Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mampu melaksanakan asuhan kebidana pada bayi lahir
dengan
asfiksia berat.
Mampu mengembangkan pola pikir ilmiah dalam melaksanakan
asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan asfiksia berat.
2.1 Pengertian
Asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat segera
bernapas secara spontan dan teratur setelah bayi lahir (Ilmu Kebidanan : 709).
2.2 Etiologi
Hipoksia janin yang menyebabkan asfiksia neonatorum terjadi karena
gangguan pertukaran gas serta transport O2 dari ibu ke janin sehingga terdapat
gangguan dalam persediaan O2 dan dalam menghilangkan CO2. Gangguan ini
dapat berlangsung secara menahun akibat kondisi atau kelainan pada ibu selama
kehamilan, atau secara mendadak karena hal-hal yang diderita ibu dalam
persalinan.
Gangguan menahun dalam kehamilan dapat berupa gizi ibu yang buruk,
penyakit menahun seperti anemia, hipertensi, penyakit jantung, dan lain-lain.
pada keadaan terakhir ini pengaruh terhadap janin disebabkan oleh gangguan
oksigenasi serta kekurangan pemberian zat-zat makanan berhubungan dengan
gangguan fungsi plasenta.
2.4 Diagnoisis
1. In Uteru
DJJ irreguler dan frekuensinya kurang dari 100 atau lebih dari 160 kali per
menit.
Terdapat mekonium dalam air ketuban.
Analisa air ketuban / amniokopi.
Kardiotokografi.
Ultrasonografi.
2. Setelah bayi lahir
Bayi tampak pucat dan kebiru-biruan serta tidak bernapas.
Bila mengalami perdarahan di otak maka akan timbul gejala neuro logic,
seperti kejang, nistagmus, dan menangis lemah.
2.5 Penanganan
Penanganan dalam kasus asfiksia dapat dilakukan dengan cara resusitasi
pada bayi dengan prinsip dasar :
1. Menciptakan lingkungan yang baik bagi bayi dan mengusahakan jalan napas
bayi tetap bebas.
2. Memberikan bantuan pernapasan secara aktif kepada bayi dengan usaha
pernapasan bantuan.
3. Memperbaiki asidosis yang terjadi.
4. Menjaga agar peredaran darah tetap baik.
Tindakan Umum
Dikerjakan pada setiap bayi tanpa memandang nilai apgar.
Penanganan dilakukan dengan cara mempertahankan suhu tubuh agar
bayi tidak kehilangan panas tubuh.
Bayi diletakkan dengan kepala lebih rendah dan segera lakukan
penghisapan saluran pernapasan bagian atas.
Memberikan rangsangan nyeri dengan cara memukul kedua telapak kaki,
menekan tendon Achilles, atau pada bayi-bayi tertentu diberi suntikan
vitamin K.
Tindakan Khusus
Asfiksia Berat (Nilai Apgar 0 - 3)
Memperbaiki ventilasi paru-paru dengan memberikan O2 secara tekanan
Langsung dan berulang-ulang. Cara yang terbaik ialah melakukan
intubasi endotrakeal dan setelah kateter dimasukkan ke dalam
trakea, O2 diberikan dengan tekanan tidak lebih dari 30 ml air. Karena
selalu disertai asidosis, maka perlu diberikan bikarbonas natrikus 7,5%
dengan dosis 2 - 4 ml/kg BB, dan cairan glukosa 40% dengan dosis
1-2 ml/kg BB.Pemberian dilakukan secara bersamaan diencerkan dengan
air steril didalam satu semprit melalui pembuluh darah umbilikus.
Bila setelah beberapa waktu pernapasan spontan tidak timbul dan
frekuensi jantung menurun(kurang dari 100 permenit), maka berikan
obat-obat lain (1/10.000 adrenalin dengan dosis 0,5-1 cc secara intravena
untuk meningkatkan frekuensi jantung, dan kalium glukonat 50- 100
mg/kg BB secara perlahan melalui intravena sebagai obat inotropik),
serta masase jantung sebaiknya segera dilakukan.
YA TIDAK
Ventilasi
1. Pasang sungkup, perhatikan lekatan.
2. Ventilasi 2 kali dengan tekanan 30 cm air, amati gerakan dada bayi
3. Bila dada bayi mengembang, lakukan ventilasi 20 kali dengan
tekanan 20 cm air dalam 30 detik.
