Vous êtes sur la page 1sur 33

APENDISITIS

A. Konsep Medis

1. Pengertian

Appendisitis adalah radang appendiks yang disebabkan oleh

obstruksi atau proses infeksi.

Apendisitis adalah ujung seperti jari yang kecil, panjangnya

 10 cm, melekat pada sekum dibawah katub ileosekal. Apendisitis

berisi makanan dan mengosongkan dirinya secara teratur kedalam

sekum. Karena pengosongannya tidak efektif dan lumennya kecil,

apendisitis cenderung menjadi tersumbat dan terutama rentang

terhadap infeksi (apendisitis).

2. Etiologi

Penyebab yang paling sering :Benda-benda asingTerlipanya

apendiks adanya tumor pada apendiksFekalit (massa keras dari

feces) Adanya sumbatan disebabkan oleh fekalit, tumor oleh benda

asing

3. Menifestasi Klinik

Nyeri kuadran bawah terasa dan biasanya disertai oleh

demam ringan, mual muntah dan hilangnya nafsu makan. Nyeri

tekan lokal pada titik nyeri tekan bekas mungkin dijumpai, derajat
nyeri tekan, spasme otot dan apakah terdapat konstifasi atau diare

tidak tergantung pada beraknya infeksi dan lokasi apendiks, bila

apendiks melilngkar dibelakang sekum. Nyeri tekan dapat terasa di

daerah lumbal bila ujungnya ada pada pelvis, tanda-tanda ini dapat

diketahui hanya pada pemeriksaan rektal.

4. Patofisiologi

Apendisitis terinflamasi dan mengalami edema sebagai

akibat terlimpat dan tersumbat. Kemungkinan oleh fekalit atau

massa keras dari feces, firus atau benda asing. Proses inflomasi

meningkatkan tekanan interluminal menimbulkan nyeri abdomen

atas atau menyebar hebat secara progresif dalam beberapa jam,

terlokasi dikuadran kanan bawah dari abdomen. Akhirnya apendiks

yang terinflomasi berisi pus.

5. Faktor Resiko

Apendiks merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering.

Penyakit ini mengenai semua umur baik laki-laki maupun wanita.

Tetap lebih sering mengenai anak laki-laki berusia antara 10-30

tahun.

6. Diagnostik Test

a. Leukosil

b. Pemeriksaan urine

c. USG
7. Komplikasi

Komplikasi utama apendistis adalah perforasi apendiks yang dapat

berkembang menjadi peritonitis atau abses perforasi secara umum

terjadinya 24 jam setelah awitan, nyeri, gejala mencakup demam

dengan suhu 37,7 0 C atau lebih tinggi. Penampilan toksisik dan

nyeri tekan abdomen kontinyu.

8. Penatalaksanaan

Pembedahan diindikasikan bila diagnosa apendiks telah

ditegakkan, antibiotik dan cairan IV diberikan sampai pembedahan

dilakukan. Analgetik dapat diberikan setelah diagnosa ditegakkan.

Apen anatomi dapat dilakukan dibawah anastesi umum / spenal

dengan insisi abdomen bawah atau dengan laparaskopi yang

merupakan metoda terbaru yang sangat efektif.

a. Pre operasi

1) Observasi

Dalam 8 – 12 jam setelah timbulnya keluhan, tanda dan gejala

Appendisitis sering kali masih belum jelas. Dalam keadaan ini

observasi ketat perlu dilakukan. Pasien diminta melakukan tirah

baring dan dipuasakan. Laksatif tidak boleh diberikan bilah

dicurigai adanya Appendisitis ataupun bentuk peritonitis lainnya.

Pemeriksaan abdomen dan rektal serta pemeriksaan darah

(leukosit dan hitung jenis) diulang secara periodik. Foto


abdomen dan thoraks tegak dilakukan untuk mencari

kemungkinan adanya penyakit lain. Pada kebanyakan kasus,

diagnosis ditegakkan dengan lokalisasi nyeri di daerah kanan

bawah dalam 12 jam setelah timbulnya keluhan.

2) Intubasi bila perlu

3) Antibiotik

Terapi antibiotik misalnya : Ampicilin, Gentamisin, Metromidazol,

Gentamisin atau Klindamisin.

b. Operasi Appendektomi

c. Pasca operasi

Perlu dilakukan observasi tanda-tanda vital untuk mengetahui

terjadinya pendarahan di dalam, syok, hipertermi atau gangguan

pernafasan. Angkat Sonde lambung bila pasien telah sadar,

sehingga aspirasi cairan lambung dapat dicegah. Baringkan posisi

fowler. Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan, selama itu pasien dipuasakan. Bila tindakan operasi

lebih besar, misalnya pada Perforasi atau Peritonitis umum, puasa

diteruskan sampai fungsi usus kembali normal.

Satu hari pasca operasi pasien dianjurkan untuk duduk tegak di

tempat tidur selama 2 x 30 menit. Pada hari kedua pasien dapat

berdiri dan duduk di luar. Hari ketujuh jahitan dapat diangkat dan
pasien diperbolehkan pulang. (Mansjoer, A., dkk. 2000. Hal. 308 –

309).

B. Konsep Keperawatan

1. Pengkajian

a. Aktivitas atau Istirahat

Gejala : Malaise

b. Sirkulasi

Tanda : Takikardi

c. Eliminasi

Gejala : Konstipasi pada awitan awal

Diare ( Kadang-kadang).

Tanda : Distensi abdomen, nyeri tekan atau nyeri lepas,

kekakuan.

Penurunan atau tak ada bising usus.

d. Makanan atau Cairan

Gejala : Anoreksia

Mual dan Muntah

e. Nyeri atau Kenyamanan

Gejala : Nyeri abdomen sekitar epegastrium dan umbilikus,

yang meningkatkan berat dan terlokalisasi pada titik

mc. Burney (setengah jarak antara umbilikus dan

tulang Ileum kanan), meningkat karena berjalan,


bersin, batuk, atau napas dalam (nyeri berhentin tiba-

tiba diduga perporasi atau infark pada apendiks).

Tanda : Perilaku berhati-hati: berbaring ke samping atau

terlentang dengan lutut ditekuk; meningkatnya nyeri

pada kuadran kanan bawah karena posisi ekstensi

kaki kanan / posisi duduk tegak, nyeri lepas pada sisi

kiri diduga implamasi peritoneal.

f. Keamanan

Tanda : Demam (biasanya rendah)

g. Pernapasan

Tanda : Takipnea, Pernapasan dangkal.

h. Penyuluhan atau pembelajaran

Gejala : Riwayat kondisi lain yang berhubungan dengan nyeri

abdomen contoh pielitis akut, batu uretra, salpingitis

akut, ileitis regional.

2. Diagnosa Keperawatan

Pre Operasi

a. Nyeri akut b/d inflamasi


b. Ansietas b/d krisis situasional
Intervensi
a. Nyeri akut b/d inflamasi
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri

dapat teratasi
Kriteria Hasil :
- Skala nyeri berkurang, skala 1-4
- Menyatakan rasa nyaman setelah nyerinya berkurang, ekpresi

wajah tenang
- TTV dalam batas normal, TD : 110/80 mmHg
Observasi
1) Identifikasi lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,intensitas

nyeri
2) Identifikasi skala nyeri
3) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan terhadap nyeri
4) Identifikasi respon nyeri non verbal
5) Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
6) Monitor keberhasilan terapi komplementer yang diberikan
Terapeutik
1) Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

diantaranya : TENS, hipnosis, akupresur, terapi musik,

biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing,

kompres hangat/dingin, terapi bermain


2) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri diantaranya :

suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan


3) Fasilitasi istirahat dan tidur
4) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi

meredakan nyeri
Edukasi
1) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
2) Jelaskan strategi meredakan nyeri
3) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4) Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
5) Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi

1) Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

b. Ansietas b/d krisis situasional


Tujuan : Dalam waktu 1x24 jam ansietas dapat tertangani
Kriteria Hasil :
- Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
- Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan teknik untuk

mengontrol cemas
- Vital sign dalam batas normal, TD : 110/80 mmHg
- Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas

menunjukkan berkurangnya kecemasan.

Observasi
1) Identifikasi saat tingkat ansietas berubah ( mis. Kondisi, waktu,

stresor)
2) Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
3) Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal)
4) Transfer ke kamar operasi dengan alat transfer (tempat tidur) yang

sesuai

Terapeutik

1) Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan


2) Temani klien untuk mengurangi kecemasan, jika memungkinkan
3) Pahami situasi yang membuat ansietas
4) Dengarkan dengan penuh perhatian
5) Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
6) Tempatkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan
7) Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
8) Disusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan

datang

Edukasi

1) Jelaskan tentang prosedur, waktu dan lamanya operasi


2) Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
3) Informasap berikan secara faktual mengenai diagnosis,

pengobatan, dan prognosis


4) Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu
5) Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
6) Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
7) Latih teknik relaksasi

Kolaborasi

1) Kolaborasi pemberian obat antansietas, jika perlu

Intra Operasi

a. Resiko perdarahan b/d tindakan pembedahan

b. Resiko hipovolemia b/d kehilangan cairan aktif

Intervensi

a. Resiko perdarahan b/d tindakan pembedahan

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan

perdarahan dapat di atasi

Kriteria Hasil :

- Tekanan darah dalam batas normal

Observasi

1) Monitor tanda dan gejala perdarahan

2) Monitor status oksigenasi

3) Monitor status cairan

Terapeutik

1) Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >94%

2) Pasang jalur IV

Edukasi

1) Jelaskan tanda dan gejala perdarahan


2) Anjurkan melapor jika menemukan tanda dan gejala syok

3) Jelaskn tanda dan gejala syok

Kolaborasi

1) Kolaborasi pemberian IV

2) Kolaborasi pemberian produk darah

b. Resiko hipovolemia b/d kehilangan cairan aktif

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan hipovolomia dapat

teratasi

Kriteria Hasil :

- TTV dalam batas normal. TD : 110/80 mmHg, N : 100x/menit, S :

36°C RR : 26x/menit

- Tidak ada tanda dehidrasi

Observasi

1) Periksa tanda dan gejala hipovolemia ( mis. Frekuensi nadi

meningkat, tekanan darah menurun,


2) Identifikasi penyebab perdarahan
3) Monitor terjadinya perdarahan
4) Monitor tekanan darah

Terapeutik

1) Pertahankan akses IV

Edukasi

1) Jelaskan tanda tanda perdarahan


Kolaborasi

1) Kolaborasi pemberian cairan IV (mis, NaCl,RL)

Post Operasi

a. Gangguan mobilitas fisik b/d nyeri operasi

b. Nyeri akut b/d luka post operasi

Intervensi

a. Gangguan mobilitas fisik b/d nyeri luka operasi

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan

Mobilitas tidak terganggu

Kriteria Hasil :

- Melakukan rentang pergerakan penuh

- Klien meningkat dalam aktivitas fisik

Observasi

1) Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya

2) Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi

Terapeutik

1) Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan

pergerakan

2) Hindari posisi yang menimbulkan ketegangan pada luka


Edukasi

1) Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi

2) Ajarkan melakukan mobilisasi dini

3) Jelaskan tanda tanda kerusakan kulit

4) Anjurkan melaopr jika menemukan tanda tanda kerusakan kulit

5) Ajrakan cara merawat kulit

b. Nyeri akut b/d luka operasi

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatandiharapkan nyeri

dapat teratasi

Kriteria Hasil :

- Nyeri berkurang, skala 1-4

- Wajah nampak tenang

Observasi

1) Identifikasi skala nyeri

2) Identifikasi pengetahuan tentang nyeri

3) Identifikasi respon nyeri non verbal

Terapeutik

1) Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi nyeri

2) Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri

3) Fasilitas istirahat dan tidur

Edukasi
1) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri

2) Jelaskan strategi meredakan nyeri

3) Anjurkanmemonitor nyeri secara mandiri

4) Ajarkan teknik non farmakologi untuk mengurangi nyeri

Kolaborasi

1) Kolaborasi pemberian analgetik

3. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan yang dilakukan meliputi tindakan mandiri

dan kolaborasi perawat.

