Vous êtes sur la page 1sur 14

1 Pengertian K3 Secara Filosofis

Suatu pemikiran atau upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmani maupun rohani, tenaga kerja pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya terhadap hasil karya dan budayanya menuju masyarakat adl dan
makmur.

Pengertian K3 Secara Keilmuan


Dalam Ilmu pengetahuan dan penerapannya, K3 adalah usaha mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Jadi dapat disimpulkan bahwa, K3 adalah suatu upaya guna


memperkembangkan kerja sama, saling pengertian dan partisipasi efektif dari
pengusaha atau pengurus dan tenaga kerja dalam tempat-tempat kerja untuk
melaksanakan tugas dan kewajiban bersama dibidang keselamatan, kesehatan,
dan keamanan kerja dalam rangka melancarkan usaha berproduksi.

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah upaya perlindungan yang


ditujukan agar tenaga kerja dan orang lainnya di tempat kerja/perusahaan
selalu dalam keadaan selamat dan sehat, serta agar setiap sumber
produksi dapat digunakan secara aman dan efisien (Kepmenaker Nomor
463/MEN/1993). Pengertian lain menurut OHSAS 18001:2007,
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah kondisi dan faktor yang
mempengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja serta orang lain yang
berada di tempat kerja.

Berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003 pasal


87, bahwa setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem
manajemen perusahaan.

 Menurut Flippo (1995), keselamatan dan kesehatan kerja (K3)


adalah pendekatan yang menentukan standar yang menyeluruh dan
bersifat (spesifik), penentuan kebijakan pemerintah atas praktek-
praktek perusahaan di tempat-tempat kerja dan pelaksanaan melalui
surat panggilan, denda dan hukuman-hukuman lain.
 Menurut Widodo (2015), kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
adalah bidang yang terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan
kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun
lokasi proyek.
 Menurut Mathis dan Jackson (2006), keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) adalah kegiatan yang menjamin terciptanya kondisi kerja
yang aman, terhindar dari gangguan fisik dan mental melalui
pembinaan dan pelatihan, pengarahan dan kontrol terhadap
pelaksanaan tugas dari karyawan dan pemberian bantuan sesuai
dengan aturan yang berlaku, baik dari lembaga pemerintah maupun
perusahaan dimana mereka bekerja.
 Menurut Ardana (2012), keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
adalah upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan
orang lain di tempat kerja atau selalu dalam keadaan selamat dan
sehat sehingga setiap sumber produksi dapat digunakan secara
aman dan efisien.
 Menurut Dainur (1993), keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
adalah keselamatan yang berkaitan dengan hubungan tenaga kerja
dengan peralatan kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan
tempat kerja dan cara-cara melakukan pekerjaan tersebut.
 Menurut Hadiningrum (2003), keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
adalah pengawasan terhadap orang, mesin, material, dan metode
yang mencakup lingkungan kerja agar pekerja tidak mengalami
cidera.

Prinsip-prinsip yang harus dijalankan perusahaan dalam menerapkan


keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah sebagai berikut
(Sutrisno dan Ruswandi, 2007):

1. Adanya APD (Alat Pelindung Diri) di tempat kerja.


2. Adanya buku petunjuk penggunaan alat dan atau isyarat bahaya.
3. Adanya peraturan pembagian tugas dan tanggung jawab.
4. Adanya tempat kerja yang aman sesuai standar SSLK (syarat-syarat
lingkungan kerja) antara lain tempat kerja steril dari debu,kotoran,
asap rokok, uap gas, radiasi, getaran mesin dan peralatan,
kebisingan, tempat kerja aman dari arus listrik, lampu penerangan
cukup memadai, ventilasi dan sirkulasi udara seimbang, adanya
aturan kerja atau aturan keprilakuan.
5. Adanya penunjang kesehatan jasmani dan rohani ditempat kerja.
6. Adanya sarana dan prasarana yang lengkap ditempat kerja.
7. Adanya kesadaran dalam menjaga keselamatan dan kesehatan
kerja.

