Vous êtes sur la page 1sur 20

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)


KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN RESIKO PERILAKU
KEKERASAN DI RS GRHASIA YOGYAKARTA

PRAKTIK KEPERAWATAN JIWA

Disusun Oleh :

YOGA PRATAMA 3216112


EKO HARYANTO 3216051
ARUM WIJAYANTI 3216040
ANTO PAMUNGKAS KURNIAWAN 3216036

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2016
LEMBAR PENGESAHAN

Tugas ini disusun sebagai penugasan praktik keperawatan Jiwa, yaitu Proposal
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK), Keperawatan Jiwa Pada Pasien Resiko
Perilaku Kekerasan di RS GRHASIA Yogyakarta.

Telah disyahkan pada hari, tanggal :

Tempat :

Disusun Oleh :

YOGA PRATAMA 3216112


EKO HARYANTO 3216051
ARUM WIJAYANTI 3216040
ANTO PAMUNGKAS KURNIAWAN 3216036

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik


Stikes Achmad Yani Yogyakarta RS GRHASIA

Fajriyanti Nur Azizah M.kep Sp.Kep.J Mamat Suprirahman, SST

i
PROPOSAL
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) : RESIKO PERILAKU
KEKERASAN

A. LATAR BELAKANG
Klien yang dirawat di rumah sakit jiwa atau ruang jiwa umumnya dengan
keluhan tidak dapat diatur di rumah, misalnya amuk, diam saja, tidak mandi,
keluyuran, mengganggu orang lain dan sebagainya. Setelah berada dan dirawat di
rumah sakit, hal yang sama sering terjadi banyak klien diam, menyendiri tanpa ada
kegiatan. Hari-hari perawatan dilalui dengan makan, minum obat dan tidur. Ada di
antara klien yang dengan inisiatif sendiri mencari perubahan situasi dengan jalan-jalan
di rumah sakit namun ada diantara mereka yang tidak tahu jalan pulang sehingga jika
tertangkap ia dicap sebagai klien yang melarikan diri kemudian dimasukan lagi ke
dalam ruang isolasi.
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu tindakan keperawatan untuk
klien gangguan jiwa. Terapi ini adalah terapi yang pelaksanaannya merupakan
tanggung jawab penuh dari seorang perawat. Oleh karena itu seorang perawat
khususnya perawaat jiwa haruslah mampu melakukan terapi aktivitas kelompok secara
tepat dan benar.
Untuk mencapai hal tersebut di atas perlu dibuat suatu pedoman pelaksanaan
terapi aktivitas kelompok seperti terapi aktivitas kelompok sosialisasi, penyaluran
energi, stimulasi sensori dan orientasi realitas.

B. PENGERTIAN
1. Penyakit
a. Definisi Perilaku Kekerasan
Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang
bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis (Aziz, 2007).
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,
orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan
perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif. (Stuart, 2006).
b. Penyebab Perilaku Kekerasan
Menurut Stearan , kemarahan adalah kombinasi dari segala sesuatu yang
tidak enak, cemas, tegang, demam, sakit hati, dan frustasi. Beberapa faktor yang

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK : RPK | 1


mempengaruhi terjadinya kemarahan yaitu frustasi, hilangnya harga diri,
kebutuhan akan status, dan prestise yang tidak terpenuhi.
1) Frustasi : seseorang yang mengalami hambatan dalam mencapai tujuan /
keinginan yang diharapkannya menyebabkan ia menjadi frustasi. Ia merasa
terancam dan cemas. Jika tidak mampu menghadapi rasa frustasi itu dengan
cara lain tanpa mengendalikan orang lain dan keadaan sekitarnya misalnya
dengan kekerasan.
2) Hilangnya harga diri : pada dasarnya manusia itu mempunyai kebutuhan
yang sama untuk dihargai. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi akibatnya
individu tersebut mungkin akan merasa rendah diri, tidak berani bertindak,
gampang tersinggung, gampang marah, dan sebagainya.
3) Kebutuhan akan status dan pretise ; manusia pada umumnya mempunyai
keinginan untuk mengaktualisasikan dirinya, ingin dihargai dan diakui
statusnya.
c. Rentang Respon Marah
Respon kemarahan dapat di fluktuasi dalam rentang adaptif – mal
adaptif. Rentang respon kemarahan dapat digambarkan sebagai berikut, (Keliat,
2008).
1) Assertif adalah mengungkapkan marah tanpa menyakiti, melukai perasaan
orang lain, atau tanpa merendahkan harga diri orang lain.
2) Frustasi adalah respon yang timbul akibat gagal mencapai tujuan atau
keinginan. Frustasi dapat dialami sebagai suatu ancaman dan kecemasan.
Akibat dari ancaman tersebut dapat menimbulkan kemarahan.
3) Pasif adalah respon dimana individu tidak mampu mengungkapkan
perasaan yang dialami.
4) Agresif merupakan perilaku yang menyertai marah namun masih dapat
dikontrol oleh individu. Orang agresif bisaanya tidak mau mengetahui hak
orang lain. Dia berpendapat bahwa setiap orang harus bertarung untuk
mendapatkan kepentingan sendiri dan mengharapkan perlakuan yang sama
dari orang lain.
5) Mengamuk adalah rasa marah dan bermusuhan yang kuat disertai
kehilangan control diri. Pada keadaan ini individu dapat merusak dirinya
sendiri maupun terhadap orang lain.
d. Proses Marah
Stres, cemas, marah merupakan bagian kehidupan sehari-hari yang harus
dihadapi oleh setiap individu. Strees dapat menyebabkan.
e. Gejala Marah

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK : RPK | 2


Kemarahan dinyatakan dalam berbagai bentuk, ada yang menimbulkan
pengrusakan, tetapi ada juga yang hanya diam seribu bahasa. Gejala-gejala atau
perubahan-perubahan yang timbul pada klien dalam keadaan marah diantaranya
sebagai berikut :
1) Perubahan Fisioligik : tekanan darah meningkat, denyut nadi dan
pernapasan meningkat, pupil dilatasi, tonus otot meningkat, mual, frekuensi
buang air besar meningkat, kadang-kadang konstipasi, refleks tendon tinggi.
2) Perubahan Emosional : mudah tersinggung, tidak sabar, frustasi, ekspresi
wajah tampak tegang, bila mengamuk kehilangan control diri.
3) Perubahan Perilaku : agresif pasif, menarik diri, bermusuhan, sinis, curiga,
mengamuk, nada suara keras dan kasar.

f. Perilaku Marah
Perilaku yang berkaitan dengan perilaku kekerasan antara lain :
1) Menyerang atau menghindar (fight of flight)
Pada keadaan ini respon fisiologis timbul karena system syaraf otonom
bereaksi terhadap sekresi
2) Menyatakan secara asertif (assertiveness)
Perilaku yang sering ditampilkan individu dalam mengekspresikan
kemarahannya yaitu dengan perilaku pasif, agresif, dan asesif. Perilaku
asertif adalah cara yang terbaik untuk mengekspresikan marah karena
individu dapat mengekspresikan rasa marahnya tanpa menyakiti orang lain
secara fisik maupun psikologis. Di samping itu perilaku ini dapat juga untuk
mengembangkan diri klien.
3) Memberontak (acting out)
Perilaku yang muncul basanya disertai akibat konflik perilaku “acting out”
untuk menarik perhatian orang lain.
4) Perilaku kekerasan
5) Tindakan kekerasan atau amuk yang ditujukan kepada diri sendiri, orang
lain, maupun lingkungan.
g. Mekanisme Koping
Mekanisme koping adalah tiap upaya yang diarahkan pada
penatalaksanaan strees, termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dan
mekanisme pertahanan yang digunakan untuk melindungi diri. (Stuart, 2006).
Kemarahan merupakan ekspresi dari rasa cemas yang timbul karena
adanya ancaman. Beberapa mekanisme koping yang dipakai pada klien marah
untuk melindungi diri antara lain ( Maramis, 2009) :

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK : RPK | 3


1) Sublimasi : menerima suatu pengganti yang mulia artinya dimata
masyarakat untuk suatu dorongan yang mengalami hambatan penyaluran
secara normal. Misalnya seseorang yang sedang marah melampiaskan
kemarahannya pada obyek lain seperti meremas adonan kue, meninju
tembok, dan sebagainya, tujuannya adalah untuk mengurangi ketagangan
akibat rasa marah.
2) Proyeksi : menyalahkan orang lain mengenai kesukarannya atau
keinginannya yang tidak baik. Misalnya seseorang wanita muda yang
menyangkal bahwa ia mempunyai perasaan seksual terhadap rekan
sekerjanya, berbalik menuduh bahwa temannya tersebut mencoba merayu,
mencumbunya.
3) Resepsi : mencegah pikiran yang menyakitkan atau membahayakan masuk
kealam sadar. Misalnya : seseorang anak yang sangat benci pada orang
tuanya yang tidak disukainya. Akan tetapi menurut ajaran atau didikan yang
diterimanya sejak kecil bahwa membenci orang tua merupakan hal yang
tidak baik dan dikutuk oleh Tuhan, sehingga perasaan benci itu ditekannya
dan akhirnya ia dapat melupakannya.
4) Reaksi formasi : mencegah keinginan yang berbahaya bila diekspresikan,
dengan melebih-lebihkan sikap dan perilaku yang berlawanan dan
menggunakannya sebagai rintangan. Misalnya seseorang yang tertarik pada
teman suaminya, akan memperlakukan orang tersebut dengan kasar.
5) Displacement : melepaskan perasaan yang tertekan bisaanya bermusuhan,
pada obyek yang tidak begitu berbahaya seperti yang pada mulanya
membangkitkan emosi itu. Misalnya Timmy berusia 4 tahun marah karena
ia baru saja mendapat hukuman dari ibunya karena menggambar di dinding
kamarnya. Dia mulai bermain perang-perangan dengan temannya.
2. TAK
a. Pengertian
Kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai hubungan
antara satu dengan yang lainnya, saling ketergantungan serta mempunyai norma
yang sama (Purwaningsih, 2009). Sedangkan kelompok terapeutik dapat
member kesempatan untuk bertukar tujuan (sharing).
b. Manfaat
1) Umum
a) Meningkatkan kemampuan uji realitas (reality testing) melalui
komunikasi dan umpan balik dengan atau dari orang lain.
b) Melakukan sosialisasi
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK : RPK | 4
c) Mengembangkan motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif dan afektif.
2) Khusus
a) Meningkatkan identitas diri
b) Menyalurkan emosi secara konstruktif
c) Meningkatkan ketrampilan hubungan interpersonal atau social
3) Rehabilitasi
a) Meningkatkan ketrampilan ekspresi diri
b) Meningkatkan ketrampilan social
c) Meningkatkan kemampuan empati
d) Meningkatkan kemampuan/ pengetahuan pemecahan masalah
c. Tujuan TAK
1) Mengembangkan Stimulus kognitif
Tipe :Biblioterapi
Aktivitas :Menggunakan artikel, sajak, puisi, buku, surat kabar untuk
merangsang dan mengembangkan hubungan dengan orang lain.

2) Mengembangkan stimulus sensoris


Tipe :Musik, Seni, Tari
Aktivitas :Menyediakan kegiatan, mengekpresikan perasaan
Tipe :Relaksasi
Aktivitas :Belajar tehnik relaksasi dengan benar dengan cara nafas
dalam, relaksasi otot, dan imajinasi
3) Mengembangkan orientasi realitas
Tipe :Kelompok orientasi realitas, kelompok Validitas
Aktivitas :Fokus pada orientasi waktu, tempat dan orang, benar, salah,
bantu memenuhi kebutuhan.
4) Mengembangkan sosialisasi
Tipe : Kelompok remotivasi
Aktivitas : Mengorientasikan klien yang menarik diri, regresi
Tipe : Kelompok Mengingatkan
Aktivitas : Fokus pada ingatkan untuk menetapkan arti positif.
d. Model Terapi Aktivitas Kelompok
1) Focal conflic model
Dikembangkan berdasarkan konflik yang tidak disadari dan
berfokus pada kelompok individu. Tugas leader adalah membantu
kelompok memahami konflik dan membantu penyelesaian masalah. Misal ;
adanya perbedaan pendapat antar anggota, bagaimana masalah ditanggapi
anggotadan leader mengarahkan alternatif penyelesaian masalah.
2) Model komunikasi
Dikembangkan berdasarkan teori dan prinsip komunikasi, bahwa
tidak efektifnya komunikasi akan membawa kelompok menjadi tidak puas.
Tujuan membantu meningkatkan ketrampilan interpersonal dan social
anggota kelompok. Tugas leader adalah memfasilitasi komunikasi yang
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK : RPK | 5
efektif antar anggota dan mengajarkan pada kelompok bahwa perlu adanya
komunikasi dalam kelompok, anggota bertanggung jawab terhadap apa
yang diucapkan, komunikasi pada semua jenis : verbal, non verbal, terbuka
dan tertutup, serta pesan yang disampaikan harus dipahami orang lain.
3) Model interpersonal
Tingkah laku (pikiran, perasaan dan tindakan) digambarkan melalui
hubungan interpersonal dalam kelompok. Pada model ini juga
menggambarkan sebab akibat tingkah laku anggota merupakan akibat dari
tingkah laku anggota yang lain. Terapist bekerja dengan individu dan
kelompok, anggota belajar dari interaksi antar anggota dan terapist. Melalui
proses ini, tingkah laku atau kesalahan dapat dikoreksi dan dipelajari.
4) Model psikodrama
Dengan model ini dapat memotivasi anggota kelompok untuk
berakting sesuai dengan peristiwa yang baru terjadi atau peristiwa yang
lalu, sesuai peran yang diperagakan. Anggota diharapkan dapat memainkan
peran sesuai peristiwa yang pernah dialami.
e. Metode
1) Kelompok didaktik
2) Kelompok social terapeutik
3) Kelompok insipirasi represif
4) Psikodrama
5) Kelompok interaksi bebas

f. Fokus Terapi Aktivitas Kelompok


1) Orientasi realitas
Maksudnya adalah memberikan terapi aktivitas kelompok yang
mengalami gangguan orientasi terhadap orang, waktu dan tempat. Tujuan
adalah klien mampu mengidentifikasi stimulus internal (pikiran, perasaan,
sensasi somatic) dan stimulus eksternal (iklim, bunyi, situasi alam sekitar),
klien dapat membedakan antara lamunan dan kenyataan, pembicaraan klien
sesuai realitas, klien mampu mengenal diri sendiri dan klien mampu
mengenal orang lain, waktu dan tempat. Karakteristik klien : gangguan
orientasi realita (GOR), halusinasi, waham, ilusi dan depersonalisasi yang
sudah dapat berinteraksi dengan orang lain, klien kooperatif, dapat
berkomunikasi verbal dengan baik, dan kondisi fisik dalam keadaan sehat.
2) Sosialisasi
Maksudnya adalah memfasilitasi psikoterapist untuk memantau dan
meningkatkan hubungan interpersonal, memberi tanggapan terhadap orang
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK : RPK | 6
lain, mengekspresikan iden dan tukar persepsi dan menerima stimulus
eksternal yang berasal dari lingkungan. Tujuan meningkatkan hubungan
interpersonal antar anggota kelompok, berkomunikasi, saling
memperhatikan, memberikan tanggapan terhadap orang lain,
mengekspresikan ide serta menerima stimulus eksternal. Karakteritistik
klien : kurang berminat atau tidak ada inisiatif untuk mengikuti kegiatan
ruangan, sering berada di tempat tidur, menarik diri, kontak social kurang,
harga diri rendah, gelisah ,curiga, takut dan cemas, tidak ada inisiatif
memulai pembicaraan, menjawab seperlunya, jawaban sesuai pertanyaan,
dan dapat membina trust, mau berinteraksi dan sehat fisik.
3) Stimulasi persepsi
Maksudnya adalah membantu klien yang mengalami kemunduran
orientasi, stimulasi persepsi dalam upaya memotivasi proses berpikir dan
afektif serta mengurangi perilaku mal adaptif. Tujuan meningkatkan
kemampuan orientasi realita, memusatkan perhatian, intelektual,
mengemukakan pendapat dan menerima pendapat orang lain dan
mengemukakan perasaannya. Karakteristik klien : gangguan persepsi yang
berhubungan dengan nilai-nilai, menarik diri dari realita, inisiati atau ide
yang negatif, kondisi fisik sehat, dapat berkomunikasi verbal, kooperatif
dan mengikuti kegiatan.
4) Stimulasi sensori
Maksudnya adalah menstimulasi sensori klien yang mengalami
kemunduran sensoris. Tujuan meningkatkan kemampuan sensori,
memusatkan perhatian, kesegaran jasmani, dan mengekspresikan perasaan.
5) Penyaluran energy
Maksudnya adalah untuk menyalurkan energi secara konstruktif.
Tujuan menyalurkan energi dari destruktif menjadi konstruktif,
mengekspresikan perasaan dan meningkatkan hubungan interpersonal.
g. Tahap-tahap dalam terapi aktivitas kelompok.
Menurut Stuart (2006), fase-fase dalam terapi aktivitas kelompok adalah sebagai
berikut :
1) Pre kelompok
Dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan, siapa yang
menjadi leader, anggota, dimana, kapan kegiatan kelompok tersebut
dilaksanakan, proses evaluasi pada anggota dan kelompok, menjelaskan

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK : RPK | 7


sumber-sumber yang diperlukan kelompok seperti proyektor dan jika
memungkian biaya dan keuangan.
2) Fase awal
Pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu
orientasi, konflik atau kebersamaan.
a) Orientasi.
Anggota mulai mengembangkan system sosial masing-masing, dan
leader mulai menunjukkan rencana terapi dan mengambil kontrak dengan
anggota.
b) Konflik
Merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota mulai
memikirkan siapa yang berkuasa dalam kelompok, bagaimana peran
anggota, tugasnya dan saling ketergantungan yang akan terjadi.
c) Kebersamaan
Anggota mulai bekerja sama untuk mengatasi masalah, anggota
mulai menemukan siapa dirinya.
3) Fase kerja
Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan
engatif dikoreksi dengan hubungan saling percaya yang telah dibina,
bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah disepakati, kecemasan
menurun, kelompok lebih stabil dan realistic, mengeksplorasikan lebih jauh
sesuai dengan tujuan dan tugas kelompok, dan penyelesaian masalah yang
kreatif.
4) Fase terminasi
Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara). Anggota kelompok
mungkin mengalami terminasi premature, tidak sukses atau sukses.
h. Peran Perawat dalam terapi aktivitas kelompok.
1) Mempersiapkan program terapi aktivitas kelompok.
2) Sebagai leader dan co leader
3) Sebagai fasilitator
4) Sebagai observer
C. TUJUAN TAK
1. Tujuan Umum
Terapi aktivitas kelompok adalah suatu upaya untuk memfasilitasi
psikoterapis terhadap sejumlah klien pada waktu yang sama untuk memantau dan
meningkatkan hubungan interpersonal antar anggota.
Secara umum tujuan terapi aktivitas kelompok adalah meningkatkan
kemampuan uji realitas melalui komunikasi dan umpan balik dengan atau dari
orang lain, melakukan sosialisasi, meningkatkan kesadaran terhadap hubungan

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK : RPK | 8


reaksi emosi dengan tindakan atau perilaku denfensif, dan meningkatkan motivasi
untuk kemajuan fungsi kognitif dan afektif
2. Tujuan Khusus
Secara khusus tujuannya adalah meningkatkan identitas diri,
menyalurkan emosi secara konstruktif, meningkatkan ketrampilan hubungan
interpersonal atau social.
Di samping itu tujuan rehabilitasinya adalah meningkatkan ketrampilan
ekspresi diri, social, meningkatkan kepercayaan diri, empati, meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan pemecahan masalah.

a. Klien dapat menyebutkan stimulus penyebab kemarahan.


b. Klien dapat menyebutkan respon yang dirasakan saat marah (tanda dan gejala
marah)
c. Klien dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah (perilaku
kekerasan)
d. Klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan.

D. Kriteria Anggota
1. Kondisi pasien
Pasien yang menjadi peserta dalam TAK adalah pasien yang kooperatif,
pernah mempunyai riwayat perilaku kekerasan atau sedang mempunyai masalah
perilaku kekerasan.
2. Jenis masalah keperawatan
Berdasarkan pengamatan dan kajian status klien maka karakteristik klien
yang dilibatkan dalam terapi aktivitas kelompok ini adalah klien dengan masalah
keperawatan seperti resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan,
perilaku kekerasan.
3. Jumlah peserta
Jumlah peserta pada TAK ini adalah 6 klien.
4. Kesediaan klien
Klien yang menjadi peserta TAK adalah yang sudah menyetujui rencana
melakukan TAK pada satu hari sebelumnya.
5. Proses seleksi
Pemilihan klien didasarkan pada pengkajian yang dilakukan pada 4 hari
sebelum dilakukan TAK dan penetapan peserta dilakukan pada 1 hari sebelum
TAK dimulai.

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK : RPK | 9


Adapun nama-nama kien yang akan mengikuti TAK yaitu :
Wisma : gatotkoco
Jumlah :
NO NAMA KETERANGAN

10

E. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Terapi aktifitas kelompok ini dilaksanakan pada :


Hari / Tanggal : Kamis & Jumat, 2—3 November 2016
Waktu : 07.30 wib -- Selesai
Tempat : Wisma Gatotkoco RS GRHASIA Yogyakarta

F. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi
4. Bermain Peran

G. MEDIA DAN ALAT


1. ATK
2. Tape recorder/ laptop, Speaker/ MP3
3. Kertas
4. Bola

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK : RPK | 10


H. Susunan Pelaksanaan

No. Kegiatan Keterangan


Tahap Pra Interaksi
1. Memilih klien sesuai individu
2. Mendapatkan informasi tentang klien peserta
TAK
3. Mentukan tim/kelompok terapis TAK
4. Membuat rencana TAK (proposal)
5. Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan
ketakutan diri
6. Menganalisis kekuatan dan kelemahan
profesional diri
7. Membuat kontrak dengan klien
8. Menyiapkan alat dan tempat pertemuan
Tahap Orientasi/Perkenalan
9. Memberi salam terapeutik
10. Memperkenalkan diri perawat dan tim (nama
dan panggilan)
11. Menanyakan nama klien dan panggilan
kesukaan klien (nametag)
12. Mengevaluasi/validasi perasaan dan masalah
yang dirasakan klien saat ini
13. Menyepakati kontrak/pertemuan
 Peran dan tanggung jawab perawat
dan klien
 Tujuan pertemuan
 Kerahasiaan
 Topik dan tujuan pertemuan
 Waktu dan tempat yang disepakati
 Kesediaan klien dalam terapi
 Aturan main/tata tertib
14. Memberi kesempatan klien untuk bertanya
Tahap Kerja
15. Memulai TAK sesuai dengan perencanaan
16. Mempersilakan masing-masing klien peserta
TAK untuk mengemukakan pendapatnya
17. Memberikan kesempatan pada klien untuk
menanggapi pendapadari klien lain
18 Memberikan pujian/penghargaan atas
kemampuan klien memberikan pendapat
19. Memberikan kesimpulan tentang TAK yang

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK : RPK | 11


telah dilaksanakan
Tahap Terminasi
20. Evaluasi subyektif terhadap kegiatan yang
telah dilakukan
21. Evaluasi obyektif terhadap kegiatan yang
telah dilakukan
22. Memberikan reinforcement positif terhadap
perilaku kelompok yang positif
23 Menganjurkan klien untuk melatih
kemampuan sesuai dengan kegiatan yang
telah dilakukan dan mendiskusikannya pada
orang lain
24. Terapis memberi tugas rumah yang
didasarkan pada topik masalah yang muncul
25. Melakukan kontrak lanjut (waktu, tempat, dan
topik)
26. Mengakhiri kegiatan dengan cara yang baik
27 Mendokumentasikan mengenai hasil kegiatan
yang telah dilakukan (SOAP untuk masing-
masing klien dan kemajuan perawatan)
Elemen Komunikasi
28. Menunjukkan perilaku verbal secara
terapeutik (komunikatif, mampu
mengendalikan/mengontrol situasi,
memposisikan klien sama/tidak memihak,
mampu mengambil keputusan)
29. Menunjukkan perilaku nonverbal secara
terapeutik (kontak mata, sikap terbuka,
mengangguk, tersenyum pada saat yang tepat)
30. Menunjukkan dimensi respon secara
terapeutik (sikap empatik, respek dan konkret)
31. Menunjukkan dimensi tindakan secara
terapeutik (konfrontasi, kesegeraan, membuka
diri emosional katarsis dan peran)

I. Uraian Tugas Pelaksanaan

Tugas Pelaksanaan TAK RPK

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK : RPK | 12


Kamis, 3 Nov 2016 Jumat, 4 Nov 2016
Tugas Terapi 1 Terapi 2 Terapi 3 Terapi 4
Leader Yoga Pratama Eko Haryanto Arum Wijayanti Anto Pamungkas K

