Vous êtes sur la page 1sur 25

PENINJAUAN LAPANGAN MIGAS

PETROCHINA INTERNATIONAL COMPANIES


IN INDONESIA
BERDASARKAN ASPEK RESERVOIR, PEMBORAN, DAN PRODUKSI

I. LATAR BELAKANG
Kerja praktek adalah salah satu mata kuliah prasyarat dalam kurikulum
akademik di Jurusan Teknik Perminyakan, Fakultas Teknologi Mineral dengan
bobot akademis 2 SKS yang wajib ditempuh oleh mahasiswa Teknik Perminyakan,
Program Strata 1 (S1) di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta.
Kerja praktek pada dasarnya merupakan aplikasi dari semua ilmu yang
didapatkan dari bangku kuliah dan kemudian diterapkan di lapangan pada kondisi
nyata. Dengan kerja praktek mahasiswa memperoleh kesempatan untuk dapat
mengamati, membandingkan, menerapkan teori yang diperoleh di bangku kuliah
serta dapat lebih memahami dan mampu untuk ikut memberikan kontribusi dalam
memecahkan kasus yang timbul di industri perminyakan.
Perkembangan ilmu dan teknologi dalam dunia Teknik Perminyakan yang
semakin canggih, menuntut mahasiswa Teknik Perminyakan untuk memahami
aplikasi dari teori-teori yang telah dipelajari dan mengetahui perkembangan
teknologi perminyakan tersebut, khususnya pada aspek reservoir meliputi: source
rock, reservoir rock, cap rock, dan trap. Aspek pemboran meliputi: well planning,
hole problem, well control, dan penggunaan teknologi pemboran yang canggih
dalam peningkatan hasil eksploitasi. Dan aspek produksi meliputi: perhitungan
produksi yang optimal dengan biaya yang rendah, melakukan optimasi suatu sumur
baik itu dengan Natural Flow atau dengan Artificial Lift (pengangkatan buatan),
serta perencanaan surface facilities di permukaan.

1 Proposal Kerja Praktek PETROCHINA INTERNATIONAL


COMPANIES IN INDONESIA
II. TUJUAN DAN MANFAAT
2.1. Tujuan
• Untuk memenuhi salah satu kurikulum pada Jurusan Teknik
Perminyakan, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Yogyakarta.
• Mengetahui secara langsung bentuk, fungsi, maupun cara kerja dari
peralatan yang digunakan dan menambah pengalaman kerja di lapangan.
• Mengetahui bagaimana sistematika kerja di lapangan Minyak dan Gas
secara komprehensif yang nantinya dapat menjadi bekal dalam menempuh
dunia kerja.
2.2. Manfaat
• Mengetahui secara langsung semua aspek yang terkait dalam eksplorasi
maupun eksploitasi minyak bumi dan beberapa metode peningkatan laju
produksi minyak bumi.
• Dapat mengaplikasikan teori dan konsep-konsep dalam perkuliahan
Teknik Reservoir, Teknik Pemboran, Teknik Produksi, dan seluruh
praktikum yang telah diberikan.

2 Proposal Kerja Praktek PETROCHINA INTERNATIONAL


COMPANIES IN INDONESIA
III. PEMBATASAN MASALAH

Penulisan proposal kerja praktek ini penulis akan mencoba membahas


tentang proses kegiatan yang mungkin terdapat di lapangan yang terdiri dari:
aspek reservoir, aspek pemboran, aspek produksi, aspek penunjang lainnya, dan
aspek lingkungan.

IV. TINJAUAN PUSTAKA


4.1. ASPEK RESERVOIR
Reservoir adalah batuan porous (storativity) dan permeable (productivity)
yang menjadi tempat terakumulasinya fluida hidrokarbon berupa minyak dan atau
gas serta air di bawah permukaan tanah yang memiliki suatu sistem tekanan alamiah
yang tunggal. Proses akumulasi minyak bumi di bawah permukaan haruslah
memenuhi beberapa syarat, yang merupakan komponen penyusun reservoir.
Beberapa persyaratan yang dibutuhkan untuk terbentuknya suatu akumulasi minyak
adalah :
1. Source rock (Batuan Induk): Batuan yang kaya akan bahan organik. Setelah
mengalami proses pematangan maka bahan organik ini menjadi fluida
hidrokarbon.
2. Reservoir rock (Batuan Wadah): Batuan yang mampu menampung fluida di
pori-pori batuan tersebut, atau disebut dengan batuan reservoir.
Karakteristik batuan reservoir, batuan reservoir sebagian besar adalah
batuan sedimen meski tidak jarang dalam kondisi tertentu batuan beku
maupun batuan metamorf dapat pula menjadi batuan reservoir hidrokarbon.
Batuan sedimen yang umum dijumpai dilapangan sebagai batuan reservoir
adalah : batupasir, batuan karbonat dan batuan shale.
Sifat Fisik Batuan , batuan fomasi yang dapat berpengaruh terhadap
pemboran diantaranya yang akan dibahas yaitu : densitas, porositas,
saturasi, hardness, permeabilitas, kompresibilitas dan sifat
keabbrasivenessnya

3 Proposal Kerja Praktek PETROCHINA INTERNATIONAL


COMPANIES IN INDONESIA
3. Migration (Jalur Migrasi): proses berpindahnya hidrokarbon dari batuan
induk sampai terakumulasi pada suatu perangkap.
4. Trap (Perangkap): merupakan geometri atau facies batuan penyusun
reservoir dan penutup yang mampu menjebak hidrokarbon untuk berkumpul
dan tidak berpindah lagi sehingga minyak dapat terakumulasi.
Ada beberapa jenis perangkap yaitu :
a. Perangkap struktur, yaitu perangkap yang terjadi pada perubahan bentuk
dari batuan reservoir yang disebabkan oleh perlipatan, patahan, retakan
atau gabungan ketiganya.
b. Perangkap Stratigrafi, adalah perangkap akibat perubahan struktur dan
lithologi batuan reservoir yang dapat berupa lensa, pembajian,
ketidakselarasan dan lain-lain.
c. Perangkap Kombinasi, disebabkan oleh gejala stuktur dan stratigrafi
sekaligus.
5. Cap rock (Batuan Tudung): batuan atau lapisan yang menghalangi minyak
untuk bermigrasi lebih jauh, batuan ini bersifat impermeabel dengan ukuran
butir yang halus.

Gambar 4.1. Petroleum System

4 Proposal Kerja Praktek PETROCHINA INTERNATIONAL


COMPANIES IN INDONESIA
Karakteristik suatu reservoir sangat dipengaruhi oleh karakteristik batuan
penyusunnya (wadah), fluida reservoir yang menempatinya (isi), dan kondisi
reservoir itu sendiri, yang satu sama lain akan saling berkaitan.
4.1.1. Karakteristik Batuan Reservoir
Batuan adalah kumpulan dari mineral-mineral, sedangkan suatu mineral
dibentuk dari beberapa ikatan kimia. Komposisi kimia dan jenis mineral yang
menyusunnya akan menentukan jenis batuan yang terbentuk. Batuan reservoir
umumnya terdiri dari batuan sedimen, yang berupa batupasir dan karbonat (sedimen
klastik) serta batuan shale (sedimen non-klastik) atau kadang-kadang volkanik.
Masing-masing batuan tersebut mempunyai komposisi kimia yang berbeda,
demikian juga dengan sifat fisiknya.
4.1.1.1. Karakteristik Batuan Reservoir Batupasir
Batupasir adalah batuan sedimen klastik yang sebagian besar butirannya
berukuran pasir 1/16 – 2 mm. Menurut Pettijohn, batupasir dibagi menjadi tiga
kelompok, yaitu : Orthoquartzites, Graywacke, dan Arkose. Pembagian tersebut
didasarkan pada jumlah kandungan mineralnya.
a. Batupasir Kuarsa (Quartzose Sandstone)
Batupasir Kuarsa tersusun dari 90% atau lebih butiran-butiran kuarsa
detritus dan bersih dari mineral clay. Diendapkan pada lingkungan tepi
kontinen yang landai, dan merupakan batuan reservoir yang sangat baik.
Contoh: batupasir Formasi Talang Akar, batupasir Formasi Air Benakat,
dan batupasir Formasi Tanjung.
b. Batupasir Graywacke (graywacke sandstone)
Batupasir Graywacke tersusun dari fragmen-fragmen berbagai macam
batuan seperti: batuan beku basalt, rijang, feldspar, mineral mafik,
lempung dan shale. Matriknya terdiri atas: mineral lempung, oksida besi,
klorit, chert dan mika. Disebut juga sebagai “dirty sand” atau “shally
sand”. Diendapkan pada lingkungan tepi kontinen dengan kemiringan
sedang. Pemilahan tidak begitu baik sehingga kurang baik sebagai batuan
reservoir.