4. Evaluasi

Evaluasi keperawatan pada pasien post op appendisitis meliputi

evaluasi/catatan perkembangan yang di alami oleh pasien setelah

diberikan implementasi keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marylinn E. (2000), Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien,


Penerbit Buku Kedokteran, EGC. Jakarta.
Henderson, M.A. (1992), Ilmu Bedah Perawat, Yayasan Mesentha Medica, Jakarta.
Schwartz, Seymour, (2000), Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah, Penerbit Buku
Kedokteran, EGC. Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C, (2001), Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah, Volume 2,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

PATOFISIOLOGI DAN PENYIMPANAN KDM

Appendistis
Fekalit tumor, benda asing

Inflamasi Peningkatan suhu


tubuh

Rangsangan mual / Pelepasan mediator kimia Hipertemi


muntah - Histamin kimia
- Bradikinin
- Protaqlandin Eraporalis meningkat
Nafsu makan menurun

Rangsangan pada Risiko deficit volume


reseptor nyeri cairan
Risiko perubahan
nutrisi kurang dari
kebutuhan NYERI Vasodilatasi periper

Tonus otot mneingkat Permeabilitas meningkat

Aktivitas meningkat Edema

93 pola tidur Risiko perforasi


appendix

Risiko Infiltrat

Risiko injuri

c. TINJAUAN KASUS

1. Biodata

A. Identitas klien
1. Nama : Tn. F

2. Umur : 44 tahun

3. Agama : Kristen

4. Alamat : Jl. A. Mappanyukki

5. Jenis kelamin : Laki-laki

6. Suku / bangsa : Ambon / Indonesia

7. Pekerjaan :

8. No. RM : 08 17 02

9. Tanggal masuk RS : 25 September 03

10. Tanggal pengkajian : 4 November 03

11. Rencana terapy :

B. Penanggung Jawab

1. Nama : Ny. S

2. Umur : 40 tahun

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Pekerjaan : PNS

5. Hubungan dengan klien : Istri

2. Keluhan Utama
Klien mengatakan sejak post op App klien merasa nyeri pada

daerah bekas post op tersebut. Selain itu klien mengeluh tidak dapat

melaksanakan aktivitas (klien bedrest). Klien terlihat lemah.

3. Riwayat Kesehatan

A. Riwayat kesehatan sekarang

3 bulan yang lalu kotoran (feces) dari lubang diperut kanan bekas

operasi App kurang lebih setahun yang lalu di RSG.

Hal itu terjadi terus menerus setelah operasi dan untuk mengurangi

keluhan tersebut, klien banyak menutup daerah bekas opp tersebut

dengan kain kasa. Saat dikaji klien hanya bedrest, klien nampak

lemah

B. Riwayat kesehatan masa lalu

Klien mengatakan tidak ada penyebab pada masa anak-anak yang

beresiko timggi yang pernah dialami saat ditanya klien mengatakan

lupa kapan dan tentang lengkapnya immunisasi.

Klien mengatakan sudah 5 kali dioperasi App tapi belum pernah

berhasil.

Tidak ditemukan riwayat alergi dan konsumsi obat-obat bebas.

C. Riwayat kesehatan keluarga


? ? ? ? ? ?
? ?

49 40 38 37

Ket :