4. Penilaian apakah bayi menagis/bernapas spontan dan teratur?
YA TIDAK
YA TIDAK
ASUHAN PASCA RESUSITASI: Bila bayi tidak bias dirujuk dan tidak bias
Jaga kehangatan bayi bernapas hentikan ventilasi setelah 20 menit.
Lakukan pemantauan
Konseling - Konseling Dukungan Emosional
Pencatatan. - Pencatatan Bayi Meninggal.
ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI “Ny A” NEONATUS ATERM DINI HARI I
DENGAN ASFIKSIA BERAT
DI RUANG NEONATUS RSUD Dr. SOEGIRI LAMONGAN
I. PENGKAJIAN
Tanggal : 14 Pebruari 2007 No. Register : 029195
Jam : 08.00 WIB Oleh : Tanti Indah Sofiah
A. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas
Nama Bayi : By. “J”
Umur Bayi : BBL
Tanggal / Jam lahir : 14 Pebruari 2007 / 07.50 WIB
Jenis Kelamin : Perempuan
Berat Badan : 3600 gram
Panjang Badan : 50 cm
Anak ke- :I
2. Anamnesa Khusus
a. Keluhan Utama
Bayi umur 1 hari jenis kelamin perempuan, kaput +, ketuban keruh dengan
napas terengah-engah.
b. Riwayat Antenatal
Penyakit ibu dan pengobatannya.
Sebelum Hamil : Ibu tidak mempunya penyakit menurun
menahun, maupun penyakit menular.
Selama Hamil : Ibu tadak mempunyai komplikasi pada
kehamilan TM I, TM II, TM III.
Anamnesa TM I : 2 kali diberikan TT I pada usia kehamilan 3
bulan dan 1 kali diberi Fe.
Anamnesa TM II : 2 kali diberikan TT II pada usia kehamilan 5
bulan dan diberi Fe.
Anamnesa TM III : 2 kali diberikan Fe.
d. Riwayat Neonatal
Apgar Score
Tanda 0 1 2 Jml
Nilai
Menit Warna Kulit ( ) Pucat ( ) Badan Merah, ( ) Seluruh tubuh 4
ke-1 ekstremitas biru kemerahan
Frekuensi Jantung ( ) Tidak ada ( ) < 100 ( ) > 100
Usaha Bernapas ( ) Tidak ada ( ) Lemah, tidak teratur ( ) Menangis kuat
Reaksi terhadap ( ) Tidak ada ( ) Sedikit gerakan ( ) Menangis,
rangsang minim batuk bersin
Tonus Otot ( ) Lumpuh ( ) Ekstremitas dalam ( ) gerakan Aktif
fleksi sedikit
Menit Warna Kulit ( ) Pucat ( ) Badan Merah, ( ) Seluruh tubuh 5
ke-5 ekstrematas biru kemerahan
Frekuensi Jantung ( ) Tidak ada ( ) < 100 ( ) > 100
Usaha Bernapas ( ) Tidak ada ( ) Lemah tidak teratur ( ) Menangis kuat
Reaksi Terhadap ( ) Tidak ada ( ) Sedikit gerakan ( ) Menangis,
rangsangan minim batuk bersin
Tonus Otot ( ) Lumpuh ( ) Ekstremitas dalam ( ) Gerakan aktif
fleksi sedikit
BB : 3600 gram
PB : 50 cm
SOB : 32 cm
MO : 35 cm
FO : 33 cm
Lingkar Dada : 32 cm.
Resusitasi
- Penghisapan Lendir : Dilakukan
- Bantuan Pernapasan : Dilakukan
- Masase jantung : Tidak dilakukan
- Oksigen : Dilakukan selama 1 jam.
Terapi
- Injeksi Ampicillin 2 x 125 mg
- Injeksi Cefotaxim 2 x125 mg
- Neo K ½ ampul
- Kalmet 1/3 ampul.
e. Imunisasi
Belum diberikan karma keadaan bayi masih kurang sehat.
f. Keadaan Gizi
Bayi dipuasakan untuk sementara.
B. DATA OBYEKTIF
1. Tanda-tanda Vital Dan Keadaan Fisik Umum
Keadaan Umum : Cukup
BB : 3600 gr
PB : 50 cm
Suhu : 364 OC axilla
RR : 88x/menit
HR : 94x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Tulng tengkorak terbentuk, bentuk kepala mesoco-
cephal, distribusi rambut merata, panjang rambut
+ 1 cm, ada caput +, tidak ada maulase, tidak ada
hydrocephalus, tidak ada anacephalus, tidak cephal
haematome.
Ubun-ubun : Datar, sutura belum menutup.