5 Proposal Kerja Praktek PETROCHINA INTERNATIONAL


COMPANIES IN INDONESIA
c. Batupasir Arkose (arkose sandstone)
Batupasir Arkose tersusun dari fragmen-fragmen kuarsa dan feldspar
yang tidak bulat dan tidak terpilah dengan baik. Batupasir arkose
merupakan hasil dari “granite wash” pada lereng yang curam dan
diendapkan pada cekungan yang dalam. Umumnya bersih dari lempung
dan mengandung radioaktif .
Contoh: batupasir di Lapangan Pendopo (Sumatera Selatan).
4.1.1.2. Karakteristik Batuan Reservoir Batuan Karbonat
Dalam hal ini yang dimaksud dengan batuan karbonat adalah limestone,
dolomite, dan yang bersifat diantara keduanya. Limestone adalah istilah yang biasa
dipakai untuk sekelompok batuan yang mengandung paling sedikit 80% calcium
carbonate atau magnesium. Istilah limestone juga dipakai untuk batuan yang
mempunyai fraksi karbonat melebihi unsur non-karbonatnya. Dolomite adalah jenis
batuan yang merupakan variasi dari limestone yang mengandung unsur karbonat
lebih besar dari 50%. Sedangkan untuk batuan-batuan yang mempunyai komposisi
pertengahan antara limestone dan dolomite akan mempunyai nama yang bermacam-
macam tergantung dari unsur yang dikandungnya.
4.1.1.3. Karakteristik Batuan Reservoir Fractured Basement
Batuan dasar (basement rock) didefinisikan sebagai batuan metamorf
ataupun batuan beku yang secara tidak selaras terlapisi diatasnya suatu sikuen
batuan sedimen. Batuan dasar ini banyak dijumpai pada area yang mengalami
proses tektonik kompresional yang sangat kuat, dimana batuan akan terlipatkan dan
terpatahkan. Proses tektonik tersebut akan mengakibatkan banyak retakan dan
rekahan pada batuan dasar, yang merupakan model reservoir yang potensial,
khususnya pada model open fracture (rekahan terbuka).
4.1.2. Sifat-Sifat Fisik Batuan Reservoir
Sifat-sifat fisik yang dimiliki oleh suatu batuan reservoir diantaranya yaitu:
4.1.2.1. Porositas

6 Proposal Kerja Praktek PETROCHINA INTERNATIONAL


COMPANIES IN INDONESIA
Porositas (∅) didefinisikan sebagai fraksi atau persen dari volume ruang
pori-pori terhadap volume batuan total (bulk volume). Besar kecilnya porositas
suatu batuan akan menentukan kapasitas penyimpanan fluida reservoir.
4.1.2.2. Wettabilitas
Wettabilitas didefinisikan sebagai suatu kemampuan batuan untuk
dibasahi oleh fasa fluida, jika diberikan dua fluida yang tak saling campur
(immisible). Pada bidang antar muka cairan dengan benda padat terjadi gaya tarik-
menarik antara cairan dengan benda padat (gaya adhesi), yang merupakan faktor
dari tegangan permukaan antara fluida dan batuan. Dalam sistem reservoir
digambarkan sebagai air dan minyak (atau gas) yang ada diantara matrik batuan.
4.1.2.3. Tekanan Kapiler
Tekanan kapiler (Pc) didefinisikan sebagai perbedaan tekanan yang ada
antara permukaan dua fluida yang tidak tercampur (cairan-cairan atau cairan-gas)
sebagai akibat dari terjadinya pertemuan permukaan yang memisahkan kedua fluida
tersebut. Pengaruh tekanan kapiler dalam sistem reservoir antara lain adalah
1. Mengontrol distribusi saturasi di dalam reservoir.
2. Merupakan mekanisme pendorong minyak dan gas untuk bergerak atau
mengalir melalui pori-pori secara vertikal.
4.1.2.4. Saturasi Fluida
Saturasi fluida batuan didefinisikan sebagai perbandingan antara volume
pori-pori batuan yang ditempati oleh suatu fluida tertentu dengan volume pori-pori
efektif (saling berhubungan) batuan. Dalam batuan reservoir minyak umumnya
terdapat lebih dari satu macam fluida, kemungkinan terdapat air, minyak, dan gas
yang tersebar ke seluruh bagian reservoir.
4.1.2.5. Permeabilitas
Permeabilitas didefinisikan sebagai kemampuan suatu batuan (media
berpori) untuk meloloskan fluida yang ada di dalam pori-porinya. Berdasarkan
jumlah fasa yang mengalir dalam batuan reservoir, permeabilitas dibedakan
menjadi tiga, yaitu :
1. Permeabilitas Absolut

7 Proposal Kerja Praktek PETROCHINA INTERNATIONAL


COMPANIES IN INDONESIA
2. Permeabilitas Efektif
3. Permeabilitas Relatif
4.1.2.6. Kompresibilitas Batuan
Kompresib ilitas batuan didefinisikan sebagai perubahan volume batuan
yang disebabkan karena adanya perubahan tekanan. Menurut Geerstma (1957) ada
tiga konsep tentang kompresibilitas batuan, antara lain:
1. Kompresibilitas Matriks Batuan
2. Kompresibilitas Bulk Batuan
3. Kompresibilitas Pori-Pori Batuan
4.1.3. Karakteristik Fluida Reservoir
Fluida reservoir minyak dapat berupa hidrokarbon dan air (air formasi).
Hidrokarbon dapat berupa gas atau minyak.
4.1.3.1. Komposisi Kimia Fluida Reservoir
1. Komposisi Kimia Hidrokarbon
Hidrokarbon adalah senyawa yang terdiri dari atom Karbon (C) dan
Hidrogen (H).
2. Komposisi Kimia Air Formasi
Air formasi terdiri dari mineral-mineral, misalnya kombinasi metal-
metal alkali dan alkali tanah, belerang, oksida besi, dan aluminium.
Sedangkan Komposisi ion-ion penyusun air formasi terdiri dari
kation-kation Ca, Mg, Fe, Ba, serta anion-anion Cl, CO3-, HCO3-, dan
SO42-
4.1.3.2. Sifat-Sifat Fisik Fluida Reservoir
a. Sifat Fisik Gas
Beberapa sifat fisik gas yang perlu diketahui yaitu:
• Densitas Gas (ρg)
• Faktor Volume Formasi Gas (Bg)
• Faktor Deviasi Gas (Z Faktor) atau Supercompressibility Factor
• Viskositas Gas (µg)
• Kompresibilitas Gas (Cg)

8 Proposal Kerja Praktek PETROCHINA INTERNATIONAL


COMPANIES IN INDONESIA
b. Sifat Fisik Minyak
Beberapa sifat fisik minyak yang perlu diketahui yaitu:
• Densitas Minyak (ρo)
• Faktor Volume Formasi Minyak (Bo)
• Viskositas Minyak (µo)
• Kelarutan Gas dalam Minyak (Rs)
• Kompresibilitas Minyak (Co)
c. Sifat Fisik Air Formasi
Beberapa sifat fisik air formasi yang perlu diketahui yaitu:
• Densitas Air Formasi (ρw)
• Faktor Volume Formasi Air Formasi (Bw)
• Viskositas Air Formasi (µw)
• Kelarutan Gas dalam Air Formasi (Rsw)
• Kompresibilitas Air Formasi (Cw)
4.1.4. Kondisi Reservoir
Kondisi reservoir meliputi tekanan reservoir dan temperatur reservoir yang
sangat berpengaruh terhadap sifat fisik batuan maupun fluida reservoir (minyak,
gas, dan air formasi). Kondisi reservoir berhubungan dengan kedalaman reservoir.
Sehingga untuk reservoir yang berbeda, tekanannya juga akan berbeda.
a. Tekanan Reservoir
Tekanan yang bekerja pada reservoir:
• Tekanan Hidrostatik
• Tekanan Kapiler
• Tekanan Overburden
• Tekanan Formasi
b. Temperatur Reservoir
Sebagaimana diketahui bahwa keadaan batuan kulit bumi semakin ke
dalam temperaturnya semakin tinggi, dengan anggapan ini, maka
temperatur batuan formasi atau reservoir akan bertambah dengan
bertambahnya kedalaman.
9 Proposal Kerja Praktek PETROCHINA INTERNATIONAL
COMPANIES IN INDONESIA
4.1.5. Jenis-Jenis Resevoir
a. Berdasarkan Perangkap Reservoir:
• Perangkap Struktur
• Perangkap Stratigrafi
• Perangkap Kombinasi
b. Berdasarkan Fasa Fluida Hidrokarbon
• Reservoir Minyak
1. Reservoir Minyak Jenuh (Saturated Reservoir)
2. Reservoir Minyak Tak Jenuh (Undersaturated Reservoir)
• Reservoir Gas Kondensat
• Reservoir Gas
1. Reservoir Gas Kering (Dry Gas)
2. Reservoir Gas Basah (Wet Gas)
c. Berdasarkan Mekanisme Pendorong Reservoir
• Solution Gas Drive/Depletion Drive
• Gas Cap Drive
• Water Drive
• Gravitational Segregation Drive
• Rock and Liquid Expansion
• Combination Drive