: Laki-laki

: Perempuan

: Klien

X : Meninggal

? : Tidak diketahui

 Tidak ada riwayat keluarga yang pernah mengalami hal yang sama

dengan klien

 Tidak ditemukan adanya penyebab keturunan berbahaya yang

menyerang

4. Riwayat Spiritual

 Hubungan klien dengan lingkungannya baik. Klien merasa puas

sebagai seorang laki-laki walaupun dengan keadaan sakit seperti

sekarang

 Klien merasa puas dengan pelayanan yang diberikan di RS

 Selama dirawat, beban biaya RS ditanggung oleh ASKES

 Klien menyerahkan penyakitnya dan tau mengenai penyakitnya


5. Riwayat Spiritual

 Selama di RS klien rajin berdoa dan membaca kitab suci

 Istri klien selaku menemani klien selama di RS

 Biasanya klien selalu berdoa bersama-sama tapi sejak klien

dirawat sudah tidak pernah

6. Pemeriksaan Fisik

A. Keadaan umum klien

1. Tanda-tanda distres : Klien nampak meringis bila nyeri timbul

2. Penampilan klien sesuai usia

3. Expresi wajah biasa, klien kooperatif

4. TB : Klien lupa, BB : Tidak dikaji, Gaya berjalan : Tidak dikaji

B. Tanda-tanda vital

1. Suhu : 36,2 0 C

2. Nadi : 84 x / menit

3. Respirasi : 24 x / menit

4. Tekanan darah : 100 / 60 mm Hg

C. Sistem pernafasan

Hidung simetris, tidak ditemukan sekret / polip

Tidak ada distensi vena jungularis dan tumor leher

Bentuk dada normal dengan perbandingan 1: 2


Tidak nampak retraksi, gerakan dada kiri, kanan normal

D. Sistem cardiovaskuler

Canjungtiva tidak anemia, bibir tidak kemerah-merahan, tidak

nampak stomatis

E. Sistem indra

1. Mata

Klien dapat melihat dengan jelas

2. Hidung

Penciuman tajam, tidak ada sekret yang menghalangi

penciuman

3. Telinga

Struktur telinga simetris kiri dan kanan

Tidak terdapat nyeri

Tidak ada cairan dalam rongga telinga

Fungsi pendengaran baik

F. System saraf

1. a. Status mental baik

b. Kesadaran baik E:5 M:6 V:4

c. Klien dapat berbicara dengan ekspresi

2. Fungsi kronial : baik

3. Fungsi motorik : klien tidak dapat bergerak bebas

4. Fungsi sensorik : baik


5. Koordinasi dan keseimbangan : baik

6. Refleks : tidak dikaji

7. Tidak ada iritasi meningen

G. System muskulu skeleta

Kepala : Normochepal, rambut bersih

Tidak ada pembengkakan pada lutut

H. Sistem integumen

Distribusi rambut merata, temperatur / kelembaban kulit normal,

warna kulit agak merah, pendek

I. Sistem endokrim

Tidak ada pembesaran kelenjar, suhu tubuh seimbang

J. Sistem perkemihan

Tidak ada odema palpebra, moon face maupun odema anasarka

K. Sistem reproduksi

Tidak dikaji

L. Sistem immun

Tidak ada alergi terhadap cuaca, debu. Tidak ada penyebab yang

berhubungan dengan perubahan cuaca

7. Aktivitas Sehari-Hari

A. Nutrisi
Selera makan berkurang

Menu makan dalam 24 jam : nasi + sayur + lauk + buah

Frekuensi makan dalam 24 jam : 3 x / sehari

Tidak ada pantangan

B. Cairan

Jenis minuman yang dikonsumsi dalam 24 jam : susu dan air putih

Frekuensi minum : 6 – 8 x / menit

C. Eliminasi

Klien melaksanakan BAB dan BAK ditempat tidur (pispot). BAB 1x /

hari secara teratur konsistensi : lunak tidak ada kesulitan

BAK : 3 – 4 x / hari

D. Istirahat tidur

Klien cepat tidur (pkl. 10.00), tidur siang (13.00 – 14.00), malam

(22.00 – 06.00)

