Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
1. Patofisiologi
1). Etiologi
4). Komplikasi
1. Pemeriksaan Diagnostik
Diagnosa pasti suatu penyakit saluran pernafasan seperti
bronchopneumonia/pneumonia lobularis dapat ditegakkan dengan melakukan
pemeriksaan diagnostik. Pemeriksaan yang dapat dilakukan antara lain:
(1) Pemeriksaan Radiologi
a) Foto Thoraks
Pada pneumonia lobaris terlihat adanya kosolidasi pada satu atau beberapa
lobus.
b). Tomografi
Untuk mengungkapkan sifat serta derajat kelainan bayangan yang terdapat pada
paru-paru dan jaringan lain dari thorax.
c). Fluroskopi
d). Bronkografi
1. Penatalaksanaan Medis
(1) Oksigen 1–2 liter/menit, diberikan bila terdapat tanda hipoksemia
seperti: gelisah, cyanosis, dan lain-lain.
(5) Kortikosteroid diberikan pada kasus yang berat seperti infiltrat milier
dengan sesak dan cyanosis.
a). Aktivitas/istirahat.
b). Sirkulasi
Gejala : Riwayat adanya gagal jantung kronik.
c). Makanan/cairan
Tanda : Distensi abdomen, hiperaktif bunyi usus, kulit kering dengan turgor
buruk, penampilan kaheksia (mal nutrisi).
d). Neurosensori
e). Nyeri/kenyamanan
Gejala : Sakit kepala, nyeri dada meningkat saat batuk, mialgia, atralgia.
f). Pernafasan
Tanda : Sputum (merah muda, purulen), perkusi (pekak diatas area yang
konsolidasi), fremitus (traktil dan vocal bertahap meningkat dengan
konsolidasi), bunyi nafas (menurun atau tidak ada), warna (pucat atau cyanosis
bibir/kuku).
g). Keamanan
h). Penyuluhan/pembelajaran
a). Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan peningkatan sekresi
sekret, inflamasi trakeobronkia.
c). Pola nafas tak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru,
proses inflamasi.
h). Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia, peningkatan metabolisme.
1. Perencanaan Keperawatan
Dalam perencanaan diawali dengan menentukan prioritas berdasarkan
kebutuhan A. Maslow, sifat masalah, berat ringannya masalah, keluhan pasien
dan cepat tidaknya masalah diatasi. Adapun rencana keperawatan yang dapat
disusun untuk pasien pneumonia (Doenges, 2000).
1). Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan peningkatan sekresi sekret,
inflamasi trakeobronkial.
Rencana tindakan:
Rasional : takipnea, pernafasan dangkal, dan gerakan dada tak simetris sering
terjadi karena ketidaknyamanan gerakan dinding dada dan atau cairan paru.
Rasional : penurunan aliran udara terjadi pada area konsolidasi dengan cairan.
Rencana tindakan:
Rencana tindakan:
Rasional : proses konveksi akan terhalang oleh pakaian ketat dan menyerap
keringat.
d). Pantau suhu lingkungan, batasi tambahan linen tempat tidur, sesuai
indikasi.
e). Beri ekstra cairan (air, susu, sari buah, dan lain-lain).
b). Lakukan teknik cuci tangan yang baik (septik dan aseptik).
Rencana tindakan:
Rasional : pasien mungkin nyaman dengan kepala tinggi, tidur di kursi, atau
menunduk ke depan meja atau bantal.
Rencana tindakan:
Rasional : nyeri dada biasanya ada dalam beberapa derajat pada pneumonia,
juga dapat timbul komplikasi pneumonia seperti perikarditis dan endokarditis.
Rencana tindakan:
Rasional : bunyi usus mungkin menurunkan atau tidak ada bila proses infeksi
berat atau memanjang.
Rencana tindakan:
Rencana tindakan:
1. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan pelaksanaan perencanaan keperawatan oleh perawat
dan klien. Hal-hal yang harus diperhatikan ketika melakukan implementasi
adalah implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan
validasi, penguasaan keterampilan interpersonal, intelektual dan teknikal.
Implementasi dapat dilakukan dengan intervensi independen, dependen atau
tidak mandiri serta inter-dependen atau sering disebut intervensi kolaborasi,
(Gaffar, 1999). Implementasi berdasarkan intervensi yang telah disusun.
1. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari
tindakan keperawatan pada pasien. Evaluasi yang diharapkan sesuai dengan
rencana tujuan yaitu: