Vous êtes sur la page 1sur 14

PEKANBARU CONVENTION CENTER

DENGAN PENEKANAN BANGUNAN FUTURISTIK

Syalam Haryadi, Ratna Amanati dan Pedia Aldy

Mahasiswa Program Studi Asitektur, Dosen Progam Studi Arsitektur


Fakultas Teknik Universitas Riau
Kampus Binawidya Jl. HR. Soebrantas KM 12,5 Pekanbaru Kode Pos 28293

email: syalamharyadi@gmail.com

ABSTRACT

Pekanbaru city developed rapidly, becoming a place of activities that support all
aspects of the emerging economies in Riau province. The existence of competition in the
market to seize, resulting in the emergence of new discoveries. Competition occurs because
the needs of the wider community publications. And so we need a container to hold meetings
which aim to produce something that can improve a variety of sectors, whether economic,
social, and political, even education and entertainment. Meeting the existing building does
not stand alone, but part of the hotel buildings and large office buildings. In addition,
buildings associated with the activities of the convention no one has the image of an
attractive visual appearance. The problem basically is how the format of the building that
can accommodate a variety of conventions, the circulatory system of the building, and
application of the concept Futuristic at the convention building. The concept raised for the
building of this convention is the development of futuristic elements, namely Dynamic
Facades, Technological Innovation and Sustainable. The method used is modeling Futuristic
forms using computer software and supported by modeling animation techniques to design a
dynamic roof notching, the application of technology in the parking system, the formation of
the facade that moves through the role of the sensor to the movement of the sun, and all
aspects in accordance with the request Futuristic basic concepts and objectives. Designed so
that the Convention Center can accommodate a variety of activities that are conventions with
the circulatory system of the building are arranged for the convenience of visitors, and in
accordance with the concept of futuristic buildings with elements developed, namely Dynamic
Facades, Technological Innovation and Sustainable.

Keywords: Convention Center, Futuristic Architecture

1. PENDAHULUAN 2025 yaitu terwujudnya kota Pekanbaru


Kota Pekanbaru berkembang dengan sebagai pusat perdagangan dan jasa,
cepat, menjadi tempat kegiatan yang pendidikan, serta pusat kebudayaan
mendukung segala aspek perekonomian Melayu, menuju masyarakat sejahtera
yang tengah berkembang di propinsi Riau. yang berlandaskan iman dan taqwa.
Pesatnya perkembangan kota Pekanbaru Dengan adanya penemuan-penemuan
menjadikan kota ini sebagai salah satu baru, mengakibatkan timbulnya persaingan
kota besar di Indonesia, tempat perputaran yang cukup ketat dalam dunia industri.
bisnis dan perekonomian begitu lancar. Persaingan ini terlihat dalam persaingan
Sebagai ibu kota propinsi, kota Pekanbaru merebut pasar, juga persaingan dalam
memiliki banyak tuntutan yang harus menemukan gagasan-gagasan baru.
dilaksanakan untuk mencapai visi kota