4.2. ASPEK PEMBORAN


Operasi Pemboran merupakan suatu kegiatan yang terdiri dari beberapa
tahapan kegiatan. Sebelum operasi pemboran dapat dilaksanakan, pertama-tama
yang perlu dilakukan adalah apa yang disebut dengan tahapan persiapan. Tahapan
persiapan ini pun terdiri dari beberapa tahapan mulai dari persiapan tempat,
pengiriman peralatan pada lokasi, sampai pada persiapan akhir.
Beberapa hal yang harus dipertimbangkan pada operasi pemboran ialah:

a) Sulitnya pembebasan lahan, mengingat terjadinya overlaping atas


kepentingan tata guna lahan beberapa instansi, misalnya :

10 Proposal Kerja Praktek PETROCHINA INTERNATIONAL


COMPANIES IN INDONESIA
• Daerah persawahan teknis
• Daerah industri
• Perkebunan dan kehutanan
b) Kepentingan sosial ekonomi penduduk
c) Harga lahan dan pembuatan lokasi yang cukup mahal

Operasi pemboran putar (rotary drilling) modern mempunyai satu tugas


utama, yaitu mengebor suatu lubang secara aman di lapisan permukaan bumi
sampai menembus formasi yang kaya akan minyak atau gas bumi (lapisan
prospek). Lubang hasil pengeboran tadi setelah bagian dalamnya dilapisi dengan
casing disebut dengan lubang sumur, menjadi penghubung antara formasi tersebut
dengan permukaan tanah. Metode pemboran yang sering dipakai saat ini adalah
metode bor putar (rotary drilling). Rig pemboran putar terdiri atas 5 (lima)
komponen utama, yang terdiri dari:
4.2.1. Komponen Rig Pemboran Putar (Rotary Drilling Rig)
1. Sistem Tenaga (Power System)
Sistem tenaga terdiri dari 2 (dua) komponen utama, yaitu :
1. Power Supply equipment
2. Distribution (transmission) equipment
a. Mechanical Power Transmission
b. Electric Power Transmission
2. Sistem Pengangkatan (Hoisting System)
Sistem pengangkatan terdiri dari dua sub komponen, yaitu:
a. Struktur Penyangga (Supporting Structure)
Stuktur penyangga terdiri dari:
• Substructure
• Lantai Bor (Rig Floor)
• Menara Pemboran (Drilling Tower)
Menara pemboran terdiri dari:
1. Tipe Standart (Derrick)

11 Proposal Kerja Praktek PETROCHINA INTERNATIONAL


COMPANIES IN INDONESIA
2. Tipe Portable (Mast)
b. Peralatan Pengangkatan (Hoisting Equipment)
Peralatan pengangkatan yang terdapat pada suatu operasi pemboran
terdiri dari:
a. Drawwork
b. Overhead Tools
Rangkaian overhead tools terdiri dari:
• Crown block
• Travelling Block
• Hook
• Elevator
c. Drilling Line

Gambar 4.2. Hoisting System

3. Sistem Putar (Rotating System)


Sistem pemutar mempunyai 3 (tiga) komponen utama, yaitu:

12 Proposal Kerja Praktek PETROCHINA INTERNATIONAL


COMPANIES IN INDONESIA
a. Peralatan Putar (Rotary Assembly)
Terdiri dari:
• Rotary Table
• Master Bushing
• Kelly Bushing
• Rotary Slips
b. Rangkaian Pipa Bor (Drill String)
Terdiri dari:
• Swivel
• Kelly
• Drill Pipe
• Drill Collar

c. Bit (Mata Bor)


Jenis-jenis Bit terdiri dari:
• Drag Bit
• RollerCone Bit

13 Proposal Kerja Praktek PETROCHINA INTERNATIONAL


COMPANIES IN INDONESIA
• Diamond Bit

Gambar 4.3. Rotary System

4. Sistem Sirkulasi (Circulating System)


Sistem sirkulasi pada dasarnya terdiri dari empat komponen, yaitu:
a) Fluida Pemboran (Drilling Mud)
Fluida pemboran yang umum digunakan dalam suatu operasi
pemboran dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Water - based mud
b. Oil - based mud
c. Air or Gas - based mud

b) Tempat Persiapan (Preparation Area)