Wajah : Bentuk wajah oval, tidak trdapat kelainan kulit, tidak
ditemukan finger prin.
Mata : Belum bisa melihat, sklera berwarna conjungtiva
merah muda, pupil berbentuk bulat, tidak ada secret.
Telinga : Daun telinga sudah berbentuk, terdapat lubang telinga,
test cuping telinga 1 detik kembali.
Hidung : Tidak dapat pernafasan cuping hidung, tidak terdapat
benda asing dalam hidung, terdapat cyanosis, terdapat
blink, terdapat rambut halus, mukosa lembab.
Mulut : Warna bibir nampak biru, tidak terdapat stomatitis dan
mololialis, tidak terdapat labioskisis, labio-palatoskisis,
bibir kering, gigi belum tumbuh sucking (menghisap)
reflek lemah, swallow (menelan) reflek lemah.
Leher : Kaku kuduk, terdapat reflek tonick neek dan reflek
rooting.
Thorax : Bentuk bulat datar atau simetris, pada saat inspirasi
terdapat tarikan intercostae, nafas dangkal, saat
inspirasi gerakandada naik bersamaan dengan dinding
abdomen, irama tidak teratur, mengalami sesak,
terdapat ronchi.
Jantung : Tidak terdapat suara tambahan, bunyi jantung 1 – 2 – 3
Abdomen : Tali pusat segar, tidak ada perdarahan, tidak ada pust,
tidak bau, kembung dan terdapat bising usus.
Genetalia : Jenis kelamin perempuan, labia mayora sudah
menutupi labia minora, terbentuknya uretra, vagina
dan usus, frekuensi BAK +, BAB + mekonial
lembek.
Anus : Terdapat lubang anus.
Punggung : Tidak ada spina bifida, bentuk tidak skorlitosis
maupun lordosis.
Ekstremitas : Aktif, tidak ada kelainan seperti polidaktil maupun
sindaktil, reflek braphis/plantar + dan reflek morro +.
Turgor Kulit : Turgor kulit cyanosis, lonugo disekitar punggung
dan bahu, warna kuku cyanosis.
3. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal : 14 Pebruari 2007
Jam : 09.30 WIB.
VI. IMPLEMENTASI
Tgl Jam Implementasi
14 pebr 08.00 - Melakukan resusitasi pada bayi dengan cara menghasap
2007 lendir dengan slam secker.
- Memberikan oksigen.
- Mengatur posisi dengan posisi kepala lebih rendah.
- Membungkus bayi dangan kain kering dan bersih.
- Menghangatkan bayi dalam couve yang menyala.
09.10 - Merawat tali pusat dengan kasa alcohol 70%
10.00 - Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
terapi.
- Oksigen
- Infus D10
- Injeksi Ampicillin 125 mg
- Injeksi Cefotaxim 125 mg
- Injeksi kalmetason 1/3 ampul
- Injeksi Neo K 1/2 ampul.
12.00 - Memantau KU dan megukur TTV
- KU : Cukup
- BB/PB : 3600 gr / 50 cm
- Suhu : 364 oC
- RR : 88 x/menit
- HR : 94 x/menit.
- Mengganti popok bayi yamg basah dengan yang kering.
- Mengatur intake dan output untuk pemenuhan kebutuhan
nutrisi serta mencegah terjadinya dehidrasi. Dengan
cairan infus 12 tetes/menit. BAB + mekoneal, BAK +.
15 pebr 07.30 - Merawat kebutuhan bayi.
2007 10.00 - Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
terapi.
- Infus D10
- Injeksi Ampicillin 125 mg
- Injeksi Cefotaxim 125 mg.
12.00 - Memantau KU dan mengukur TTV
- KU : Baik
- BB/PB : 3600 gr/50 cm
- Suhu : 368 oC
- RR : 58 x/menit
- HR : 100 x/menit.
- Mengganti popok bayi yang basah dengan yang kering.
- Mengukur intake dan output untuk pemenuhan kebutuhan
nutrisi. Dengan cairan infus 15 tetes/menit. BAB +
konsisten lembek, BAK +.
16 pebr 07.30 - Merawat kebutuhan bayi.
2007 10.00 - Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
terapi
- Infus aff ganti dengan PASI.
- Injeksi Ampicillin 125 mg
- Injeksi Cefotaxim 125 mg.
12.00 - Memantau KU dan mengukur TTV
- KU : Baik
- BB/PB : 3700gr/50 cm
- Suhu : 368 oC
- RR : 60 x/menit
- HR : 110 x/menit.