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 1


Dampak perkembangan dalam ruang, sirkulasi, keamanan, juga estetika
kegiatan seperti itu, tentu dibutuhkan suatu bentuk
wadah untuk mengadakan pertemuan- Penataan sirkulasi dalam bangunan
pertemuan yang tujuannya adalah untuk yang baik dapat memudahkan pengunjung
menghasilkan sesuatu yang dapat dalam mencapai semua ruangan di dalam
meningkatkan berbagai sektor, baik gedung. Pola sirkulasi menjadi faktor yang
ekonomi, sosial, maupun politik, bahkan harus diperhatikan dalam merancang suatu
pendidikan dan hiburan. Wadah tersebut gedung khususnya Convention Center.
harus mampu mencerminkan fungsinya Untuk sirkulasi yang baik perlu
sebagai ruang pertemuan yang bersifat menekankan sistem terpadu hubungan
konvensi, ruang seminar, ruang konser, antar ruang, seperti sirkulasi yang melalui
serta pameran. ruang-ruang, sirkulasi yang menembus
Di kota Pekanbaru kegiatan konvensi ruang, juga sirkulasi yang berakhir dalam
bukanlah hal baru, karena kebutuhan akan ruang. Untuk menghindari timbulnya
kegiatan pertemuan ini terus meningkat. orientasi yang membingungkan, suatu
Namun fasilitas yang ada untuk susunan hirarki diantara jalur-jalur
menampung semua jenis kegiatan yang sirkulasi dan titik bangunan dapat
ada belum memadai, karena memang pada dibangun dengan membedakan skala,
mulanya bukan direncanakan untuk bentuk, panjang, serta penempatannya
mewadahi kegiatan tersebut. Pada dengan menekankan kenyamanan
umumnya gedung konvensi yang pengguna. Oleh karena itu perlu dibangun
berkembang di Indonesia merupakan suatu bangunan konvensi yang dapat
bagian kelengkapan suatu hotel atau digunakan untuk beberapa kegiatan
perkantoran besar dengan segala sekaligus dan mampu memancarkan image
keterbatasan yang dimiliki, mulai dari bahasa bangunan itu dapat digunakan
kapasitas pengunjung, penataan tempat untuk berbagai kegiatan oleh siapa saja
duduk yang dirancang untuk segala macam dan kapan saja.
jenis acara, akses pencapaian yang masih
menyulitkan pengunjung, hingga rekayasa Berdasarkan latar belakang yang telah
termal bangunan yang tidak optimal. diuraikan tersebut, dapat disimpulkan
Ruang konvensi yang ada di kota bahwa masalah yang akan dibahas pada
Pekanbaru saat ini menjadi bagian perancangan Pekanbaru Convention
kelengkapan suatu hotel atau gedung Center adalah:
perkantoran sehingga tidak 1. Bagaimana tatanan bangunan yang
berkemungkinan menyelenggarakan lebih dapat menampung berbagai kegiatan
dari satu acara pada waktu yang konvensi untuk berbagai kalangan
bersamaan, dikarenakan ruangan yang pengguna pada waktu kini dan
sangat terbatas dan akses pencapaian yang mendatang ?
digabung dengan akses hotel atau 2. Bagaimana sistem sirkulasi pada
perkantoran. Ruang konvensi yang ada di bangunan konvensi tersebut ?
gedung perkantoran biasanya hanya 3. Bagaimana penerapan konsep Futuristik
diperuntukkan bagi kegiatan yang pada bangunan konvensi tersebut ?
berhubungan dengan kegiatan kantor
tersebut. Adapun penulisan ini bertujuan
Suatu gedung konvensi harus memiliki sebagai berikut :
unsur arsitektural yang dapat memudahkan 1. Menemukan tatanan bangunan yang
pengunjung dalam menggunakannya. dapat menampung berbagai kegiatan
Faktor-faktor yang menjadi penunjang konvensi untuk berbagai kalangan
tersebut diantara lain seperti, kenyamanan pengguna pada waktu kini dan
mendatang.

