Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
http://farm4.static.flickr.com/3271/2960617290_59d7cc38df.jpg?v=0
MALANG, KAMIS - Indonesia saat ini menjadi negara peringkat empat dengan jumlah
penderita diabetes mellitus atau kencing manis terbesar di dunia. Para penderita tersebar
mulai dari wilayah perkotaan hingga ke pedesaan.
Total penderita diabetes mellitus di Indonesia berdasar data WHO, saat ini sekitar 8 juta
jiwa, dan diperkirakan jumlahnya melebihi 21 jiwa pada tahun 2025 mendatang. Jumlah
tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara peringkat keempat penderita diabetes
terbesar setelah Shina, India, dan Amerika.
Sementara jumlah penderita diabetes di dunia, mencapai 200 juta jiwa. Diprediksi angka
tersebut terus bertambah menjadi 350 juta jiwa pada tahun 2020.
Demikian dituturkan ahli diabetes dari Rumah Sakit Umum Daerah dr Saiful Anwar
(RSSA) Malang, Prof.dr.Djoko Wahono Soeatmadji, SpPD-KEMD, Kamis (16/10) dalam
rangka menyambut Kongres Nasional Persatuan Diabetes Indonesia VII di Batu, Malang,
Jawa Timur.
Dahulu ada pandangan salah bahwa diabetes mengancam orang kota yang suka makan
fast food. "Itu benar, namun tidak berarti orang yang makan singkong, nasi, atau makanan
tradisional lain tidak berisiko terkena diabetes," tuturnya.
Yang perlu diperhatikan menurutnya agar terhindar dari diabetes mellitus, orang harus
makan makanan dengan seimbang atau tidak kelebihan kalori.
Orang yang banyak makan karbohidrat sehingga kelebihan kalori hingga kegemukan,
inilah yang berisiko terkena diabetes. Bukan hanya makanan fast food , namun juga
makanan tradisional seperti nasi, jagung, ketela, dan sebagainya yang dimakan dalam
jumlah yang cukup banyak, tutur pakar diabetes dari Fakultas Kedokteran Universitas
Malang itu.
Karbohidrat adalah makanan yang boros insulin. Orang yang dalam tubuhnya kekurangan
insulin, akan membuatnya terkena penyakit diabetes.
Untuk itulah pada 23-26 Oktober mendatang, kami menggelar kongres nasional
Persatuan Diabetes Indonesia di Batu Malang. Tujuannya mencegah terus meningkatnya
penderita diabetes di Indonesia, ujar ketua panitia kongres, dr Putu Moda Arsana SpPD-
KEMD.
Peserta konggres tercatat 600 dokter se-Indonesia, 300-an peserta non medis, dan 100-an
perawat.
http://www.indoforum.org/archive/index.php/t-58843.html
Itu sebabnya Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) dalam press release tanggal 20 Desember
2006 menetapkan tanggal 14 November sejak tahun 2007 sebagai Hari Diabetes Dunia
(World Diabetes Day). Diharapkan semua anggota PBB termasuk Indonesia mendukung
resolusi PBB tersebut dalam rangka mengendalikan diabetes mellitus.
Sebagai tindak lanjut resolusi PBB tersebut, hari ini (14/11) Departemen Kesehatan
memperingati Hari Diabetes Sedunia dengan melakukan berbagai kegiatan antara lain ”
Seminar Sehari dengan tema Pengendalian Faktor Risiko dan Penatalaksanaan Diabetes
Mellitus” di Kantor Depkes Jakarta.
”Prevalensi faktor risiko DM dari 2001-2004 yaitu : obesitas dari 12,7% menjadi 18,3%.
Hiperglikemia dari 7,9% menjadi 11,3% dan hiperkolesterol dari 6,5% menjadi 12,9%.
Sedangkan berdasarkan survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 200, prevalensi
merokok di Indonesia sebesar 31,8% meningkat menjadi 32% pada tahun 2003 dan 35%
di tahun 2004”, ujar dr. Yusharmen.
Diabetes atau kencing manis, kata dr. Yusharmen adalah penyakit metabolisme yang
ditandai tingginya kadar gula dalam darah. Penyakit ini juga sering disebut dengan the
great imitator karena dapat menyerang semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai
keluhan. Penyakit ini timbul perlahan-lahan, sehingga seseorang tidak menyadari berbagai
perubahan dalam dirinya.