Peralatan yang digunakan untuk persiapan pembuatan lumpur
pemboran meliputi:
a. Mud house

14 Proposal Kerja Praktek PETROCHINA INTERNATIONAL


COMPANIES IN INDONESIA
b. Steel mud pits/tank
c. Mixing hopper
d. Chemical mixing barrel
e. Bulk Storage bins
f. Water tank
g. Reserve pit
c) Peralatan Sirkulasi (Circulating Equipment)
Peralatan sirkulasi terdiri dari beberapa komponen alat, yaitu:
a. Mud pit
b. Mud pump
c. Pump discange and return lines
d. Stand pipe
e. Rotary house

d) Tempat mengkondisi Lumpur (Conditioning Area)


Peralatan yang digunakan pada conditioning area terdiri dari:
a. Setting tank
b. Reserve pits
c. Mud - Gas separator
d. Shale Shaker
e. Degasser
f. Desilter

15 Proposal Kerja Praktek PETROCHINA INTERNATIONAL


COMPANIES IN INDONESIA
Gambar 4.4. Circulating System

e) Sistem Pencegahan Semburan Liar (BOP System)

Rangkaian peralatan sistem pencegahan semburan liar (BOP System)


terdiri dari:
1. Rangkaian BOP Stack
a. Annular Preventer
b. Ram Preventer
• Pipe ram
• Blind or Blank Rams
• Shear Rams
c. Drilling Spools
d. Casing Head (Well Head)
2. Accumulator
3. Sistem Penunjang (Supporting System)
a. Choke Manifold
b. Kill Line

16 Proposal Kerja Praktek PETROCHINA INTERNATIONAL


COMPANIES IN INDONESIA
Gambar 4.5. BOP System

4.3. ASPEK PRODUKSI


Apabila sumur telah dibor untuk mencapai target yang ditentukan dan dari
tes produksi memperlihatkan hasil yang ekonomis untuk dikembangkan, maka
dilanjutkan dengan operasi penyelesaian sumur (well completion). Apabila, volume
minyak atau gas di reservoir tidak ekonomis untuk dikembangkan, maka sumur
tersebut harus ditutup (plug) atau diabaikan (abandon).
Komplesi sumur meliputi bagian tahapan operasi produksi, yaitu :
1. Tahap pemasangan dan penyemenan pipa selubung produksi (production
casing).
2. Tahap perforasi dan atau pemasangan pipa liner.
3. Tahap penimbaan (swabbing) sumur.
4.3.1. Metoda Well Completion
Kriteria umum untuk klasifikasi metoda well completion didasarkan pada
beberapa faktor, yaitu :
1. Down hole completion atau formation completion, yaitu membuat
hubungan antar formasi produktif dengan tiga metoda, yaitu :
17 Proposal Kerja Praktek PETROCHINA INTERNATIONAL
COMPANIES IN INDONESIA
a. Open hole completion (komplesi sumur dengan formasi produktif
terbuka).
b. Cased hole completion atau perforated completion (komplesi sumur
dengan formasi produktif dipasang casing dan diperforasi).
c. Sand exclussionmcompletion pada formasi batupasir (problem
kepasiran).
2. Tubing completion (komplesi pipa produksi) yaitu merencanakan
pemasangan atau pemilihan pipa produksi (tubing), yaitu meliputi metoda
natural flow dan artificial lift.
3. Well-head completion yaitu meliputi komplesi X-mastree, casing head,
dan tubing head.
4.3.2. Metoda Produksi
a. Primary Recovery
1. Sembur alam (Natural Flow) adalah salah satu metode pengangkatan
minyak ke permukaan dengan menggunakan tenaga atau tekanan yang
berasal dari reservoir dimana sumur berada.
2. Sembur Buatan (Artificial Lift) adalah metode pengangkatan fluida
sumur dengan cara mengintroduksi tenaga tambahan ke dalam sumur
(bukan ke dalam reservoir) dimana metoda ini diterapkan apabila
tenaga alami reservoir sudah tidak mampu lagi mendorong fluida ke
permukaan atau untuk maksud-maksud peningkatan produksi.
Contoh: Pompa (Electrical Submercible Pump (ESP), Sucker Rod
Pump (SRP), Progresive Cavity Pump (PCP), Hydraulic Pump, dan
Jet Pump), Gas Lift (Continous Gas Lift dan Intermittent Gas Lift), dan
Chamber Lift.
b. Secondary Recovery
Metode implementasi setelah primary recovery sudah menurun. Metode
ini termasuk dalam Water Injection dan Pressure Maintenance. Dimana
tenaga tambahan diinjeksikan ke dalam sistem reservoir oleh injeksi fluida
(biasanya air dan gas). Tujuannya adalah untuk menggantikan tekanan

