Vous êtes sur la page 1sur 99

PENGARUH KINERJA GURU AGAMA TERHADAP HASIL

BELAJAR SISWA DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


DI SMPN 14 BINTARA BEKASI BARAT

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)

Oleh

Aida Fitri Yati


NIM: 104011000164

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H/2009 M
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul: “Pengaruh Kinerja Guru Agama Terhadap Hasil Belajar


Siswa Dalam Pendidikan Agama Islam Di SMPN 14 Bintara Bekasi Barat”
diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah pada 5
Februari 2009 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh
gelar Sarjana S1 (S.Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agama Islam.
Jakarta, 5 Februari 2009
Panitia Ujian Munaqasyah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan / Program Studi) Tanggal Tanda Tangan

Dr. H. A. Fattah Wibisono, MA ……………… ………………


NIP. : 150 236 009

Sekretaris ( Sekretaris Jurusan/Prodi )


Drs. Safiuddin Sidiq, M. Ag ……………… ………………
NIP. : 150 229 477

Penguji I
Drs. H. Gufron Ihsan, MA ……………… ………………
NIP. : 150 202 340

Penguji II
Dr. H. A. Fattah Wibisono, MA ……………… ………………
NIP. : 150 236 009

Mengetahui:
Dekan,

Prof. Dr. Dede Rosyada, MA


NIP: 150 231 356
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini,


Nama : Aida Fitri Yati
Tempat/Tgl.Lahir : Jakarta, 15 Januari 1986
NIM : 104011000164
Jurusan/Prodi : PAI
Judul Skripsi : Pengaruh Kinerja Guru Agama
Terhadap Hasil Belajar Siswa dalam
Pendidikan Agama Islam di SMPN 14
Bintara Bekasi Barat

Dosen pembimbing : Drs. Rusydy Zakaria, M. Ed, M. Phill

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar


hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas
apa yang saya tulis.
Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian
Munaqasah.

Jakarta, 29 Januari 2009


Mahasiswa Ybs,

Materai 6000

Aida Fitri Yati


NIM: 104011000164
DEPARTEMEN AGAMA No. Dokumen : FTIK-FR-AKD-098
UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 September 2008
FITK FORM (FR) No. Revisi : 00
Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412
Indonesia
Hal : 1/1
PENDAFTARAN PESERTA WISUDA
1. Nama :Aida Fitri Yati
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 15 Januari 1986
3. NIM : 104011000164
4. Jurusan / Prodi : Pendidikan Agama Islam
5. Program : Reguler
6. Judul Skripsi : PENGARUH KINERJA GURU AGAMA
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI SMPN 14 BINTARA BEKASI
BARAT.
7. Pembimbing : Drs. Rusydy Zakaria, M. Ed, M. Phill.
.
8. Penguji : 1. Drs. H. Gufron Ihsan, MA
2. Dr. H. A. Fattah Wibisono, MA.
9. Tanggal Lulus : 5 Februari 2009
10. Nomor ijazah :
11. Indeks Prestasi / Yudisium : 3,28 (Tiga Koma Dua Delapan)
12. Jabatan dalam organisasi
Kemahasiswaan : -

13. Alamat Asal : Jl. Bintara 6 b rt 002/06 Bintara Bekasi


Barat 17134
14. Alamat Sekarang : sda.
15. Nama Ayah : Mastur
16. Pendidikan Terakhir Ayah : SLTA
17. Pekerjaan Ayah : Karyawan Swasta
18. Nama Ibu : Siti Zainun
19. Pendidikan Terakhir Ibu : MA
20. Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
Jakarta, 20 Februari 2009
Calon Wisudawati
Pas Foto
3X4
Aida Fitri Yati
ABSTRAK

Judul skripsi ini "PENGARUH KINERJA GURU AGAMA TERHADAP


HASIL BELAJAR SISWA DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI
SMPN 14 BINTARA BEKASI BARAT".
Berdasarkan pengamatan penulis dilapangan, yakni di SMPN 14 Bintara
Bekasi Barat, bahwa para guru PAI yang mengajar di sekolah tersebut, telah
mengupayakan kinerja yang mengarah pada peningkatan hasil belajar siswa dalam
PAI. Akan tetapi dari hasil penelitian yang penulis lakukan, bahwa tidak terdapat
pengaruh yang cukup kuat antara Kinerja Guru PAI dengan Hasil Belajar Siswa
dalam PAI. Hal ini juga di dukung dengan minimnya jam PAI untuk tingkat
satuan pendidikan umum semisal SMP yaitu hanya 2 jam perminggu. Ini juga
diakui oleh para guru agama Islam tersebut.
Metode yang penulis gunakan adalah metode deskriptif korelasional yaitu
suatu metode untuk mencari hubungan antara Kinerja Guru Agama dengan Hasil
Belajar Siswa Dalam PAI.
Setelah penelitian dilakukan tidak terdapat korelasi yang signifikan antar
variabel X dan variabel Y, angka koefisien korelasinya sebesar 0,525
dikonsultasikan pada table nilai "r" Product Moment setelah sebelumnya dicari
dbnya. Karena N=4 dan nr=2, maka dbnya adalah 2. Dan untuk db=2 pada taraf
signifikansi 5% sebesar 0,950 dan pada taraf signifikansi 1% sebesar 0,990.
dengan demikian ro>rt yaitu 0,950>0,525<0,990. Jadi, tidak terdapat korelasi yang
signifikan antara variable X dengan variable Y. Selanjutnya jika di koefisien
korelasi sebesar 0,525 dikonsultasikan kepada pedoman ancar-ancar berada pada
kisaran 0,40-0,70 dengan interpretasi terdapat korelasi yang sedang atau cukup.
Berdasarkan analisis diatas dapat dikatakan bahwa Ho (Hipotesis Nihil) yang
menyebutkan tidak ada atau tidak terdapat Pengaruh Kinerja Guru Agama
Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam PAI diterima. Sedangkan Ha (Hipotesis
Alternatif) yang menyebutkan ada atau terdapat Pengaruh Kinerja Guru Agama
Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam PAI ditolak.
ِِْ‫ِِْ اِ اْ َ ِ ا‬
KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena
atas limpahan rahmat dan petunjukNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana S1 pada Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.
Penulis sangat menyadari dalam penyusunan skripsi ini, masih jauh dari
kesempurnaan jika tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak yang dengan tulus
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu sudah
selayaknya dalam kesempatan ini penulis memgucapkan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Drs. Rusydy Zakaria, M. Ed, M. Phill. Pembimbing skripsi ini
yang dengan tekun dan penuh keikhlasan mencurahkan waktu, tenaga,
dan pikirannya demi terselesainya skripsi ini dari awal sampai akhir
4. Bapak Dr. Zaimuddin, M. Ag. Pembimbing akademik (PA) yang telah
memberikan motivasi yang begitu besar dalam penyusunan skripsi ini.
5. Para Bapak dan Ibu Dosen yang telah mendidik penulis selama kuliah
di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama
Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Pimpinan Perpustakaan Utama beserta staf-stafnya dan Pimpinan
Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan fasilitas untuk mencari
atau studi pustaka
7. Bapak Drs. H. I Ketut Suprapta, M. M. Kepala SMPN 14 Bintara
Bekasi Barat
8. Bapak Drs. Kamiluddin, Ibu Neneng Permaisuri S. Ag, Bapak Ahmad
Suhari S. Ag, dan Bapak Ayatullah S. Ag. Para guru PAI di SMPN 14
Bintara Bekasi Barat yang juga telah banyak membantu penyelesaian
skripsi ini
9. Yang sangat penulis taati dan patuhi Ayahanda dan Ibunda tercinta
yang telah banyak memberikan banyak sekali curahan doa, dukungan
dan motivasi kepada penulis yang tiada pernah hentinya.
10. Adik-adik tersayang Ahmad Khumaidi Al-Anshori, Syifa Fauziah,
Zulfa Zuhrotunnisa, Tasya Nahwal Kamilah, Nailatunnasywa Faizah,
dan Lilis Komariyah yang telah banyak memberikan dukungannya
kepada penulis. Untuk terus maju demi terselesainya skripsi ini
11. Para sahabat-sahabat tersayang Uswah, Hanifah, Yani, Feni,
Nurjannah, Finta, Teh Lina, Marina, Siska, Teh Hasanah, Ika, Zahro,
Ida Pasha, M. Ridwan Syah, Miftahuddin dan teman-teman
seperjuangan lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,
terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini
Semoga amal baik dan jasa mereka mendapat balasan yang setimpal dari Allah
SWT. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih
banyak terdapat kekurangan, walaupun demikian penulis berharap semoga skripsi
ini dapat dijadikan sumbangan pemikiran ilmu pengetahuan. Kritik serta saran
yang sifatnya membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan. Dan pada
akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin Ya Robbal
'Alamin.

Jakarta, 29 Januari 2009

Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................


ABSTRAK...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vii

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................ 1
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah ....................................... 6
C. Tujuan Penelitian...................................................................... 6
D. Kegunaan Penelitian ................................................................. 7

BAB II. TINJAUAN TEORITIS


A. Kinerja Guru
1. Hakikat Dan Makna Kinerja Guru....................................... 8
2. Ruang Lingkup Kinerja Guru .............................................. 9
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru............... 11
4. Penerapan Budaya Kinerja Guru ......................................... 14
B. Hakikat Belajar Dan Makna Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar...................................................... 16
2. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa . 17
3. Faktor-faktor yang dapat menghambat hasil belajar siswa ... 17
4. Upaya-upaya guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa. 18
C. Pengaruh Kinerja Guru Agama Terhadap Hasil belajar
Siswa dalam Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ................................... 31
2. Peran Guru Agama dalam Pendidikan Agama Islam ........... 32
D. Kerangka Konsep ..................................................................... 36
E. Hipotesis................................................................................... 39
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian ..................................................................... 40
B. Variabel Penelitian.................................................................... 40
C. Populasi dan Sample................................................................. 41
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 41
E. Teknik Pengumpulan, Pengolahan dan Analisa Data................. 42

BAB IV. HASIL PENELITIAN


A. ............................................................................................G
ambaran Umum SMPN 14 Bintara Bekasi Barat ....................... 46
B. ............................................................................................V
isi, Misi dan Gambaran Singkat Guru SMPN 14 Bintara
Bekasi Barat ............................................................................. 47
C. ............................................................................................P
engolahan Data ......................................................................... 48
D. ............................................................................................D
eksripsi dan Analisa Data.......................................................... 48
E..............................................................................................I
nterpretasi Data......................................................................... 59

BAB V PENUTUP
A. ............................................................................................K
esimpulan ................................................................................. 63
B. ............................................................................................S
aran........................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 66
LAMPIRAN…………………………………………………………………….
DAFTAR TABEL

1. Tabel Pedoman Ancar-Ancar Product Moment.................................. 44


2. Daftar Siswa Smpn 14 Bintara Bekasi Barat ...................................... 46
3. Tabel Disiplin Guru Agama Dating Ke Sekolah ................................ 48
4. Tabel Disiplin Guru Agama Masuk Ke Dalam Kelas......................... 49
5. Tabel Disiplin Guru Agama Keluar Kelas.......................................... 49
6. Tabel Kedisiplinan Guru Agama Membuat RPP Sebelum Mengajar.. 50
7. Tabel Memberikan Materi Sesuai Silabus.......................................... 50
8. Tabel Motivasi Guru Agama Dalam Mengajar .................................. 51
9. Tabel Motivasi Guru Agama Karena Reward .................................... 51
10. Tabel Mendorong Siswa Giat Dalam Belajar ..................................... 52
11. Tabel Nilai Belajar Tidak Diberitahukan Kepada Siswa .................... 52
12. Tabel Membuat Persaingan Sehat Dalam KBM ................................. 53
13. Tabel Mengkondisikan Kelas Sebelum Mengajar .............................. 53
14. Tabel Mengenal Siswa Lebih Dekat .................................................. 54
15. Tabel Mengikutaktifkan Siswa Dalam KBM ..................................... 54
16. Tabel Bertanya Sebelum Pelajaran Dimulai....................................... 55
17. Tabel Bertanya Diakhir Pelajaran ...................................................... 55
18. Tabel Menyesuaikan Metode Dengan Pelajaran................................. 56
19. Tabel Menentukan Metode Dalam RPP ............................................. 57
20. Tabel Menggunakan Metode Seingatnya ........................................... 57
21. Tabel Penggunaan Metode Yang Bervariasi ...................................... 58
22. Tabel Penyampaian Materi Secara Jelas ............................................ 58
23. Tabel Variable X (Kinerja Guru Agama) ........................................... 59
24. Tabel Perhitungan Korelasi Antara Variable X Dengan Variable Y ... 59
25. Tabel Daftar Guru Smpn 14 Bintara Bekasi Barat..............................
26. Tabel Data Sarana Dan Prasarana Smpn 14 Bintara Bekasi Barat ......
DAFTAR LAMPIRAN

1. Kisi-Kisi Instrument Angket


2. Angket/Kuisioner
3. Pedoman Wawancara
4. Transkip Hasil Wawancara
5. Tabel Data Pimpinan dan Tenaga Edukatif SMPN 14 Bintara Bekasi
Barat
6. Tabel Data Sarana dan Prasarana SMPN 14 Bintara Bekasi Barat
7. Surat Pengesahan Proposal Skripsi
8. Surat Permohonan Bimbingan Skripsi
9. Surat Permohonan Izin Penelitian
10. Surat Permohonan Observasi
11. Surat Keterangan Penelitian dari SMPN 14 Bintara Bekasi Barat
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan adalah proses memanusiakan manusia melalui pembelajaran
dalam bentuk aktualisasi potensi peserta didik menjadi suatu kemampuan atau
kompetensi. Kompetensi yang dapat mereka miliki yaitu kompetensi spiritual
keagamaan sebagai suatu aktualisasi potensi emosional (EQ), kompetensi
akademik sebagai aktualisasi potensi intelektual (IQ), dan kompetensi motorik
yang dikembangkan dari potensi inderawi atau fisik.1
Pendidikan diarahkan kepada pembentukan manusia yang berguna.
Sedangkan pengajaran adalah salah satu alat atau usaha untuk membentuk
manusia tersebut. Pendidikan bertujuan meningkatkan kualitas manusia
indonesia. Manusia indonesia yang berkualitas ialah manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,
berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh dan bertanggung jawab,
mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani. 2
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
adalah melalui proses pembelajaran disekolah. Dalam usaha meningkatkan
kualitas sumber daya pendidikan, guru merupakan komponen sumber daya
manusia yang harus dibina dan dikembangkan terus menerus. Pembentukan
profesi guru dilaksanakan melalui program pendidikan pra-jabatan (pre-
sevice education) maupun program dalam jabatan (intervice education).
Tidak semua guru yang mendidik di lembaga pendidikan, terlatih dengan
baik dan kualified (well training and well) (Jacobson, 1954). Potensi
sumberdaya guru itu perlu terus menerus tumbuh dan berkembang agar
dapat melakukan fungsinya secara profesional. Selain itu, pengaruh
perubahan secara cepat mendorong guru-guru untuk terus menerus belajar
menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta mobilitas masyarakat. 3
1
Hari Suderajat, Implementasi Guru Berbasis Kompetensi, (Bandung: CV Cipta Rekas Grafika,
2004), Cet. 1, h.11
2
Piet A. Sahertian dan Ida Aleida Sahertian, Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Program
Intervice Education, (Jakarta: Rineka Cipta), Cet. 1, h. 1
3
Piet A. Sahertian, Konsep Dasar Dan Teknik Supervisi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2000), Cet.1, h. 1
Kualitas proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh kualitas kinerja
guru. Oleh karena itu, usaha meningkatkan kemampuan guru dalam
melaksanakan proses belajar mengajar, perlu secara terus menerus
mendapatkan perhatian dari penanggung jawab sistem pendidikan
peningkatan ini akan lebih berhasil apabila dilakukan oleh guru dengan
kemauan dan usaha mereka sendiri. Namun seringkali guru masih
memerlukan bantuan dari orang lain, karena ia belum mengetahui atau
belum memahami jenis, prosedur, dan mekanisme memperoleh berbagai
sumber yang sangat diperlukan dalam usaha meningkatkan kemampuan
mereka. Pengetahuan tentang supervisi memberikan bantuan kepada guru
dalam merencanakan dan melaksanakan peningkatan profesional mereka
memanfaatkan sumber yang tersedia. 4

Hadari Nawawi berpendapat “kinerja adalah prestasi seseorang dalam suatu


keahlian tertentu, dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan yang
didelegasikan dari atasan dengan efektif dan efisien”.5 Menurut
Poerwadarminta dalam kamus besar Bahasa Indonesia, “kinerja adalah
sesuatau yang ingin dicapai, prestasi yang diperlihatkan dan kemampuan kerja
seseorang”.6
Kinerja guru adalah segala upaya guru dalam mengembangkan kegiatan
yang ada di sekolah menjadi kegiatan yang lebih baik, sehingga tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan baik pula melalui suatu
kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru sesuai dengan target serta
tujuan yang telah ditetapkan.
Akan tetapi pada kenyataan yang ada, para guru hanya berperan sebagai
penyampai suatu pengetahuan kepada siswa. Upaya mereka dalam pendidikan
kurang optimal, sehingga para lulusan yang dihasilkan pun kurang optimal
dalam segi kemampuan mereka dalam suatu disisplin ilmu.
Sebuah pertanyaan yang sedang dihadapi India dalam memastikan
peningkatan akses pendidikan dengan mengubah akses menuju pendidikan

4
Soetjipto, et. Al., Profesi Keguruan, (Jakarta: Rineka Cipta dan DepDikBud, 1999), Cet. 1, h.
230
5
Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: PT Gunung Agung, 1999), Cet. 13, h. 34
6
WJS. Poerwadarminta, Kamus Bahasa Indonesia. (Jakarta: Departement Pendidikan dan
Kebudayaan, 1998), h. 56
berkualitas. Sebagaimana jumlah sekolah dasar dan jumlah guru yang terus
meningkat, akan tetapi tingkat pembelajaran yang dicapai anak tetap sangat
rendah. Salah satu realisasi yang muncul adalah tidak adanya kesepakatan
dan kejelasan bagaimana pelatihan guru yang baik, juga karena tidak adanya
kesepakatan dan mengenai bagaimana mengajar yang baik. Nilai ujian tetap
dapat dicapai meskipun tanpa arti mengajar yang baik. Untuk mengatasinya,
tingkat kinerja guru saat ini memerlukan perhatian dan strategi terencana
untuk meningkatkan kualitas mengajar dan belajar. Upaya nasional
dilaksanakan oleh pemerintah India dengan dukungan dari UNICEF,
kemajuan kinerja pendidikan melalui dukungan guru (Advancement of
Educational Performance through Teacher Support – ADEPTS) adalah
upaya yang dimaksud untuk menyetujui draf standar kinerja untuk guru,
pelatih dan institusi pendukung guru dari kecamatan sampai tingkat
propinsi.7

Beberapa kunci dasar yang disepakati dalam hal ini adalah motivasi utama
bagi para guru yaitu mengalami kesuksesan di kelas. Dengan demikian telah
disepakati bahwa persyaratan minimum harus dipenuhi sebelum guru dapat
diharapkan untuk menerapkan standar-standar sebagai berikut:

1. Ada masa dimana guru belajar. Ketika guru mencapai satu indikator,
kemudian memotivasi mereka dan juga mempersiapkan mereka ke fase
berikutnya, yang lebih tinggi. Institusi pendukung juga bekerja sama
dengan para guru dan berjalan berdampingan satu sama lain
2. Mengubah standar dan indikator ke dalam langkah nyata yang dapat
diterapkan secara aktual oleh para guru. Dengan demikian, jika sebuah
indikator telah disepakati maka ada suatu kebutuhan untuk memperjelas
apa yang perlu dilakukan seorang guru dengan tepat.
3. Kumpulan target, dalam syarat tahapan perbaikan performa sekarang
dapat diterapkan. Para guru dan narasumber mereka dapat menggunakan
dokumen standar untuk memperbaiki tahap perubahan yang mereka cari.
Hasilnya, katakanlah dalam setahun atau 6 bulan.
4. Mengambil pendekatan sedikit campur tangan dalam membantu
menghilangkan tekanan pada sistem untuk mengubah kurikulum atau
buku teks atau bahkan memperkenalkan model pengajaran yang baru.8

Adapun yang menjadi tujuan utama pengelolaan proses pendidikan yaitu


terjadinya proses belajar dan pengalaman belajar yang optimal. Sebab
berkembangnya tingkah laku siswa sebagai tujuan belajar hanya

7
Subir@hotmail.com, EENET asia Newsletters : Kwartal ke-4 2007 / Kwartal ke-1
2008
8
Subir@hotmail.com, EENET asia Newsletters : Kwartal ke-4 2007 / Kwartal ke-1
2008
dimungkinkan oleh adanya pengalaman optimal. Pengelolaan proses
pendidikan harus memperhitungkan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Disamping itu sekolah juga mendidik generasi agar hidup dan
menyesuaikan diri dengan perubahan yang cepat akibat perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Hanya saja masalah sekarang, sebatas manakah pengakuan masyarakat
terhadap profesi guru, sebab kenyataannya masyarakat masih tetap mengakui
profesi dokter atau hakim dianggap lebih tinggi dibandingkan dengan profesi
guru. Seandainya yang dijadikan tinggi rendahnya pengakuan profesional
tersebut adalah keahlian dan tingkat pendidikan yang ditempuhnya, guru pun
ada yang setingkat atau sederajat dengan jenis profesi lain bahkan ada yang
lebih. Kita akui bahwa profesi guru paling mudah tercemar dalam arti masih
ada saja orang yang memaksakan diri menjadi guru walaupun sebenarnya
yang bersangkutan tidak dipersiapkan untuk itu. Hal ini terjadi karena masih
adanya pendapat sebagian masyarakat bahwa siapapun dapat menjadi guru,
asalkan ia berpengetahuan. Rendahnya pengakuan masyarakat terhadap
profesi guru disebabkan beberapa faktor berikut:
1. Adanya pandangan sebagian masyarakat bahwa siapapun dapat menjadi
guru asalkan ia berpengetahuan.
2. Kekurangan guru didaerah terpencil, memberikan peluang untuk
mengangkat seseorang yang tidak mempunyai keahlian untuk menjadi
guru.
3. Banyak guru yang belum menghargai profesinya, apalagi berusaha
mengembangkan profesinya itu. Perasaan rendah diri karena menjadi guru,
penyalahgunaan profesi untuk kepuasan dan kepentingan pribadinya,
sehingga wibawa guru semakin merosot.9
Faktor lain yang mengakibatkan rendahnya pengakuan masyarakat
terhadap profesi guru yakni kelemahan yang terdapat pada guru itu sendiri,
diantaranya, rendahnya tingkat kompentensi profesionalisme mereka.

9
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006),
Cet. 20, h. 2
Penguasaan guru tehadap materi dan metode pengajaran masih berada
dibawah standar. Hal tersebut didukung dengan hasil penelitian balitbang
depdikbud RI diantaranya menunjukkan bahwa kemampuan membaca para
siswa kelas VI SD di Indonesia masih rendah. Kegagalan tersebut disebabkan
pengajaran guru hanya mementingkan penguasaan huruf tanpa penguasaan
makna.
Oleh karena itu setiap guru wajib mengikuti dengan seksama inovasi-
inovasi pendidikan, terutama yang didominasikan secara meluas oleh
pemerintah seperti pendekatan CBSA, keterampilan proses, muatan lokal
dalam kurikulum dan lain-lain agar dapat diambil manfaatnya.
Guru harus peka dan tanggap terhadap perubahan-perubahan, pembaharuan
serta ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang sejalan dengan
tuntutan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman. Disinilah tugas
guru untuk senantiasa meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan
meningkatkan kualitas pendidikannya sehingga apa yang diberikan kepada
siswanya tidak terlalu ketinggalan dengan perkembangan kemajuan zaman.
Bahkan tidak cukup hanya dengan itu saja, untuk membangun kembali
kepercayaan masyarakat terhadap profesi guru yang merosot, maka guru perlu
tampil disetiap kesempatan baik sebagai pendidik, pengajar, pelatih, inovator
maupun dinamisator pembangunan masyarakat yang bermoral pancasila
sekaligus mencerdaskan bangsa Indonesia.

Dalam hal ini Moh. Uzer Usman mengatakan bahwa:


Dengan bermodalkan kewibawaan dan kemampuan mengembangkan
diri, insya Allah guru akan senatiasa dihormati serta mendapat kepercayaan
dari masyarakat. Kapan lagi kalau tidak saat ini untuk meningkatkan
kompetensi profesional dan tingkat pendidikan yang lebih tinggi dari
persyaratan minimal. Sehingga dengan upaya ini diharapkan akan menjadi
guru yang betul-betul profesional.10

Uraian-uraian inilah, yang melatarbelakangi penulisan skripsi ini dengan


judul

10
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru…, h. 3
“PENGARUH KINERJA GURU AGAMA TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (STUDI
KASUS DI SMP NEGERI 14 BINTARA BEKASI BARAT)”

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah


Dalam penelitian ini masalah dibatasi hanya pada:
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru dalam mengupayakan
proses dan hasil belajar siswa yang berkualitas
2. Kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki seorang guru khususnya guru
agama Islam
Upaya-upaya yang dilakukan oleh guru dianggap sebagai variabel bebas,
dan hasil belajar siswa dianggap variabel terikat.
Sedangkan pokok-pokok permasalahan yang akan dirumuskan dalam
penelitian ini adalah:
Adakah pengaruh antara kinerja guru agama dengan hasil belajar siswa
dalam PAI?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kinerja
guru terhadap peningkatan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran PAI.

D. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penulisan ini adalah:
1. Bagi siswa atau para calon guru, dengan penelitian ini dapat menjadi
sebuah informasi bagi mereka bila kelak terjun kelapangan.
2. Bagi lembaga atau institusi, dengan penelitian ini dapat dijadikan sebagai
alat untuk mencari upaya-upaya mengajar yang kreatif dan inovatif
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Kinerja Guru
1. Hakikat dan Makna Kinerja Guru
Terdapat beberapa pengertian atau makna kinerja guru, seperti
beberapa pendapat dibawah ini:
Hadari Nawawi berpendapat “kinerja adalah prestasi seseorang dalam
suatu keahlian tertentu, dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan yang
didelegasikan dari atasan dengan efektif dan efisien”.11 Menurut
Poerwadarminta dalam kamus besar Bahasa Indonesia, “kinerja adalah
sesuatu yang ingin dicapai, prestasi yang diperlihatkan dan kemampuan
kerja seseorang”.12
Mulyasa menjelaskan bahwa ”kinerja dapat diartikan sebagai prestasi
kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, atau unjuk kerja”.13
Memasuki milenium baru berarti pula membentuk suatu kehidupan
baru dengan nilai-nilai yang khas serta merupakan suatu proses
transformasi nilai-nilai budaya. Guru dalam era milenium baru adalah guru
yang berdasarkan kemampuan bukan kepada asal usul keturunan atau
warisan, juga menjunjung tinggi kualitas, inisiatif, dan kreativitas, kerja
keras serta produktivitas. Dalam kaitan ini budaya kinerja sangat menonjol
dalam membantu guru meningkatkan produktivitas pembelajaran dan
mutu lulusan.14
Menurut Suryo Subroto yang dimaksudkan dengan kinerja guru
dalam proses belajar mengajar adalah “kesanggupan atau kecakapan para
11
Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: PT Gunung Agung, 1999), Cet. 13, h. 34
12
WJS. Poerwadarminta, Kamus Bahasa Bahasa Indonesia. (Jakarta: Departement Pendidikan
dan Kebudayaan, 1998), h. 56
13
E mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Professional, (Bandung PT. Remaja Rosda Karya
2003), h. 136
14
A. Tabrani Rusyan, dkk, Upaya Meningkatkan Budaya Kinerja Guru Sekolah Dasar,
(Jakarta: PT Intermedia Ciptanusantara, 2001), Cet. 2, h. 11
guru dalam menciptakan suasana komunikasi yang edukatif antara guru
dan peserta didik yang mencakup suasana kognitif, efektif dan
psikomotorik sebagai upaya mempelajari sesuatu berdasarkan
perencanaan sampai dengan tahap evaluasi dan tindak lanjut agar
tercapai tujuan pengajaran.15

Kinerja guru adalah segala upaya guru dalam mengembangkan kegiatan


yang ada di sekolah menjadi kegiatan yang lebih baik, sehingga tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan baik pula melalui
melalui suatu kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru sesuai
dengan target serta tujuan yang telah ditetapkan.

2. Ruang lingkup Kinerja Guru


Kinerja guru merupakan suatu kemampuan kerja guru dalam
melaksanakan tugasnya. Kemampuan tersebut sebagai salah satu faktor
keberhasilan dan profesionalisme guru dilingkungan sekolah dan diluar
lingkungan sekolah. Kemampuan guru meliputi:
a. Kemampuan Pedadogik
Kemampuan pedagogik adalah kemampuan dalam mengelola
pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta
didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil
belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya. 16
b. Kemampuan Personal (Kepribadian)
Kemampuan personal adalah suatu kemampuan pribadi yang
dimiliki oleh seorang guru dalam melaksanakan proses belajar
mengajar.
Drs. Cece Wijaya dan Drs. Tabani Rusyan merinci kemampuan
pribadi yang meliputi:
1) Ketetapan dan integrasi pribadi

15
Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), Cet. 1, h. 8
16
Undang-Undangan Dan Peraturan Pemerintah RI, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam Departemen Agama RI, 2006), h. 131
2) Peka terhadap perubahan dan pembaharuan
3) Berfikir alternatif
4) Adil, jujur dan objektif
5) Disiplin dalam melaksanakan tugas
6) Ulet dan tekun bekerja
7) Berusaha memperoleh hasil kerja yang sebaik-baiknya
8) Simpatik dan menarik, luwes, bijaksana serta sederhana dalam
bertindak
9) Berwibawa17

Kemampuan pribadi menjadikan guru dapat mengelola dan


berinteraksi secara baik serta dapat mengelola proses belajar mengajar
secara professional. Selain itu juga guru harus mempunyai kepribadian
yang utuh, karena bagaimanpun guru merupakan suri tauladan yang
baik bagi anak didik.
c. Kemampuan Profesional
Kemampuan profesional adalah kemampuan dalam penguasaan
akademik (mata pelajaran) yang diajarkan dan terpadu dengan
kemampuan mengajarnya sekaligus, sehingga guru itu perlu memiliki
wibawa akademis. Kemampuan professional meliputi:
1) Kemampuan menguasai bahan
2) Kemampuan mengelola program belajar mengajar
3) Kemampuan mengelola kelas
4) Kemampuan menggunakan media
5) Kemampuan menguasai landasan-landasan kependidikan
6) Kemampuan menilai prestasi siswa untuk pendidikan dan
pengajaran.
7) Kemampuan mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan
dan penyuluhan
8) Kemampuan mengenal dan menyelenggarakan administrasi
sekolah
9) Kemampuan memahami prinsip-prinsip guna keperluan
pengajaran.18

d. Kemampuan Sosial

17
Cece Wijaya, A. Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991), h. 21
18
Cece Wijaya dan A. Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru…, h. 25-30
Kemampuan sosial adalah kemampuan yang berhubungan dengan
bentuk partisipasi sosial seorang guru dalam kehiduapan sehari-hari di
masyarakat tempat ia bekerja baik secara formal maupun informal.
Kemampuan sosial yang harus dimiliki seorang guru adalah sebagai
berikut:
1) Terampil berkomunikasi dengan siswa
2) Bersikap simpatik
3) Dapat bekerja sama dengan BP3
4) Pandai bergaul dengan kawan sejawat dan mitra pendidikan.19

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru


Kemampuan guru dalam mengajar tidak dapat dipisahkan dari faktor-
faktor pendukung dan pemecahan masalah yang mengakibatkan
terhambatnya KBM secara baik dalam rangka pencapaian tujuan yang
diharapkan guru dalam mengajar.
Adapun faktor-faktor yang mendukung kinerja guru dapat digolongkan
kedalam dua macam yaitu:
a. Faktor yang berasal dari dalam diri sendiri (intern)
b. Faktor yang berasal dari luar diri sendiri (ekstern)
Diantara faktor yang berasal dari dalam diri sendiri (intern) adalah:
a. Kecerdasan
b. Keterampilan dan kecakapan
c. Bakat
d. Kemampaun
e. Motivasi
f. Kesehatan
g. Kepribadian
h. Cita-cita dan tujuan dalam bekerja.20

Sebagaimana disebutkan diatas faktor-faktor yang mempengaruhi


kinerja guru yang berasal dari dalam diri sendiri, yang pertama adalah
kecerdasan. Kecerdasan ini memegang peranan yang penting dalam

19
Cece Wijaya dan A. Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru…, h. 181
20
Kartono Kartini, Menyiapkan Dan Memadukan Karir, (Jakarta: CV. Rajawali, 1985), h. 22
keberhasilan pelaksanaan tugas-tugas. Semakin rumit dan makmur tugas-
tugas yang diemban makin tinggi kecerdasan yang diperlukan. Seseorang
yang cerdas jika diberikan tugas yantg sederhana dan monoton mungkin
akan terasa jenuh dan dapat berakibat pada penurunan kinerjanya.
Kedua adalah keterampilan. Keterampilan dan kecakapan orang
berbeda-beda. Hal ini dikarenakan adanya perbedaaan dari berbagai
pengalaman dan latihan yang telah dilalui.
Ketiga adalah bakat. Penyesuaian antara bakat dan pilihan pekerjaan
dapat menjadikan seseorang bekerja dengan pilihan dan keahliannya
sehingga orang tersebut akan menjalani pekerjaannya dengan suka hati.
Keempat adalah kemampuan. Syarat untuk mendapatkan ketenangan
kerja bagi seseorang adalah tugas dan jabatan yang sesuai dengan
kemampuannya. Kemampuan yang disertai dengan minat yang tinggi
dapat menunjang pekerjaan yang ditekuni.
Kelima adalah motivasi. Motivasi yang dimiliki seseorang dapat
mendorong meningkatnya kerja seseorang.
Keenam adalah kesehatan. Kesehatan dalam membantu proses bekerja
seseorang sampai selesai, jika kesehatan terganggu maka pekerjaan akan
terganggu pula.
Ketujuh adalah kepribadian. Seseorang yang mempunyai kepribadian
kuat dan intregral tinggi kemungkinan tidak akan banyak mengalami
kesulitan dan menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja dan inetraksi
dengan rekan kerja yang akan meningkatkan kerjanya.
Yang kedelapan adalah cita-cita dan tujuan. Jika pekerjaan yang
diemban seseorang sesuai dengan cita-cita maka tujuan yang hendak
dicapai dapat terlaksana karena ia bekerja secara sungguh-sungguh, rajin
dan bekerja dengan sepenuh hati.
Yang termasuk faktor yang berasal dari luar diri sendiri (ekstern),
diantaranya:
a. Lingkungan keluarganya
b. Lingkungan kerja
c. Komunikasi dengan kepala sekolah
d. Sarana Dan Prasarana21
Selain faktor-faktor dari dalam, yang dapat mempengaruhi kinerja
seorang guru adalah faktor-faktor yang berasal dari luar pun turut
mempengaruhi. Sebagaiman disebutkan diatas, pertama adalah keadaan
lingkungan keluarga. Keadaan lingkungan keluarga dapat mempengaruhi
kinerja seseorang. Ketegangan dalam kehidupan keluarga dapat
menurunkan gairah kerja.
Faktor yang kedua adalah lingkungan kerja. Situasi kerja yang
menyenangkan dapat mendorong seseorang bekerja secara produktif.
Tidak jarang kekecewaan dan kegagalan dialami seseorang ditempat ia
bekerja. Lingkungan kerja yang dimaksud disini adalah situasi kerja, rasa
aman, gaji yang memadai, kesempatan untuk mengembangkan karir, dan
rekan kerja yang kolegial.
Faktor yang ketiga dalah komunikasi. Komunikasi yang baik disekolah
adalah komunikasi yang efektif, tidak adanya komunikasi yang efektif
dapat mengakibatkan timbulnya salah pengertian. Komunikasi antar rekan
kerja.
Faktor yang keempat adalah adanya sarana dan prasarana. Adanya
sarana dan prasarana yang memadai membantu guru dalam meningkatkan
kinerjanya, terutama kinerja dalam proses belajar mengajar.
Jadi kesimpulannya adalah baik dan buruknya kinerja guru dalam
proses belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yang telah
diterangkan diatas.

4. Penerapan Budaya Kinerja Guru


Seorang guru hendaknya memiliki kinerja yang baik terhadap tugas
yang diembannya. Hal ini akan memberikan dampak positif dalam proses
belajar mengajar dan memberikan hasil yang maksimal sesuai dengan
tugasnya sebagai seorang pendidik.

21
Kartono Kartini, Menyiapkan Dan…, h. 22
Budaya kinerja merupakan serangkaian kegiatan dalam melaksanakan
tugas dan pekerjaan yang dilakukan oleh guru yang menjadikan kerja
sebagai kebiasaan, dimana jika kebiasaan itu tidak dilaksanakan, berarti
melanggar suatu nilai atau patokan yang ada, dan menjadikan kerja
sebagai kegemaran dan kesenangan, sehingga motivasi muncul dalam
diri guru itu sendiri yang akhirnya produktivitas kerja meningkat.
Dengan demikian budaya kerja memang harus dilaksanakan dalam
rangka meningkatkan kehidupan kerja dan produktivitas kerja.22

Budaya kinerja mengandung arti adanya perubahan kebiasaan kerja.


Perubahan ini mencakup perubahan sikap, nilai dan perilaku tertentu
serta struktur organisasi kerja sesuai dengan tuntutan budaya kinerja.
Sehingga dengan adanya perubahan ini akan memberikan dampak
terhadap guru baik itu yang berdampak positif atau negatif, sebab guru
akan mempelajari aturan-aturan yang sesuai dengan budaya kinerja
untuk mencapai tujuan, tanggung jawab utama terhadap pekerjaan, pola
perilaku yang dilakukan untuk pelaksanaan pekerjaan yang efektif dan
norma-norma serta nilai-nilai yang berlaku.23

Budaya kerja yang mampu meningkatkan pelaksanaan tugas dan


pekerjaan, sehingga para guru dalam bertindak dan berfikir lebih aktif dan
kreatif. Sebab aktifitas dan kreatifitas yang tinggi dapat berjalan dengan
baik jika ditopang dengan budaya kinerja yang baik. Karena pelaksanaan
proses pembelajaran yang ditunjang budaya kinerja akan memberikan arah
kepada guru untuk bersikap kreatif, dinamis, dan inovatif.
Era globalisasi ditandai dengan transformasi sosial budaya yang dahsyat
yang tidak terlepas dari transformasi masyarakat dunia.24 Masyarakat
Indonesia pada umumnya dan guru khususnya tidak terlepas dari masalah
serta kecenderungan-kecenderungan global tersebut, maka guru perlu
menerapkan budaya kinerja dalam proses pembelajaran dengan cara
sebagai berikut:
a. Meningkatkan mutu pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan
tuntutan para siswa.

22
A. Tabrani Rusyan, dkk, Upaya Meningkatkan…, h. 15
23
A. Tabrani Rusyan, dkk, Upaya Meningkatkan…, h. 15-16
24
A. Tabrani Rusyan, dkk, Upaya Meningkatkan…, h. 11
b. Menggalakkan penggunaan alat dan media pendidikan dalam proses
pembelajaran.
c. Mendorong lahirnya “sumber daya manusia” yang berkualitas
melalui proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
d. Menata pendayagunaan proses pembelajaran, sehingga proses
pembelajaran berdaya guna dan berhasil guna.
e. Membina peserta didik yang menghargai nilai-nilai unggul
(excellence) dalam proses pembelajaran.
f. Memotivasi peserta didik, menghargai dan mengejar kualitas yang
tinggi melalui proses pembelajaran.
g. Meningkatkan proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan
globalisasi.
h. Memberi perhatian kepada peserta didik yang berbakat.
i. Mengubah peserta didik untuk berorientasi kepada kekaryaan bukan
kepada ijazah.
j. Membudayakan sikap kritis dn terbuka sebagai syarat tumbuhnya
pola pikir siswa yang lebih demokratis.
k. Membudayakan nilai-nilai yang mencintai kualitas kepada peserta
didik.
l. Membudayakan sikap kerja keras produkif dan disiplin.25

Dengan adanya perkembangan IPTEK dan tantangan globalisasi yang


tengah terjadi saat ini maka pada umumnya masyarakat Indonesia dan para
guru pada khususnya perlu mengimbanginya dengan cara terus
meningkatkan dan menerapkan budaya kinerja yang baik.

B. Hakikat Belajar Dan Hasil Belajar Siswa


1. Pengertian Hasil Belajar
Belajar banyak diartikan sebagai upaya menambah dan mengumpulkan
ilmu pengetahuan. Pendapat ini sudah barang tentu terlampau sempit dan
hanya berpusat pada mata pelajaran belaka. Belajar tidaklah demikian,
belajar itu sendiri adalah proses aktifitas yang dapat membawa perubahan
pada individu.
Menurut Lester D. Crow dan Alice Crow, belajar adalah perubahan
individu dalam kebiasaan, pengetahuan dan sikap.26

25
A. Tabrani Rusyan, dkk, Upaya Meningkatkan…, h. 12
26
Roestiyah N. K, Masalah-masalah Ilmu Keguruan, (Jakarta: PT Bina Aksara, 1986), Cet. 2,
h. 141
Hasil belajar adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan suatu
pencapaian tingkat keberhasilan tentang suatu tujuan yang ingin dicapai
karena suatu usaha telah dilakukan oleh seseorang (siswa). Menurut Gagne
yaitu seorang ahli teori belajar (learning theorist) mengatakakan bahwa
hasil belajar dapat dikategorikan dalam delapan macam yang kemudian
disederhanakan menjadi lima macam kemampuan hasil belajar, yaitu:
a. Keterampilan Intelektual (Intellectual Skill)
b. Strategi Kognitif (Cognitive Strategies)
c. Informasi Verbal (Verbal Information)
d. Keterampilan Motorik (Motor Skill)
e. Sikap Dan Nilai (Attitude). 27
Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa keberhasilan masing-masing
individu dapat diketahui dari seberapa jauh tingkatan mereka dalam
mencapai hasil belajarnya sesuai dengan tingkatan hasil belajar tersebut
baik pada domain kognitif, afektif maupun psikomotorik.

2. Faktor-Faktor Yang Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa


Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan
kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan intruksional yang ingin
dicapai. Untuk meningkatkan cara belajar yang efektif siswa perlu
memperhatikan beberapa hal yakni:
a. Kondisi internal, yaitu situasi (kondisi) yang ada didalam diri siswa
itu sendiri, misalnya kesehatannya, keamanannya, ketentramannya
dan sebagainya.
b. Kondisi eksternal, yaitu situasi (kondisi) yang ada diluar diri siswa
itu sendiri misalnya, kebersihan rumah, penerangan serta lingkungan
fisik lainnya.28

27
Tim Dosen IAIN Sunan Ampel Malang, Dasar-dasar Kependidikan Islam, (Surabaya: Karya
Abdi, 1996), h. 246
c. Pendekatan belajar, yaitu segala cara atau strategi yang digunakan
siswa dalam menunjang efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran
materi tertentu untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan
belajar tertentu.29
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar dengan efektif
dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan serta hasil
belajarnya, disamping itu juga kondisi internal dan eksternal turut pula
mendukung. Oleh karena itu perlu diperhatikan dengan baik. Disamping
kondisi internal dan eksternal siswa, faktor pendekatan belajar yang
dipakai siswa juga mempengaruhi taraf keberhasilan proses dan hasil
pembelajaran siswa tersebut.

3. Faktor-Faktor Yang Dapat Menghambat Hasil Belajar Siswa.


Dalam proses belajar, yang dialami siswa tidak selalu lancar seperti
yang diharapkan, kadang-kadang mereka mengalami kesulitan atau
hambatan dalam belajar, hambatan-hambatan itu antara lain:
a. Endogeen, yaitu hambatan yang timbul dari diri siswa, hal ini dapat
bersifat:
1) Biologis adalah hambatan yang bersifat kejasmanian, seperti
kesehatan, cacat tubuh, kurang makan dan lainnya.
2) Psikologis adalah hambatan yang bersifat psikis. Seperti
perhatian, minat, bakat, IQ, emosi dan gangguan psikis lainnya.
b. Exogeen, yaitu hambatan yang timbul dari luar diri siswa. Seperti
orang tua yang berwujud pada cara mendidik, hubungan orang tua
dengan anaknya, suasana rumah, keadaan sosial ekonomi, juga dapat
timbul dari sekolah dan masyarakat.30

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hambatan atau kesulitan


yang dialami siswa untuk belajar itu tidak terlepas dari faktor endogeen
(yang ada dalam diri siswa) maupun faktor exogeen (yang ada diluar diri
siswa).
28
Roestiyah N. K, Masalah-masalah…, h. 161-163
29
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, 1995), Cet. 2, h. 139
30
Roestiyah N. K, Masalah-masalah…, h. 157-158
4. Upaya-Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.
Dalam kegiatan proses belajar mengajar, seorang guru mempunyai
peranan yang sangat penting dalam usaha menciptakan jalinan interaksi
belajar mengajar yang harmonis. Jalinan interaksi belajar mengajar inilah
yang akan menjadikan proses belajar mengajar itu berjalan dan berhasil
dengan baik adapun upaya-upaya yang dilakukan oleh guru agar dapat
meningkatkan hasil belajar siswa ialah:
a. Membuat perencanaan dan persiapan pengajaran.
Persiapan atau perencanaan pengajaran adalah suatu hal penting
yang harus dikerjakan oleh setiap guru atau calon guru. Dalam
persiapan itu, seorang guru harus memperhatikan semua prinsip-
prinsip mengajar atau asas-asas didaktik. Yang dimaksud dengan
persiapan atau perencanaan pengajaran adalah pemikiran tentang
penerapan prinsip-prinsip umum mengajar dalam suatu situasi
interaksi pengajaran (interaksi guru murid) baik yang berlangsung
didalam kelas maupun diluar kelas semakin baik difikirkan maka
semakin baik pula persiapan pengajaran itu, sehingga dapat
diharapkan menjadi baik dalam pelaksanaan.31

Adapun perencanaan itu mempunyai dua faedah, yaitu:


1) Dengan adanya persiapan atau perencanaan, maka pelaksanaan
pengajaran menjadi baik dan efektif, karena perencanaan atau
persiapan itu dapat memudahkan seseorang (guru) dalam
memberikan pelajaran dengan baik, dengan begitu ia dapat
menghadapi situasi didalam kelas secara tegas, mantap dan
fleksibel. Disamping itu juga seorang guru harus dapat
memperhitungkan alternatif lain yang dapat terjadi dalam
proses pengajaran tersebut, karena biasanya pelajaran tidak
selamanya berjalan seperti yang diharapkan. Untuk itu seorang
guru harus siap menemukan siasat baru.32
2) Dengan adanya perencanaan atau persiapan seorang guru akan
tumbuh menjadi guru yang baik. Agar tumbuh menjadi seorang
pengajar yang baik ia harus mengenal dan mempelajari prinsip-

31
Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum
PBM, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1976), h. 118
32
Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik…, h. 119
prinsip dan metode-metode mengajar, kemudian selalu
berusaha menerapkannya didalam setiap mengajar.33

Guna mencapai tujuan yang diinginkan, maka hendaknya luas


perencanaan seorang guru didalam mengajar itu mencakup aspek
persiapan, yang berupa:
1) Persiapan terhadap situasi umum.
2) Persiapan terhadap siswa yang akan dihadapi.
3) Persiapan dalam tujuan pelajaran (tujuan intruksional yang akan
dicapai).
4) Persiapan tentang bentuk metode mengajar.
5) Persiapan tentang alat-alat peraga pengajaran yang hendak
dipakai.
6) Persiapan tentang jenis dan tehnik evaluasi yang akan
diberikan.34

Dari uraian-uraian diatas dapat disimpulkan bahwa seorang guru dalam


mengajar harus membuat perencanaan atau persiapan terlebih dahulu,
karena perencanaan atau persiapan pengajaran adalah suatu hal penting
yang harus dikerjakan oleh setiap guru maupun seorang calon guru,
dengan adanya perencanaan atau persiapan tersebut maka pelaksaan
pengajaran akan menjadi baik.
b. Penggunaan prinsip-prinsip pengajaran
Mengajar adalah bukan suatu tugas yang ringan bagi seorang guru.
Dalam mengajar seorang guru harus berhadapan dengan sekelompok
siswa yang memerlukan bimbingan dan pembinaan, mengingat tugas
berat tersebut seorang guru yang mengajar didepan kelas harus siap
dan juga harus mempunyai prinsip-prinsip mengajar yang mesti
dilaksanakan seefektif mungkin, prinsip-prinsip itu meliputi:
1) Perhatian, yakni seorang guru harus mampu membangkitkan
perhatian anak (siswa) terhadap pelajaran yang diberikan
olehnya.35

33
Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik…, h. 121
34
Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik…, h. 123
35
Roestiyah N. K, Masalah-masalah…, h. 18
2) Peragaan, untuk dapat menarik perhatian siswa terhadap
pelajaran yang akan diajarkan. Bila pelajaran itu berwujud
sehingga mereka dapat mengamati atau melihat dengan jelas,
maka seorang guru pada waktu mengajar hendaknya berusaha
memperagakan atau mewujudkan bahan yang diajarkan sekonkrit
mungkin dengan mewujudkan benda asli atau benda tiruan
(model) ada dua macam peragaan, yakni:
a) Peragaan langsung yaitu dengan memperlihatkan bendanya
sendiri, mengadakan percobaan yang dapat diamati
langsung oleh siswa.
b) Peragaan tak langsung yaitu dengan menunjukan benda
tiruan, misalnya gambar, foto, serta lainnya.36
3) Aktivitas, yaitu seorang guru harus dapat menimbulkan
kreativitas siswa dalam berfikir dan bertindak.
4) Appersepsi, yaitu seorang guru perlu menghubungkan pelajaran
dengan pengetahuan siswa, oleh karena itu guru sebelum
memulai pelajaran baru perlu mengulang kembali pelajaran yang
sebelumnya telah diberikan.37
5) Repetisi, yakni seorang guru dalam mengajar perlu mengulang
pelajaran yang telah diajarkan, agar siswa dapat lebih mengerti
dan memahami.38
6) Korelasi, yakni seorang guru wajib memikirkan tentang
hubungan diantara setiap pelajaran agar antara satu dengan yang
lainnya bisa diperluas pembahasannya.

36
Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik…, h. 25-26
37
Roestiyah N. K, Masalah-masalah…, h. 20
38
Roestiyah N. K, Masalah-masalah…, h. 21
7) Sosialisasi, yakni seorang guru disamping tugasnya sebagai
pengajar juga harus mampu mengarahkan setiap siswa untuk
bersosialisasi dengan siswa lain. 39
8) Evaluasi, pada setiap pengajaran hendaknya seorang guru
hendaknya mengadakan penilaian terhadap hasil belajar
siswanya.
Penilaian dilakukan untuk mengetahui sampai dimana tujuan itu
tercapai. Penilaian (evaluasi) berguna untuk memperoleh kemajuan hasil
belajar siswa atau untuk mempertinggi belajarnya, sebaliknya bila
terdapat kemunduran, maka seorang guru harus mencari apa
penyebabnya. Dan selanjutnya mengusahakan untuk menghilangkan atau
membantu mengurangi kesulitan yang dialami oleh siswa. Itulah
sebabnya evaluasi tidak dapat dipisahkan dari belajar mengajar.40

Jadi kesimpulannya bahwa karena tugas mengajar adalah bukan tugas


yang ringan, maka seorang guru perlu mempersiapkan diri dengan baik
dan juga mesti menggunakan prinsip-prinsip mengajar.
c. Penggunaan metode-metode pengajaran
Salah satu tugas sekolah adalah memberikan pengajaran kepada
anak didik. Mereka harus memperoleh kecakapan dan pengetahuan
dari sekolah, disamping mengembangkan pribadinya. Pemberian
kecakapan dan pengetahuan kepada siswa yang merupakan proses
pengajaran (proses belajar mengajar) itu dilakukan oleh guru di
sekolah dengan menggunakan cara-cara atau metode-metode tertentu.
Cara-cara demikianlah yang dimaksudkan sebagai metode pengajaran.
Oleh karena itu tujuan dari kegiatan belajar mengajar tidak akan
tercapai selama tidak menggunakan komponen-komponen
mengajar yang diperlukan salah satunya adalah komponen metode
yang merupakan salah satu alat mencapai tujuan. Dengan
memanfaatkan metode yang akurat, seorang guru akan mampu
mencapai tujuan pengajaran.41

39
Roestiyah N. K, Masalah-masalah…, h. 23
40
Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik…, h. 33
41
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), Cet. 1,
h.85
Sehubungan dengan hal tersebut Prof. Dr. Winarno Surakhmad
(1961) menegaskan bahwa metode pengajaran adalah cara-cara
pelaksanaan dari pada proses pengajaran, atau soal bagaimana
teknisnya sesuatu bahan pelajaran diberikan kepada siswa
disekolah. Dengan demikian jelaslah bahwa metode adalah cara
yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan,
semakin tepat metodenya, diharapkan semakin efektif pula
pencapaian tujuan tersebut.42

Oleh karena itu untuk dapat menigkatkan hasil belajar siswa,


seorang guru harus mempunyai metode-metode yang dapat digunakan
didalam mengajar, metode-metode tersebut meliputi:
1) Metode ceramah
2) Metode tanya jawab
3) Metode eksperimen
4) Metode demonstrasi
5) Metode diskusi
6) Metode tugas atau resitasi
7) Metode problem solving
8) Metode sosio drama dan bermain peranan
Metode yang pertama disebutkan diatas adalah ceramah. Menurut
Winarno M. Ed. Yang dimaksud dengan metode ceramah adalah
penerangan dan penuturan secara lisan dari guru kepada siswanya. 43
Kelebihan dari metode ini salah satunya adalah pelajaran dapat
dilaksanakan dengan cepat, karena dalam waktu yang singkat dapat
diuraikan bahan yang banyak. Sedangkan kekurangannya adalah guru
kurang dapat mengetahui dengan pasti sejauh mana siswa telah
menguasai bahan ceramah.44

42
B. Suryobroto, Mengenal Metode Pengajaran Disekolah Dan Pendekatan Baru Dalam
Proses Belajar Mengajar, (Yogyakarta: Amarta Baru, 1986), h. 3
43
B. Suryobroto, Mengenal Metode Pengajaran…, h. 1
44
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press,
2002), h. 139
Yang kedua adalah metode tanya jawab, yaitu memberi motivasi
kepada siswa agar bangkit pemikirannya untuk bertanya selama
mendengarkan pelajaran atau sebalikya guru mengajukan pertanyaan,
siswa menjawab.45 Salah satu kelebihan metode ini adalah suasana
kelas menjadi hidup karena para siswa aktif berfikir dan
menyampaikan buah fikirannya dengan berbicara atau menjawab
pertanyaan. Kekurangannya apabila terjadi perbedaan pendapat dalam
diskusi, bisa memakan waktu yang lama untuk menyelesaikannya.46
Yang ketiga adalah metode eksperimen, yaitu cara penyajian
pelajaran, dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan
membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.47Kelebihan metode ini,
menambah keaktifan peserta didik untuk berbuat dan memecahkan
sendiri. Kelemahannya, tidak semua bahan pelajaran dapat
dieksperimenkan.48
Yang keempat adalah metode demonstrasi, yaitu metode yang
digunakan bila ingin memperlihatkan bagaimana sesuatu harus terjadi
dengan cara yang paling baik, contoh: demonstrasi membuat peta,
memotret.49 Kelebihan metode ini, pengalaman peserta didik
bertambah karena peserta didik turut membantu pelaksanaan suatu
demonstrasi sehingga ia menerima pengalaman yang bisa
mengembangkan kecakapannya. Sedang kekurangannya, metode ini
membutuhkan kemampuan yang optimal dari pendidik untuk itu perlu
persiapan yang matang.50

45
Roestiyah N. K, Didaktik Metodik, (Jakarta: PT Bina Aksara, 1991), h. 129
46
Armai Arief, Pengantar Ilmu…, h. 142-143
47
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar…, h. 95
48
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1994), Cet. 2, h.
251
49
Roestiyah N. K, Masalah-masalah…, h. 76
50
Ramayulis, Metodologi Pendidikan.., h. 246
Yang kelima adalah metode diskusi, yaitu proses interaksi antara
dua atau lebih individu, saling tukar menukar pengalaman, informasi,
memecahkan masalah yang terjadi, dan semuanya aktif tidak ada yang
pasif. 51 Kelebihannya suasana kelas lebih hidup, sebab siswa
mengarahkan perhatian atau pikirannya kepada masalah yang sedang
didiskusikan. Kelemahannya, kemungkinan ada siswa yang tidak aktif,
sehingga diskusi baginya hanyalah merupakan kesempatan untuk
melepaskan tanggung jawab.52
Keenam adalah metode tugas atau resitasi, yaitu penyajian dimana
guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan
belajar. Metode ini diberikan karena bahan pelajarannya banyak
sedangkan waktunya sedikit.53 Kelebihan metode ini, siswa
berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian berkreatif,
berinisiatif, bertanggung jawab dan bekerja sendiri. Kelemahannya,
tugas rumah sering dikerjakan orang lain, sehingga siswa tidak tahu
apa yang harus dikerjakan.54
Ketujuh adalah metode problem solving, yaitu metode yang
digunakan dengan cara menghadapkan siswa pada masalah-masalah,
setelah itu mereka diperintahkan memecahkan sendiri
pemecahannya.55 Kelebihannya, melatih siswa untuk menghadapi dan
mengatasi problem-problemnya sendiri. Kelemahannya, siswa yang
malas atau tidak aktif akan tertinggal jauh.
Kedelapan adalah metode sosiodrama. Metode ini digunakan dalam
bermacam-macam pelajaran seperti sejarah, membaca, bercerita dan
juga siswa mendapatkan tugas memainkan atau memerankan suatu

51
B. Suryobroto, Mengenal Metode Pengajaran…, h. 66
52
Armai Arief, Pengantar Ilmu…, h. 148-149
53
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar…, h. 96
54
Armai Arief, Pengantar Ilmu…, h. 166
55
Roestiyah N. K, Masalah-masalah…, h. 82
situasi dengan bermain sandiwara.56 Kelebihannya, cukup menarik
perhatian peserta didik. Kelemahannya, anak-anak yang tidak dapat
giliran akan menjadi pasif.
Dari uraian-uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa seorang
guru harus menggunakan metode-metode didalam mengajar untuk
mencapai tujuan yang diinginkan, dan penggunaan metode juga harus
tepat supaya pencapaian tujuan tersebut menjadi lebih baik dan efektif.
Karena setiap metode yang telah dijabarkan diatas memiliki kelebihan-
kelebihan serta kekurangan-kekurangan, yang masing-masing dapat
menunjang tercapainya tujuan yang diinginkan.
Menurut penulis dari kesemua metode diatas yang dirasakan paling
efektif adalah metode diskusi karena didalam metode tersebut sudah
mencakup beberapa metode didalamnya, dalam metode diskusi
tersebut sudah tercakup metode Tanya jawab, Problem solving, serta
Ceramah. Metode diskusi, satu metode tapi tiga cakupan.

d. Memberikan motivasi belajar kepada siswa


Salah satu upaya-upaya guru dalam meningkatkan hasil belajar
siswanya adalah dengan memberikan motivasi, menurut teori “Gestalt”
bahwa belajar akan lebih berhasil bila dihubungkan dengan motivasi,
minat, kemauan serta tujuan.57
Motivasi merupakan suatu hal yang sangat penting dengan adanya
motivasi seorang siswa dapat mengembangkan aktifitas dan inisiatif,
tekun dalam belajar. Ada beberapa bentuk atau cara untuk
menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar disekolah, yaitu:
1) Memberi angka
Angka atau nilai merupakan simbol dari kegiatan belajar,
banyak siswa belajar yang paling utama adalah untuk mencapai

56
Roestiyah N. K, Masalah-masalah…, h. 79
57
S, Nasution, Asas-Asas Kurikulum, (Bandung: Jemmars, 1992), h. 48
nialai yang baik, dan angka-angka yang baik itu bagi siswa
merupakan motivasi yang sangat kuat.
2) Memberi hadiah
Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah
selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin
tidak akan menarik bagi seorang yang tidak senang dan tidak
berbakat untuk sutu pekerjaan tersebut. Sebagai contoh hadiah
yang diberikan untuk gambar yang terbaik mungkin tidak menarik
bagi seorang siswa yang tidak memiliki bakat menggambar.
3) Saingan dan kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi
untuk mendorong belajar siswa. Persaingan baik individual
ataupun kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
4) Memberi ulangan
Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada
ulangan. Oleh karena itu memberikan ulangan juga merupakan
sarana motivasi. Tetapi yang perlu diingat oleh guru, adalah jangan
terlalu sering (setiap hari) memberikan ulangan hendaknya guru
terlebih dahulu memberitahukannya kepada siswa.
5) Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan (dalam hal belajar) apalagi
terjadi kemajuan, itu semua akan mendorong siswa untuk lebih giat
belajar. Semakin mengetahui grafik hasil belajar meningkat, maka
ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan satu
harapan hasilnya akan terus meningkat.
6) Memberi pujian
Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus
merupakan motivasi yang baik. Untuk itu apabila ada siswa yang
berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik, maka perlu
diberikan pujian.
Berikut ini penulis akan mengutip hadits Rasulullah SAW. Yang
berkaitan dengan motivasi, yakni:

ْ َ ٍْ َُ ِْ ِ‫َََ اَُْ ُ َ وِ ََ ََ َ اَِْْ َِ اَْ ُْوْر‬

$َ ُ%‫ُ َ(َ*ْ)ِ وَ( َ' َ&ُْلُ ا‬%‫ ا‬+(َ, ِ%‫ َ لَ رَُْلُ ا‬:َ‫اَِْ ذَر! َ ل‬
ًَ67*َ َ-َِ ََْ‫ َ وَاَزِ ُْ و‬3ِ َ4َْ‫ُْ ا‬2َ ُ)َ(َ1 ًََ0َ َ-َِ َْ :-َ.َ‫و‬
'ُ ًَ6*ِ?َ@ ِ‫َ َِابَ اَْرْض‬-َِ ََْ‫ َ اَوْ اَ<ْ;ُِ و‬3ُ(ْ4ِ َ ‫اَؤُه‬$َ:َ1
َِ‫ََبَ ا‬Fْ ‫ْ;َِةً وََِ ا‬Eَ َ 3َ(ْ4ِ ُ)َ ُCْ(َ َ. ً 6ْ*َ‫ ﺵ‬+ِ ُ‫ِْك‬2ُ َ +َِ*ِ&َ
ِ)ْ*َِ‫ُ ا‬CََْFْ ِ‫ََبَ اَِ ذِرَا ً ا‬Fْ ‫ُ اَِ*ْ)ِ ذِرَا ً وََِ ا‬CََْFْ ِ‫ْاً ا‬Gِ‫ﺵ‬
‫(' و ا‬0 ‫ ا و‬J‫ُ)ُ هَْوًََ )روا‬Fْ*َ‫ اَﺕ‬+ِ2َْ +ِ‫ َ ً وَ َْ اَﺕ َﻥ‬
(). 
“Siapa yang melakukan amal kebaikan mendapatkan sepuluh
pahalanya dan akan Aku tambah, dan siapa yang berbuat dosa maka
balasannya sama atau Aku ampunkan baginya, dan siapa yang
berbuat sepenuh bejana dibumi ini dosa, kemudian ia menghadap
kepada Ku tidak syirik (menyekutukan Aku) dengan sesuatu apapun,
maka Ku-beri sebanyak itu pengampunan dan siapa yang mendekat
kepada Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta, dan siapa
yang datang kepada Ku berjalan, Aku datang kepadanya berlari”.
(H.R. Ahmad, Muslim, dan Ibnu majah.58
Dari uraian-uraian diatas dapat disimpulkan bahwa salah satu
upaya-upaya guru dalam meningkatkan hasil belajar siswanya adalah
dengan memberikan motivasi, karena motivasi merupakan suatu hal
yang sangat penting. Dengan adanya motivasi seorang siswa dapat
mengembangkan aktivitas dan inisiatif serta tekun dalam belajar.
Adapun inti dari al-Hadits diatas dalam hubungannya dengan
motivasi adalah bahwa Allah SWT telah memberi suatu motivasi
berupa balasan pahala atau ganjaran yang berlipat ganda kepada
manusia yang mengerjakan kebaikan. Sehingga dengan adanya
motivasi tersebut, diharapkan manusia tergerak hatinya untuk
melakukannya.
e. Penggunaan alat-alat evaluasi dalam mengajar

58
Al-Imam Ahmad Bin Hanbal, Al-Musnad Lil-Imam Ahmad Bin Hanbal, (Beirut: Dar Al-Fikr,
1991), Jilid 1, h. 153
Pada umumnya alat evaluasi dapat dibedakan menjadi dua jenis,
yakni tes dan non tes. Kedua jenis evaluasi itu dapat dijadikan alat
untuk menilai dalam evaluasi, berikut ini akan dibahas secara umum
mengenai kedua jenis evaluasi itu, yakni:
1) Tes
Sebagai alat evaluasi tes merupakan alat yang jitu dan cermat
karena telah mengalami uji coba dan perbaikan-perbaikan yang
pada akhirnya merupakan tes standar (baku).
Ada beberapa perbedaan antara tes yang sudah baku dengan tes
buatan guru, yakni:
a) Standardized Achivement Test, tes yang didasarkan atas isi dan
tujuan-tujuan umum bagi sekolah diseluruh negara, memiliki
keandalan yang tinggi.59
b) Teacher Made Test, tes yang didasarkan pada isi dan tujuan-
tujuan khusus untuk kelas atau sekolah ditempat guru tersebut
mengajar, memiliki keandalan yang rendah.

Sedangkan jenis-jenis tes terdiri dari atas tiga bentuk, yakni:


a) Tes lisan
b) Tes tulisan
c) Tes tindakan atau perbuatan
Ketiga tes ini biasanya digunakan untuk menilai isi dari proses
belajar mengajar, misalnya aspek pengetahuan, kecakapan,
keterampilan, dan pemahamannya terhadap pelajaran yang telah
diberikan oleh guru.60
2) Non tes
Untuk menilai aspek-aspek tingkah laku, jenis non tes lebih
sesuai digunakan sebagai alat evaluasi, jenis ini antara lain:
59
Tabrani A. Rusyan, Pendekatan Dalam…, h. 215
60
Tabrani A. Rusyan, Pendekatan Dalam…, h. 216
a) Observasi yakni berupa pengamatan pada tingkah laku pada
situai tertentu.
b) Wawancara yakni berkomunikasi langsung antara yang
mewawancarai dengan yang diwawancarai, yaitu antara siswa
dengan guru.61
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam mengajar
seorang guru juga harus mempunyai alat-alat evaluasi yang gunanya
untuk menilai hasil belajar siswa.s
f. Mengevaluasi hasil belajar
Menurut Wand dan Brown evaluasi adalah suatu tindakan atau
suatu proses untuk menentukan nilai dari pada sesuatu.62
Untuk mengetahui apakah tujuan dari pengajaran telah tercapai atau
belum maka perlu diadakan evaluasi (penilaian). Sasaran utama dari
penilaian tersebut adalah untuk mengetahui perkembangan murid dan
penilaian terhadap perkembangan siswa meliputi:
1) Pengetahuan serta penguasaan (pemahaman) terhadap materi
yang diberikan.
2) Pengembangan kecerdasan dan daya fikir.
3) Perkembangan minat.
4) Perkembangan kemampuan dan keterampilan.63
Ditinjau dari segi sifat dan fungsinya, maka dapat ditemukan
adanya evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
1) Evaluasi formatif adalah evaluasi yang diadakan pada pertengahan
atau akhir tiap proses belajar.
2) Evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir (keseluruhan) yang biasanya
dilakukan setelah banyak sekali proses belajar. 64
Agar penilaian tersebut dapat dikatakan baik, maka penilaian itu
hendaknya, diukur dengan kriteria-kriteria tertentu yakni:

61
Tabrani A. Rusyan, Pendekatan Dalam…, h. 217
62
Wayan Nurkancana, Evaluasi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1986), h.1
63
Ramayulis, Metodologi Pendidikan…, h. 293
64
Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik…, h. 116
1) Validitas yakni evaluasi yang betul-betul mengukur yang mau
diukur.65
2) Reliabilitas (dipercaya) yakni evaluasi harus dapat memberikan
hasil yang konsisten. 66
3) Pracetebelity (praktis) evaluasi yang mudah dimengerti dan
dilaksanakan.67
Kesimpulan dari uraian diatas adalah bahwa evaluasi itu sangat
penting artinya dalam belajar mengajar, dengan adanya evaluasi dapat
diukur tingkat keberhasilan siswa dalam belajar. Serta dari hasil
evaluasi tersebut kita dapat mengukur seberapa jauh tercapainya
tujuan-tujuan intruksional umum maupun tujuan-tujuan intruksional
khusus.

C. Pengaruh Kinerja Guru Agama Terhadap Hasil Belajar Siswa


dalam Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Terdapat berbagai rumusan tentang PAI, seperti berikut ini:
Menurut Prof. DR. Ramayulis Pendidikan Agama Islam adalah
upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk
mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertakwa, berakhlak
mulia, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab
suci al-Qur’an dan al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran
latihan, serta penggunaan pengalaman.68

65
Ramayulis, Metodologi Pendidikan…, h. 300
66
Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik…, h. 117
67
Ramayulis, Metodologi Pendidikan…, h. 304
68
Ramayulis, Metodologi Pendidikan…, h. 21
Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan yang dilakukan oleh
seorang dewasa kepada anak didik dalam masa pertumbuhan agar ia
memiliki pribadi muslim.69
Jadi, Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana yang
dilakukan oleh seseorang atau lembaga pendidikan dalam mempersiapkan
anak didik yang memiliki pribadi muslim, melalui sumber utama ajaran
agama Islam yaitu al-Qur’an dan al-Hadits.
Dilihat dari satu segi bahwa Pendidikan Agama Islam lebih banyak
ditujukan kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam amal
perbuatan, baik bagi keperluan diri sendiri maupun orang lain. Dari segi
lainnya pendidikan Islam tidak hanya bersifat teoritis saja, tetapi juga
praktis. Ajaran Islam tidak memisahkan antara iman dan amal shaleh.70
Dilihat dari segi tujuan Pendidikan Agama Islam yaitu meningkatkan
keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan peserta didik
tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan
bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan
pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.71
2. Peran Guru Agama Dalam Pendidikan Agama Islam
Yang dimaksud dengan peranan guru adalah keterlibatan aktif
seseorang dalam suatu proses kerja dalam proses penampilan itu ia tampil
sebagai sesuatu yang dimainkan.72
Peter F. Oliver dalam bukunya “Supervision For To Day’s School”,
mengemukakan beberapa peran guru sebagai berikut:
a. Guru sebagai penceramah. Memang tugas guru sebagai penyampai
informasi.
b. Guru sebagai orang sumber. Melalui guru dan dari guru pengetahuan
disampaikan kepada anak didik.

69
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1998), Cet. 2, h. 11
70
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan…, h. 11
71
Ramayulis, Metodologi Pendidikan…, h. 22
72
Piet A. Sahertian dan Ida Aleida Sahertian, Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Program
Intervice Education, (Jakarta: Rineka Cipta), Cet. 1, h. 34
c. Guru sebagai fasilitator. Ia menyediakan berbagai lingkungan untuk
belajar, melengkapi beberapa sumber yang membantu siswa untuk
belajar.
d. Guru sebagai konselor. Ia membantu siswa memberi nasehat,
memberanikan siswa, mendengarkan keluhan dan menciptakan
suasana belajar siswa, menyuruh memecahkan persoalan dirinya
sendiri.
e. Guru sebagai pemimpin kelompok.
f. Guru sebagi tutor. Ia menolong seorang demi seorang dengan
bermacam cara.73

Dengan demikian guru perannya dalam peroses belajar mengajar bukan


hanya sebagai penyampai ilmu pengetahuan kepada siswa-siswanya,
melainkan memiliki banyak peran lainnya sebagaimana yang telah
dikemukakan diatas.
Setiap guru harus memiliki kompetensi yang memahami bidang studi
yang akan diajarkannya. Guru agama harus tahu asal usul dan
pengembangan bidang studi yang akan diajarkannya. Terutama ia harus
tahu isi bidang studi agama dan media yang akan digunakan dalam
proses belajar mengajar. Seorang guru agama harus tahu tujuan dari tiap
bidang studi yang diajarkannya dan tahu serta terampil dalam
mengevaluasikannya. 74

Pendidik Islam (guru agama Islam) adalah individu yang melaksanakan


tindakan mendidik secara Islami dalam satu situasi pendidikan Islam untuk
mencapai tujuan yang diharapkan. 75
Sedangkan menurut Prof. DR. Ramayulis dalam bukunya Metodologi
Pendidikan Agama Islam, guru agama Islam adalah orang yang
melaksanakan bimbingan terhadap peserta didik secara Islami, dalam suatu
situasi pendidikan Islam untuk mencapai tujuan yang diharapkan sesuai
dengan ajaran Islam.76

73
Piet A. Sahertian dan Ida Aleida Sahertian, Supervisi Pendidikan…, h. 36-37
74
Zakiah Darajat, dkk, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996),
h.97
75
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan…, h. 66-67
76
Ramayulis, Metodologi Pendidikan…, h. 50
Untuk menjadi guru agama Islam ada beberapa syarat yang harus
dimiliki, yaitu:
a. Syarat keagamaan
Takwa kepada Allah SWT, guru agama, sesuai dengan tujuan
pendidikan Islam, tidak mungkin mendidik anak didik agar bertakwa
kepada Allah , jika ia sendiri tidak bertakwa kepadaNya. Sebab ia
adalah teladan bagi anak didiknya sebagaimana Rsulullah saw,
menjadi teladan bagi umatnya.77
b. Syarat pedagogis
Seorang pendidik harus menguasai metode mengajar, menguasai
materi yang akan diajarkan dan ilmu-ilmu lain yang ada hubungannya
dengan ilmu yang akan diajarkan.78
c. Syarat keilmuan
Seorang pendidik harus memiliki ijazah pendidikan guru seperti
ijazah fakultas ilmu pendidikan, fakultas tarbiyah atau ijazah keguruan
lainnya. 79 Ijazah disini bukan semata-mata secarik kertas, tetapi suatu
bukti, bahwa pemiliknya telah mempunyai ilmu pengetahuan dan
kesanggupan tertentu yang diperlukannya untuk suatu jabatan.80
d. Syarat fisik
Seorang guru harus sehat jasmaninya, kesehatan jasmani kerap kali
menjadikan salah satu syarat bagi mereka yang ingin melamar menjadi
guru.81
e. Syarat psikis
Yang berkaitan dengan persyaratan psikis adalah sehat rohani,
dewasa dalam berfikir dan bertindak, mampu mengendalikan emosi,