E. Olahraga

Klien tidak perbah berolahraga

F. Rokok / alkohol dan obat-obat

Klien tidak merokok, tidak minum minuman keras

G. Personal hygiene

Klien mandi 1x sehari dengan cara dirambut

Cuci rambut tidak pernah

Gosok gigi 1 x sehari


H. Aktivitas / mobilitas fisik

Klien tidak melaksanakan aktivitas apapun

I. Rekreasi

Dulunya klien biasa berekreasi bersama keluarga

8. Diagnostik

Laboratorium : alb. 3.03

9. THERAPY Saat Ini : Bediets

KLASIFIKASI DATA

Data Subyektif Data Obyektif


- Klien mengeluh nyeri pada tangan - Ekspresi wajah lemah
abdomen kanan bawah - Klien tampak bedres
- Klien mengatakan todak dapat - Porsi makan tidak dihabiskan
beraktivitas - Tanda-tanda vital
- Klien mengeluh nafsu makan TD : 100 / 60 mmHg
berkurang N : 84 x / menit
- Klien mengeluh karena badanya P : 24 x / menit
terasa kurus S : 36,2 0 C
- Badan klien terlihat kurus
- Tampak bekas operasi
ANALISA DATA

No. Data Etiologi Masalah


1 2 3 4
1. DS : Sumbatan pada Nyeri
- Klien mengatakan nyeri apendiks
pada bagian bawah
abdomen Imflamasi

DO : Pelepasan mediator
- Tampak bekas operasi kimia
- Ekspresi wajah meringis
- Tanda-tanda vital Rangsangan pada
TD : 100 / 60 mmHg reseptor kimia
N : 84 x / menit
P : 24 x / menit Nyeri
S : 36,2 0 C

2. DS :
- Klien mengatakan tidak Intolerancy activity
dapat beraktivitas
Nyeri pada rongga
DO : abdomen kanan bawah
- Klien tampak lemah
- Klien bedres Torus otot meningkat

Aktifitas menurun

Intolerance activity
3. DS :
- Klien mengeluh nafsu Nutrisi kurang dari
makan berkurang kebutuhan
- Klien mengeluh karena Pelepasan mediator
badannya terasa kurus kimia

DO : Rangsangan mual /
- Porsi makan tidak muntah
dihabiskan
- Badan klien tampak kurus Nafsu makan menurun

Nutrisi kurang dari


kebutuhan

DIAGNOSA KEPERAWATAN

NDX Diagnosa keperawatan Tgl. di Temukan Tgl. Teratasi


1. Nyeri abdomen kanan bawah b/d 4 November Belum teratasi
bekas luka post op App 2003

2. Intolerancy activity b/d adanya luka Belum teratasi


4 November
Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d 2003
nafsu makan berkurang
3.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Tgl. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1 2 3 4 5
04 Nyeri abdomen Klien akan 1. Kaji tingkat nyeri 1. Mendeteksi sejauh-
-11 kanan bawah menunjukkan nyeri yang dialami oleh mana tingkat nyeri
2003 b/d bekas luka berkurang atau klien (mengguna- guna menentukan
operasi hilang dengan kan skala 1: 5) intervensi
kriteri 2. Berikan relaksasi selanjutnya
DS : Klien nafas dalam 2. Membantu klien
mengatakan untuk istirahat lebih
nyeri hilang efektif dan
atau memfokuskan
berkurang kembali perhatian,
DO : wajah klien dapat
tidak meringis meningkatkan
lagi 3. Berikan / kemampuan koping
anjurkan klien dan menurunkan
untuk tidak nyeri
banyak bergerak 3. mengurangi faktor
pencetus yang
4. Berikan obat dapat
sesaui indikasi menyebabkan
terjadinya nyeri
4. menghilangkan
nyeri,
Intolerancy meningkatkan
04 activity b/d ada- 1. Timbang BB klien kenyamanan dan
-11 nya luka Klien akan sekali seminggu istirahat
2003 menunjukkan
kemampuan untuk 2. Auskultasi 1. Memudahkan
melaksanakan peristaltik usus perawatan
aktivitas sesuai dan identifikasi memenuhi
toleransi dengan adanya perut intervensi
kriteria : kembung selanjutnya
DS : klien 3. Memberikan 2. Mencegah
mengatakan makanan dlm mobilisasi yang
sudah dapat porsi kecil tapi akan mengaki-
melaksanaka sering batkan cedera
n perawatan
kebersihan 3. Meningkatkan
diri 4. Berikan HE mekanisme koping
DO : klien dapat tentang diet DM klien menghadapi
melaksanaka penyakit dan
n mandi, megura-ngi beban
makan tanpa klien
bantuan 4. Mencegah
terjadinya kekakuan
/ atropi otot-otot dan
sendi