Co-Leader Anto Pamungkas Arum Wijayanti Eko Haryanto Yoga Pratama

Fasilitator Eko Haryanto Yoga Pratama Anto Pamungkas Arum Wijayanti


K
Observer Arum Wijayanti Anto Pamungkas K Yoga Pratama Eko Haryanto

Uraian Tugas Pelaksanaan


a. Leader
Tugas :
1. Katalisator, yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi dengan
menciptakan situasi dan kondisi yang memungkinkan klien
termotifasi untuk mengekspresikan perasaannya.
2. Auxilergy Ego, yaitu sebagai penopang bagi anggota yang terlalu
lemah atau mendominasi
3. Koordinasi, yaitu mengarahkan proses kegiatan pencapaian tujuan
dengan cara memberi motivasi kepada anggota untuk terlibat dalam
kegiatan.
b. Co Leader
Tugas :
1. Membuka acara
2. Mendampingi leader
3. Mengambil posisi leader jika leader blocking
4. Menyerahkan posisi kembali kepada leader
5. Menutup acara diskusi
c. Fasilitator
Tugas :
1. Mempertahankan kehadiran peserta
2. Mempertahankan dan meningkatkan motivasi peserta
3. Mencegah gangguan dan hambatan terhadap kelompok baik luar
maupun dalam kelompok.
d. Observer
Tugas :
1. mengidentifikasi kedalam kegiatan
2. mengidentifikasi strategi yang digunakan leader
3. mengamati dan mencatat
 Jumlah anggota yang hadir
 Siapa yang terlambat
 Daftar hadir
 Siapa yang memberi pendapat atau ide
 Topik diskusi
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK : RPK | 13
4. Mencatat moddifikasi strategi untuk kelompok yang akan datang
5. memprediksi respon anggota kelompok pada sission berikutnya.

J. Setting Lokasi TAK

=LEADER =FASILITATOR =PASIEN

=CO-LEADER =OBSERVER

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK : RPK | 14


K. Tata Tertib dan Program Antisipasi
1. Tata tertib :
a. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK
b. Berpakaian rapi dan bersih
c. Peserta tidak diperkenankan makan, minum dan merokok selama kegiatan
TAK
d. Peserta tidak boleh meninggalkan ruangan sebelum tata tertib dibacakan
selama 5 menit, dan bila peserta tidak kembali ke ruangan maka peserta
tersebut diganti peserta cadangan.
e. Peserta tidak diperkenankan meninggalkan ruangan setelah tata tertib
dibacakan. Bila peserta meninggalkan ruangan dan tidak bisa mengikuti
kegiatan lain setelah dibujuk oleh fasilitator, maka peserta tersebut tidak
dapat diganti oleh peserta cadangan.
f. Paserta hadir 5 menit sebelum kegiatan dimulai
g. Peserta yang ingin mengajukan pernyataan, mengangkat tangan terlebih
dahulu dan berbicara setelah dipersilahkan.
2. Program Antisipasi
a. Usahakan dalam keadaan terapeutik
b. Anjurkan kepada terafis agar dapat menjaga perasaan anggota kelompok,
menahan diri untuk tertawa atau sikap yang menyinggung.
c. Bila ada peserta yang direncanakan tidak bisa hadir, maka diganti oleh
cadangan yang telah disiapkan dengan cara ditawarkan terlebih dahulu
kepada peserta.
d. Bila ada peserta yang tidak menaati tata tertib, diperingatkan dan jika tidak
bisa diperingatkan, dikeluarkan dari kegiatan setelah dilakukan
penawaran.
e. Bila ada anggota cadangan yang ingin keluar, bicarakan dan dimintai
persetujuan dari peserta TAK yang lain.
f. Bila ada peserta TAK yang melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan
tujuan, leader memperingatkan dan mengarahkan kembali bila tidak bisa,
dikeluarkan dari kelompok.
g. Bila peserta pasif, leader memotivasi dibantu oleh fasilitator.

