Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Tugas ini disusun sebagai penugasan praktik keperawatan Jiwa, yaitu Proposal
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK), Keperawatan Jiwa Pada Pasien Resiko
Perilaku Kekerasan di RS GRHASIA Yogyakarta.
Tempat :
Disusun Oleh :
i
PROPOSAL
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) : RESIKO PERILAKU
KEKERASAN
A. LATAR BELAKANG
Klien yang dirawat di rumah sakit jiwa atau ruang jiwa umumnya dengan
keluhan tidak dapat diatur di rumah, misalnya amuk, diam saja, tidak mandi,
keluyuran, mengganggu orang lain dan sebagainya. Setelah berada dan dirawat di
rumah sakit, hal yang sama sering terjadi banyak klien diam, menyendiri tanpa ada
kegiatan. Hari-hari perawatan dilalui dengan makan, minum obat dan tidur. Ada di
antara klien yang dengan inisiatif sendiri mencari perubahan situasi dengan jalan-jalan
di rumah sakit namun ada diantara mereka yang tidak tahu jalan pulang sehingga jika
tertangkap ia dicap sebagai klien yang melarikan diri kemudian dimasukan lagi ke
dalam ruang isolasi.
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu tindakan keperawatan untuk
klien gangguan jiwa. Terapi ini adalah terapi yang pelaksanaannya merupakan
tanggung jawab penuh dari seorang perawat. Oleh karena itu seorang perawat
khususnya perawaat jiwa haruslah mampu melakukan terapi aktivitas kelompok secara
tepat dan benar.
Untuk mencapai hal tersebut di atas perlu dibuat suatu pedoman pelaksanaan
terapi aktivitas kelompok seperti terapi aktivitas kelompok sosialisasi, penyaluran
energi, stimulasi sensori dan orientasi realitas.
B. PENGERTIAN
1. Penyakit
a. Definisi Perilaku Kekerasan
Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang
bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis (Aziz, 2007).
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,
orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan
perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif. (Stuart, 2006).
b. Penyebab Perilaku Kekerasan
Menurut Stearan , kemarahan adalah kombinasi dari segala sesuatu yang
tidak enak, cemas, tegang, demam, sakit hati, dan frustasi. Beberapa faktor yang
f. Perilaku Marah
Perilaku yang berkaitan dengan perilaku kekerasan antara lain :
1) Menyerang atau menghindar (fight of flight)
Pada keadaan ini respon fisiologis timbul karena system syaraf otonom
bereaksi terhadap sekresi
2) Menyatakan secara asertif (assertiveness)
Perilaku yang sering ditampilkan individu dalam mengekspresikan
kemarahannya yaitu dengan perilaku pasif, agresif, dan asesif. Perilaku
asertif adalah cara yang terbaik untuk mengekspresikan marah karena
individu dapat mengekspresikan rasa marahnya tanpa menyakiti orang lain
secara fisik maupun psikologis. Di samping itu perilaku ini dapat juga untuk
mengembangkan diri klien.
3) Memberontak (acting out)
Perilaku yang muncul basanya disertai akibat konflik perilaku “acting out”
untuk menarik perhatian orang lain.
4) Perilaku kekerasan
5) Tindakan kekerasan atau amuk yang ditujukan kepada diri sendiri, orang
lain, maupun lingkungan.
g. Mekanisme Koping
Mekanisme koping adalah tiap upaya yang diarahkan pada
penatalaksanaan strees, termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dan
mekanisme pertahanan yang digunakan untuk melindungi diri. (Stuart, 2006).
Kemarahan merupakan ekspresi dari rasa cemas yang timbul karena
adanya ancaman. Beberapa mekanisme koping yang dipakai pada klien marah
untuk melindungi diri antara lain ( Maramis, 2009) :
D. Kriteria Anggota
1. Kondisi pasien
Pasien yang menjadi peserta dalam TAK adalah pasien yang kooperatif,
pernah mempunyai riwayat perilaku kekerasan atau sedang mempunyai masalah
perilaku kekerasan.
2. Jenis masalah keperawatan
Berdasarkan pengamatan dan kajian status klien maka karakteristik klien
yang dilibatkan dalam terapi aktivitas kelompok ini adalah klien dengan masalah
keperawatan seperti resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan,
perilaku kekerasan.
3. Jumlah peserta
Jumlah peserta pada TAK ini adalah 6 klien.
4. Kesediaan klien
Klien yang menjadi peserta TAK adalah yang sudah menyetujui rencana
melakukan TAK pada satu hari sebelumnya.
5. Proses seleksi
Pemilihan klien didasarkan pada pengkajian yang dilakukan pada 4 hari
sebelum dilakukan TAK dan penetapan peserta dilakukan pada 1 hari sebelum
TAK dimulai.
10
F. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi
4. Bermain Peran
=CO-LEADER =OBSERVER
1. Sesi 1
a. Memvalidasi masalah dan Latihan sebelumnya : Mengenal Penyebab,
tanda gejala, Perilaku Kekerasan, nafas dalam, Konversi Energi.
b. Mendiskusikan kegiatan fisik yang biasa dilakukan oleh klien
c. Menjelaskan kegiatan fisik yang dapat digunakan untuk mengontrol
kemarahan secara verbal : meminta, menolak, dan mengungkapkan
marah secara baik..
d. Bersama klien mempraktikkan dua kegiatan yang di pilih
1) Terapis mempraktekkan
2) Klien melakukan rekomendasi
e. Menanyakan perasaan klien setelah mempraktekkan cara
mengungkapkan marah secara verbal.
f. Memberikan pujian pada peran serta klien
g. Upayakan semua klien berperan aktif.
2. Sesi 2
a. Mendiskusikan kegiatan yang biasa dilakukan oleh klien
b. Menjelaskan kegiatan yang dapat digunakan untuk mengontrol
kemarahan secara spiritual : duduk, ambil wudu, berdoa, sholat.
c. Bersama klien mempraktikkan dua kegiatan yang di pilih
1) Terapis mempraktekkan
2) Klien melakukan rekomendasi
d. Menanyakan perasaan klien setelah mempraktekkan cara mengontrol
marah secara spiritual.
e. Memberikan pujian pada peran serta klien
f. Upayakan semua klien berperan aktif.
3. Sesi 3
a. Mendiskusikan kegiatan yang biasa dilakukan oleh klien
b. Menjelaskan kegiatan yang dapat digunakan untuk mengontrol
kemarahan dengan meminum obat: Prinsip lima benar minum obat.
d. Menanyakan perasaan klien setelah mempraktekkan cara mengontrol
marah secara spiritual.
e. Memberikan pujian pada peran serta klien.
M. Evaluasi