Tgl. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


1 2 3 4 5
04-11 Nutrisi kurang Klien akan 1. Kaji sejauhmana 1. Menganalisa
2003 dari kebutuhan menunjukkan ketidak adekuatan penyebab
b/d nafsu makan kebutuhan nutrisi nutrisi klien melaksanakan
menurun yang adekuat intervensi
dengan kriteria : selanjutnya
DS : Klien 2. Auskultasi 2. Mengetahui
mengatakan peristaltik usus sejauh mana
nafsu makan fungsi alat
baik 3. Berikan makanan pencernaan
DO : Porsi makan yang bervariasi 3. Mengurangi
habis, berat dengan dosis kebosanan dan
badan sedikit tapi sering menningkatkan
meningkat 4. Berikan obat untuk nafsu makan klien
meningkatkan 4. Membantu dalam
nafsu makan proses
peningkatan
nafsu makan
yang adekuat
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

NDX Hari / Tgl Jam Implementasi dan Hasil Paraf


1 2 3 4 5
I Rabu 09.00 1. Mengkaji tingkat nyeri yang dialami oleh klien
06-11-03 Hasil : Klien mengatakan masih dapat menahan
rasa nyerinya dengan relaksasi
Dan rasa nyeri itu timbul hanya jika diraba
pada abdomen bekas operasi
Skala nyeri berada pada skala 3
09.10 2. Mengamjurkan klien untuk tetap melaksanakan
relaksasi nafas dalam, bila nyeri timbul
Hasil : Klien mengerti dan selalu melaksanakan
anjuran perawat
09.15 3. Menganjurkan klien untuk tidak banyak bergerak
guna mengurangi faktor pencetus nyeri.
Hasil : Klien mengerti

II Rabu 09.05 1. Mengkaji tingkat aktivitas klien


06-11-03 Hasil : Klien mengatakan tidak pernah turun dari
tempat tidur
09.17 2. Membantu klien minum dan makan snack
Hasil : Klien senang dan kooperatif
09.13 3. Menganjurkan keluarga untuk tetap
melaksanakan / membantu klien melaksanakan
aktivitas
09.20 Hasil : Keluarga mengerti
4. Melatih klien menggerakkan ekstremitas atas
sesuai toleransi
Hasil :

III Rabu 09.15


06-11-03 1. Mengakji sejauh mana ketidak adekuatan nutrisi
klien
09.17 Hasil : Klien terlihat kurus, porsi makan tidak
dihabiskan
09.20 2. Mengauskultasi peristaltik usus klien
Hasil : Peristaltik usus 20 x / menit
3. Menganjurkan kepada keluarga untuk tetap
memberi-kan makanan secara bervariasi
dengan porsi kecil tapi sering
Hasil : Keluarga mengerti

NDX Tanggal Jam Tindakan dan Hasil Paraf


1 2 3 4 5
I Kamis 10.00 1. Mengkaji tingkat nyeri yang dialami klien
07-11-03 Hasil : Klien mengatakan masih mengalami
nyeri yang sama dengan kemarin. Klien
mengatakan belum ada perubahan
Skala nyeri 3
10.10 2. Tetap menganjurkan klien agar tetap
melaksanakan teknik relaksasi nafas dalam
Hasil : Klien mengerti dan nampak klien selalu
melaksanakannya
12.30 3. Membantu klien dalam memberikan obat.