L. Langkah Kegiatan Terapi Modalitas

Materi pemberian TAK Pelaksanaan Pertama : Kamis, 2 November 2016


1. Sesi 1
a. Mendiskusikan penyebab marah.
1) Tanyakan pengalaman tiap klien
2) Tulis di papan tulis / flichart / whiteboard
b. Mendiskusikan tanda dan gejala yang dirasakan klien saat terpapar
oleh penyebab marah sebelum perilaku kekerasan terjadi.
1) Tanyakan perasaan tiap saat terpapar oleh penyebab (tansa dan
gejala)
2) Tulis di papan tulis / flichart / whiteboard B
c. Mendiskusikan perilaku kekerasan yang pernah dilakukan klien
(verbal, merusak lingkungan, mencederai / memukul orang lain, dan
memukul diri sendiri).
1) Tanyakan perilaku yang dilakukan saat marah.
2) Tulis di papan tulis / flichart / whiteboard
d. Membantu klien memilih salah satu perilaku kekerasan yang paling
sering untuk di peragakan
e. Melakukan bermain peran / stimulasi untuk perilaku kekerasan
yang tidak berbahaya (terapis sebagai sumber penyebab dasar klien yang
melakukan perilaku kekerasan
f. Menanyakan perasaan klien setelah selesai bermain peran /
stimulasi.
g. Mendiskusikan dampak/akibat perilaku kekerasan
1) Tanyakan akibat perilaku kekerasan
2) Tulis di papan tulis / flichart / whiteboard
h. Memberikan reinforcement pada peran serta klien
i. Dalam menjalankan fase ini di usahakan semua klien terlibat.
j. Beri kesimpulan penyebab, tanda gejala perilaku kekerasan, dan
akibat perilaku kekerasan.
k. Menanyakan kesediaan klien untuk mempelajari cara baru yang
sehat menghadapi kemarahan.
2. Sesi 2
a. Mendiskusikan kegiatan fisik yang biasa dilakukan oleh klien
1) Tanyakan kegiatan : rumah tangga, harian, dan OR yang dilakukan
klien
2) Tulis di papan tulis / flichart / whiteboard
b. Menjelaskan kegiatan fisik yang dapat digunakan untuk menyalurkan
kemarahan secara sehat : tarik nafas dalam, menjemur / memukul
bantal/kasur, menyikat kamar mandi, main bola, senam, memukul bantal
pasir, tinju dan memukul gendang.
c. Membantu memilih dua kegiatan yang dapat di lakukan
d. Bersama klien mempraktikkan dua kegiatan yang di pilih
1) Terapis mempraktekkan
2) Klien melakukan rekomendasi
e. Menanyakan perasaan klien setelah mempraktekkan cara penyaluran
kemarahan
f. Memberikan pujian pada peran serta klien
g. Upayakan semua klien berperan aktif.
3. Sesi 3
a. Melatih kegiatan konversi energi dengan senam otak atau braingym
b. Terapis sebagai contoh melakukan senam.
c. Melakukan bersama pasien / terapis .
d. Motivasi klien melakukan senam.
e. Menanyakan perasaan klien setelah mempraktekan cara penyaluran
kemarahan dengan senam.
f. Memberikan pujian pada peran serta klien

Materi pemberian TAK Pelaksanaan Kedua : Jumat, 2 November 2016

1. Sesi 1
a. Memvalidasi masalah dan Latihan sebelumnya : Mengenal Penyebab,
tanda gejala, Perilaku Kekerasan, nafas dalam, Konversi Energi.
b. Mendiskusikan kegiatan fisik yang biasa dilakukan oleh klien
c. Menjelaskan kegiatan fisik yang dapat digunakan untuk mengontrol
kemarahan secara verbal : meminta, menolak, dan mengungkapkan
marah secara baik..
d. Bersama klien mempraktikkan dua kegiatan yang di pilih
1) Terapis mempraktekkan
2) Klien melakukan rekomendasi
e. Menanyakan perasaan klien setelah mempraktekkan cara
mengungkapkan marah secara verbal.
f. Memberikan pujian pada peran serta klien
g. Upayakan semua klien berperan aktif.

2. Sesi 2
a. Mendiskusikan kegiatan yang biasa dilakukan oleh klien
b. Menjelaskan kegiatan yang dapat digunakan untuk mengontrol
kemarahan secara spiritual : duduk, ambil wudu, berdoa, sholat.
c. Bersama klien mempraktikkan dua kegiatan yang di pilih
1) Terapis mempraktekkan
2) Klien melakukan rekomendasi
d. Menanyakan perasaan klien setelah mempraktekkan cara mengontrol
marah secara spiritual.
e. Memberikan pujian pada peran serta klien
f. Upayakan semua klien berperan aktif.

3. Sesi 3
a. Mendiskusikan kegiatan yang biasa dilakukan oleh klien
b. Menjelaskan kegiatan yang dapat digunakan untuk mengontrol
kemarahan dengan meminum obat: Prinsip lima benar minum obat.
d. Menanyakan perasaan klien setelah mempraktekkan cara mengontrol
marah secara spiritual.
e. Memberikan pujian pada peran serta klien.

M. Evaluasi

Vous aimerez peut-être aussi