77
Syaiful Bahri Djaramah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif Suatu Pendekatan
Teoretis Psikologis, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), Cet. 3, h. 32
78
Ramayulis, Metodologi Pendidikan…, h. 52
79
Ramayulis, Metodologi Pendidikan..., h. 52
80
Syaiful Bahri Djaramah, Guru Dan Anak Didik…, h. 33
81
Syaiful Bahri Djaramah, Guru Dan Anak Didik…, h. 33
sabar, ramah dan sopan, memiliki jiwa kepemimpinan, konsekuen dan
berani bertanggung jawab, berani berkorban dan memiliki jiwa
pengabdian.
f. Syarat administratif
Seorang pendidik harus diangkat oleh pemerintah yayasan atau
lembaga lain yang berwewenang mengangkat guru sehingga ia diberi
tugas untuk mendidik dan mengajar.
g. Syarat umur
Seorang guru haruslah seorang dewasa. Dalam Islam kedewasaan
itu disebut akil balig atau mukalaf.82
Sedangkan beberapa kompetensi yang harus dimiliki guru agama yaitu:
1) Menguasai substansi, yakni materi dan kompetensi yang berkaitan
dengan mata pelajaran yang dibinanya, sesuai dengan kurikulum
yang berlaku.
2) Menguasai metodologi mengajar, yakni metodik khusus untuk mata
pelajaran yang dibinanya.
3) Menguasai teknik evaluasi dengan baik.
4) Memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai moral dan
kode etik profesi.83
Disamping harus memiliki beberapa kompetensi tertentu, guru
agama pun harus memiliki kepribadian yang Islami, karena seharusnya
ia menjadi tauladan yang baik bagi anak didiknya.
Kualifikasi guru agama lebih di tuntut untuk mempunyai
kepribadian seorang guru yang menjadikan ajaran Islam sebagai norma
mutlak yang harus dipedomani. Dengan kepribadian tersebut,
diharapkan akan menghasilkan kegiatan mengajar dan mendidik yang
efektif dan efisien.
Dalam pendidikan Islam, pendidik memiliki peranan yang sangat
penting, karena seorang guru agama memiliki tanggung jawab dalam
menentukan arah pendidikan. Oleh karenanya Islam meninggikan

82
Ramayulis, Metodologi Pendidilkan…, h. 51-52
83
Ramayulis, Metodologi Pendidilkan…, h. 60-61
derajat orang-orang yang berilmu pengetahuan dan bertugas sebgai
seorang pendidik.
Dalam hal ini A. Malik Fajar dalam bukunya “Reorientasi
Pendidikan Islam” berpendapat bahwa:
Peran guru agama yang paling utama adalah menanamkan rasa
atau amalan beragama bagi peserta didiknya. Dalam hal ini yang
dituntut adalah ialah bagaimana setiap guru agama mampu
membawa peserta didik untuk menjadikan agamanya sebagai
landasan moral, etik dan spiritual, dalam kehidupan kesehariannya.
Untuk melaksanakan tugas atau misi utamanya guru agama tidak
cukup sekedar menguasai bahan dan didaktik metodenya, melainkan
dituntut pula adanya kesiapan dan kematangan kepribadian dan
wawasan keilmuannya. Selain itu guru agama tidak sekedar dituntut
kemampuannya berdii dimuka kelas pada jam-jam yang telah
ditentukan, melainkan ia juga dituntut ikut berkiprah memainkan
perannya sebagai komunikator dalam menciptakan suasana
keagamaan individu-individu maupun kelompok lingkungannya.84

Sebagai guru agama maka ia diberikan kewenangan dalam


menjalankan tugasnya. Tugas guru agama sebenarnya sama saja
dengan guru umum hanya dalam aspek-aspek tertentu ada perbedaaan
terutama yang erat kaitannya dengan misinya sebagai guru pada
umumnya.85
Diantara tugas-tugas guru agama adalah:
1) Sebagai pembimbing, guru agama harus membawa peserta didik
kearah kedewasaan berfikir yang kreatif dan inovatif.
2) Sebagai penghubung, guru agama harus mampu membantu agar
alumninya mampu mengabdikan dirinya dalam lingkungan
masyarakat.
3) Sebagai penegak disiplin, guru agama harus menjadi contoh
dalam melaksanakan peraturan yang sudah ditetapkan oleh
sekolah.
4) Sebagai administrator, seorang guru agama harus pula mampu
melaksanakan urusan tata usaha terutama yang berkaitan dengan
administrasi pendidikan.

84
A. Malik Fajar, Reorientasi Pendidikan Islam, (Jakarta: YPI Fajar Dunia, 1999), Cet. 1, h. 61
85
Ramayulis, Metodologi Pendidikan…, h. 55
5) Sebagai profesi, seorang guru agama harus profesional dan
manyadari benar-benar pekerjaannya sebagai amanah dari Allah
SWT.86

D. Kerangka Konsep
Guru merupakan salah satu pendidik utama yang sangat penting artinya
dalam kerangka pembinaan dan pengembangan bangsa. Guru mengemban
tugas-tugas sosial kultural yang berfungsi mempersiapkan generasi muda,
sesuai dengan cita-cita bangsa. Masalah guru adalah masalah yang penting,
oleh karena itu, guru turut menentukan mutu pendidikan. Sedangkan mutu
pendidikan akan menentukan mutu generasi muda, sebagai calon warga
negara, dan warga masyarakat.
Guru memainkan peran sentral dari peningkatan kualitas pendidikan yang
bertumpu pada kualitas proses belajar mengajar, akan tetapi melihat kenyataan
yang ada saat ini masih terdapat banyak guru-guru yang kurang memiliki
komitmen profesinya. Diantaranya:
1. Guru yang sering datang terlambat
2. Guru yang tidak siap mengajar
3. Guru yang kurang bisa menguasai kelas
4. Guru yang kurang mampu menggunakan metode yang tepat.
Dari kenyataan yang ada masih banyak guru yang kurang mengupayakan
terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas.
Menurut Undang-undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen,
guru yang profesional adalah guru yang memiliki kompetensi-kompetensi
sebagai berikut:
1. Memiliki kompetensi pedagogik
2. Memiliki kompetensi kepribadian
3. Memiliki kompetensi sosial
4. Memiliki kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan
profesi.

86
Ramayulis, Metodologi Pendidikan…, h. 56
Ketika dibandingkan antara kenyataan kinerja guru yang ada dengan
kinerja yang diidealkan, maka terdapatlah beberapa kesenjangan yang cukup
lebar. Diantara faktor-faktor penyebab rendahnya kinerja guru antara lain:
1. Kurang ada disiplin guru
2. Rendahnya motivasi
3. Kurangnya penguasaan kelas
4. Kurangnya penguasaan metode dan teknik pembelajaran.
Menyadari rendahnya kinerja guru saat ini pemerintah melakukan berbagai
upaya untuk mengembangkan standar kompetensi dan sertifikasi guru,
diantaranya dengan disahkannya Undang-undang RI No. 14 Tahun 2005
tentang guru dan dosen yang ditindak lanjuti dengan pengembangan
rancangan peraturan pemerintah tentang guru dan dosen, yang kesemuanya
dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme dan kompetensi guru.
Untuk meningkatkan kinerja guru maka perlu dilakukan upaya-upaya
peningkatan kinerja guru agar semakin kualified, upaya-upaya yang dapat
dilakukan adalah:
1. Peningkatan disiplin guru
Peningkatan kinerja guru perlu dimulai dengan adanya pembinaan
disiplin guru. Bentuk-bentuk yang dapat dilakukan adalah dengan
pembuatan peraturan-peraturan atau tata tertib, memberi teladan,
melakukan pengawasan, dan memberikan sanksi.
2. Pemberian penghargaan (rewards) dan promosi
Melalui penghargaan dan promosi ini para guru dirangsang untuk
meningkatkan kinerja yang positif dan produktif. Penghargaan dan
promosi ini akan bermakna apabila dikaitkan dengan prestasi guru
secara terbuka, sehingga setiap guru memiliki peluang untuk
meraihnya.
3. Peningkatan-peningkatan kompetensi, yaitu:
a. Pedagogik. Kompetensi pedagogik ini meliputi kemampuan
seorang guru mengelola pembelajaran peserta didik.
b. Kepribadian. Kompetensi kepribadian ini meliputi kemampuan:
1) Kepribadian yang mantap
2) Berakhlak mulia
3) Arif
4) Berwibawa
5) Serta menjadi teladan peserta didik.
c. Profesional. Kompetensi profesional meliputi kemampuan seorang
guru dalam menguasai materi pelajaran secara luas dan mendalam.
d. Sosial. Kompetensi sosial yang harus dimiliki seorang guru
meliputi kemampuan untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara
efektif dan efisien dengan peserta didik, sesame guru, orang
tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
4. Training-training
Upaya-upaya peningkatan-peningkatan ini dilakukan dengan harapan
akan membawa hasil peningkatan mutu PBM yang berkualitas.
Diantaranya:
a. Mencapai NEM yang tinggi. Misalnya 6.
b. Kelulusan 100%
c. Banyak diterima diperguruan tinggi favorite
d. Diterima di dunia kerja
Kerangka Konsep

Kinerja guru Pemecahan


pada kenyataan Masalah (strategi Hasil Belajar
yang ada peningkatan
sekarang kinerja guru)

1.Guru sering 1.Kurang ada 1.Peningkatan Proses KBM


datang disiplin guru disiplin guru yang
terlambat 2.Rendahnya 2.Pemberian berkualitas
2.Guru tidak siap motivasi rewards dan 1.Mencapai
mengajar 3.Kurangnya promosi NEM yang
3.Guru kurang penguasaan 3.Peningkatan tinggi.
bisa menguasai kelas kompetensi Misalnya 6
kelas 4.Kurang a. Pedagogik 2.Kelulusan
4.Guru kurang penguasaan b.Kepribadian 100%
mampu metode dan c. Profesional 3.Banyak
menggunakan teknik d.Sosial diterima di
metode yang pembelajaran 4.Training- perguruan
tepat training tinggi
favorite
4.Dapat
Umpan Balik

E. Hipotesis
Dalam suatu penelitian hipotesis merupakan jawaban sementara atau
kesimpulan yang diambil untuk menjawab permasalahan yang diajukan dalam
penelitian. 87
Adapun dalam penulisan ini terdapat dua hipotesis, yaitu:
1. Hipotesis nihil (Ho), diduga bahwa tidak ada pengaruh kinerja guru
terhadap hasil belajar siswa.
2. Hipotesis Alternatif (Ha), diduga bahwa ada pengaruh kinerja guru
terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

87
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara, 1990), Cet.
1, h. 48
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif korelasional
yang menghubungkan kinerja guru dengan hasil belajar siswa yang diajarnya.
Penelitian ini menggunakan dua pendekatan, yaitu:
1. Penelitian Kepustakaan (Library Reseach)
Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara menghimpun, menelaah,
menganalisa, mengolah dan menyimpulkan data melalui buku-buku ilmiah
dan rujukan lain yang berkaitan dengan tema yang akan dibahas .
2. Penelitian Lapangan (Field Reseach)
Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data dari
lapangan melalui pengamatan langsung (observasi langsung), wawancara
dan penyebaran angket.

B. Variabel Penelitian
Variabel adalah hal-hal yang menjadi objek penelitian yang menunjukkan
variasi, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Variabel dalam penelitian ini melibatkan dua variabel pokok, yakni:
1. Variabel X : Kinerja guru agama Islam, sebagai variabel bebas atau
dependent variabel.
2. Variabel Y : Hasil belajar siswa, sebagai variabel terikat atau
independent variabel.

C. Populasi dan Sampel


Populasi dan sampel penelitian ini adalah seluruh guru Pendidikan Agama
Islam di SLTPN 14 Bintara Bekasi Barat yang berjumlah 4 orang. Karena
jumlah populasi sangat kecil, maka jumlah sampel yang diambil sama dengan
jumlah populasi yang ada.

D. Teknik Pengumpulan Data


Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka teknik yang digunakan
adalah sebagai berikut:
1. Angket Atau Kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-
formulir yang berisi pertanyaan atau pernyataan yang diajukan secara
tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan
jawaban atau tanggapan serta informasi yang diperlukan oleh
penulis.88Adapun instrumen penelitian variabel bebas dalam penelitian ini
adalah tentang pandangan, pendapat, sikap atau perilaku, dampak dan
akibat, metode dan sarana yang digunakan, motivasi bekerja, pemberian
insentif (gaji) yang memadai, yang dapat menghasilkan kinerja guru yang
pada gilirannya akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa didalam
bidang studi Pendidikan Agama Islam. Dan apa sajakah yang dilakukan
guru tersebut oleh penulis dijadikan indikator-indikator dalam membuat
angket.
2. Observasi adalah pengamatan secara langsung. Observasi yang dilakukan
untuk melihat proses PBM dikelas secara langsung, sehingga dapat
melihat kompetensi-kompetensi yang dimiliki guru agama di SMPN 14
Bintara Bekasi Barat seperti apa.
3. Wawancara, yaitu cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang
dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak,
berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan.89
Melalui wawancara data yang diambil berupa pendapat-pendapat atau
pandangan-pandangan guru terhadap proses PBM yang berkualitas. Yang
tidak tergali melalui teknik angket. Yang akan diwawancara pada

88
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara, 1990), Cet.
1, h. 67
89
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), Cet.
6, h. 82
penelitian ini adalah kepala sekolah yaitu untuk mengetahui kinerja guru
agama dan untuk mengetahui apa saja upaya yang dilakukan kepala
sekolah dalam upaya meningkatkan mutu kinerja guru agama. Wawancara
juga dilakukan terhadapo guru agama Islam, untuk mengetahui apa saja
upaya-upaya yang dilakukan dalam upaya meningkatkan hasil belajar
siswa.

E. Teknik Pengumpulan, Pengolahan, dan Analisis Data


Data yang penulis peroleh melalui angket akan diolah dengan
menggunakan langkah sebagai berikut:
1. Editing, yaitu meneliti satu persatu kelengkapan pengisian dan kejelasan
penulisannya. Dalam tahap ini dilakukan dengan pengecekkan terhadap
kelengkapan dan kebenaran pengisian peulisannya.
2. Presentase, yaitu melakukan perhitungan dari hasil jawaban responden
dengan cara frekuensi jawaban dibagi jumlah responden dikali 100 %
dengan rumus presentase sebagai berikut:
P = F x 100 %
N
Keterangan
P = Presentase
F = Frekuensi Jawaban
N = Jumlah Responden
Data yang diperoleh dari angket dan wawancara akan diolah dengan
langkah mulai dari klasifikasi data lalu akan memunculkan kategorisasi
masalah, kemudian dilakukan interpretasi atau analisa dengan cara
membandingkan, memperbedakan dan menggabungkan.
Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan tabel yang
bersifat informatif. Hasil analisis dapat memberikan gambaran secara
deksriftif tentang kinerja guru agama SMP Negeri 14 Bintara Bekasi Barat
terhadap hasil belajar siswa dalam Pendidikan Agama Islam di sekolah
tersebut.
Kemudian untuk mengetahui korelasi antara variabel X (Kinerja Guru
Agama) dengan variabel Y (Hasil Belajar Siswa). Maka dalam penelitian ini
penulis menggunakan teknik analisa data berdasarkan korelasi product
moment. Adapun rumus dari Korelasi Product Moment tersebut.90 Yaitu :
N ∑ xy – (∑X) (∑Y)
r xy =
√[N∑X2 – (∑X)2 ] [ N∑Y2 – (∑Y)2]

Keterangan:
r xy : Angka indeks korelasi “r” product moment
N : Number of cases
∑xy : Jumlah hasil perkalian antara skor x dan skor y
∑X : Jumlah seluruh skor X
∑Y : Jumlah seluruh skor Y

Setelah melakukan teknik analisa data, peneliti kemudian memberikan


interpretasi dengan memasukkan kepada analisa data berdasarkan korelasi
product moment. Yaitu memberi interpretasi terhadap rxy atau rho, serta
menarik kesimpulan yang dapat dilakukan secara sederhana. Pada umumnya
dipergunakan pedoman atau ancar-ancar sebagai berikut:

Tabel. 1
Interpretasi analisa data berdasarkan korelasi product moment (rxy)
Besarnya “ r ” Product
Moment Interpretasi
(rx y)
0,00 – 0,20 Antara Variabel X dan Variabel Y memang

90
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), Cet.
13, h.193
terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat
lemah atau rendah sehingga korelasi itu diabaikan
(dianggap tidak ada korelasi antara Variabel X dan
Variabel Y
0,20 – 0,40
Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat
korelasi yang lemah atau rendah
0,40 – 0,70
Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat
korelasi yang sedang atau cukupan
0,70 – 0,90
Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat
korelasi yang kuat atau tinggi
0,90 – 1,00
Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat
korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi

Interpretasi dengan menggunakan Tabel Nilai “r” Product Moment.


Dengan langkah terlebih dahulu merumuskan Hipotesa Kerja/Alternatif (Ha)
dan Hipotesa Nihil (Ho). Kemudian mencari derajat bebasnya (df atau db)
dengan rumusan:91

df = N – nr

Keterangan : df = degrees of freedom

N = Number of Causes

nr = Banyaknya variabel yang dikorelasikan.

91
Anas Sudijono, Pengantar Statistik …, h.193
Selanjutnya untuk mencari dan mengetahui seberapa besar kontribusi
variabel x terhadap variabel y dipergunakan rumus sebagai berikut:92

KD = r2 x 100%

Keterangan:
KD = Koefisien Determination (kontribusi variabel x
terhadap variabel y)
r = Koefisien Korelasi antara variabel x dan variabel y

92
M. Subana, Statistik Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2000), Cet.1, h. 145.
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMPN 14 Bekasi


Awalnya sekolah ini bernama SMPN 11 Bekasi, dan diresmikan oleh
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Bapak Prof. Dr. Fuad Hasan di
Bekasi pada tanggal 16 Januari 1993, kemudian berubah nama menjadi SMPN
14 pada tahun 1997 dengan Nomer Statistik Sekolah 201026506068. Tahun
akreditasi sekolah ini pertama kali pada tahun 2004 dan mendapatkan nilai A,
kemudian yang kedua kalinya pada tahun 2008 ini, juga mendapatkan predikat
nilai A. sekolah ini terletak di Jl. Bintara VIII Bekasi Barat.
Untuk tahun ajaran 2008/2009 jumlah siswa dan siswi SMPN 14 Bintara
Bekasi Barat secara keseluruhan berjumlah 1.229 orang. Untuk lebih jelasnya
lihat table dibawah ini:
Table. 2
Data Siswa (empat tahun terakhir)
Jml Pendaftar Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah
Th.
(Cln Siswa Jumlah Jumlah Jumlah Keseluruhan
Pelajaran
Baru) Siswa Siswa Siswa Siswa
2005/2006 589 368 374 458 1200
2006/2007 782 436 364 371 1171
2007/2008 676 415 413 357 1185
2008/2009 842 424 406 399 1229
B. Visi, Misi, Dan Gambaran Singkat Tentang Guru Dan Sarana
Prasarana Di SMPN 14 Bintara Bekasi Barat
Visi
“Terdepan dalam prestasi dengan dilandasi iman dan takwa”
Misi
1. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara optimal
2. Menumbuhkan budaya berlomba untuk berprestasi dibidang akademik dan
non akademik
3. Meningkatkan kualitas SDM guru dan staff tata usaha
4. Menumbuh kembangkan penghayatan dan pengamalan terhadap agama
yang dianut
5. Melaksanakan pengembangan manajemen sekolah
Tenaga edukatif di SMPN 14 Bintara Bekasi ini jumlah keseluruhannya
berjumlah 63 orang.
1. Berdasarkan guru mata pelajaran, dapat dikelompokkan menjadi: guru
mata pelajaran umum berjumlah 18 orang, guru agama 5 orang (4 orang
guru agama Islam, dan 1 orang guru agama Kristen), guru mata pelajaran
sosial berjumlah 6 orang, guru mata pelajaran bahasa 17 orang, guru mata
pelajaran IPA 3 orang dan guru mata pelajaran PenjasKes 12 orang.
2. Status kepegawaian, yaitu:
a. Pengajar Tetap berjumlah 45 orang, termasuk didalamnya seorang
kepala sekolah dan 2 orang yang bertindak sebagai wakilnya.
b. Pengajar Honorer berjumlah 18 orang.
3. Berdasarkan tingkat pendidikan terdiri dari, S2 3 orang, S1 51 orang, D3
4 orang, D2 1 orang, D1 1 orang, PGSMTP 2 orang, SMA 1 orang.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel data guru yang berada didalam
lampiran.
Bentuk Sarana dan Prasarana pembelajaran yang disediakan sekolah ini
terdiri dari ruang kelas untuk KBM 18 ruang, perpustakaan, laboratorium-
laboratorium yang terdiri dari laboratorium komputer, IPA, bahasa, dan
multimedia.
Sarana olah raga dan kesenian seperti basket, volley, tennis meja, sepak
bola, ruang kesenian dan ketrampilan, dan aula serbaguna.
Demikianlah uraian singkat penulis mengenai sarana dan prasarana yang
ada di SMPN 14 Bintara Bekasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
yang terdapat dalam lampiran.

C. Pengolahan Data
Data dalam laporan ini diperoleh melalui hasil wawancara dengan kepala
sekolah dan salah seorang guru mata pelajaran PAI. Disamping itu jawaban
juga berasal dari jawaban responden yaitu melalui penyebaran angket kepada
seluruh guru agama yang ada di SMPN 14 Bintara Bekasi ini yang berjumlah
4 orang. Setelah data terkumpul kemudian diedit. Selanjutnya data tentang
kinerja guru PAI yang didapat melalui angket dihitung dalam bentuk
prosentase dengan menggunakan rumus:
P = F x 100 %
N
Langkah berikutnya adalah menganalisa dan menginterpretasikan data
yang diperoleh. Untuk mempermudah penganalisaan dan penginterpretasian,
tiap item pertanyaan dikemukakan dalam bentuk tabel.

D. Deskripsi dan Analisa Data


Untuk lebih jelasnya tentang data angket yang telah diprosentasekan dapat
dilihat pada tabel-tabel berikut ini:
Tabel. 3
Saya datang ke sekolah tepat pada waktunya
No Option F %
1 Selalu 2 50%
Sering 2 50%
Kadang-kadang 0 0%
Tidak pernah 0 0%
Jumlah 4 100%
Tabel diatas menunjukkan bahwa 2 responden (50%) selalu datang ke
sekolah tepat pada waktunya, dan 2 responden lagi (50%) menyatakan sering
datang tepat waktu, hal ini menyatakan bahwa sebagian besar dari semua
responden berusaha datang ke sekolah tepat waktu.

Tabel. 4
Saya masuk kedalam kelas sesuai dengan yang dijadwalkan
No Option F %
2 Selalu 3 75%
Sering 1 25%
Kadang-kadang 0 0%
Tidak pernah 0 0%
Jumlah 4 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa 75% dari responden menyatakan selalu


masuk kedalam kelas tepat waktu sesuai dengan yang dijadwalkan, sedangkan
25% lagi menyatakan sering. Dari pengamatan yang penulis lakukan selama
mengadakan penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden selalu
disiplin terhadap waktu masuk kedalam kelas. Penulis mengamati mereka
(para guru PAI) ketika jam mereka akan dimulai.

Tabel. 5
Saya keluar kelas sesuai yang telah dijadwalkan
No Option F %
3 Selalu 2 50%
Sering 2 50%
Kadang-kadang 0 0%
Tidak pernah 0 0%
Jumlah 4 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa 50% responden menyatakan selalu keluar


dari kelas tepat waktu sesuai dengan jam yang telah dijadwalkan, sedangkan
50% responden lainnya menyatakan sering. Dari pengamatan yang penulis
lakukan selama mengadakan penelitian menunjukkan sebagian besar
responden disiplin terhadap waktu ketika keluar dari kelas. Hal ini sesuai
dengan pernyataan yang para guru PAI ungkapkan bahwa mereka disiplin
waktu ketika keluar dari kelas.
Tabel. 6
Saya membuat RPP sebelum mengajar
No Option F %
4 Selalu 2 50%
Sering 2 50%
Kadang-kadang 0 0%
Tidak pernah 0 0%
Jumlah 4 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa 50% responden menyatakan selalu


membuat RPP sebelum mengajar, sedangkan 50% responden yang lainnya
menyatakan sering. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden
disiplin dalam membuat RPP sebelum mengajar. Adapun 50% responden yang
menyatakan sering, karena mereka mengakui kadang kala mereka tidak
membuat RPP terlebih dahulu, akan tetapi tidak dalam skala selalu hanya
dalam skala sering.
Tabel. 7
Saya memberikan materi sesuai dengan apa yang ada didalam silabus
No Option F %
5 Selalu 4 100%
Sering 0 0%
Kadang-kadang 0 0%
Tidak pernah 0 0%
Jumlah 4 100%
Tabel diatas menunjukkan bahwa 100% responden menyatakan selalu
memberikan materi sesuai dengan silabus. Hal ini menunjukkan bahwa
seluruh responden selalu memberikan materi sesuai dengan apa yang ada
didalam silabus. Dalam artian para guru PAI sekolah ini mengajar lebih
bersifat teks book.
Tabel. 8
Saya memiliki motivasi tersendiri dalam mengajar
No Option F %
6 Selalu 3 75%
Sering 1 25%
Kadang-kadang 0 0%
Tidak pernah 0 0%
Jumlah 4 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa 75% responden menyatakan selalu


memiliki motivasi tersendiri dalam mengajar. Sedang 25% responden lainnya
menyatakan sering. Hal ini menunjukkan sebagian besar responden memiliki
motivasi tersendiri didalam mengajar PAI. Data ini berasal dari hasil
wawancara yang penulis lakukan kepada salah seorang responden. Ia
mengatakan mempunyai motivasi tersendiri dalam mengajar dikarenakan ia
merasa senang menjadi seorang pengajar.

Tabel. 9
Saya termotivasi mengajar dengan adanya reward dari sekolah
No Option F %
7 Selalu 0 0%
Sering 3 75%
Kadang-kadang 1 25%
Tidak pernah 0 0%
Jumlah 4 100%
Tabel diatas menunjukkan bahwa 75% responden menyatakan sering
termotivasi mengajar karena reward. Sedangkan 25% lainnya menyatakan
kadang-kadang. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden sering
termotivasi mengajar karena adanya reward yang diberikan dari sekolah. Dan
reward yang diberikan oleh sekolah itu biasa berupa promosi untuk mengikuti
seminar-seminar dan training-training untuk mewakili sekolah tersebut dan
sebagainya.
Tabel. 10
Saya selalu mendorong siswa untuk giat belajar
No Option F %
8 Selalu 4 100%
Sering 0 0%
Kadang-kadang 0 0%
Tidak pernah 0 0%
Jumlah 4 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa 100% responden menyatakan selalu


mendorong siswa untuk giat belajar. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh
responden selalu memotivasi dan memberikan dorongan kepada siswa untuk
selalu giat dalam belajar.
Tabel. 11
Nilai belajar tidak saya beritahukan kepada siswa
No Option F %
9 Selalu 1 25%
Sering 1 25%
Kadang-kadang 0 0%
Tidak pernah 2 50%
Jumlah 4 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa 25% responden menyatakan selalu tidak


memberitahukan nilai kepada siswa, 25% lainnya menyatakan sering, dan
50% lainnya menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukkan seimbang antara
responden yang selalu memberitahukan hasil belajar (nilai) kepada siswa
dengan responden yang tidak memberitahukan hasil belajar (nilai) kepada
siswa. Sebagian responden yang menyatakan selalu memberitahukan hasil
belajar kepada siswa mengatakan, hal ini untuk memotivasi mereka agar lebih
giat dalam belajar.
Tabel. 12
Saya membuat persaingan sehat dalam KBM
No Option F %
10 Selalu 2 50%
Sering 2 50%
Kadang-kadang 0 0%
Tidak pernah 0 0%
Jumlah 4 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa 50% responden menyatakan selalu


membuat persaingan sehat dalam KBM, sedang 50% lainnya menyatakan
sering. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden selalu berusaha
membuat persaingan sehat dalam KBM sebagai bentuk motivasi bagi siswa.

Tabel. 13
Sebelum memulai pelajaran saya mengkondisikan kelas terlebih dahulu
No Option F %
11 Selalu 4 100%
Sering 0 0%
Kadang-kadang 0 0%
Tidak pernah 0 0%
Jumlah 4 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa 100% responden menyatakan selalu


mengatur kelas terlebih dahulu sebelum memulai KBM. Hal ini menunjukkan
bahwa seluruh responden selalu mengkondisikan kelas terlebih dahulu supaya
kelas tertib dan rapi sehingga KBM berjalan tertib. Dan yang dimaksud
dengan mengatur atau mengkondisikan kelas disini adalah mengatur posisi
tempat duduk siswa, supaya tidak terdapat tempat duduk kosong yang terletak
didepan.
Tabel. 14
Saya berusaha mengenal lebih dekat dengan semua siswa
No Option F %
12 Selalu 1 25%
Sering 3 75%
Kadang-kadang 0 0%
Tidak pernah 0 0%
Jumlah 4 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa 25% responden menyatakan selalu


berusaha mengenal lebih dekat dengan siswanya. Sedang 75% lainnya
menyatakan sering. Hal ini menunjukkan sebagian besar responden tidak
selalu berusaha mengenal lebih dekat dengan siswanya. Mengenal lebih dekat
disini maksudnya selain mengenal nama para siswanya juga berusaha
mengetahui potensi dan kemampuan setiap anak sehingga guru bisa
mengembangkannya secara optimal.

Tabel. 15
Saya berusaha siswa ikut aktif dalam KBM
No Option F %
13 Selalu 3 75%
Sering 1 25%
Kadang-kadang 0 0%
Tidak pernah 0 0%
Jumlah 4 100%
Tabel diatas menunjukkan bahwa 75% responden menyatakan selalu
mengusahakan siswa ikut aktif dalam KBM, sedang 25% lainnya menyatakan
sering. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusaha agar
siswa tidak pasif dalam KBM dengan mendorong siswa aktif dalam KBM.

Tabel. 16
Sebelum pelajaran dimulai saya bertanya untuk mengamati perubahan siswa
No Option F %
14 Selalu 0 0%
Sering 3 75%
Kadang-kadang 1 25%
Tidak pernah 0 0%
Jumlah 4 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa 75% responden menyatakan sering


bertanya sebelum memulai pelajaran, sedang 25% lainnya menyatakan
kadang-kadang. Hal ini menyatakan sebagian besar responden sering
memberikan pertanyaan kepada siswa selain untuk mengamati perubahan
siswa, juga untuk mengasah atau mengukur sejauh mana pengetahuan siswa
terhadap materi yang akan dibahas.
.
Tabel. 17
Di akhir pelajaran saya mengamati perubahan siswa dengan membuat atau
memberikan pertanyaan
No Option F %
15 Selalu 0 0%
Sering 1 25%
Kadang-kadang 3 75%
Tidak pernah 0 0%
Jumlah 4 100%
Tabel diatas menunjukkan bahwa 25% responden menyatakan sering
membuat atau memberikan pertanyaan diakhir pelajaran, sedang 75% lainnya
menyatakan kadang-kadang. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar
responden hanya kadang-kadang membuat atau memberikan pertanyaan
kepada siswa diakhir pelajaran untuk mengamati perubahan siswa dan untuk
mengetahui sejauh mana materi tersampaikan kepada siswa. Menurut para
responden yang menyatakan hanya kadang-kadang dalam memberikan atau
membuat pertanyaan diakhir pelajaran dikarenakan waktu yang tidak
mencukupi.
Tabel. 18
Saya menyesuaikan metode dengan pelajaran
No Option F %
16 Selalu 1 25%
Sering 3 75%
Kadang-kadang 0 0%
Tidak pernah 0 0%
Jumlah 4 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa 25% responden menyatakan selalu


menyesuaikan metode dengan pelajaran. Sedang 75% lainnya menyatakan
sering. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak selalu
menyesuaikan metode dengan pelajaran atau pembahasan. Karena menurut
ungkapan mereka metode yang sering mereka gunakan adalah metode
ceramah, dan resitasi (penugasan) saja. Dan didalam data yang lainnya
sebagian responden menyatakan selalu menggunakan metode singatnya.

Tabel. 19
Saya menentukan metode didalam RPP sebelum mengajar
No Option F %
17 Selalu 1 25%
Sering 3 75%
Kadang-kadang 0 0%
Tidak pernah 0 0%
Jumlah 4 100%
Tabel diatas menunjukkan bahwa 25% responden menyatakan selalu
menentukan metode sebelum mengajar, sedangkan 75% lainnya menyatakan
sering. Hal ini menunjukkan sebagian besar responden tidak selalu
menentukan metode yang akan digunakan sebelum mengajar, tepatnya
didalam RPP. Menurut ungkapan mereka karena waktu yang sedikit mereka
hanya menggunakan metode yang sering di gunakan saja, seperti metode
ceramah dan metode resitasi (penugasan).
Tabel. 20
Saya menggunakan metode seingat saya
No Option F %
18 Selalu 0 0%
Sering 1 25%
Kadang-kadang 1 25%
Tidak pernah 2 50%
Jumlah 4 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa 25% responden menyatakan selalu


menggunakan metode pengajaran seingatnya, 25% lainnya menyatakan
kadang-kadang, sedang 50% lainnya menyatakan tidak pernah. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar responden sering menggunakan metode
pengajaran dengan menentukannya terlebih dahulu sebelum mengajar. Dan
metode yang digunakan oleh para responden yang menyatakan sering
menggunakan metode seingatnya yaitu kadang menggunakan metode resitasi,
diskusi, akan tetapi yang lebih sering adalah dengan menggunakan metode
ceramah.
Tabel. 21
Saya menggunakan metode yang bervariasi setiap mengajar sesuai dengan
pembahasan
No Option F %
19 Selalu 1 25%
Sering 2 50%
Kadang-kadang 1 25%
Tidak pernah 0 0%
Jumlah 4 100%
Tabel diatas menunjukkan bahwa 25% responden menyatakan selalu
menggunakan metode yang bervariasi setiap kali mengajar, 50% lainnya
menyatakan sering, dan 25% lainnya kadang-kadang. Hal ini menunjukkan
bahwa sebagian besar responden sering menggunakan metode yang bervariasi
setiap kali mengajar sesuai dengan pembahasan.

Tabel. 22
Dalam memberikan pelajaran saya berusaha menyampaikan dengan jelas
No Option F %
20 Selalu 4 100%
Sering 0 0%
Kadang-kadang 0 0%
Tidak pernah 0 0%
Jumlah 4 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa 100% responden menyatakan selalu


berusaha menyampaikan materi dengan jelas. Hal ini menunjukkan bahwa
seluruh responden selalu mengusahakan dalam memberikan atau menjelaskan
materi dengan sejelas-jelasnya. Maksudnya agar apa yang disampaikan oleh
responden dapat tersampaikan dan diterima dengan baik oleh para siswanya.
E. Interpretasi Data
1. Analisa Data Statistik
Selanjutnya dari hasil data di atas akan diolah lagi untuk mencari
korelasi antara 2 (dua) variabel, yaitu Kinerja Guru Agama variabel bebas
(variabel X) dan Hasil Belajar siswa sebagai variabel terikat (variabel Y)
dengan tabel kerja yang diuraikan pada tabel berikut ini:

Tabel 23
Data Variabel X (Kinerja Guru Agama)
Resp Nomor Item Jml
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Bpk.
Kamil 3 3 3 4 4 4 2 4 3 4 4 3 4 3 2 4 4 2 4 4 68
Ibu
Neneng 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 71
Bpk.
Suhari 4 4 4 3 4 4 3 4 1 3 4 3 4 2 2 3 2 1 3 4 62
Bpk
Ayatullah 4 4 4 3 4 3 3 4 1 3 4 3 2 3 2 3 3 1 2 4 60

Tabel diatas merupakan tabel jawaban angket yang diberikan kepada


Guru Agama Islam di SMPN 14 Bintara Bekasi Barat yang berjumlah 4
orang. Yang merupakan data dari variable X (Kinerja Guru Agama).

Tabel 24

Perhitungan Korelasi Antara Variabel X dan Variabel Y


No Subyek X Y XY X2 Y2
Bpk.
1 Ayatullah 68 69 4140 3600 4761
2 Bpk.Kamil 71 61 4148 4624 3721
Ibu
3 Neneng 62 85 6035 5041 7225
Bpk.
4 Suhari 60 64 3968 3840 4096
Jumlah 261 279 18.291 17.109 19.803

Tabel diatas adalah tabel perhitungan korelasi antara variable X


(Kinerja Guru Agama) dan Variabel Y (Hasil Belajar Siswa dalam PAI)
tabel hasil belajar siswa SMPN 14 Bintara Bekasi Barat dalam PAI dapat
dilihat dalam lampiran. Data variable Y penulis ambil dari laporan hasil
belajar siswa selama satu semester dari para guru agama Islam SMPN 14
Bintara Bekasi Barat.
Setelah keseluruhan data dihitung dan diletakkan dalam tabel koefisien
korelasi, selanjutnya hasil perhitungan di atas akan diuji keabsahannya
dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment:

Diketahui: X = 261 X2 = 17.109

Y = 279 Y2 = 19.803

XY = 18.291 N =4
r xy = N∑XY – (∑X) (∑Y)
[N∑X2 – (∑X)2 ] [ N∑Y2 – (∑Y)]2
= 4 x 18.291 - 261 x 279
[ 4 x 17.109 - 2612] [ 4 x 19.803 – 2792]
= 73.164 - 72.819
( 68.436 - 68.121 ) ( 79.212 - 77.841 )
= 345
315 x 1.371
= 345
431.865
= 345
657,16
= 0, 525
2. Interpretasi Data
Berdasarkan hasil perhitungan dari nilai “rxy”, maka penulis
memberikan interpretasi terhadap Angka Indeks Korelasi r Product
Moment yakni:
a. Interpretasi dengan cara sederhana atau secara kasar; Interpretasi
terhadap rxy dari perhitungan di atas ternyata angka korelasi antara
variabel X dan variabel Y tidak bertanda negatif; berarti di antara ke
dua variabel tersebut terdapat korelasi positif (korelasi yang berjalan
searah).
Dengan memperhatikan besarnya rxy (yaitu = 0,525), yang berkisar
antara 0,40 – 0,70 berarti antara variabel X dan variabel Y memang
terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu pada tingkatan sedang atau
cukup.
b. Interpretasi dengan menggunakan Tabel Nilai “r” Product
Moment. Rumusan Hipotesa Kerja/Alternatif (Ha) dan Hipotesa Nihil
(Ho), yang penulis ajukan di awal adalah :
Ha: Ada pengaruh yang signifikan antara kinerja guru agama dengan
hasil belajar Siswa dalam PAI di SMPN 14 Bintara Bekasi.
Ho: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Kinerja Guru Agama
dengan Hasil belajar Siswa dalam PAI SMPN 14 Bintara Bekasi.
Adapun kriteria pengajuannya adalah: Jika r tabel ≤ r hitung maka Ha
diterima dan Ho ditolak. Sebaliknya, jika r tabel ≥r hitung maka Ha ditolak
dan Ho diterima.
Kemudian penulis mencari derajat bebasnya (df atau db). rumusannya
sebagai berikut :
df = N – nr
=4–2
=2
N= Jumlah responden
nr= Jumlah variable yang diteliti

Dengan memeriksa Tabel “r” Product Moment ternyata dengan df sebesar


2. Dan taraf signifikansi 5% dari df , diperoleh rtabel = 0,950; sedangkan
pada taraf signifikansi 1% diperoleh rtabel = 0,990. Karena rtabel atau rt pada
taraf signifikansi 5% lebih besar dari rxy atau ro, (0,950 ≥ 0,525), maka
pada taraf signifikansi 5% Hipotesa Nihil (Ho) diterima, sedang
Hipotesa Alternatif (Ha) ditolak. Berarti bahwa pada taraf signifikansi
5% itu tidak terdapat korelasi yang signifikan antara variabel X dengan
variabel Y.
Selanjutnya, pada taraf signifikansi 1% rtabel atau rt adalah lebih besar juga
daripada rxy atau ro (0,990 ≥ 0,525), maka pada taraf signifikansi 1% itu
Hipotesa Nihil (Ho) diterima, sedang Hipotesa Alternatif (Ha) ditolak.
Ini berarti bahwa untuk taraf signifikansi 1% itu pun tidak terdapat
korelasi yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y. Dari hasil
pengamatan dan wawancara yang penulis lakukan selama penelitian
bahwa kinerja yang para guru PAI di SMPN 14 Bintara Bekasi cukup
baik, akan tetapi hasil belajar siswa dalam PAI yang penulis lihat dalam
laporan hasil belajar yang dimilki para guru PAI tersebut kurang
memuaskan. Hal ini membuat penulis mengambil kesimpulan,
dikarenakan jam yang disediakan untuk PAI yang hanya 2 jam dalam
seminggu. Ini juga diakui oleh semua guru PAI tersebut mereka
menyatakan bahwa dengan waktu yang begitu minim, tidak dapat dicapai
kompetensi-kompetensi yang telah ditentukan, kecuali dengan di dukung
oleh kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang dapat meningkatkan
pengetahuan siswa terhadap PAI, seperti kegiatan Rohis.
Maka kesimpulan yang dapat ditarik ialah, kinerja guru agama tidak
mempengaruhi hasil belajar siswa dalam PAI di sekolah.
Adapun Perhitungan Koefisien Determinasi (KD), yang penulis
manfaatkan untuk mengetahui kontribusi variabel X terhadap variabel Y,
sebagai berikut:
KD = r2 x 100
= 0,5252 x 100 (nilai r berasal dari hasil perhitungan rxy)
= 0,28x 100
= 28%
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penulis di SMPN 14 Bintara Bekasi Barat
terhadap kinerja guru PAI di sekolah tersebut dapat penulis ambil kesimpulan:
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh kinerja guru agama
terhadap hasil belajar siswa dalam PAI lemah. Hal ini dibuktikan melalui
angka koefisien korelasi antara variable X dan variable Y yang bernilai
0,525. Ketika angka tersebut diinterpretasikan dengan cara sederhana,
angka tersebut berada pada kisaran 0,40-0,70 yang ini berarti berada pada
tingkatan yang sedang atau cukup. Selanjutnya apabila diinterpretasikan
dengan cara mengacu pada table nilai “r” product moment, karena dilihat
pada taraf signifikan 5% sebesar 0,950. Maka r tabel pada taraf signifikan
5% lebih besar dari pada r hitungan yang bernilai 0,525. Dari hasil
tersebut, jadi dapat dinyatakan tidak terdapat korelasi yang signifikan
antara kinerja guru agama dengan hasil belajar siswa dalam PAI.
2. Berdasarkan analisis diatas dapat dikatakan bahwa Ho (Hipotesis Nihil)
yang menyebutkan tidak ada atau tidak terdapat pengaruh kinerja guru
agama terhadap hasil belajar siswa dalam PAI diterima. Sedangkan Ha
(Hipotesis Alternatif) yang menyebutkan ada atau terdapat pengaruh
kinerja guru agama terhadap hasil belajar siswa dalam PAI ditolak.
3. Ternyata tidak ada pengaruh yang kuat antara kinerja guru agama terhadap
hasil belajar siswa dalam PAI. Jadi, kinerja guru agama Islam dalam
mengupayakan peningkatan hasil belajar siswa dalam PAI tidak
mempunyai andil yang cukup kuat, jika tanpa didukung oleh kegiatan-
kegiatan ekstakurikuler yang dapat meningkatkan pengetahuan siswa
terhadap PAI. Dan dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dalam
PAI dapat diupayakan peningkatannya melalui cara belajar mereka sendiri.
Merekalah yanga harus mengupayakan belajar mereka agar mendapatkan
hasil belajar yang memuaskan.
4. Karena jumlah jam yang disediakan pada tingkat satuan pendidikan umum
seperti SMP ataupun SMA sederajat untuk PAI sangatlah minim yaitu
hanya 2 jam perminggu, maka sebagian guru PAI berpendapat bahwa
apapun upaya yang dilakukan oleh guru agama untuk meningkatkan hasil
belajar siswanya dalam PAI tidak menghasilkan apa-apa jika tanpa
didukung oleh kegiatan ekstrakurikuler yang cukup misalnya seperti
adanya kegiatan ROHIS.
5. Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan terhadap salah seorang
guru PAI di SMPN 14 Bintara Bekasi Barat, hasil yang diperoleh para
siswanya cukup dalam PAI karena ada kegiatan yang mendukung yaitu
kegiatan ROHIS. Didalam kegiatan tersebut Pendidikan Agama Islam
diberikan secara mendalam untuk meningkatkan pengetahuan siswa
terhadap PAI.

B. Saran-saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan adalah:
1. Walaupun tidak terdapat korelasi yang signifikan antara kinerja guru
agama dengan hasil belajar siswa dalam PAI. Tetap diharapkan kepada
para pendidik agama Islam sebaiknya terus melakukan upaya-upaya yang
mengarah kepada peningkatan mutu pengajaran. Dan selalu memotivasi
siswa untuk sellau giat dalam belajar.
2. Siswa-siswi SMPN 14 Bintara Bekasi hendaknya terus meningkatkan
belajarnya, agar hasil belajar yang diinginkan dapat tercapai dengan baik.
3. Untuk para orang tua siswa, hendaknya juga mendukung pengetahuan PAI
anak mereka. Jadi, bukan hanya pada pendidikan umum saja yang mereka
khawatirkan bila nilainya tidak sesuai dengan yang diinginkan, akan tetapi
juga pada mata pelajaran PAI. Karena pengetahuan anak terdadap PAI
merupakan sebuah bekal yang diberikan bukan hanya untuk kehidupan
dunia saja akan tetapi juga untuk kehidupan akhiratnya.
DAFTAR PUSTAKA

Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat
Press, 2002

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:


Rineka Cipta, 2002, Cet Ke-12

Darajat, Zakiah, dkk, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi


Aksara, 1996

Djamarah, Syaiful Bahri, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif Suatu
Pendekatan Teoretis Psikologis, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005, Cet Ke-3

________, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 1997, Cet Ke-1

Fajar, A. Malik, Reorientasi Pendidikan Islam, Jakarta: YPI Fajar Dunia, 1999,
Cet Ke-1

Kartini, Kartono, Menyiapkan Dan Memadukan Karir, Jakarta: CV. Rajawali,


1985

Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: Bumi Aksara,


1990, Cet Ke-1

Mulyasa, E, Menjadi Kepala Sekolah Professional, Bandung: PT. Remaja Rosda


Karya 2003

Nawawi, Hadari, Administrasi Pendidikan, Jakarta: PT Gunung Agung, 1999, Cet


Ke-13

N. K, Roestiyah, Didaktik Metodik, Jakarta: PT Bina Aksara, 1991

______, Masalah-Masalah Ilmu Keguruan, Jakarta: PT Bina Aksara, 1986, Cet


Ke-2

Nurkancana, Wayan, Evaluasi Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1986

Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 1994,


Cet Ke-2

Rusyan, A. Tabrani dan Cece Wijaya, Kemampuan Dasar Guru dalam Proses
Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1991

______, dkk, Upaya Meningkatkan Budaya Kinerja Guru Sekolah Dasar,


Jakarta: PT Intermedia Ciptanusantara, 2001, Cet Ke-2
_______, Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1992, Cet Ke-1

Sahertian, Piet A. dan Ida Aleida Sahertian, Supervisi Pendidikan Dalam Rangka
Program Intervice Education, Jakarta: Rineka Cipta, Cet Ke-1

_______, Konsep Dasar Dan Teknik Supervisi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2000, Cet Ke-1

Samana, A., Profesinalisme Keguruan, Yogyakarta: Kanisius, 1994, Cet Ke-1

Sholeh, Asroru Ni’am, Membangun Profesionalitas Guru, Jakarta: Elsas, 2006,


Cet Ke-1

Soetjipto, et. Al., Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta dan DepDikBud, 1999,
Cet Ke-1

Subir@hotmail.com, EENET asia Newsletters : http://www.idp-


europe.org/eenet/newsletter3.phpKwartal ke-4 2007 / Kwartal ke-1
2008

Suderajat, Hari., Implementasi Guru Berbasis Kompetensi, Bandung: CV Cipta


Rekas Grafika, 2004

Sudjiono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada,


2006, Cet Ke-6

_______, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003,


Cet Ke-13

Suryobroto, B., Mengenal Metode Pengajaran Disekolah Dan Pendekatan Baru


Dalam Proses Belajar Mengajar, Yogyakarta: Amarta Baru, 1986

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, Bandung: PT.


Remaja Rosda Karya, 1995, Cet Ke-2

Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik Metodik


Kurikulum PBM, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1976

Tim Dosen IAIN Sunan Ampel Malang, Dasar-dasar Kependidikan Islam,


Surabaya: Karya Abdi, 1996.

Uhbiyati, Nur, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: CV Pustaka Setia, 1998, Cet Ke-
2.

Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2006, Cet Ke-20
Lampiran 1

KISI-KISI INSTRUMEN ANGKET

No Masalah Jumlah Item


1 Kedisiplinan
1.1 Datang ke sekolah
1.2 Masuk ke dalam kelas
1.3 Keluar dari kelas 5
1.4 Merancang RPP setiap kali mengajar
1.5 Mengajar sesuai dengan yang ada didalam silabus

2 Motivasi
2.1 Mengajar
2.2 Pemberian reward dari sekolah 5
2.3 Pemberian motivasi kepada siswa
2.4 Pemberitahuan tentang nilai kepada siswa
2.5 Menciptakan kompetisi yang sehat

3 Penguasaan kelas
3.1 Perhatian terhadap kondisi kelas
3.2Perhatian terhadap siswa 5
3.3 Mempartisipasikan siswa dalam PBM
3.4 Mengamati setiap perubahan siswa
3.5 Pemberian tugas/pertanyaan sebagai upaya
penguasaan kelas

4 Penguasaan metode dan teknik pembelajaran


4.1 Penyesuaian metode dengan pelajaran
4.2 Penentuan metode sebelum mengajar (dalam
RPP) 5
4.3 Penggunaan metode dan teknik pembelajaran
seingatnya
4.4 Menggunakan metode yang bervariasi setiap
mengajar sesuai dengan pembehasan
4.5 Penguasaan terhadap materi yang disampaikan
Lampiran 2

ANGKET/KUISIONER

Nama :
Nilai Rata-rata Salah Satu Kelas :
Petunjuk Mengerjakan
1. Anda diminta kesediaannya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
dibawah ini dengan memberi tanda (√) pada kolom disamping pertanyaan-
pertanyaan dengan memberikan jawaban sesuai dengan pendapat anda.
2. Atas partisipasi dan perhatiannya, saya ucapkan terimakasih.

Keterangan
SL : Selalu KD : Kadang-kadang
SR : Sering TP : Tidak pernah
No Uraian Jawaban
SL SR KD TP
1 Saya datang ke sekolah tepat waktu
2 Saya masuk ke dalam kelas sesuai dengan yang
dijadwalkan.
3 Saya keluar kelas sesuai yang telah dijadwalkan
4 Saya membuat RPP sebelum mengajar
5 Saya memberikan materi sesuai dengan apa yang
ada di dalam silabus
6 Saya memiliki motivasi tersendiri dalam mengajar
7 Saya termotivasi mengajar dengan adanya reward
dari sekolah
8 Saya selalu mendorong siswa untuk giat belajar
9 Nilai belajar tidak saya beritahukan kepada siswa
10 Saya membuat persaingan sehat dalam kegiatan
belajar
11 Sebelum memulai pelajaran saya berusaha
mengkondisikan kelas terlebih dahulu
12 Saya berusaha mengenal lebih dekat dengan semua
siswa
13 Saya berusaha siswa ikut aktif dalam KBM
14 Sebelum pelajaran di mulai saya bertanya untuk
mengamati perubahan siswa
15 Di akhir pelajaran saya mengamati perubahan siswa
dengan membuat atau memberikan pertanyaan
16 Saya menyesuaikan metode dengan pelajaran
17 Saya menentukan metode sebelum mengajar di
dalam RPP
18 Saya menggunakan metode seingat saya
19 Saya menggunakan metode yang bervariasi setiap
mengajar sesuai dengan pembahasan
20 Dalam memberikan pelajaran saya berusaha
menyampaikan dengan jelas
Lampiran 3

PEDOMAN WAWANCARA

1. Berapa alokasi waktu yang disediakan untuk pelajaran PAI?


2. Bagaimana menurut Bapak/Ibu dengan alokasi waktu tersebut?
3. Menurut Bapak/Ibu dengan alokasi waktu tersebut, apakah dapat
meningkatkankan pengetahuan siswa terhadap PAI?
4. Bagaimana tanggapan siswa terhadap pelajaran PAI?
5. Bagaimana sikap siswa ketika pelajaran PAI berlangsung?
6. Metode pengajaran apa saja yang biasa Bapak/Ibu terapkan dalam
pembelajaran PAI?
7. Problem apa saja yang Bapak/Ibu hadapi, di dalam pelaksanaan
pengajaran PAI?
8. Apa kiat-kiat Bapak/Ibu persiapkan ketika menghadapi siswa yang
merasakan kebosanan dalam PBM PAI? Apakah dengan menggunakan
metode pengajaran yang bervariasi ketika PBM PAI berlangsung?
9. Sarana dan prasarana apa saja yang disiapkan oleh sekolah untuk
mendukung pelaksanaan pembelajaran PAI?
10. Apa saja yang Bapak/Ibu lakukan untuk memotivasi siswa agar semangat
menerima pengajaran PAI?
11. Adakah kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan untuk
mendukung pembelajaran PAI?
Lampiran 4

Transkip Hasil Wawancara

1. 2 jam dalam seminggu


2. Sangat minim.
3. Dengan waktu yang sedemikian minim sekali sangat tidak mungkin tercover
segala kompetensi yang ingin dicapai, jika tanpa suatu kegiatan yang
mendudkung. Maka saya mempunyai kiat dengan memberikan tugas diluar
jam pelajaran. Misalnya jika ada kompetensi menghafal al-Qur’an atau
hadits, maka dihafal diluar jam pelajaran PAI.
4. Cukup baik
5. Antusiasme siswa tehadap pelajaran PAI cukup bagus. semua itu kembali
kepada gurunya. Apabila gurunya memiliki kompetensi kepribadian yang
baik, misalnya berwibawa. Maka siswa pun akan hormat dan menghargai
ketika pelajaran PAI berlangsung.
6. Karena keterbatasan waktu, metode yang biasa digunakan adalah metode
ceramah, penugasan, latihan terkadang juga menggunakan metode diskusi.
7. Problemnya adalah input, rata-rata anak-anak memiliki komp-etensi
pengetahuan agama yanga sangat minim setelah lulusnya dari tingkat SD.
Ini dikarenakan perhatian para orang tua yang minim untuk pengetahuan
anaknya terhadap PAI. Misalnya ketika nilai pada pelajran matematika
anaknya jelek, maka para orang tua akan ribut, beda halnya jika terjadi pada
nilai PAI, mereka akan bersikap santai saja.
8. Kiat-kiat saya ketika mengahadapi anak-anak yang sedang merasakan
kebosanan adalah dengan menyertakan sedikit cerita-cerita yang bersifat
humor yang tentunya tetap dalam koridor materi. Misalnya dengan
mengiringi kasus-ksus nyata seperti kasus-kasus yang terjadi pada masa
Nabi dan para Sahabat. Alhamdulillah cukup berhasil, akan tetapi yang
mereka ingat hanyalh pada hal-hal yang lucu saja bukan isi atau hikmah dari
cerita tersebut.
9. Alhamdulillah dari sekolah disediakan alat-alat peraga yang mendukung
dalam preaktek PAI akan tetapi memang masih jauh sekali dari harapan.
Belum tersedianya alat peraga untuk praktek ibadah haji. Mushalah juga
masih dalam tahap perbaikan.
10. Yang biasa saya lakukan adalah dengan memberikan cerita hikmah yang
dapat memotivasi siswa senmangat dalam belajar PAI. Dan juga
menyemangati mereka dengan memberitahukan nilai setiap tugas yang
mereka kerjakan dengan sebuah poin-pin tertentu.
11. Ada. Seperti kegiatan ROHIS. Karena ROHIS ini berada diluar jam efektif
sekolah, maka ada saja anak-anak yang malas mengikuti kegiatan ini,
mereka absen dari kegiatan ini. Maka kegiatan ini hanya menolong para
siswa yang rajin mengikuti kegiatan ROHIS ini. Alhamdulillah adanya
kegiatan ini sedikit banyak membantu meningkatkan pengetahuan siswa
terhadap PAI.
Lampiran 5

Daftar Nama Pimpinan di SMPN 14 Bintara Bekasi Barat


Pend. Masa
Nama
No Jabatan Akhir Kerja
1. Kepala Sekolah Drs.H.I.Ketut.Suprapta, S2 40
MM
2. Wakil Kepala Aang Sudiar, S.Pd S1 22
Sekolah
3. Wakil Kepala Siti Asiyah Chumaidy, S1 26
Sekolah S.Pd