II Kamis 10.05 1. Mengkaji tingkat aktivitas klien


07-11-03 Hasil : Klien mengatakan masih belum dapat
beraktivitas
10.15 2. Membantu klien memakai baju
Hasil : Klien kooperatif
10.16 3. Melatih klien untuk menggerakkan ekstremitas
dan merubah posisi sesuai toleransi
Hasil : Klien dapat melaksanakan secara pelan,
walaupun terlihat klien sedikit mengeluh

III Kamis 10.10 1. Mengauskultasi peristaltik usus


07-11-03 Hasil : Peristaltik usus 20 x / menit
10.05 2. Membantu klien makan roti
Hasil : Klien kooperatif
12.30 3. Memberikan obat secara oral kepada klien
Hasil : Klien kooperatif

I Jum’at 10.00 1. Mengkaji tingkat nyeri yang dialami oleh klien


08-11-03 Hasil : Klien masih mengeluh nyeri pada daerah
abdomen bawah
10.05 2. Menganjurkan dan mengevaluasi kembali
kemampu-an klien melaksanakan teknik
relaksasi nafas dalam
12.30 Hasil : Klien mengatakan tetap
melaksanakannya
3. Membantu klien minum obat

NDX Tanggal Jam Tindakan dan Hasil Paraf


1 2 3 4 5
II Jum’at 10.15 1. Mengkaji kembali tingkat aktifitas klien
08-11-03 Hasil : Klien mengatakan masih belum dapat
beraktivitas secara maksimal
10.20 2. Membantu klien merapikan rambut
Hasil : Klien kooperatif
10.30 3. Melatih klien merubah posisi sesuai toleransi
Hasil : Klien mengatakan masih belum dapat
beraktivitas

III Jum’at 10.35 1. Mengauskultasi peristaltik usus


08-11-03 Hasil : Peristaltik usus 20 x / menit
10.40 2. Memberi makanan bubur pada klien
Hasil : Klien makan tapi tidak menghabiskan
porsinya
12.30 3. Memberikan obat oral lanjut kepada klien
Hasil : Klien kooperatif

NDX Tanggal Jam Evaluasi / Soap Paraf


1 2 3 4 5
I Rabu S : Klien mengatakan masih nyeri pada daerah
06-11-03 abdomen bawah
Klien mengatakan nyeri timbul bila bekas
operasi tersebut tersentuh
O : Klien nampak meringis bila disentuh lukanya
Skala nyeri 3
A : Masalah belum taratasi
P : Lanjutkan intervensi 1, 2, 4.

II Rabu S : Klien mangatakan belum pernah turun dari


06-11-03 tempat tidurnya
O : Klien bed rest
Klien nampak lemah
A : Masalah belum taratasi
P : Lanjutkan intervensi 1, 2, 4.

III Rabu S : Klien mengatakan nafsu makan menurun


06-11-03 O : Klien nampak kurus
Porsi makan tidak dihabiskan
Peristaltik usus 20 x / menit
A : Masalah belum taratasi
P : Lanjutkan intervensi 1, 2, 4.

I Kamis S : Klien mengeluh masih mengalami nyeri yang


07-11-03 sama dengan kemarin
O : Skala nyeri 3
A : Masalah belum taratasi
P : Lanjutkan intervensi 1, 2, 4.

II Kamis S : Klien mengatakan masih belum dapat


07-11-03 beraktifitas
Klien mampu bergerak ringan walaupun sedikit
mengeluh
O : Klien lemah
Klien bedrest
A : Masalah belum taratasi
P : Lanjutkan intervensi 1, 2, 4.

NDX Tanggal Jam Evaluasi / Soap Paraf


1 2 3 4 5
III Kamis S : Klien mengatakan nafsu makan tidak ada
07-11-03 O : peristaltik usus 20 x / menit
Klien kurus
A : Masalah belum taratasi
P : Lanjutkan intervensi 2, 3, 4.

I Jum’at S : Klien mengatakan nyeri pada abdomennya


08-11-03 Klien mengatakan tetap melaksanakan
relaksasi nafas dalam
O : Klien ekspresif
Skala nyeri 2
A : Masalah belum taratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4.
II Jum’at S : Klien mengatakan masih belum dapat
08-11-03 beraktifitas secara maksimal
O : Klien lemah
Klien bedrest
A : Masalah belum taratasi
P : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4.

III Jum’at S : Klien mengatakan nafsu makan tidak ada


08-11-03 O : Peristaltik usus 20 x menit
Porsi makan tidak dihabiskan
A : Masalah belum taratasi
P : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4.

Vous aimerez peut-être aussi