabila ditemukan ada penyumbang anonim atau penyumbang yang tidak masuk daftar
penyumbang. presiden dan wakil presiden bisa ditanya tentang identitas sebenarnya dari
penyumbang itu serta alasan tidak dimasukkannya nama donatur. Hal itu merupakan salah satu
butir dalam Keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) No. 30 Tahun 2004 Tentang Panduan
Audit Laporan Keuangan Partai Politik dan Audit Laporan Dana Kampanye Peserta Pemilihan
Umum yang diterbitkan oleh KPU 21 April lalu.
Secara keseluruhan isi keputusan ini mencakup Juklak untuk audit laporan dana kampanye
Parpol dan calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan audit laporan dand kampanye
pasangan calon presiden dan wakil presiden. Semua ketentuan mengenai hal-hal ini diatur dalam
Pasal 2, 3, dan 4 keputusan ini, yang kemudian dirinci di dalam lampirannya. Rincian di dalam
lampiran itu mencakup 3 pokok bahasan besar, yaitu penerapan prosedur yang disepakati atas
laporan dana kampanye Pemilu; prosedur pemeriksaan atas dana kampanye calon anggota DPD;
penerapan prosedur yang disepakati atas laporan dana kampanye pasangan calon presiden dan
wakil presiden. Ketiga pokok bahasan itu masing-masing dirinci dengan jelas dan detail
mengenai bagaimana prosedur pemeriksaan atas saldo awal, sumbangan nonkas dari partai dan
para calon, dan seterusnya. Pendek kata, ketentuan mengenai mekanisme audit di keputusan ini
sudah jelas dan rinci.
Audit yang dimaksud dalam keputusan KPU ini adalah audit umum untuk menyatakan pendapat
(opini) akuntan atas kewajaran penyajian laporan keuangan tahunan partai politik. Sedangkan
audit atas laporan dana kampanye peserta Pemilu adalah audit sesuai prosedur yang disepakati
(agreed upon procedures). Sedangkan laporan keuangan parpol adalah laporan yang mencakup
periode 1 Januari hingga 31 Desember. Selambat-lambatnya 3 bulan setelah akhir tahun buku
yang bersangkutan, parpol menyerahkan laporan keuangan tahunan kepada kantor akuntan
publik.
Tujuan Laporan Keuangan
Yaitu menyediakan informasi yang releven untuk memenuhi kepentingan para
penyumbang, anggota pengelola, kreditor, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi
yayasan
Laporan keungan meyajikan informasi mengenai :
1. Jumlah dan sifat aktiva, kewajiban, serta aktiva bersih suatu yayasan
2. Pengaruh trasaksi, peristiwa, dan situasi lainnya yang mengubah nilai serta sifat aktiva bersih
3. Jenis dan jumlah arus masuk serta arus keluar sumber daya selama periode dan hubungan
diantara keduanya
4. Cara suatu yayasan mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh pinjaman, dan melunasi
pinjaman serta faktor lainnya yang berpengaruh terhadap likuiditasnya
5. Usaha jasa suatu yayasan.
B. Unsur – unsur dalam sistem akuntansi
Komponen komponen sistem akuntansi
Secara tradisional terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut :
a. Bagan perkiraan /akun
Bagan perkiraan adalah daftar masing – masing item, diman pencatatannya dibagi kedalam lima
kategori
 Aktiva
 Utang
 Aktiva bersih
 Pendapatan
 Belanja
b. Buku besar
Buku besar mengklasifikasikan informasi pencatatan, dimana bagan perkiraan atau akun
bertindak sebagai daftar isi buku besar. Dalam sisitem manual, ringkasan total dari seluruh jurnal
dimasukkan kedalam buku besar setiap bulannya. Dalam sistem terkomputerasi, data secara
khusus dimasukkan ke sistem sekali saja
c. Jurnal
Jurnal digunakan untuk mencatat semua transaksi akuntansi, sebelum diklasifikasikan ke buku
besar. Jurnal mengatur informasi secara kronologis dan sesuai dengan jenis transaksi.
d. Buku cek
Pada yayasan berskala kecil, buku cek menyajikan kombinasi jurnal dan buku besar. Sebagian
besar transaksi keuangan akan dicatat melalui buku cek, dimana tanda penerimaan yang disetor
ke dan dari saldo pembayaran akan dibuat.
e. Manual prosedur akuntansi
Yaitu suatu pencatatan prosedur dan kebijakan untuk menangani transaksi keuangan
f. Siklus akuntansi

 Tahap pencatatan
 Tahap pengikhtisaran
 Tahap pelaporan

Vous aimerez peut-être aussi