Daftar Nama Tenaga Edukatif di SMPN 14 Bintara Bekasi Barat


No Nama Guru Mata Pendidikan Terakir
Pelajaran
1 Drs. H. Pendidikan S1/PAI
Kamiludin Agama Islam &
NIP. 132105491 Bahasa Sunda
G.146179
2 Neneng Pendidikan S!/PAI
Permaisuri S.Ag Agama Islam
NIP. 150345899
M. 250726
3 Darwati, S.Pd PKN S1/PPKN
NIP. 132138212
H.020151
4 Kadir, S.Pd
NIP. 480122501
L 078372 PKN S1/PPKn/1995
5 Dra. Sri Purworini
NIP. 480158029 PKN S1/PKN/1992
6 Aang Sudiar, S.Pd
NIP. 131593167 Bahasa
E.127250 Indonesia S1/Bahasa Indonesia/1999
7 Sri Djanti
Triastuti, S.Pd
NIP. 131424093 Bahasa
E.247612 Indonesia S1/Bahasa Indonesia/1999
8 Hilma, S.Pd
NIP. 131911348 Bahasa
E.767264 Indonesia S1/Bahasa Indonesia/2008
9 Wiwik Indiyah
NIP. 131099571 Bahasa
C.0736035 Indonesia D1/Bahasa Indonesia/1981
10 Titin Sumartini,
S.Pd
NIP. 480122565 Bahasa
L 078388 Indonesia S1/Bahasa Indonesia/1999
11 Siti Asiyah
Chumaidy, S.Pd
NIP. 131120269
C.0748097 Matematika S1/Matematika/2000
12 Drs. Bambang
Agung Budiharto
NIP. 132144792
G.340539 Matematika S1/Matematika/1992
13 Zulkarnain,
A.Md.Pd
NIP. 131966608
E.784860 Matematika D3/Matematika/1998
14 Vivi AI
Nurhainah, S.Pd
NIP. 480186554 Matematika S1/Matematika/2003
15 Sumindar
NIP. 131784225
E.597596 Bahasa Inggris D2/Bahasa Inggris/1983
16 Saiful Amri, S.Pd
NIP. 132202293
H.060340 Bahasa Inggris S1/Bahasa Inggris/1996
17 Dra. Cucu Saadah
NIP. 132194457
H.021005 Bahasa Inggris S1/Bahasa Inggris/1987
18 Rita Amalia
Roostina, S.Pd
NIP. 132062047
G.162680 Bahasa Inggris S1/Bahasa Inggris/2008
19 Drs. H. I
Ketut.Suprapta,
MM
NIP. 130563354 S2/Magister
B.944148 Penjaskes Manajemen/2000
20 Drs. H .Wira
NIP. 132095616
G.162633 Penjaskes S1/KESREK/1989
21 Dra. Istiani
NIP. 132097253
G.162634 Penjaskes S1/PENDOR/1989
22 Wasmin, S.Pd
NIP. 132211253
H.051867 Penjaskes S1/PENDOR/1994
23 Mohamad Soleh
Pelu, M.Pd
NIP. 131857707 S2/Manajemen
G.026750 Penjaskes Pendidikan/ 2008
24 Dra. Mariani
Butar-Butar
NIP. 132058880
G.068360 IPA/Fisika S1/Fisika/1992
25 Humaeroh, S.Pd IPA/Fisika & B.
NIP. 480159611 Sunda S1/Fisika/1996
26 Dra.Hj. Emmylia
Choedry
NIP. 132063692
G. 228036 IPA/Biologi S1/Biologi/1992
27 Dra. Supadmi
NIP. 132096056
G.162632 IPA/Biologi S1/Biologi/1991
28 Dra. Hj. Fetriyanti
NIP. 132163949
G.358769 IPA/Biologi S1/Biologi/1992
29 Yanti Supriantini
NIP. 480157966 IPA/Biologi D3/Biologi/1990
30 Yuliani, S.Pd
NIP. 132148226
H.020150 IPS/Geografi S1/Geografi/2004
31 Drs. Rosamsi
Ahmad
NIP. 132194390
H.058869 IPS/Sejarah S1/Sejarah/1989
32 Dra. Elpina
NIP. 132194389
I.120800 IPS /Sejarah S1/Sejarah/1993
33 Gandung Mursito,
S.Pd
NIP. 131874810
E.653080 IPS/Ekonomi S1/Ekonomi/1998
34 Mumun
Munawaroh, SE
NIP. 480133331 IPS/Ekonomi &
N.129391 B.Sunda S1/Ekonomi/2000
35 Sunarto
NIP. 132122022
G.241804 Pend.Kesenian D3/Seni Musik/1990
36 Nurhaida Sitinjak
NIP. 132122749
G.360834 Pend.Kesenian D3/Keterampilan/1988
37 Drs. Hadiwiyono
NIP. 132126989 TIK / Ketr.
G.296952 Elektro S1/Elektronika/1989
38 Omi Murdiyati
Rostati, S.Pd
NIP. 131453219 Ketram/Tata
E. 240786 Busana S1/PKK/1998
39 Aceng Sutarnadi
NIP. 130543295
B.603355 BP/BK PGSMTP/IPS/1986
40 Marno, S.Pd
NIP. 132198684
G.377453 BP/BK S1/PPB/1996
41 Sri Sumarni, S.Pd
NIP. 132204839
H.021014 BP/BK S1/PPB/1996
42 Dra. Siti Ma"rifah
NIP. 480159465 PKn & BP/BK S1/PKN/1991
43 PGSMTP/Ketrampilan/198
Purwaningsih IPS Ekonomi 5
44 Ahmad Suhari, Pendidikan
S.Ag Agama Islam S1/Bahasa Arab/1995
45 Dra. Russia
Tobing Agama Kristen S1/PAK/1996
46 Suharsih, S.Pd Pend. Kesenian S1/Sejarah/1993
47 S1/B.Indonesia&Daerah/20
Suhartini, S.Pd
Bahasa Sunda 08
48 Ketram/Tata
Dra. Darmiati
Busana S1/PMP-Kn/1992
49 Rani Marlina,
S.Pd Matematika S1/Matematika/1997
50 H. Ayatullah, Pend. Agama
S.Ag Islam S1/Bahasa Arab/1996
51 Nelly Lince Robia
Siregar, S.Pd B. Indonesia S1/Bahasa&Seni/1996
52 Dewi
Rachmadani, S1/Pend.Tehnik
S.Pd Matematika Bangunan/2005
53 Frida Widiyanti, Matematika S1/Pend.Tehnik
S.Pd Bangunan/2005
54 Drs. Ahmad
Taufik B. Indonesia S1/B. Indonesia/1991
55 Sri Ratnawati, Ketr. Tata
S.Pd Busana S1/Pendidikan/1998
56 DIII/Manajemen Informati
Masim TIK / Komputer ka/2006
57 Wawan TIK / Komputer SMA/IPS/1999
58 Diah Kurniasih,
S.Pd Bahasa Inggris S1/Bahasa Inggris/1998
59 Dra. Sri Mulyani Pend. Kesenian S1/Bhs & Sastra/1992
60 Tita Sari, S.Pd Bahasa Inggris S1/Bahasa Inggris/2000
Lampiran 6

Sarana Dan Prasarana Yang Mendukung


No Jenis Ruangan
1 Perpustakaan
2 Lab. Komputer
3 Keterampilan
4 Multimedia
5 Kesenian
6 Lab. Bahasa
7 Lab. IPA
8 PTD
9 Aula Serbaguna
10 Lapangan Olahraga
1. Basket
2. Volley
3. Tenis Meja
4. Sepak Bola
11 Mushalah
12 Ruang Rohis
Lampiran 7

Hasil Belajar Siswa SMPN 14 Bintara Bekasi Barat Dalam Mata Pelajaran
PAI
Kelas : VII-1
Pengajar : Bapak Ayatullah S. Ag
No Nama/soal JK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Bobot Soal 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Nilai Maksimal 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 Jumlah
Nilai Minimal 6,5 6,5 6,5 6,5 6,5 6,5 6,5 6,5 6,5 6,5 Nilai
1 Aditya saputra L 10 10 10 10 10 0 0 10 10 10 80
2 Ardiyansah L 10 10 10 10 5 0 0 10 10 10 75
3 Ahmad khaidir L 10 10 5 10 0 0 0 0 10 10 55
4 Aida sofia P 10 10 10 0 10 0 0 0 10 10 60
5 Ajeng kartika P 5 5 10 0 10 0 10 0 10 10 60
6 Alvia P 10 10 10 10 10 10 0 0 10 10 80
7 Ananda P 10 10 10 5 0 0 0 0 10 10 55
8 Arisman L 0 0 0 0 0 10 0 0 10 10 30
9 Asep L 5 5 5 10 10 10 10 0 0 10 65
10 Dharma L 5 5 10 10 10 0 0 0 10 10 60
11 Dhila P 0 5 10 10 10 0 10 0 10 10 65
12 Dian P 10 10 10 10 0 10 10 0 10 10 80
13 Dika L 10 10 10 10 10 0 10 10 10 10 90
14 Erlangga L 10 10 10 10 10 0 0 0 0 10 80
15 Faulan rahman L 10 0 10 10 10 0 10 10 10 10 80
16 Farhan L 10 10 0 10 10 0 10 10 0 10 70
17 Halimah P 10 10 10 10 10 0 10 0 0 10 70
18 Hanifah P 10 10 10 5 0 0 0 0 0 10 45
19 Icha P 10 0 0 0 0 0 0 10 10 5 35
20 Irma P 10 10 10 10 10 10 10 5 5 10 90
21 Khairunnisa P 10 10 10 10 0 10 0 5 10 10 75
22 Mahadir L 10 10 10 10 10 10 0 0 10 10 80
23 M. Prayogi L 10 10 10 0 10 0 0 0 10 10 60
24 Monica P 10 10 10 10 10 10 0 0 10 10 80
25 M. Eko L 10 10 10 5 0 0 0 10 10 10 65
26 M. Agni L 10 10 10 10 10 0 0 10 10 10 80
27 M. Mulyana L 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100
28 Nurul P 10 10 10 10 10 0 0 10 10 10 80
29 Nurul khotimah P 10 0 0 0 10 0 0 0 0 10 20
30 Putri P 10 10 10 10 10 0 10 0 10 10 80
31 Raafi L 10 10 10 10 10 10 0 10 10 10 90
32 Ratna P 10 10 10 10 0 10 10 10 10 `10 90
33 Saraswati P 10 10 0 0 0 10 10 10 10 10 70
34 Sucahyadi L 10 10 10 0 10 10 10 10 10 10 90
35 Teddy L 5 5 10 0 10 10 10 10 10 10 80
36 Ulfa P 10 10 10 10 10 10 0 0 10 10 80
37 Wulan suci P 10 10 10 10 0 0 0 10 10 10 70
38 Wulandari P 5 5 5 5 0 0 10 10 10 10 60
39 Yasinta P 10 10 0 0 0 0 0 0 0 10 30
anastasya
40 Yasinta P 10 140 140 10 10 0 0 0 0 10 40
febriyanti
41 Yuni P 10 10 10 10 0 10 10 10 10 10 90
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 20
Rata-rata 69,18
Lampiran 8

Hasil Belajar Siswa SMPN 14 Bintara Bekasi Barat Dalam Mata Pelajaran
PAI
Kelas : VII-5
Pengajar : Bapak Suhari S.Ag
No Nama/soal JK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Bobot Soal 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Nilai Maksimal 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 Jumlah
Nilai Minimal 6,5 6,5 6,5 6,5 6,5 6,5 6,5 6,5 6,5 6,5 Nilai
1 Abdul L 10 10 10 10 10 0 0 0 0 10 60
2 Adira L 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100
3 Afrisanda L 5 5 5 0 0 0 0 0 0 10 25
4 Aris P 10 10 10 0 10 0 0 10 10 10 40
5 Ati P 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100
6 Debi P 5 5 10 10 10 0 0 0 10 10 60
7 Dede P 5 0 0 0 0 0 0 0 10 5 20
8 Devi L 0 0 0 0 0 10 10 0 10 10 40
9 Dian L 5 5 0 0 0 0 0 0 0 10 20
10 Dimar L 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100
11 Dina P 10 10 0 0 10 0 0 0 10 10 40
12 Dita P 10 10 10 10 0 10 10 0 0 10 70
13 Dwi astuti L 10 0 10 10 0 0 0 10 10 10 60
14 Dwi kurniawan L 10 10 10 10 10 0 0 10 0 10 70
15 Eko L 5 5 10 10 10 10 0 0 10 10 70
16 Elma L 10 10 0 10 10 0 0 10 0 10 50
17 Eltia P 10 10 10 10 0 0 10 0 0 10 60
18 Fitri P 10 10 0 0 0 0 10 10 10 10 60
19 Fivi P 10 10 0 0 10 10 0 10 10 0 60
20 Mardiani P 10 10 10 0 5 0 0 0 5 10 50
21 Mavita P 10 10 0 0 10 10 0 0 10 10 60
22 M. Ade L 10 10 10 0 0 10 10 0 0 10 60
23 M. Budi L 10 0 0 0 0 0 0 0 0 10 20
24 M. Iqbal P 10 10 10 10 10 10 0 10 10 10 90
25 M. Febrian L 10 10 10 10 10 10 10 10 0 10 90
26 M. Angga L 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100
27 M. Lutfi L 10 10 10 0 10 0 0 0 10 10 60
28 M. Rizki P 10 10 10 0 10 0 0 10 10 0 60
29 Nadia P 10 10 0 0 10 10 0 0 10 10 60
30 Rahmawati P 10 10 10 10 10 5 10 10 10 10 95
31 Rahmat L 5 5 5 10 10 10 0 0 0 10 55
32 Ramadhani P 10 10 10 0 10 0 10 0 10 `10 80
33 Raseptiadi P 10 10 0 0 0 10 10 10 10 10 70
34 Ratih L 10 10 10 0 0 0 0 0 10 10 50
35 Ratna L 10 10 10 10 10 10 10 0 5 10 85
36 Resti P 10 10 10 10 10 10 0 0 10 10 80
37 Reza P 10 10 10 10 0 0 10 10 10 10 80
38 Rina P 10 10 10 0 0 10 10 10 10 10 80
39 Sandi P 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100
40 Setyo P 10 10 10 10 10 0 0 0 0 10 60
41 Siti P 10 10 10 10 0 10 10 10 10 10 90
42 Yulia P 10 10 10 10 0 10 10 0 0 10 70
43 Yuni P 10 10 10 10 10 10 0 10 0 10 80
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 20
Rata-rata 64, 43
Lampiran 9
Hasil Belajar Siswa SMPN 14 Bintara Bekasi Barat Dalam Mata Pelajaran
PAI
Kelas : IX-1
Pengajar : Bapak Drs. Kamiludin
No Nama Butir Soal Skor & Pencapaian skor Jumlah Nilai
1 2 3 4 5 skor
1 Abdul jefri 10 10 5 25 10 100 60
2 Abdul rosyid 10 10 5 20 25 100 70
3 A. Fika 10 10 10 20 15 100 65
4 A. fahrudi 10 10 15 20 17 100 67
5 Aji 10 10 10 20 22 100 67
6 Amelia 10 10 20 25 25 100 80
7 Bimo 10 10 15 20 17 100 67
8 Chandra 10 10 30 20 0 100 70
9 Cok septian 10 10 20 20 15 100 75
10 Devi 10 10 20 20 10 100 70
11 Dinda 10 10 20 20 20 100 80
12 Doni 10 10 15 30 5 100 70
13 Dwita 10 10 10 25 3 100 58
14 Dimas 10 10 20 10 8 100 68
15 Fahri 10 10 20 20 15 100 75
16 Febri 10 10 25 25 0 100 70
17 Fedia 10 10 25 20 5 100 70
18 Gerry 10 10 5 10 0 100 35
19 Hendra 10 10 20 15 5 100 60
20 Imaduddin 10 10 20 10 15 100 65
21 Irma 10 10 10 20 10 100 60
22 Kurnia 10 10 20 20 0 100 60
23 M. Arfan 10 10 5 10 0 100 35
24 M. Ivan 10 10 20 20 10 100 70
25 Nia 10 10 20 20 5 100 65
26 Novi 10 10 30 20 5 100 75
27 Novia 10 10 30 20 5 100 75
28 Nur Indah 10 10 30 20 10 100 80
29 Putri 10 10 10 20 0 100 50
30 Rafsanjani 10 10 25 25 0 100 70
31 Ratri 10 10 20 20 10 100 70
32 Rasya 10 10 20 20 10 100 70
33 Retno 10 10 0 25 10 100 55
34 Rio kurnia 10 10 0 25 25 100 70
35 Rio robin 10 10 5 10 0 100 35
36 Satrio 10 10 5 5 5 100 35
37 Sigit 10 10 15 15 10 100 60
38 Toyo 10 10 15 15 10 100 60
39 Ulfah 10 10 20 10 15 100 75
40 Yoga 10 10 20 10 0 100 50
41 zajeen 10 10 10 20 10 100 60
Rata-rata 61,2
Lampiran 10
Hasil Belajar Siswa SMPN 14 Bintara Bekasi Barat Dalam Mata Pelajaran
PAI
Kelas : VIII-1
Pengajar : Ibu Neneng Permaisuri S. Ag
No Nama Butir Soal Skor & Pencapaian skor Jumlah Nilai
1 2 3 4 5 skor
1 Aan 10 10 25 25 25 100 95
2 Agung 10 10 15 25 10 100 70
3 Ahmad 10 10 0 20 25 100 65
4 Ajeng 10 10 10 25 15 100 70
5 Arjuna 10 10 25 25 25 100 95
6 Ashilah 10 10 30 12,5 25 100 87,5
7 Ayu 10 10 30 25 25 100 100
8 Azka 10 10 20 25 25 100 90
9 Danisa 10 10 30 25 25 100 100
10 Dany 10 10 15 25 20 100 80
11 Dea 10 10 20 25 25 100 90
12 Dian kurnia 10 10 30 25 25 100 100
13 Dian rahma 10 10 30 25 25 100 100
14 Dinar 10 10 20 20 25 100 85
15 Dini alfia 10 10 25 25 25 100 95
16 Dini ishnaini 10 10 25 25 30 100 100
17 Eka 10 10 15 20 10 100 65
18 Enggar 10 10 25 10 10 100 65
19 Fahmi 10 10 25 25 25 100 95
20 Hanifah 10 10 25 25 25 100 95
21 Herwin 10 10 10 20 10 100 60
22 Ilham 10 10 25 20 0 100 65
23 Latifah 7 10 25 25 25 100 92
24 Lintang 10 10 30 25 25 100 100
25 Lisna 10 10 20 25 20 100 85
26 Maesuri 10 10 25 25 20 100 90
27 Makhrifatul 10 10 25 25 25 100 95
28 M. Rama 10 10 30 25 25 100 100
29 M. Dias 10 10 0 20 20 100 60
30 Niswah 10 10 25 30 20 100 95
31 Nur Fatah 10 10 20 20 25 100 85
32 Nurul 10 10 30 25 25 100 100
33 Putri 10 10 30 25 25 100 100
34 Ratri 5 10 15 25 25 100 80
35 Ray 0 10 5 15 15 100 45
36 Ria 10 10 5 25 20 100 70
37 Rifqi 10 10 5 25 20 100 70
38 Ruli 10 10 20 10 25 100 75
39 Siti 10 10 30 25 25 100 100
40 Tiara 10 10 5 25 20 100 70
41 yulinda 10 10 30 25 25 100 100
Rata-rata 84,8

Vous aimerez peut-être aussi