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) merupakan salah satu sarana atau instrumen
yang dapat memberikan proteksi pada pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan
masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut
merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. Terdapat 3 (tiga) hal utama
yang menjadi prinsip dasar Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang perlu untuk
diperhatikan yaitu :
1. Upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
2. Status Kesehatan Pekerja
3. Pengkajian Bahaya Potensial Lingkungan kerja

SUSTAINABLE DEVELOPMENT

Oleh Nurdiana Rafsanjani1

Pembangunan yang sekarang sedang marak adalah pembangunan yang hanya bersifat
sementara. Dengan tuntutan globalisasi, Indonesia mengikuti perkembangan jaman
tanpa melihat prospek kedepan. Perkembangan masyarakat yang serba instan dan asal
jadi, budaya konsumtif telah mendarah daging pada sebagian besar masyarakat
Indonesia. Sedang sebenarnya, hakikat pembangunan adalah pembangunan yang
berkelanjutan yang tidak parsial, instan dan pembangunan kulit. Maka, dengan adanya
konsep Sustainable Development yang kemudian disebut SD akan berusaha
memberikan wacana baru mengenai pentingnya melestarikan lingkungan alam demi
masa depan, generasi yang akan datang.

Pengertian Sustainable Development

 Wikipedia : Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, kota,


bisnis, masyarakat, dsb) yang berprinsip “memenuhi kebutuhan sekarang tanpa
mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan”
 Menurut Brundtland Report dari PBB, 1987. Pembangunan berkelanjutan adalah
terjemahan dari Bahasa Inggris, sustainabel development. Salah satu faktor yang
harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana
memperbaiki kehancuran lingkungantanpa mengorbankan kebutuhan
pembangunan ekonomi dan keadilan sosial.

 Laporan dari KTT Dunia 2005, yang menjabarkan pembangunan berkelanjutan


sebagai terdiri dari tiga tiang utama (ekonomi, sosial, dan lingkungan) yang saling
bergantung dan memperkuat.

 Deklarasi Universal Keberagaman Budaya (UNESCO, 2001) lebih jauh menggali


konsep pembangunan berkelanjutan dengan menyebutkan bahwa “…keragaman
budaya penting bagi manusia sebagaimana pentingnya keragaman hayati bagi
alam”. Dengan demikian “pembangunan tidak hanya dipahami sebagai
pembangunan ekonomi, namun juga sebagai alat untuk mencapai kepuasan
intelektual, emosional, moral, dan spiritual”. dalam pandangan ini, keragaman
budaya merupakan kebijakan keempat dari lingkup kebijakan pembangunan
berkelanjutan.

 Network of Excellence “Sustainable Development in a Diverse World”SUS.DIV,


sponsored by the European Union, bekerja pada jalur ini. Mereka mengintegrasikan
kapasitas multidisiplin dan menerjemahkan keragaman budaya sebagai kunci
pokok strategi baru bagi pembangunan berkelanjutan.

Dari berbagai pengertian pembangunan berkelajutan diatas dapat disimpulkan


bahwa pembangunan berkelanjutan (sustainable development)adalah sebuah upaya
pembangunan yang meliputi aspek ekonomi, sosial, lingkungan bahkan budaya untuk
kebutuhan masa kini tetapi tidak mengorbankan atau mengurangi kebutuhan generasi
yang akan datang.

Meliputi aspek ekonomi, pembangunan berkelanjutan berkaitan erat dengan


pertumbuhan ekonomi dan bagaimana mencari jalan untuk memajukan ekonomi dalam
jangka panjang, tanpa menghabiskan modal alam. Namun konsep “pertumbuhan
ekonomi” itu sendiri bermasalah, karena sumberdaya bumi itu sendiri terbatas.

Aspek sosial, maksudnya pembangunan yang berdimensi pada manusia dalam


hal interaksi, interrelasi dan interdependesi. Yang erat kaitannya juga dengan aspek
budaya. Tidak hanya pada permasalahan ekonomi, pembangunan berkelanjutan untuk
menjaga keberlangsungan budaya dari sebuah masyarakat supaya sebuah amsyarakat
tetap bisa eksis untuk menlajalani kehidupan serta mempunyai sampai masa
mendatang.

Pembangunan berkelanjutan merupakan konsep yang ambigu, dimana


pandangan yang luas berada di bawah naunganya. konsep ini memasukkan pemahaman
keberlanjutan lemah, keberlanjutan kuat, dan ekolog mendalam. konsep yang berbeda
juga menunjukkan tarik ulur yang kuat antara eko(lingkungan)sentrisme dan
antropo(manusia)sentrisme. Oleh karena itu konsep ini lemah didefinisikan dan
mengundang debat panjang mengenai definisinya.

Sebagai awal munculnya konsep pembangunan berkelanjutan adalah karena


perhatian kepada lingkungan. Terutama sumber daya alam yang tidak bisa diperbaharui
sedang ekspoitasi terhadapnya dilakukan terus menerus.

Pengertian dari tidak mengurangi dan mengorbankan kebutuhan generasi yang akan
datang adalah pembangunan yang dilakuakn dimasa sekarang itu jangan sampai
merusak lingkungan, boros terhadap SDA dan juga memperhatikan generasi yang akan
datang. Generasi yang akan datang juga jangan terlalu dimanjakan dengan tersedianya
semua fasilitas. Tetapi mereka juga harus di beri kesempatan untuk berekspresi
menuangkan ide kreatifnya untuk mengolah dan mengembangkan alam dan
pembangunan.

Hubungan Sustainable Development dengan CSR

Sustainable development menjadi goal dari CSR karena bukan hanya pembangunan
komunitas atau Community Development yang menjadi inti tujuan dari CSR melainkan
bagaimana Com.Dev tersebut bisa terus eksis berada dalam masyarakat sebagai upaya
untuk keseimbangan lingkungan dan alam.

Sisi lain

Pakar lingkungan dari Bandung, Otto Soemarwoto, mengajukan enam tolok ukur
pembangunan berkelanjutan baik untuk pemerintah pusat maupun di daerah. Keenam
tolok ukur itu diyakininya akan mampu menjadi kriteria keberhasilan seorang kepala
pemerintahan.

Tolok ukur itu meliputi pro dengan bentuk negara kesatuan RI, pro lingkungan
hidup, pro rakyat miskin, pro kesetaraan jender, pro penciptaan lapangan kerja dan
harus antikorupsi, kolusi serta nepotisme.
Enam program pilihan

Kotler dan Lee mengidentifikasi enam pilihan program bagi perusahaan untuk
melakukan inisiatif dan aktivitas yang berkaitan dengan berbagai masalah sosial
sekaligus sebagai wujud komitmen dari tanggung jawab sosial perusahaan. Keenam
inisiatif sosial yang bisa dieksekusi oleh perusahaan adalah:

o Pertama, cause promotions dalam bentuk memberikan kontribusi dana atau


penggalangan dana untuk meningkatkan kesadaran akan masalah-masalah
sosial tertentu seperti, misalnya, bahaya narkotika.

o Kedua, cause-related marketing bentuk kontribusi perusahaan dengan


menyisihkan sepersekian persen dari pendapatan sebagai donasi bagi masalah
sosial tertentu, untuk periode waktu tertentu atau produk tertentu.

o Ketiga, corporate social marketing di sini perusahaan membantu


pengembangan maupun implementasi dari kampanye dengan fokus untuk
merubah perilaku tertentu yang mempunyai pengaruh negatif, seperti
misalnya kebiasaan berlalu lintas yang beradab.

o Keempat, corporate philantrophy adalah inisitiatif perusahaan dengan


memberikan kontribusi langsung kepada suatu aktivitas amal, lebih sering
dalam bentuk donasi ataupun sumbangan tunai.

o Kelima, community volunteering dalam aktivitas ini perusahaan memberikan


bantuan dan mendorong karyawan, serta mitra bisnisnya untuk secara
sukarela terlibat dan membantu masyarakat setempat.

o Keenam, socially responsible business practices, ini adalah sebuah inisiatif di


mana perusahaan mengadopsi dan melakukan praktik bisnis tertentu serta
investasi yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas komunitas dan
melindungi lingkungan.

3
Pelaksanaan program pembangunan berkelanjutan 2030 (Sustainable
Development Goals/SDGs) membutuhkan partisipasi publik yang lebih
luas. Hal itu diungkapkan oleh Direktur International NGO Forum on
Indonesian Development, Sugeng Bahagijo. Sebab tanpa partisipasi
masyarakat, agenda SDGs akan bernasib sama seperti agenda
pembangunan milinium (Millenium Development Goals/ MDGs).

Di beberapa negara, termasuk Indonesia, pelaksanaan MDGs yang


digagas sejak 15 tahun lalu itu ternyata hasilnya masih jauh dari harapan.
"Kegagalan MDGs itu adalah menekan angka kematian angka ibu saat
melahirkan, menekan jumlah penderita HIV, memastikan kelestarian
lingkungan hidup, serta menyediakan akses air minum dan sanitasi layak
bagi masyarakat," kata Sugeng dalam siaran pers yang diterima Tempo,
Kamis, 24 September 2015.

Karena itu koalisi masyarakat sipil mendorong pemerintah Indonesia


melibatkan partisipasi masyarakat dalam menjalankan agenda
pembangunan berkelanjutan (SDG) hingga 2030. Program pembangunan
yang mempunyai 17 tujuan dengan 169 target ini akan disepakati para
pemimpin negara dalam Sidang Umum Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB)
ke-70, 25-27 September 2015 di New York, Amerika Serikat.

Menurut Sugeng, bentuk partisipasi masyarakat itu dapat diwujudkan


dengan membentuk panitia bersama dengan melibatkan organisasi
masyarakat sipil. Ia meyakini masyarakat sipil dengan keahliannya
masing-masing dapat membantu pemerintah agar lebih tajam melakukan
pemetaan masalah di lapangan, membuat solusi dan implementasi serta
melakukan pengawasan.

INFID didukung pemerintah Indonesia dan Korea, menggelar acara


diskusi bertema "Addresing Implementation Translating SDGs Into
National Development Agenda,” di Gedung Ford Foundation, New York
pada Rabu, 23 September 2015. Diskusi dengan isu utama menyoroti
model kemitraan, penerapan SDGs di semua program pembangunan
tingkat nasional dan mekanisme akuntabilitas itu menghadirkan sembilan
pembicara dan dan dihadiri lebih dari 80 orang delegasi dari berbagai
negara.

Dalam diskusi itu Menteri Kesehatan Nila Moeloek, mengatakan nilai


penting SDGs perlu dukungan publik, kebijakan publik, serta desain
kelembagaan. “Kebijakan yang dibuat harus memperhatikan kelompok
yang paling menderita,” kata Nila.
Sementara itu, Lord McCornell, Former Minister of Scotland and founder
UK All Party Parliamentary, mengatakan bahwa tantangan mencapai
target SDGs perlu dukungan parlemen. Karena itu ia mendorong
parlemen di seluruh dunia menjaga keseimbangan jumlah keterwakilan
perempuan di parlemen. “Kebijakan ada di tangan mereka,” katanya.
Memang jika dicermati 17 tujuan SDGs dengan 169 target
menitikberatkan pada isu kemiskinan dan ketimpangan yang dekat
dengan masalah perempuan. Sedangkan Kate Donald, Director at Centre
for Economic and Social Right, mengatakan bahwa faktor kunci dari
keberhasilan SDGs nanti adalah pada akuntabilitas. Ia pun menekankan
pentingnya sistem pelaporan yang independen

4
Bisnis yang baik adalah bisnis yang mampu bertahan di masa krisis. Apalagi bisnis
yang bisa melewati masa krisisnya, lalu berkembang, dan kemudian diwariskan
dari generasi ke generasi. Tentu saja, membangun bisnis yang seperti ini tidak
semudah memesan makanan dan kopi di sebuah kafe. Membangun dan
mengembangkan bisnis yang mampu bertahan lama butuh perjuangan.

Terkait dengan membangun bisnis yang berkelanjutan tersebut, Mbak Lucy


Wiryono, pemilik Steak Holycow membagikan ilmunya di kelas Akademi Berbagi
Jakarta, Kamis (27/11/2014) yang berlangsung di Comma ID.

Bagaimana sih memulai sebuah bisnis itu? Menurutnya Mbak Lucy, bisnis bermula
dari ide yang kemudian dieksekusi. Sebab, secanggih apa pun ide tersebut, akan
menjadi sia- sia ketika tidak diimplementasikan. Setelah gagasan mewujud dalam
bentuk bisnis, langkah selanjutnya adalah menjaga bisnis tersebut agar terus
berkembang. Berdasarkan pengalaman Mbak Lucy dalam mengelola bisnisnya,
ada beberapa faktor penting dalam mengembangkan bisnis, yaitu konsumen, crew
atau karyawan, suplier, bank, komunitas, dan pemerintah.

1.Konsumen

Konsumen atau carnivores (istilah untuk pemakan daging) merupakan kekuatan


utama dalam bisnis, demikian menurut Mbak Lucy Wiryono. Kualitas produk dan
pelayanan yang bagus merupakan kombinasi untuk membangun loyalitas
konsumen. Konsumen adalah kunci utama agar sebuah bisnis mampu bertahan.
Oleh karena itu, hubungan dengan konsumen harus terus dijaga. Menjaga
hubungan dengan pelanggan juga penting agar loyalitas mereka terjaga.

Ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk menjaga hubungan tersebut.
Misalnya, ketika ada komplain dari konsumen, hal yang harus dilakukan adalah
mengakui kesalahan, kemudian meminta maaf dan memberikan solusi yang
menguntungkan di antara kedua belah pihak. Hal lain yang bisa dilakukan untuk
menjaga loyalitas konsumen adalah dengan melibatkan mereka. Misalnya, terbuka
terhadap kritik dan saran. Keterlibatan konsumen ini pernah dilakukan oleh Steak
Holycow ketika hendak mengganti logo, yakni dengan menawarkan konsumen
logo. Ini merupakan cara untuk mengenalkan logo kepada konsumen tanpa
harus pasang iklan ataumengumumkan di media massa.

Media sosial juga dapat digunakan sebagai sarana menjaga keberlangsungan bisnis
lewat relasi dengan konsumen. Ini merupakan salah satu cara untuk “mendengar”
suara konsumen. Selain itu, media sosial, misalnya twitter dalam menjadi media
untuk edukasi pasar dan consumer engagement. Konsumen juga bisa menjadi
media untuk pemasaran produk kita. Konsumen yang loyal tidak akan segan
merekomendasikan suatu produk kepada orang lain. Dari sinilah kemudian
pemasaran dari mulut ke mulut berkembang secara organis. Model marketing word
of mouth ini tentu lebih murah dibanding pasang iklan di media massa.

2.Karyawan

Selain konsumen, karyawan merupakan salah satu unsur paling penting yang
membuat bisnis kita mampu bertahan. Kita tidak mungkin menjalankan bisnis dan
menyelesaikan semua pekerjaan sendiri, bukan? Oleh karena, itu hubungan antara
pemilik bisnis dan karyawannya sebenarnya adalah hubungan yang saling
membutuhkan. Alasan ini menjadi dasar mengapa hubungan dengan karyawan
juga harus dijaga dengan baik.

Memperhatikan kesejahteraan karyawan adalah contoh bagaimana menjaga


hubungan antara pemilik bisnis dan karyawan. Pemilik bisnis harus memberikan
gaji yang layak kepada karyawan dan memberikan asuransi kepada mereka. Selain
itu, juga memberikan benefit sebagai tambahan. Salah satu contoh yang
dilakukan Steak Holycow adalah memberikan 100% persenservices charges (tips)
untuk karyawan. Ini merupakan bentuk insentif dari perusahaan untuk karyawan.
Sebab, sebuah perusahaan yang sustain adalah karyawan yang tidak mudah keluar-
masuk (turn over).
Selain kesejahteraan, pemilik bisnis juga mesti memberikan ruang bagi mereka
untuk berkembang. Misalnya, dengan memberikan kewenangan-kewenangan
tertentu terkait dengan pekerjaannya. Mereka mesti diberikan kewenangan tertentu
untuk mengatasi masalah atau komplain. Ini merupakan cara untuk melatih
karyawan menemukan solusi atas masalah di dalam pekerjaan mereka.

3.Supplier

Suplier adalah hal yang penting dalam usaha. Hubungan antara usaha dan supplier
harus dijaga dengan baik. Misalnya, dengan membayar tagihan dari suplier tepat
waktu. Menemukan suplier yang tepat perlu membutuhkan waktu lama. “Ini
seperti kalau kita mencari pasangan hidup. Tidak mudah,” kata Mbak Lucy. Meski
begitu, ketika mendapat barang yang tidak sesuai kita harus komplain ke suplier.
Kita juga harus melakukan sendiri kontrol kualitas bahan yang dikirim.
Komunikasi yang baik dengan suplier menjadi kunci menjaga hubungan di antara
kedua belah pihak antara suplier dan pebisnis.

4.Bank

Modal merupakan salah satu hal yang penting dalam usaha. Salah satu cara untuk
mendapatkan bantuan modal adalah dengan meminjam di bank. Bank bisa
menjadi financial coach yang baik bagi kita dalam menjalankan bisnis. Berpartner
dengan bank membuat kita bisa disiplin dalam mengelola keuangan.

Lalu, selain bank, apakah kita butuh investor? Mbak Lucy mengatakan, ketika kita
butuh atau mendapatkan investor, kita harus menentukan aturan main. Pemilik
bisnis dan investor harus membuat kesepakatan-kesepakatan yang tidak merugikan
kedua pihak. Hubungan antara investor dengan pemilik bisnis harus transparan.

5.Community

Komunitas merupakan salah satu faktor yang penting untuk keberlangsungan


sebuah bisnis. Misalnya, kerjasama dengan komunitas-komunitas tertentu. Yang
dilakukan oleh Steak Holycow adalah kerjasama dengan Indonesia Berkebun untuk
memasok sayuran. Tujuan utama kerja sama dengan komunitas adalah membantu
komunitas tersebut untuk terus sustain.

6.Pemerintah

Peran pemerintah dalam dunia bisnis adalah sebagai regulator dan penyedia sarana
secara legal formal. Sebab itu, pemerintah mestinya mendukung sektor usaha
dengan memberikan sarana secara transparan, cepat, dan efisien. Dengan begitu
pemerintah turut berperan dalam keberlangsungan sebuah bisnis.

Beberapa faktor di atas bisa dijadikan patokan agar bisnis yang kita jalankan
bertahan lama. Meskipun, ada banyak hal lain yang juga penting untuk perbaiki
untuk menghadapi persaingan misalnya dari sisi pemasaran. Produk yang
berkualitas dan pelayanan yang bagus adalah salah satu elemen dasar pemasaran.
Menurut Mbak Lucy, pemasaran ada dua jenis, yaitu kosmetik dan organik.
Pemasaran kosmetik, misalnya pasang iklan. Sedangkan pemasaran organik lebih
mengandalkan produk yang bagus. Dengan cara ini, konsumenlah yang akhirnya
menjadi pemasar bagi bisnis atau produk yang kita hasilkan. Selain menggunakan
produk yang bagus, Mbak Lucy menggunakan sentuhan personal dalam
memasarkan produknya. Artinya, menjalankan pemasaran dengan membangun
hubungan “manusiawi” antara pemilik bisnis dan konsumennya.

Membangun Usaha yang Berkelanjutan

1. Cermat melihat tren pasar dan bangun loyalitas


konsumen

Nggak mungkin kan kamu membangun suatu usaha begitu saja tanpa
mempertimbangkan permintaan pasar yang ada? Yap, tren pasar memang
penting dipertimbangkan jika kamu ingin usahamu terus berlanjut.
Bagaimanapun juga, angka penjualanmu ditentukan oleh kebutuhan pasar saat
ini.