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 2


2. Menentukan sistem sirkulasi yang tepat 1. Forum Ilmiah
pada bangunan konvensi. 2. Konser Musik
3. Menerapkan konsep futuristik pada 3. Pameran (Trade Fair)
bangunan konvensi tersebut. Sedangkan untuk kegiatan konvensi
non formal seperti pertunjukan atau
2. TINJAUAN PUSTAKA pagelaran karya seni seperti seni tari,
A. Convention Center musik atau perfomance yang menjurus
Kegiatan konvensi diawali dengan kearah hiburan kepada sekelompok
membentuk suatu kebutuhan untuk penonton yang berminat untuk memenuhi
menginformasikan penemuan-penemuan batiniah.
baru kepada pihak yang berkepentingan
berhubungan dengan teknologi dan C. Futuristik
inovasi-inovasi baru di bidang sains dan Dalam ilmu arsitektur, terminologi
sosial, pertigaan situasi politik dunia dan arsitektur futuristik masih rancu atau
pertemuan antar negara. Kasus proyek belum dapat digolongkan ke dalam kriteria
yang akan direncanakan adalah arsitektur modern, late modern maupun
“Pekanbaru Convention Center”, dapat post modern. Late Modern dapat terlihat
dilihat dari judul maka mengandung secara visual dari bangunan dengan
pengertian : memanfaatkan bentuk, penggunaan
1) Pekanbaru adalah daerah atau suatu material dan warna serta struktur dan
nama kota sebagai ibu kota Propinsi teknologi yang membuat Late Modern
Riau yang terletak di Pulau Sumatera berkembang juga menjadi beberapa aliran
yang merupakan salah satu propinsi seperti Plastism, Suprematism, High-tech
penghasil minyak mentah dan minyak dan lain-lain (Permana, 2009).
sawit di Indonesia. Sedangkan postmodern merupakan
2) Convention berasal dari bahasa Inggris kritik atas masyarakat modern dan
yang berarti konvensi/rapat, kegagalannya memenuhi janji-janjinya.
pertemuan, perjanjian, persetujuan Dan juga postmodern cenderung
nasional dan internasional (Shadily, mengkritik segala sesuatu yang
2003). diasosiasikan dengan modernitas
3) Dalam bahasa Inggris, Center berarti (Rosenau, 1992).
pusat atau bagian yang di tengah, Futuristik merupakan suatu paham
terpusat/tertuju. Sedangkan dalam kebebasan dalam mengungkapkan atau
bahasa Indonesia berarti pokok mengekspresikan ide atau gagasan ke
pangkal atau yang menjadi tumpuan, dalam suatu bentuk tampilan yang tidak
semuanya diarahkan atau dikumpulkan biasa, kreatif dan inovatif. Hasil dari
(Salim, 1990). futuristik ini adalah sesuatu yang dinamis,
selalu berubah-ubah sesuai keinginan dan
B. Program Kegiatan zamannya. Penerapan futuristik ini hanya
Kegiatan konvensi bukan hanya terlihat pada penampilan atau tampaknya
sekedar pertemuan biasa namun dengan tetap memperhatikan dan
merupakan gabungan dari kegiatan memperhitungkan fungsi dari objeknya
perjalanan dan rekreasi (wisata konvensi). (Tiffany, 2012).
Dewasa ini kegiatan konvensi berupa Futuristik sejalan dengan
pertemuan bisnis, pengenalan penemuan perkembangan teknologi dimana dengan
baru, training dan lain-lain, yang semakin majunya teknologi yang
pesertanya adalah usahawan atau diciptakan manusia maka keberadaan
kelompok dan keluarga. Menurut Lawson futuristik itu juga akan semakin
(1981), kegiatan konvensi formal berkembang.
dibedakan menjadi:

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 3


Sama halnya dengan teknologi, kelengkapan yang menunjang proses
futuristik ini merupakan upaya untuk berlangsungnya kegiatan.
menciptakan suatu masa depan yang lebih 3) Adanya kemungkinan penambahan
baik. Pemikiran futuristik itu sendiri jauh ataupun perubahan pada bangunan
lebih kreatif dan inovatif ke depan dan tanpa mengganggu bangunan yang ada
jauh lebih maju dari masanya. Keberadaan dengan jalan perencanaan yang
futuristik itu sendiri lahir karena kemajuan matang.
pemikiran dari manusia yang selalu
berusaha menciptakan suatu gagasan atau Dengan memperhatikan pendapat dari
ide kreatif dan inovatif. Hal itu tentunya Haines (1950) dan Chiara dkk (1980)
sudah menjadi kebutuhan dari manusia dalam Kusumawati (2008) bahwa
dengan segala daya imajinasinya. arsitektur futuristik mengandung nilai-nilai
Futuristik mempunyai arti yang dinamis, estetis dan inovatif terutama dari
bersifat mengarah atau menuju masa segi teknologi yang dipakai (canggih dan
depan. Citra futuristik pada bangunan ramah lingkungan) dengan mengadopsi
berarti citra yang mengesankan bahwa bentuk-bentuk bebas yang tidak terikat
bangunan itu berorientasi ke masa depan oleh bentuk-bentuk tertentu, serta memiliki
atau citra bahwa bangunan itu selalu kriteria sebagaimana yang diungkapkan
mengikuti perkembangan jaman yang yaitu, bangunan itu harus mengukuti
ditunjukkan melalui ekspresi bangunan. tuntutan kegiatan yang berkembang,
Futuristik juga sebagai core values yang melayani perubahan perwadahan kegiatan,
mengandung nilai-nilai yaitu; dinamis, dan kemungkinan penambahan bangunan
estetis dan inovatif terutama dari segi tanpa mengganggu bangunan dan
teknologi yang dipakai (canggih), dan lingkungan yang ada. Maka dapat
ramah lingkungan dengan mengadopsi disimpulkan bahwa arsitektur futuristik
bentuk-bentuk bebas yang tidak terikat memiliki unsur-unsur sebagai berikut :
oleh bentuk-bentuk tertentu. 1) Fasad yang dinamis diwujudkan
Kapabilitas dan fleksibilitas bangunan melalui adaptasi bangunan terhadap
adalah salah satu aspek dalam futuristik lingkungannya terlihat dalam tampilan
bangunan. Kapabilitas dan fleksibilitas bangunan.
sendiri diartikan sebagai kemampuan 2) Estetis dan inovatif dalam mengikuti
bangunan untuk menyesuaikan dan perkembangan teknologi.
mengikuti perkembangan tuntutan dan 3) Ramah terhadap lingkungan dengan
persyaratan pada bangunan itu sendiri. adanya perubahan dinamis yang tidak
Sedangkan kemampuan untuk mengganggu bangunan dan lingkungan
menyesuaikan dan mengikuti yang sudah mapan.
perkembangan jaman hanya bisa
diwujudkan atau diimplementasikan dalam 3. METODE PERANCANGAN
penampilan dan ungkapan fisik bangunan. A. Paradigma
Haines (1950) dan Chiara dkk (1980) Paradigma yang digunakan sebagai
dalam Kusumawati (2008) berpendapat metode perancangan pada Convention
bahwa kriteria bangunan futuristik Center ini adalah paham yang dianut oleh
memiliki makna : Antonio Sant’Elia sebagai tokoh arsitektur
1) Bangunan itu dapat mengikuti dan terkemuka yang mendukung bangunan
menampung tuntutan kegiatan yang futuristik, yaitu teori pengaruh energi dan
senantiasa berkembang. ekspresi yang kuat pada bangunan
2) Bangunan tersebut senantiasa dapat (Kusumawati, 2008). Perancangan
melayani perubahan perwadahan Convention Center ini berlandaskan pada
kegiatan, disini perlu dipikirkan unsur-unsur futuristik yang dikemukakan
oleh Haines (1950) dan Chiara dkk (1980)

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 4


dalam Kusumawati (2008), yaitu adanya Pada perancangan bangunan Convention
kedinamisan yang menonjol pada fasad, Center ini penzoningan dibagi menjadi dua
mengikuti tren inovasi teknologi terkini, proses, yaitu penzoningan tapak dan
dan juga memiliki tuntutan ramah terhadap penzoningan massa (bangunan).
lingkungan.
Penerapan teori pengaruh energi dan 1) Penzoningan Tapak
ekspresi yang kuat pada bangunan dari
Antonio Sant’Elia dan teori Haines, yaitu
adanya kedinamisan yang menonjol pada
fasad, mengikuti tren inovasi teknologi
terkini, dan juga memiliki tuntutan ramah
terhadap lingkungan berupa perancangan
ruang luar dan ruang dalam guna mencapai
citra keseluruhan bangunan yang
berorientasi masa depan, dinamis, serta
dapat mengikuti perkembangan zaman.
Arsitektur Futuristik bukanlah suatu gaya
arsitektur melainkan suatu pendekatan Gambar 2. Zoning Tapak berdasarkan Konsep
terbuka ke arsitektur yang ditandai dengan Sumber: Hasil Pengembangan Desain (2014)
membentuk ketajaman tampilan fisik,
Zona Publik diletakkan dibagian depan
bentuk dinamis, kontras kuat, dan
atau mengarah ke timur dimaksudkan
penggunaan material yang berguna.
sebagai area yang paling dekat dengan
akses dari luar, yaitu jalan Soekarno-
B. Bagan Alur
Hatta.
Zona Privat diletakkan ditengah tapak
dengan tujuan untuk menghindari
kemungkinan-kemungkinan yang
terjadi di luar rencana, seperti
menghindari pengaruh kebisingan,
pengaruh angina, pengaruh keamanan,
dan pengaruh citra yang akan
ditampilkan.
Zona Semi Publik berarti area yang
memiliki akses yang terbuka untuk
para pengunjung bangunan, karena
didalam zona semi publik ini terdiri
dari amphitheater, rest area, taman-
taman, dan juga outdoor-cafeteria yang
menjadi fungsi pelengkap dari
Convention Center yang berada diluar
bangunan.