- Mengganti popok bayi yang basah dengan yang kering.
- Mengukur intake dan output untuk pemberian nutrisi.
Infus dihentikan dan dicoba diberikan PASI 30 cc/3 jam.
BAB + konsisten lembek, BAK +.
17 pebr 10.00 - Kolaborasi dengan dokter, bila keadaan bayi baik maka
2007 bayi dipulangkan.
VII. EVALUASI
Tanggal : 14 Pebruari 2007
Jam : 13.30 WIB.
S : -
O : - Keadaan Umum : Baik
- BB/PB : 3600gr/50 cm
- Suhu : 364 oC
- RR : 88 x/menit
- HR : 98 x/menit
- BAB : +, mekoneal
- BAK : +.
Turgor kulit cynosis, terdapat tarikan intercosta saat inspirasi, napas
dangkal, gerakan dada naik bersamaan dengan dinding abdomen, saat
inspirasi, irama tidak teratur, mengalami sesak, terdapat ronchi, andomen
kembung. Habis infuse D10 3 botol.
- Pemeriksaan Laboratorium : HB :14,6g/dl
Leukosit : 22.100/mm3
A : Neonatus aterm dini hari I dengan pasca asfiksia berat.
P : - Lanjutkan resusitasi
- Lanjutkan pemberian oksigen
- Jaga kehangatan suhu tubuh bayi
- Lanjutkan merawat tali pusat dengan kasa alcohol 70%
- Lanjutkan pemberian terapi
- Oksigen
- Infus D10
- Injeksi Ampicillin 125 mg
- Injeksi Cefotaxim 125%
- Injeksi Kalmetason 1/3 ampul
- Injeksi Neo K 1/2ampul.
- Memantau KU dan Mengukur TTV
- Jaga kebersihan bayi
- Mengukur intake dan output untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi serta
mencegah terjadinya dehidrasi. Dengan cairan infus 12 tetes/menit.
I : - Mengganti popok
- Melanjutkan pemberian terapi
- Infus D10 aff daganti dengan PASI
- Injeksi Ampicillin 125 mg
- Injeksi Cefotaxim 125 mg.
- Memantau KU dan Mengukur TTV
- Kadaan Umum : Baik
- BB/PB : 3700 gr/50 cm
- Suhu : 368 oC
- RR : 60 x/menit
- HR : 110 x/menit
- BAB : + konsisten lembek
- BAK : +.
- Mengukur intake dan output untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi, dengan
memberikan PASI 30 cc/3 jam.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat segera
bernapas secara spontan dan teratur setelah bayi lahir. Melakukan tindakan
terhadap bayi asfiksia bertujuan untuk melancarkan kelangsungan pernapasan
bayi yang terjadi saat proses persalinan.
Hipoksia janin yang menyebabkan asfiksia neonatorum terjadi karena
gangguan pertukaran gas serta transport O2 dari ibu ke janin sehingga terdapat
gangguan terhadap persediaan O2 dan dalam menghilangkan CO2.
Faktor predisposisi timbulnya asfiksia neonatoprum ada 2 yakni factor
dari pihak janin, meliputi gangguan aliran darah dalam tali pusat dan depresi
pernapasn. Faktor dari pihak ibu meliputi gangguan his, hipotensi mendadak,
hipertensi pada eklamsi,dan gangguan mendadak pada plasenta.
4.2 Saran
4.2.1 Bagi Mahasiswa
Hendaknya mahasiswa dapat mengaplikasikan antara ilmu pengetahuan,
logika dan ilmia dalam melaksanakan dan menerapkan asuhan kebidanan
dengan baik dan benar.
4.1.2 Bagi Lahan Praktek
Dapat menyesuaikan antara teori dan praktek terutama dalam melakukan
asuhan kebidanan bayi baru lahir dan dapat meningkatkan sarana dan
prasarana.
4.1.3 Bagi Institusi Pendidikan
Dapat menambah wawasan tentang asuhan kebidanan dan dapat
memperbanyak dan menggandakan sebagian fasilitas perpustakaan.
DAFTAR PUSTAKA
I Gede Manuaba, Ida Bagus. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana. Jakarta. EGC.
Moctar, Rustam MPH. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I Edisi 2. Jakarta. EGC.
Prawirohardjo, Sarwono. 2004. Ilmu Kebidanan. Jakarta. YBP.
Prawirohardjo, Sarwono. 2004. Maternal Neonatal. Jakarta . YBP.