18 Proposal Kerja Praktek PETROCHINA INTERNATIONAL


COMPANIES IN INDONESIA
yang hilang di dalam reservoir setelah primary recovery.
c. Tertiary Recovery
Metode implementasi setelah secondary recovery yaitu tertiary recovery.
Dimana Enhanced Oil Recovery (EOR) termasuk kedalam metode ini.
EOR adalah perolehan minyak yang berasal dari salah satu atau beberapa
metode pengurasan yang menggunakan energi luar reservoir, berbagai cara
yang dilakukan untuk meningkatkan laju produksi dari suatu sumur, tanpa
merusak formasi dari reservoir yang ada, sehingga faktor perolehan dari
sumur produksi tersebut meningkat. Pada dasarnya metoda-metoda EOR
meliputi Injeksi Tak Tercampur, Injeksi Tercampur, Injeksi Kimia, Injeksi
Panas, dan Injeksi Mikroba.
4.3.3. Fasilitas Produksi Permukaan (Production Surface Facilities)
1. Wellhead (Kepala Sumur)
2. Fasilitas Transportasi
• Flowline.
• Manifold Header
3. Fasilitas Pemisah (Separator).
• Berdasarkan Bentuknya
1. Vertikal
2. Horizontal
3. Spherical
• Berdasarkan Tekanan Kerjanya
1. Separator tekanan tinggi, dengan tekanan kerja > 16 KSC
2. Separator tekanan menengah, dengan tekanan kerja 8 – 16 KSC
3. Separator tekanan rendah, dengan tekanan kerja < 8 KSC
• Berdasarkan Fasa Yang Dipisahkan
1. Separator 2 fasa: memisahkan gas dan liquid
2. Separator 3 fasa: memisahkan minyak, air dan gas
4. Treating Section
• Dehydrator

19 Proposal Kerja Praktek PETROCHINA INTERNATIONAL


COMPANIES IN INDONESIA
• Oil Skimmer
• Oil Chatcher
• Gas Scrubber
• Wash Tank
1. Free Water Knock Out (FWKO)
2. Skim Tank atau Gun Barrell
• Heater Treater
5. Fasilitas Penampung
• Tangki-tangki Penampung (fixed roof dan floating roof)
• Barge (bila dilepas pantai)
6. Fasilitas Pengapalan
• Pompa-pompa, Loading System
• Single Bouy Mooring (SBM)
4.3.4. Flow Produksi Minyak di Permukaan
Flow produksi minyak di permukaan meliputi :
1. Sumur Produksi
2. Pipa Produksi (Flow Line) dan Manifold
3. Stasiun Pengumpul (SP)
4. Stasiun Pengumpul Utama (SPU)
5. Pusat Pengumpul produksi (PPP)
6. Terminal / Sales Point (Metering) Produksi Minyak
7. Water Treatment & Water Injection Plan
8. Gas Conditioning & Treatening Plan
9. Compressor Station
10. Sales Point (Metering Gas)

20 Proposal Kerja Praktek PETROCHINA INTERNATIONAL


COMPANIES IN INDONESIA
Gambar 4.6. Diagram Proses Produksi Migas

4.4. ASPEK PENUNJANG LAINNYA


Fasilitas penunjang suatu lapangan migas sangat diperlukan didalam
operasi-operasi lapangan. Fasilitas ini mulai dari fasilitas pengeboran, fasilitas
produksi, dan fasilitas-fasilitas lain, baik untuk operasi perawatan sumur,
penyelesaian sumur, dan logging sumur.

4.5. ASPEK LINGKUNGAN


Upaya-upaya untuk mencegah dampak negatif dari kegiatan eksplorasi
dan eksploitasi sudah mulai dilakukan sejak tahap perencanaan yakni dengan
melakukan studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) untuk
kegiatan yang berdampak penting, dan studi Upaya Pengelolaan Lingkungan
(UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) untuk kegiatan yang tidak
berdampak penting, serta Pembuatan Standard Operating Procedure (SOP).