Lucy Wiryono, pebisnis Indonesia yang berhasil mengembangkan “Holycow!”,


mengatakan bahwa konsumen merupakan kunci utama agar sebuah bisnis
mampu bertahan. Hubungan baik dengan konsumen pun harus selalu dijaga.
Misalnya saja membentuk loyalitas konsumen dengan memberikan pelayanan
terbaik.

2. Lakukan Perumusan Visi-Misi dengan Matang


Jangan sampai kamu asal menentukan visi bisnis dan punya anggapan “Asal
bisnis sukses, yasudah,” ya! Visi adalah hal utama dalam menentukan arah
usahamu. Sebisa mungkin, buatlah goals usaha yang inovatif dan visioner. Hal
ini ditujukan agar usahamu berlandaskan target yang jelas untuk diraih dan
membawa perubahan yang memberi manfaat lebih dibanding jasa/barang yang
ditawarkan oleh pesaing.

Nggak hanya visi, misi pun juga harus kamu rumuskan dengan saksama, lho!
Sebagai acuan strategis eksekusi bisnis, misi memegang peranan penting yang
akan mempengaruhi keberlangsungan usaha. Hal-hal penting seperti optimasi
efisiensi operasi bisnis, pengambilan metode pemasaran yang tepat,
pengelolaan arus pendapatan dan pengeluaran, serta kemitraan yang dibangun
dengan pihak eksternal merupakan beberapa contoh tindakan bisnis yang
diambil berdasarkan misi perusahaan.

Visi dan misi bertindak sebagai fondasi filosofis suatu usaha. Jika kamu
terpeleset dalam menentukan visi dan misi bagi perusahaan yang kamu dirikan,
maka usahamu akan sangat rentan terhadap guncangan persaingan pasar. Oleh
karena itu, pastikan kamu memiliki visi dan misi usaha yang kokoh, ya!

3. Rekrutlah Karyawan yang Profesional

Untuk membangun usaha berkelanjutan, pastikan kamu memiliki sumber daya


berkualitas tinggi, termasuk tenaga kerja. Seleksi rekrutmen yang baik akan
membantumu mendapatkan pegawai dengan karakter yang berdedikasi, ulet,
dan profesional. Menurut Australian Institute of Business, keberadaan pegawai
dengan sifat-sifat di atas amatlah penting dalam membentuk budaya
profesional di lingkungan kerja.

Pegawai dengan profesionalisme tinggi cenderung menjalankan tugasnya


dengan baik, penuh tanggung jawab, dan selalu berupaya untuk dapat
memberikan sesuatu yang lebih bagi perusahaan. Dengan etos kerja seperti itu,
konflik antarpekerja pun dapat dihindari. Nantinya, hal ini akan menciptakan rasa
saling menghormati di lingkungan kerja pun akan terbentuk.

Agar orang-orang seperti itu tetap betah bekerja denganmu, pastikan kamu juga
memperhatikan kesejahteraan mereka, ya. Selain itu, berikan juga ruang bagi
mereka untuk dapat mengembangkan diri dengan segala potensi kemampuan
yang mereka miliki.

4. Kemitraan yang dibangun


Usahamu nggak akan berkembang jika kamu nggak membangun jaringan yang
mumpuni! Coba, bagaimana kamu memenuhi keinginan para pelanggan kalau
kamu tidak punya supplier yang bisa mendukung usahamu?

Sama halnya seperti pekerja dan konsumen, hubungan dengan para mitra pun
perlu kamu jaga karena mereka memegang peran yang penting dalam
menggerakkan roda operasi bisnismu. Oleh karena itu, pilihlah juga mitra yang
memiliki potensi untuk membawa usahamu ke jenjang bisnis yang lebih baik
pula. Jangan asal memilih partner bisnis, karena hal ini dapat mencelakakan
usahamu.