Gambar 1. Bagan Alur Perancangan 2) Penzoningan Massa


Sumber: Hasil Pengembangan Desain, 2014 Zona Publik pada bangunan diletakkan
dibagian depan atau berdekatan dengan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN zona publik pada tapak. Hal ini
A. Penzoningan dimaksudkan untuk memudahkan
Penzoningan dirancang dengan pengunjung dalam mengakses dan
mengangkat unsur dinamis sebagai mencari informasi bangunan, dimana
penyesuaian pada konsep dasar futuristik.

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 5


ruang informasi dan tiketing berada tampilan yang ditonjolkan dari tampak
pada zona publik pada bangunan ini. jalan Soekarno-Hatta. Hal ini
dimaksudkan selain berfungsi sebagai
pengatur cahaya yang masuk kedalam
ruang kantor dan ruang pertemuan,
juga sebagai tampilan yang menarik
bagi pengunjung karena modul yang
selalu berubah-ubah sesuai dengan
intensitas cahaya yang direkam sensor.

Gambar 3. Zoning pada Massa Bangunan


Sumber: Hasil Pengembangan Desain (2014)
Gambar 4. Aplikasi pada Fasad Depan
Zona Semi Publik berarti area yang Sumber: Hasil Pengembangan Desain (2014)
dapat diakses oleh pengunjung setelah
melalui zona publik, karena zona semi-
publik berada ditengah bangunan dan
berperan sebagai area transisi
memasuki zona privat.
Zona Privat pada bangunan diletakkan
di bagian belakang bangunan
mengarah ke arah barat tapak.
Perletakan zona privat ini dengan Gambar 5. Aplikasi pada Fasad Belakang
berbagai pertimbangan, seperti Sumber: Hasil Pengembangan Desain (2014)
menghindari gangguan kebisingan
2) Inovasi Teknologi
yang disebabkan oleh lalu lintas
a. Sensor Fasad
kendaraan pada jalan Soekarno-Hatta,
memisahkan sirkulasi yang dapat
diakses dengan mudah oleh
pengunjung, menjaga area loading
zone tidak mengganggu tampilan
bangunan, dan juga sebagai area yang
memiliki tingkat privasi tinggi yang
tidak mudah diakses oleh seluruh
pengunjung.

B. Penerapan Konsep pada Desain


Penerapan konsep utama futuristik
diurai berdasarkan unsur dasar yang
diangkat pada bangunan Convention
Center ini berupa : Gambar 6. Skema Proses Dinamis Fasad
Sumber: Hasil Pengembangan Desain (2014)
1) Fasad Dinamis Sensor ditempatkan pada bagian
Modul fasad diletakkan pada sisi depan fasad bangunan yang dapat
dan belakang bangunan. Modul yang memantau kondisi cahaya dan
berada di depan bangunan sebagai citra hawa yang dibutuhkan suatu

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 6


ruangan. Sistem pengendalian ini tersebut kosong. Sebaliknya, lampu
digunakan untuk memantau indikator akan padam ketika slot
besarnya cahaya dan suhu setiap parkir telah terisi dengan
ruangan sehingga dapat kendaraan yang parkir.
mengendalikan atau mengurangi
kebutuhan cahaya dan suhu
ruangan yang berlebih melalui
modul fasad.