V. RENCANA KERJA PRAKTEK

21 Proposal Kerja Praktek PETROCHINA INTERNATIONAL


COMPANIES IN INDONESIA
5.1. WAKTU PELAKSANAAN
• Waktu : Di usulkan sekitar 5 Februari 2018 – 5 Maret 2018
• Tempat : JOB Pertamina -Petrochina East Java
Program Kerja Praktek ini direncanakan berlangsung kurang lebih selama 4
(empat) minggu. Adapun rencana kegiatannya adalah sebagai berikut:
Tabel 5.1.
Rencana Kegiatan Kerja Praktek
Minggu ke
No Kegiatan
1 2 3 4
1 Orientasi Kantor
Latar belakang perusahaan
Safety Training
2 Observasi
Deskripsi proses
Standar prosedur operasi
Operasi dan pemeliharaan
3 Tinjauan Lapangan
Pengumpulan dan analisa data
Diskusi
4 Evaluasi
5 Studi Literatur
Penyusunan Laporan dan
6
Presentasi
Jadwal Kerja Praktik di atas hanya usulan. Kami akan menyesuaikan
dengan jadwal dan materi yang ditetapkan oleh PETROCHINA
INTERNATIONAL COMPANIES IN INDONESIA. Dan Kami akan
melampirkan Kalender Akademik 2018/2019 untuk jadwal UTS, UAS, dan
KKN.

5.2. PESERTA KERJA PRAKTEK

22 Proposal Kerja Praktek PETROCHINA INTERNATIONAL


COMPANIES IN INDONESIA
Peserta Kerja Praktek ditetapkan oleh Human Resources and People
Development PETROCHINA INTERNATIONAL COMPANIES IN
INDONESIA, maka dengan ini kami mengajukan proposal untuk mengikuti Kerja
Praktek sebanyak tiga orang seperti yang dilampirkan pada Lampiran

VI. PENUTUP
Demikianlah proposal Kerja Praktek di PETROCHINA
INTERNATIONAL COMPANIES IN INDONESIA Kami susun sebagai bahan
referensi umum atas Kerja Praktek yang akan kami laksanakan. Besar harapan
kami, PETROCHINA INTERNATIONAL COMPANIES IN INDONESIA dapat
membantu kami sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Perminyakan UPN “Veteran”
Yogyakarta dalam pelaksanaan Kerja Praktek.
Kami menyadari bahwa Kerja Praktek ini tidak mampu kami wujudkan
sendiri mengingat berbagai keterbatasan kami sebagai mahasiswa. Dengan segala
kerendahan hati, kami sangat mengharapkan bantuan dan dukungan baik moral
maupun material dari PETROCHINA INTERNATIONAL COMPANIES IN
INDONESIA Untuk melancarkan Kerja Praktek ini. Bantuan yang sangat kami
harapkan dalam pelaksanaan Kerja Praktek adalah sebagai berikut.
• Bimbingan dan arahan oleh pembimbing selama Kerja Praktek.
• Kemudahan mengadakan penelitian atau mengambil data yang diperlukan.
Atas segala perhatian dan bantuan PETROCHINA INTERNATIONAL
COMPANIES IN INDONESIA, kami mengucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Alexon, “Pump and Rod Engineering of Oil Reservoir”, Trans, AIME of U.S
Industries, Inc.

23 Proposal Kerja Praktek PETROCHINA INTERNATIONAL


COMPANIES IN INDONESIA
Allen, T.O and Robert, A.P., “Production Engineering Operation”, Gas Consultant
International Inc., Vol 1, Second Edition, Tulsa, 1982.
Craft, B.C., Et. All, “Well Design Drilling and Production”, Prentice Hall Inc,
Englewood Clift, New Jersey, 1962.
Frick, T.C., Taylor, W.R., “Petroleum Production Handbook”, SPE of AIME,
Volume I-II, Dalas, Texas, 1962.
Puji Santoso, Anas, “Diktat Kuliah Teknik Produksi“, Jurusan Teknik
Perminyakan, UPN “Veteran” Yogyakarta.

24 Proposal Kerja Praktek PETROCHINA INTERNATIONAL


COMPANIES IN INDONESIA
LAMPIRAN

25 Proposal Kerja Praktek PETROCHINA INTERNATIONAL


COMPANIES IN INDONESIA

Vous aimerez peut-être aussi