Itu dia beberapa hal yang perlu kamu perhatikan untuk membangun usaha
berkelanjutan. Pastikan kamu mempertimbangkan hal-hal tersebut dengan
matang, baik sebelum memulai bisnismu, maupun selama kamu menjalankannya
juga! Keputusan-keputusan yang kamu ambil berkenaan dengan faktor-faktor
tersebut akan sangat menentukan keberlangsungan usaha yang kamu rintis, jadi
jangan sampai kamu asal mengambil tindakan yang dapat merusak hasil
usahamu dalam sekejap!

Tambahan
Himpunan Mahasiswa Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta gelar Seminar Nasional Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) di Hotel Sahid Jaya, Sabtu (8/10/2016). Seminar Nasional K3
2016 merupakan salah satu acara Indonesian Occupational Safety and Health Summit
2016. “Strategi Perwujudan Sustainable Development Goals (SDGs) ditinjau dari
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam Penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA)” diusung sebagai tema seminar kali ini.

Lima pembicara kunci yang dihadirkan yakni Ketua Asosiasi Pendidikan Tinggi Vokasi
K3 Indonesia (APTVK3I) Santoso, Kepala Balai Hiperkes Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi NTB Slamet Riyadi, Kepala OSHE dan Risk Management PT. Cipta
Kridatama Johannes Simanjutak, ILO Technical Instructor Widodo Prayitno dan
Concentrating Division PT. Freeport Indonesia Edi Putro. Kelima pembicara tersebut
menyampaikan materi tentang bagaimana pengembangan sistem K3 secara profesional
di Indonesia, stategi peningkatan budaya K3 untuk daya saing internasional dan
percepatan pembangunan, manajemen resiko kerja serta pendidikan vokasi K3 dalam
rangka pembangunan berkelanjutan.

ILO Technical Instructor Widodo Prayitno salah satu pembicara dalam acara Seminar
Nasional K3 2016 di Hotel Sahid Jaya, Sabtu (8/10/2016).

Perkembangan IPTEK saat ini menciptakan banyak alternatif penanganan


permasalahan K3 yang dapat dilakukan oleh perusahaan. Pada kenyataannya, angka
kecelakaan kerja tergolong tinggi dan relatif tidak berubah di Indonesia. Hal ini
disebabkan faktor manusia atau pekerja itu sendiri yang tidak menyadari pentingnya
keselamatan kerja, tingkat pendidikan dan upah yang rendah, serta kebiasaan
masyarakat yang cenderung tidak memperhitungkan resiko. “Dari segi teknis dan tempat
kerja, semuanya sudah diperbaiki dan sudah aman. Yang menjadi masalah ya
pekerjanya kita saja yang sembrono dan coba-coba,” ungkap Ketua Asosiasi Pendidikan
Tinggi Vokasi K3 Indonesia (APTVK3I) Santoso. Menurut Santoso yang paling penting
adalah bagaimana melatih pekerja untuk bekerja dengan selamat. “Intinya berangkat
selamat, pulang juga selamat,” tegasnya.

Lebih lanjut, Santoso menjelaskan bahwa pengawasan K3 di sektor informal belum


berjalan semestinya. “Di sektor formal kan jelas diawasi oleh Kementrian Tenaga Kerja
dan Transmigrasi, kalau di sektor informal siapa yang mengawasi? Tidak ada biaya,
tidak ada lembaga, jumlah pekerja juga tidak tetap. Relatif sulit,” paparnya. Di ASEAN
sendiri tenaga kerja Indonesia dalam kelas menengah ke atas telah memiliki pasar yang
tetap, seperti perawat yang banyak diterima di Jepang dan para teknisi yang diterima di
perusahaan offshore, namun menurut Santoso, Indonesia perlu melakukan tindakan
lebih lanjut dalam meningkatkan kesadaran keselamatan dan kesehatan kerja bagi
pegawai.

Selain acara seminar nasional, IOSH Summit 2016 terdiri dari acara lain yakni Lomba
Karya Tulis Ilmiah (LKTI), Lomba Poster dan Lomba Essay. Diharapkan acara ini
mampu menghimpun ide-ide dan berkontribusi nyata dalam mewujudkan K3 di berbagai
perusahaan.[](anggiayu.red.uns.ac.id)

Vous aimerez peut-être aussi