Vous êtes sur la page 1sur 13

2013

Hubungan Internasional
Universitas Al Azhar
Indonesia

Rio Kusuma Asmara

[PROSPEK ASEAN
SECURITY COMMUNITY
(ASC) DALAM
PENYATUAN KAWASAN
ASEAN]
[ Makalah ini merupakan tugas akhir studi Pengkajian Strategi Penulis dalam studinya di
Universitas Al Azhar Indonesia
BAB I
Pendahuluan

I. Latar Belakang Masalah

ASEAN sebagai sebuah organisasi tingkat regional dikawasan Asia


Tenggara, memiliki tujuan untuk membentuk One ASEAN atau
menciptakan sebuah kesamaan identitas di dalam negara-negara anggota
asean, seperti apa yang dituangkan dalam motto yang dianut. Yaitu “One
vision, One Identity, One Community”

Kesamaan identitas tersebut dituangkan kedalam tujuan dibentuknya


ASEAN seperti yang tertuang didalam pasal 1,bab1 ASEAN charter.Yaitu :

 memelihara dan meningkatkan perdamaian, keamanan, dan


stabilitas serta lebih memperkuat nilai-nilai yang berorientasi pada
perdamaian di kawasan;
 meningkatkan ketahanan kawasan dengan memajukan kerja sama
politik, keamanan, ekonomi, dan sosial budaya yang lebih luas;
 mempertahankan Asia Tenggara sebagai Kawasan Bebas Senjata
Nuklir dan bebas dari semua jenis senjata pemusnah massal lainnya;
 menjamin bahwa rakyat dan Negara-Negara Anggota ASEAN
hidup damai dengan dunia secara keseluruhan di lingkungan yang
adil, demokratis, dan harmonis;
 menciptakan pasar tunggal dan basis produksi yang stabil, makmur,
sangat kompetitif, dan terintegrasi secara ekonomis melalui
fasilitasi yang efektif untuk perdagangan dan investasi, yang di
dalamnya terdapat arus lalu lintas barang, jasa-jasa dan investasi
yang bebas; terfasilitasinya pergerakan pelaku usaha, pekerja
profesional, pekerja berbakat dan buruh; dan arus modal yang lebih
bebas;
 mengurangi kemiskinan dan mempersempit kesenjangan
pembangunan di ASEAN melalui bantuan dan kerja sama timbal
balik;
 memperkuat demokrasi, meningkatkan tata kepemerintahan yang
baik dan aturan hukum, dan memajukan serta melindungi hak asasi
manusia dan kebebasan-kebebasan fundamental, dengan
memperhatikan hak-hak dan kewajiban-kewajiban dari Negara-
Negara Anggota ASEAN;
 menanggapi secara efektif, sesuai dengan prinsip keamanan
menyeluruh, segala bentuk ancaman, kejahatan lintas-negara dan
tantangan lintas-batas;
 memajukan pembangunan berkelanjutan untuk menjamin
perlindungan lingkungan hidup di kawasan, sumber daya alam yang
berkelanjutan, pelestarian warisan budaya, dan kehidupan rakyat
yang berkualitas tinggi;
 mengembangkan sumber daya manusia melalui kerja sama yang
lebih erat di bidang pendidikan dan pemelajaran sepanjang hayat,
serta di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk
pemberdayaan rakyat ASEAN dan penguatan Komunitas ASEAN;
 meningkatkan kesejahteraan dan penghidupan yang layak bagi
rakyat ASEAN melalui penyediaan akses yang setara terhadap
peluang pembangunan sumber daya manusia, kesejahteraan sosial,
dan keadilan;
 memperkuat kerja sama dalam membangun lingkungan yang aman
dan terjamin bebas dari narkotika dan obat-obat terlarang bagi
rakyat ASEAN;
 memajukan ASEAN yang berorientasi kepada rakyat yang di
dalamnya
 seluruh lapisan masyarakat didorong untuk berpartisipasi dalam,
dan memperoleh manfaat dari, proses integrasi dan pembangunan
komunitas ASEAN;
 memajukan identitas ASEAN dengan meningkatkan kesadaran yang
lebih tinggi akan keanekaragaman budaya dan warisan kawasan;
dan
 mempertahankan sentralitas dan peran proaktif ASEAN sebagai
kekuatan penggerak utama dalam hubungan dan kerja samanya
dengan para mitra eksternal dalam arsitektur kawasan yang terbuka,
transparan, dan inklusif.

