Vous êtes sur la page 1sur 12

MENGUKUR TINGGI BADAN

No. Dokumen : /UKP/ PKM-KP /VII/2015


Terbitan :1
SOP No. Revisi :1
Tanggal mulai berlaku : 25 juli 2015
Halaman :1/2

PUSKESMAS dr. Indrijati Achmad


KARANG PULE NIP. 196212051998032001

1. Pengertian Suatu tindakan untuk mengetahui tinggi badan dalam satuan centimeter
dengan menggunakan meteran/ mikrotois

2. Tujuan Sebagai pedoman untuk mengetahui tinggi badan

3. Kebijakan Surat keputusan kepala puskesmas karang pule nomor :81 C /PKM-KP /
V / Tahun 2015 tentang jenis-jenis pelayanan kesehatan di puskesmas
karang pule

4. Referensi -

5. Alat dab bahan 1.Rekam medis


2.Alat tulis
3.Pengukur tinggi bdan meteran atau mikrotois
6. Prosedur A.Bila memakai meteran untuk untuk panjang badan bayi
1. Meminta pengantar pasien melepas alas kaki dan tutup
kepala (topi)
2. Meminta pengantar pasien menidurkan pasien dan meminta
membantu meluruskan posisi tubuh pasien
3. Meletakkan meteran di atas ubun-ubun sampai ketumit kaki
4. Memperhatikan angka yang ditunjuk oleh meteran
5. Menginformasikan hasil pengukuran pada pasien
6. Mencatat pada rekam medis
B. Bila memakai pengukur tinggi badan berdiri
1. Meminta pasien melepas alas kaki dan tutup kepala (topi)
2. Meminta pasien berdiri tegak dan menempel pada tiang
mengukur
3. Menarik staruremeter kemudian meletakkan tepat diatas
ubun-ubun pasien
4. Memperhatikan angka yang ditunjuk
5. Menginformasikan hasil pengukuran pada pasien
6. Mencatat pada rekam medis
7. Unit terkait Semua petugas medis

8. Dokumen terkait

No. Dokumen : /UKP/ PKM-KP /VII/2015


Terbitan :1
No. Revisi :1
Tanggal mulai berlaku : 25 juli 2015
Halaman :2/2

9. Rekaman historis

No Halaman Yang diubah Perubahan Diberlakukan tanggal

MENIMBANG BERAT BADAN

No. Dokumen : /UKP/ PKM-KP /VII/2015


Terbitan :1
SOP No. Revisi :1
Tanggal mulai berlaku : 25 juli 2015
Halaman :1/2

PUSKESMAS dr. Indrijati Achmad


KARANG PULE NIP. 196212051998032001

1. Pengertian Suatu tindakan untuk mengetahui antropometri tubuh manusia dengan


melakukan pengukuran dengan menggunakan timbangan tubuh

2. Tujuan Sebagai pedoman untuk mengetahui berat badan

3. Kebijakan Surat keputusan kepala puskesmas karang pule nomor :81 C /PKM-KP /
V / Tahun 2015 tentang jenis-jenis pelayanan kesehatan di puskesmas
karang pule

4. Referensi -

5. Alat dan 1.Rekam medis


bahan 2.Alat tulis
3.Timbangan berat badan dewasa, anak, dan bayi
6. Prosedur A.Mengukur berat badan dewasa dan anak
1. Memastikan timbangan badan berfungsi dengan baik dengan
cara mengatur penunjuk angka tepat diangka “nol”
2. Meminta pasien melepas sepatu / sandal dan meletakkan
barang bawaan yang berat
3. Meminta pasien naik keatas timbangan, dengan posisi
berhadapan dengan pemeriksa
4. Petugas memperhatikan jarum penunjuk berhenti, dan arah
depan tegak lurus dengan angka
5. Menginformasikan hasil pengukuran pada pasien
6. Mencatat pada rekam medis
B. Mengukur berat badan bayi
1. Memastikan timbangan badan berfungsi dengan baik dengan
cara mengatur penunjuk angka tepat diangka “nol”
2. Meminta pengantar pasien bayi menidurkan bayi ke atas
timbangan tanpa memakai selimut/ kain gendongan
3. Petugas memperhatikan jarum penunjuk berhenti, dan arah
depan tegak lurus dengan angka
4. Menginfofrmasikan hasil pengukuran pada pasien
5. Mencatat pada rekam medis
7. Unit terkait UGD, poli umum, poli MTBS, poli KIA/KB

8. Dokumen terkait Rekam medis


No. Dokumen : /UKP/ PKM-KP /VII/2015
Terbitan :1
No. Revisi :1
Tanggal mulai berlaku : 25 juli 2015
Halaman :2/2

9. Rekaman historis

No Halaman Yang diubah Perubahan Diberlakukan tanggal

PERAWATAN LUKA BAKAR

No. Dokumen : /UKP/ PKM-KP /VII/2015


Terbitan :1
SOP No. Revisi :1
Tanggal mulai berlaku : 25 juli 2015
Halaman :1/2

PUSKESMAS dr. Indrijati Achmad


KARANG PULE NIP. 196212051998032001

1. Pengertian Melakukan tindakan perawatan terhadap luka bakar

2. Tujuan Sebagai pedoman untuk mencegah infeksi pada luka

Sebagai pedoman untuk mempercepat penyembuhan pada luka

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Karang Pule tentang Pelayanan


Klinis

4. Referensi Buku Pedoman Perawatan Dasar DEPKES RI tahun 2005

5. Alat dan Alat berupa bak instrumen yang berisi


Bahan
1. Pinset Anatomis

2. Pinset Chirurgis

3. Gunting Debridemand

4. Kassa Steril

5. Kom sebanyak 3 buah


Peralatan lain terdiri dari :

6. Spuit 5 cc atau 10 cc

7. Sarung Tangan

8. Gunting Plester

9. Plester atau Perekat

10. Desinfektant

11. Nacl 0,9%

12. Bengkok 2 buah, 1 buah berisi larutan desinfektant

13. Verband

14. Obat luka sesuai kebutuhan

6. Prosedur A.Tahap Pra Interaksi

1. Petugas mengidentifikasi pasien

2. Melakukan verifikasi program pengobatan pasien

3. Mencuci tangan

4. Menepatkan alat didekat pasien yang benar

B. Tahap Orientasi

1. Memberi salam sebagai pendekatan therapeutic

2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada pasien / keluarga

3. Menanyakan kesiapan pasien sebelum kegiatan dilakukan

C. Tahap Kerja

1. Menjaga privasi

2. Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas

3. Membuka peralatan

No. Dokumen : /UKP/ PKM-KP /VII/2015


Terbitan :1
No. Revisi :1
Tanggal mulai berlaku : 25 juli 2015
Halaman :2/2

4. Memaki sarung tangan

5. Membuka balutan dengan hati-hati, bila sulit dibasahi dengan


NaCl 0,9%

6. Membersihkan luka dengan menggunakan NaCl 0,9%

7. Melakukan debridemand bila terdapat jaringan nekrotik (bila ada


pula jangan dipecah tapi dihisap dengan spuit steril setelah hari
ke 3)

8. Membersihkan luka dengan menggunakan NaCl 0,9%

9. Mengeringkan luka dengan menggunakan kassa steril

10. Memberikan obat topikal sesuai order pada luka

11. Menutup luka dengan kassa steril, kemudian dipasangkan


verband dan diplaster

12. Memasang verband dan plaster

13. Merapikan pasien

D.Tahap Terminasi

1. Mengevaluasi hasil tindakan

2. Berpamitan dengan pasien

3. Membereskan dan kembalikan alat ketempat semula

4. Mencuci tangan

5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

7. Unit Terkait UGD

KIA/KB

Poli Umum

8.Dokumen Terkait Kartu Rawat Jalan

9.Rekaman Historis

No Halaman Yang diubah Perubahan Diberlakukan tanggal


MENJAHIT LUKA

No. Dokumen : /UKP/ PKM-KP /VII/2015


Terbitan :1
SOP No. Revisi :1
Tanggal mulai berlaku : 25 juli 2015
Halaman :1/2

PUSKESMAS dr. Indrijati Achmad


KARANG PULE NIP. 196212051998032001

1. Pengertian 1. Luka (vulnus) adalah kerusakan anatomi karena hilangnya


kontinuitas jaringan oleh sebab dari luar

2. Luka terbagi menjadi dua : luka terbuka ( vulnus appertum), dan


luka tertutup ( vulnus occiusum)

3. Macam luka terbuka : luka iris (scissum), tusuk (Ictum), bakar


(combustion), lecet (excoriasilabrasion), tembak (sciopetum),
laserasi, penetrasi, avulse, open fracture dan luka gigit (vulnus
morsum)

4. Macam luka tertutup : memar (contusion), bula, hematorna,


sprain, dislokasi, dose fracture, laserasi organ dalam

2. Tujuan 1. Sebagai panduan untuk memperbaiki jaringan kulit yang rusak


akibat luka

2. Sebagai acuan untuk membantu proses penyembuhan

3. Sebagai acuan untuk memberi rasa aman dan nyaman dalam


melakukan pelayanan

3. Kebijakan 1. SK Kepala Puskesmas Karang Pule No. 004/2014 tentang


Pelayanan Klinis

2. Pelayanan satu pintu di puskesmas

4. Referensi 1. Buku pedoman perawatan dasar Depkes RI Tahun 2005

2. Putusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128/


MENKES/ SK/II/2004 tentang kebijakan dasar pusat kesehatan
masyarakat

5. Alat dan 1.Alat


Bahan

a. Sarung tangan steril

b. Duk lubang

c. Set alat bedah minor

d. Jarum jahit

e. Korentangan steril dan tempatnya

f. Perlak da pengalasnya

g. Plester

h. Gunting plester

i. Kom steril

j. Tempat sampah medis

k. Disposable syring

l. Masker bila diperlukan

m. Troly

No. Dokumen : /UKP/ PKM-KP /VII/2015


Terbitan :1
No. Revisi :1
Tanggal mulai berlaku : 25 juli 2015
Halaman :2/2

2.Bahan :

a. Benang jahit

b. Kassa steril

c. Cairan normal saline (NaCl/ 0,9%)

d. Cairan anti septic

e. Obat anastesi

f. Larutan H2O2/ perhidrol

6. Prosedur 1. Petugas mengidentifikasi pasien

2. Petuga Cuci tangan dan keringkan , kemudian pakai sarung


tangan steril

3. Petugas Menyiapkan alat

4. Petugas Bersihkan luka menggunakan cairan antiseptik

5. Petugas Ganti sarung tangan dengan sarung tangan steril yang


lain

6. Petugas Anastesi jaringan di sekitar luka

7. Bila perlu bersihkan luka dengan cairan normal saline (NaCl


0,9%)

8. Bila luka kotor dan dalam menggunakan larutan H2O2 atau


perhidrol 10%

9. Pasang duk lobang

10. Gunakan jarum untuk menjahit kulit, masukkan benang kelubang


jarum, pada penggunakan jarum melengkung (curved needle)
dari arah dalam keluar

11. Pegang jarum menggunakan clam, kemudian mulai menjahit luka

12. Jika luka dalam sampai jaringan otot, maka jahit lapis demi lapis
(jenis benang disesuaikan dengan jaringan yang robek, contoh
catgut cromic, side, dll)

13. Ikat benang dengan membentuk simpul

14. Potong benang, sisakan sepanjang 1 mm ( untuk jahitan dalam ),


0.65 cm (jahitan luar)

15. Lanjutkan menjahit luka sampai luka tertutup

16. Oleskan normal saline atau desinfektan pada jahitan

17. Tutp dengan kasa steril

18. Pasang plaster / hifapik

TERMINASI

a. Mengakhiri prosedur dengan baik

b. Menanyakan prosedur pasien

c. Membereskan alat (memcuci alat dan menyeteril kembali)

d. Cuci tangan

e. Berterimakasih kepada pasien / keluarga atas kerjasamanya

7. Hal yang perlu 1. Selalu menggunakan APD dalam melayani pasien


diperhatikan

2. Mencuci tangan pakai sabun pada air mengalir setelah selesai


melakukan tindakan

8. Unit terkait 1. Sesama petugas poli

2. Kepala puskesmas

3. Rumah sakit umum

TRIASE

No. Dokumen : /UKP/ PKM-KP /VII/2015


Terbitan :1
SOP No. Revisi :1
Tanggal mulai berlaku : 25 juli 2015
Halaman :1/2

PUSKESMAS dr. Indrijati Achmad


KARANG PULE NIP. 196212051998032001
1. pengertian Memilah dan menentukan derajat kegawat penderita

2. Tujuan Sebagai acuan menentukan prioritas dan tempat pelayanan medik


penderita

3. Kebijakan Mendahulukan pendarita yang lebih gawat bukan yang datang


dahulu

4. Alat dan 1. Alat tulis


Bahan
2. Tensi meter

3. Stetoskop

4. Timer

5. Referensi Permenkes RI No. 75 Tahun 2014 tentang puskesmas undang-undang RI


No.29 tahun 2004 tentang praktek kedokteran

6. Prosedur 1. Penderita datang diterima petugas /paramedis UGD

2. Petugas mengidentifikasi pasien

3. Informed consern (penandatanganan persetujuan tindakan ) oleh


keluarga pasien

4. Di ruang triase dilakukan anamese dan pemeriksaan singkat dan


cepat (selintas) untuk menentukan derajat kegawatannya oleh
paramedis yang terlatih /dokter

5. Petugas membedakan penderita menurut kegawatannya dengan


memberikan kode huruf

a. P III adalah penderita tidak gawat dan tidak darurat

Misalnya : penderita common pod, penderita rawat


jalan,abses, luka robek

b. P II adalah penderita yang kegawatan darutannya masih


tidak urgent

Misalnya : penderita Thypoid,penderita DM

c. P I adalah penderita gawat darurat (pasien dengan


kondisi mengancam) CVA,MIA,Astma Bronchialle,dll
6. Penderita mendapatkan prioritas pelayanan dengan urutan
warna : P I-P II-PIII

7. Pada waktu jam kerja penderita dengan prioritas PIII dikirim ke


BP/rawat jalan

7. Unit terkait Poli klinik

Ruang perawatan

8. Dokumen Kartu rawat jalan


terkait
Informed concern

No. Dokumen : /UKP/ PKM-KP /VII/2015


Terbitan :1
No. Revisi :1
Tanggal mulai berlaku : 25 juli 2015
Halaman :2/2

9.Rekaman Historis

No Halaman Yang diubah Perubahan Diberlakukan tanggal

Vous aimerez peut-être aussi