DM ditandati dengan gejala : banyak minum (mudah haus), banyak kencing 3-4 kali
terutama pada malam hari, banyak makan (mudah lapar), mudah lelah serta kadang-
kadang mengalami penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan. Diagnosis
Diabetes ditegakkan bila seseorang memiliki gejala-gejala tersebut dan pada pemeriksaan
glukosa darah sewaktu hasilnya lebih besar dari 200 atau pada pemeriksaan gula darah
puasa (minimal 8 jam) hasilnya lebih dari 126, ujar dr. Yusharmen.
Diabetes dapat dikendalikan antara lain dengan kontrol gula darah secara teratur, makan
dengan gizi seimbang dan terencana, tidak merokok karena merokok dapat
mengakibatkan kondisi yang tahan terhadap insulin, dan berolah raga secara teratur
seperti berjalan kaki dan lain-lain.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Setjen Depkes RI. Untuk informasi
lebih lanjut dapat menghubungi telp./fax. 52921669 atau email
puskom.publik@yahoo.co
Kesehatan » Berita
Penderita Diabetes di Indonesia 30 Juta Orang
By Republika Newsroom
Sabtu, 15 Agustus 2009 pukul 21:39:00
Font Size A A A
EMAIL
PRINT
Facebook
KASIHIBUHOSPITAL.COM
Diabetes tipe 2 disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat sehingga menyebabkan
resistensi insulin. Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang paling banyak
ditemukan."Jika dulu penyakit diabetes tipe 2 dihubungkan dengan usia lanjut, saat ini
diabetes tipe 2 dapat menyerang sejak usia anak-anak, remaja, dan usia dewasa," katanya.
Selain diabetes tipe 1 dan tipe 2, menurut dia, ada juga diabetes gestasional, yakni
diabetes yang terjadi pada kehamilan. Seorang ibu yang menderita diabetes gestasional
memiliki risiko untuk terjadinya diabetes tipe 2 di kemudian hari dan bayi yang
dilahirkannya memiliki risiko yang sama pada waktu dewasa.Ia mengatakan, seseorang
yang telah menderita diabetes, ibaratnya telah menandatangani kontrak seumur hidup
dengan diabetes. Hal ini terjadi karena saat ini belum ada terapi yang dapat
mengembalikan fungsi pankreas menjadi normal kembali.
Jika sudah menderita diabetes, yang bisa dilakukan adalah mengontrol agar kadar gula
darah tidak melebihi batas yang dianjurkan. Jika kadar gula darah tidak diatur dengan
baik, penderita diabetes akan mengalami komplikasi. Komplikasi yang terjadi dapat
ringan sampai berat, akut atau kronis, bahkan penyebab kematian terbesar penderita
diabetes adalah
terjadinya komplikasi kardiovaskuler.
"Untuk itu, seorang penderita diabetes harus mendapatkan edukasi yang benar tentang
penyakitnya dan pola hidup sehat, olahraga yang teratur, diet yang sesuai dan
mendapatkan terapi medis yang tepat, agar dapat mengontrol kadar gula darahnya dan
terhindar darikomplikasi," katanya.
Menurut dia, olah raga yang dilakukan juga harus mendapatkan penyesuaian dan terapi
penderita diabetes baik yang diminum maupun suntikan insulin harus disesuaikan pada
saat puasa," katanya. "Namun demikian, mengingat kondisi dan komplikasi diabetes,
beberapa penderita tidak bisa menjalankan ibadah puasa Ramadan dengan baik. Oleh
karena itu, penderita diabetes juga perlu diberikan edukasi bagaimana tetap mampu
menjalankan ibadah puasa dengan baik," katanya. ant/kpo
http://republika.co.id/berita/69739/Penderita_Diabetes_di_Indonesia_30_Juta_Orang
Dalam Ruangan Kesehatan edisi ini akan kami laporkan Hari Diabetes Sedunia.
Tanggal 14 November adalah Hari Diabetes Sedunia. Dan tahun ini adalah yang ke 16
kali. Untuk menekankan setiap penderita kencing manis atau pengidap bahaya kencing
manis dapat menikmati hak pendidikan, pencegahan dan pengobatan terkait, Organisasi
Kesehatan Dunia ( WHO) dan Federasi Diabetes Sedunia menetapkan tema Hari Diabetes
Sedunia tahun ini sebagai " Setiap Orang Menikmati Perawatan Kesehatan Diabetes".
Penyakit kencing manis merupakan sejenis penyakit umum kronis yang tidak menular.
Penyakit itu disebabkan pankreas manusia kekurangan sekresi insulin keturunan, setelah
lahir atau disebabkan ketidak seimbangan fungsi insulin. Bahaya diabetes sangat besar
dan dapat memungkinkan penderita lemah ginjal, menjadi buta, menderita penyakit
bagian kaki dan banyak komplikasi yang serius dan menyebabkan tingkat kematian yang
tinggi. Pada umumnya, tingkat kematian penderita diabetes lebih tinggi 11 kali lipat
daripada bukan penderita diabetes.
Untuk mengundang kepedulian seluruh dunia akan bahayanya diabetes. WHO dan
Federasi Diabetes Internasional bersama menetapkan mulai tahun 1991, setiap tanggal 14
November sebagai Hari Diabetes Sedunia. Hari itu adalah hari jadi sarjana Kanada,
Frederic Grant Banting, memilih hari itu adalah untuk memperingati sumbangannya
terhadap umat manusia di bidang kedokteran. Tahun 1923, Banting mendapat hadiah
Nobel karena menemukan insulin.
WHO bersamaan menekankan hak ' setiap orang menikmati perawatan kesehatan
diabetes', khusus mempedulikan kelompok lemah di lingkup dunia, dan mengimbau
berbagai pemerintah dan umum mengindahkan dan menjamin haknya kelompok lemah
itu.
Kelompok lemah tidak memperoleh pencegahan dan pelayanan medis tepat waktu karena
miskin atau sebab lainnya, khususnya kelompok warga desa yang mencari nafkah di kota-
kota, mereka kebanyakan tidak terjangkau dalam sistem kebugaran kesehatan, bahkan
kekurangan kesadaran mengenai diabetes. Maka, pemerintah berbagai negara di dunia,
terutama negara berkembang perlu sangat memperhatikan hal itu, dan mengintensifkan
pemasokan dana, menyempurnakan sistem kesejahteraan sosial, menyediakan kepada
kelompok lemah di bidang pendidikan dan sumber daya medis mengenai diabetes yang
lebih banyak.
Penderita Diabetes Hong Kong Naik Sampai 500 Ribu Selama 20 Tahun.
Menurut penjelasan, Biro Administasi Kedokteran Hong Kong setiap tahun harus
mengucurkan 5,3 miliar dolar Hong Kong untuk biaya pengobatan diabetes dan
merupakan 6,4 persen total belanja medis biro tersebut. Organisasi medis terkait
berpendapat, pemerintah hendaknya memasok lebih banyak sumber daya untuk
pendidikan massa mengenai diabetes, dalam rangka meningkatkan kesadaran diabetes
massa Hong Kong, sekuat tenaga mencegah terus naiknya jumlah penderita tersebut.
Pola Penghidupan Sehat Bermanfaat Bagi Pencegahan Diabetes.
Suatu survei terbaru periset Finlandia menunjukkan, bagi kelompok rawan diabetes,
struktur makanan yang sehat dan mengadakan latihan jasmani yang layak bermanfaat
bagi pencegahan diabetes.
Menurut laporan media Finlandia, balai riset kesehatan umum negara Finlandia dalam
suatu penelitian pelacakan terhadap kelompok rawan diabetes sejumlah 500 orang,
separuh dari mereka menerima pengarahan efektif di bidang makanan dan latihan
jasmani, misalnya pengurangan penyerapan lemak jenuh, banyak mengkonsumsi
makanan yang mengandung serat, setiap hari mengadakan latihan jasmani selama 30
menit, sedangkan separuh lainnya dibiarkan pola kebiasaan hidup seperti biasa. Selama
pemeriksaan pelacakan terhadap dua grup itu, para periset menemukan, dalam grup yang
mendapat pengarahan, risiko mereka mengidap diabetes lebih rendah 15 hingga 20 persen
daripada yang tidak mendapat pengarahan.
Periset Finlandia berpendapat, pola kehidupan sehat yang memperhatikan kesehatan
makanan dan mengadakan latihan jasmani pro-aktif tidak saja dapat menurunkan risiko
diabetes tipe II dalam kelompok rawan diabetes, tapi juga dapat menunda waktu
berjangkitnya penyakit.
Biarpun intervensi sederhana terhadap pola kesehatan tidak tentu dapat mencegah semua
orang mengidap diabetes tipe II, tapi cara tersebut pasti dapat menunda waktu
berjangkitnya diabetes penderita.
http://big5.cri.cn/gate/big5/indonesian.cri.cn/1/2006/11/14/1@53522.htm