3. Asam sulfat (H2SO4) 2. Hidrolisis Garam dari Asam Kuat dan Basa Lemah 4. Asam bromida (HBr) 5. Asam iodida (HI) Garam dari asam kuat dan basa lemah jika 6. Asam klorat (HClO3) dilarutkan dalam air juga akan mengalami 7. Asam perklorat (HClO4) hidrolisis sebagian. Hal ini disebabkan karena kation dari basa lemah dapat terhidrolisis, Basa kuat : sedangkan anion dari asam kuat tidak mengalami hidtrolisis. 1. Litium hidroksida (LiOH) 2. Natrium hidroksida (NaOH) Contoh: 3. Kalium hidroksida (KOH) 4. Kalsium hidroksida (Ca(OH)2) NH4Cl ⎯⎯→ NH4+ + Cl– 5. Rubidium hidroksida (RbOH) NH4+ + H2O ←⎯⎯⎯⎯→ NH4OH + H+ 6. Stronsium hidroksida (Sr(OH)2) Cl– + H2O tidak terjadi reaksi 7. Sesium hidroksida (CsOH) 8. Barium hidroksida (Ba(OH)2) pH larutan garam ini dapat ditentukan melalui 9. Magnesium hidroksida (Mg(OH)2) persamaan: 10. Berilium hidroksida Be(OH)2) M+ + H2O ←⎯⎯⎯⎯→ MOH + H+ A. Pengertian
Sebagaimana kita ketahui bahwa jika larutan
asam direaksikan dengan larutan basa akan membentuk senyawa garam. Jika kita melarutkan suatu garam ke dalam air, maka akan ada dua kemungkinan yang terjadi, yaitu:
1. Ion-ion yang berasal dari asam lemah (misalnya
CH3COO–, CN–, dan S2–) atau ion-ion yang berasal dari basa lemah (misalnya NH4 +, Fe2+, dan Al3+) akan bereaksi dengan air. Reaksi suatu ion dengan air inilah yang disebut hidrolisis.
Berlangsungnya hidrolisis disebabkan adanya pH = -log [H+]
kecenderungan ion-ion tersebut untuk membentuk asam atau basa asalnya.
2. Ion-ion yang berasal dari asam kuat (misalnya Cl–,
NO3–, dan SO42–) atau ion-ion yang berasal dari basa kuat (misalnya Na+, K+, dan Ca2+) tidak bereaksi dengan air atau tidak terjadi hidrolisis.