Dan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, ASEAN memiliki tiga pilar


utama yang akan jadi penopang pembangunan ASEAN kedepannya. Yaitu,
ASEAN Security Community (ASC), ASEAN Economic Community
(AEC), dan ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC).

Diluar dari segala tujuan dan cita-cita yang dimiliki oleh ASEAN mengenai
pembangunan kawasan Asia Tenggara kedepannya, ASEAN menurut
beberapa ahli dianggap sebagai sebuah organisasi yang “unik” dimana
organisasi ini memiliki beberapa faktor yang berbeda dengan organisasi
regional lainnya. Salah satu contohnya adalah ASEAN menganut prinsip
non-Intervensi. Yaitu sebuah prinsip untuk tidak ikut campur dalam
permasalah domestik maupun permasalahan bilateral yang terjadi diantara
negara-negara anggota ASEAN.

dengan ke-“unik”-an yang dimilikinya, hal ini memunculkan pertanyaan


bagi beberapa ahli yang mempertanyakaan, dapatkah ASEAN mewujudkan
ASEAN Community ?
1. Rumusan Masalah

Dengan semakin digenjotnya program persiapan menuju ASEAN Community


2015, serta perkembangan kondisi politik internasional. Bagaimanakah
prospek ASEAN Security Community (ASC) didalam menyatukan kawasan
ASEAN kedepannya ?

2. Kerangka Teori

Kontruktivisme

Konstruktivisme lahir pada akhir tahun 80-an ketika terjadi great debate yang
ke-3 antara kaum positivis yang terdiri dari kaum realisme, liberalisme,
marxisme, dll. Dengan kaum post-positivis yang terdiri dari kaum post-
modernisme, post-strukturalis, feminis, dll. Konstruktivis ini mengeklaim
dirinya sebagai penengah diantara dua kubu yang berselisih tersebut.

Secara ontologis konstruktivisme dibangun bedasarkan tiga buah pilar. Yaitu :

 Struktur sebagai pembentuk perilaku aktor


Konstruktivis berpendapat bahwa, sistem mengenai nilai, gagasan,
serta keyakinan yang dianut oleh suatu masyarakat memiliki pengaruh
didalam menentukan perilaku dari suatu aktor, dan struktur normatif
serta ideasional lah yang membentuk indentitas suatu aktor.
 Kepentingan
Kepentingan sering digambarkan sebagai dasar tindakan dari suatu
aktor, namun konstruktivis lebih menekankan kepada sumber-sumber
munculnya kepentingan dari suatu aktor tersebut.
 Peran struktur serta aktor lain
Dalam konstruktivis peran dari aktor maupun struktur yang berada
disekitar suatu aktor sangat diperhitungkan, karena tindakan-tindakan
yang dilakukan oleh aktor/sturktur dilingkungan suatu aktor akan
sangat mempengaruhi sikap dan ideologi aktor tersebut.
Lalu menurut Adler dan Barnett konstruktivisme telah membagi komunitas
keamanan menjadi tiga bagian. Yaitu :

.1) Komunitas kemanan sebagai sebuah konstruksi sosial, yang


dihasilkan dari interaksi, sosialisasi, pembentukan norma, dan identitas,
dapat meredefinisi kepentingan negara dalam konteks perang dan damai.;

2) Konstruktivisme fokus pada peranan konstitutif norma dalam proses


sosial yang meredefinisi kepentingan dan identitas negara sehingga
memungkinkan terciptanya hubungan yang damai diantara anggota.;

3) selain faktor material seperti kekuatan, konstruktivisme juga menaruh


perhatian terhadap faktor intersubjektif seperti ide, budaya dan identitas
kolektif yang menjadi basis bagi terciptanya komunitas keamanan.“1

1
Emanuel Adler dan Michael Barnett, “Security Communities in Theoretical
Perspective”, dalam Emanuel Adler dan Michael Barnett (ed.), op. cit., hal. 3. Dikutip dari
http://academia.edu/1496544/ASEAN_Security_Community_Norma_dan_Identitas_ata
u_Perimbangan_Kekuatan pada tanggal 16 juli 2013 pukul 00:46
BAB II

Pembahasan

3. ASEAN Security Community

Pada bagian ini saya kan mencoba untuk memaparkan tujuan serta komponen
utama yang dikandung oleh ASEAN Security Comunity seperti yang
dituangkan didalam situs resmi ASEAN.

ASEAN Security Community (ASC) digadang-gadang mempromosikan


sebuah bentuk kerja sama yang lebih luas didalam bidang politik serta
keamanan di kawasan Asia Tenggara yang tidak hanya terpaku terhadap
aliansi militer, pakta kesepakatan atas keamanan, ataupun perjanjian politik
maupun keamanan semata.

ASC juga berkomitmen untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan


didalam aspek ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Yang dimana dipercayai
bahwa dengan adanya stablitas politik serta kesejahteraan didalam bidang
ekonomi, dapat mempersempit kesenjangan pembangunan yang terjadi
didalam kawasa, serta pengentasan kemiskinan dan kesenjangan sosial yang
terbentuk didalam masyarakat dapat diatasi. Sehingga hal tersebut dapat
menjadi pondasi dasar bagi ASC guna pembangunan yang berkelanjutan serta
mendukung prinsip keamanan yang komprehensif.

Didalam usaha mewujudkan hal tersebut, ASC memiliki 6 buah aspek yang
digunakan untuk mengeksplorasi cara-cara inovatif dalam pewujudannya2.
Yaitu :

2
Bedasarkan ASEAN Security Community plan of Action
http://www.asean.org/news/item/asean-security-community-plan-of-action diakses pada
tanggal 15 juli 2013 pukul 20:30
I. Pembangunan Politik
Dalam hal ini negara-negara anggota ASEAN diwajibkan untuk
memajukan politik serta mendukung pemimpin ASEAN didalam
mencapai Visi bersama dan untuk mencapai perdamaian, stabilitas,
demokrasi, serta kesejahteraan wilayah.

II. Membentuk dan Membagi Norma


Hal ini bertujuan untuk mebuat standar umum atas kepatuhan
terhadap norma-norma umum diantara negara anggota ASEAN,
guna mengkonslolidasi, memperkuat solideritas ASEAN, serta
berkontribusi terhadap pembangunan yang demokratis, toleran, dan
menciptakan masyarakat yang partisipatif dan transparan

III. Pencegahan Konflik


Pencegahan konflik ini dilakukan untuk memperkuat keyakinan
dan kepercayaan masyarakat, mengurangi ketegangan dan
mencegah timbulnya perselisihan didalam negara anggota ASEAN
maupun intra-ASEAN.

IV. Resolusi Konflik


Seiring dengan berjalanya mekanisme resolusi konflik nasional,
bilateral, dan internasional didalam penyelesaian suatu konflik
yang dilakukan dengan cara damai. Anggota asean harus berusaha
menggunakan mekanisme penyelesaian sengketa regional yang
ada.

V. Penciptaan perdamaian pasca konflik


Dalam penciptaan kondisi ini negara-negara anggota ASEAN
harus saling membantu dalam bentuk kemanusiaan, rekonstruksi,
dan rehabilitasi. Guna menciptakan perdamaian serta mencegah
timbulnya kembali konflik.
VI. Mekanisme Penerapan
Didalam mengambil langkah penerapan yang akan digunakan
harus berkonsultasi dengan badan-badan kementrian yang terkait,
yang dimana akan diadakan review menyeluruh mengenai
kemajuan renca yang digunakan . serta dalam hal ini SEKJEN
ASEAN diwajibkan untuk memantau dan meninjau kemajuan dari
rencana yang digunakan tersebut

Bedasarkan enam buah aspek tersebut kita dapat melihat hal yang menjadi
konsern ASEAN melalui ASEAN Security Community ini lebih kepada
penciptaan sebuah indentitas bersama yang dibangun melalui penstabilan
politik, serta peningkatan kesejahteraan masyarkat dikawasan Asia
Tenggara.

4. ASEAN sebagai komunitas keamanan

Jauh sebelum dibentuknya ASEAN Security Community, menurut beberapa


ahli ASEAN telah berhasil melaksanakan tugasnya sebagai komunitas
keamanan. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Amitav Acharya pada tahun
1991 yang menyatakan ASEAN telah sukses sebagai komunitas keamanan,
dan yang dibutuhkan oleh ASEAN tinggal penguatan dan pengamanan atas
kemungkinan konflik diantara negara anggota.3

Disisi lain,terdapat pula pendapat yang mempertanyakan peran ASEAN


sebagai komunitas keamanan, karena ketidak mampuan ASEAN dalam
menyelesaikan konflik antara negara-negara anggotanya.

3
Amitav Acharya, “The Association of Southeast Asia Nations: ‘Security Community’ or
‘Defence Community’?”,dalamPacific Affairs, Vol. 64, No. 2 (Summer, 1991), hal. 159-178. Dikutip dari
http://academia.edu/1496544/ASEAN_Security_Community_Norma_dan_Identitas_ata
u_Perimbangan_Kekuatan pada tanggal 15 juli 2013 pukul 23.04
Apabila kini kita melihat ASEAN dan secara spesifik ASEAN Security
Community ini dalam perspektif konstruktivisme yang menekankan pada
nilai, gagasan, serta norma yang berlaku disuatu wilayah dapat membentuk
sikap dari suatu aktor yang dalam hal ini ASEAN.

Setelah ASEAN berdiri lebih dari 40 tahun dengan peraturan-praturan,


prinsip kedaulatan , serta norma non-intervensi yang dimilikinya dapat
dikatakan telah mampu meredam friksi-friksi yang timbul diantara
anggotanya, sehingga menjaga wilayah Asia Tenggara dalam perdamaian.

Lalu dengan semakin berkembangnya isu politik serta keamanan di dunia


internasional, mendorong ASEAN untuk membentuk sebuah badan yang
mengurusi hal-hal strategis seperti keamanan, ekonomi, serta sosial budaya.
Sehingga di-inisiasi pembentukan ASEAN Community yang terdiri dari
ASEAN Security Community (ASC), ASEAN Economic Community
(AEC), dan ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC).
BAB III

Kesimpulan

Bedasarkan pemaparan yang sudah saya sebutkan diatas, agakya mimpi


yang dimiliki oleh ASEAN untuk menyatukan seluruh negara di kawasan
Asia Tenggara, agaknya mustahil untuk dicapai. Hal ini mengingat masih
belum stabilnya kondisi politik dari masing-masing negara anggota ASEAN
itu sendiri, dan masih tingginya tingkat sensitifitas masyarakat akan
peristiwa-peristiwa yang telah terjadi pada masa lampau, serta perbedaan
budaya serta norma domestik yang cukup besar akan menyulitkan
penyatuan ini.
Daftar Pustaka

 Emanuel Adler dan Michael Barnett, “Security Communities in


Theoretical Perspective”, dalam Emanuel Adler dan Michael Barnett
(ed.), op. cit., hal. 3. Dikutip dari
http://academia.edu/1496544/ASEAN_Security_Community_Norma_
dan_Identitas_atau_Perimbangan_Kekuatan pada tanggal 16 juli 2013
pukul 00:46

 ASEAN Security Community plan of Action


http://www.asean.org/news/item/asean-security-community-plan-of-
action diakses pada tanggal 15 juli 2013 pukul 20:30
 Amitav Acharya, “The Association of Southeast Asia Nations: ‘Security
Community’ or ‘Defence Community’?”,dalamPacific Affairs, Vol. 64, No. 2
(Summer, 1991), hal. 159-178. Dikutip dari
http://academia.edu/1496544/ASEAN_Security_Community_Norma_
dan_Identitas_atau_Perimbangan_Kekuatan pada tanggal 15 juli 2013
pukul 23.04


Pengkajian Strategi

Prospek ASEAN Security Community Sebagai pemersatu


ASEAN

Rio Kusuma Asmara

HI 2011-B

0801511046

Vous aimerez peut-être aussi