b. Fasad Kaca Pintar


Fasad kaca pintar mengindikasikan
suatu kemampuan untuk merespons
perubahan kondisi lingkungan
alami menurut waktu selama sehari
atau sepanjang tahun dengan cara
sedemikian rupa untuk mereduksi
kebutuhan energi primer untuk
pemanasan, pendinginan, dan
Gambar 8. Penerapan Sistem Parkir
pencahayaan alami yang pada Sumber: Hasil Pengembangan Desain (2014)
akhirnya akan memberikan
kontribusi pada konservasi
lingkungan. 3) Ramah Lingkungan
Penerapan poin arsitektur hijau pada
bangunan Convention Center ini
adalah ramah lingkungan yang
merupakan salah satu unsur dari
konsep futuristik yang diangkat.
Aplikasi ramah lingkungan pada
bangunan secara langsung berupa
penggunaan kerikil yang dipadatkan
untuk area perkerasan, tanaman untuk
atap, dan juga memaksimalkan kulit
bangunan (fasade envelope).

Gambar 7. Penerapan Kaca Pintar


Sumber: Hasil Pengembangan Desain (2014)

c. Sistem Parkir
Sistem parkir yang diterapkan
dengan mengintegrasikan sensor
yang terpasang pada area parkir Gambar 9. Perkerasaan Kerikil pada Jalur
untuk mengetahui blok parkir terisi Pedestrian
dan kosong. Area parkir ditata Sumber: Hasil Pengembangan Desain (2014)
dengan blok agar mencapai tingkat
keteraturan yang direncanakan. Disamping penerapan secara langsung,
Jika sensor menerima data adanya aplikasi ramah lingkungan secara tidak
slot kosong pada area parkir, maka langsung juga menjadi bagian yang
dengan otomatis pada slot kosong tidak terlewatkan seperti, penggunaan
tersebut akan hidup lampu material kaca dengan teknologi terbaru
indikator yang menandakan slot yang tujannya untuk mengurangi

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 7


dampak lingkungan dan pemanasan
global secara umum dan penerapan
sistem parkir yang tepat bertujuan
untuk mengurangi kontribusi dampak
pencemaran lingkungan karena
kendaraan yang terlalu lama untuk
memutar area parkir dalam mencari
slot parkir yang kosong.

Gambar 11. Ruang Pertunjukan dan Pameran


pada Lantai 1
Sumber: Hasil Pengembangan Desain (2014)

Ruang pertemuan dan kafetaria


diletakkan pada bagian tengah
Gambar 10. Rancangan Roof Garden pada
bangunan
bangunan karena menjadi bagian
Sumber: Hasil Pengembangan Desain (2014) dari zona semi-publik. Akses
menuju ruang pertemuan dan
kafetaria berhubungan langsung
C. Pola Antar Ruang dengan lobby dan galeri.
Kebutuhan akan fungsi-fungsi ruang
yang dirancang, menjadikan pola antar
ruang sebagai sirkulasi yang tidak dapat
dikesampingkan. Hal ini berkaitan dengan
kenyamanan pengunjung dalam
mengakses setiap fungsi yang ada pada
bangunan.
1) Ruang Dalam
Pada denah lantai satu terdapat
fungsi-fungsi ruang yang menjadi
inti dari bangunan, seperti lobby
utama, ruang pertunjukan, ruang Gambar 12. Ruang Pertemuan dan Kafetaria
pameran, ruang pertemuan, galeri pada Lantai 1
dan retail, dan juga kafetaria. Sumber: Hasil Pengembangan Desain (2014)
Ruang pertunjukan dan ruang
pameran diletakkan dibagian Ruang galeri dan tiketing
belakang bangunan, karena diletakkan di depan bangunan
menjadi bagian dari zona privat karena menjadi bagian dari zona
dan untuk akses menuju ruang publik yang dapat dengan mudah
tersebut harus dengan tiket agar diakses oleh siapa saja. Ruang
tercipta keteraturan dalam galeri dan tiketing berhubungan
penggunaannya. dengan area parkir dihubungkan
dengan lobby utama.

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 8


Ruang pertemuan yang berada di
lantai dua difungsikan untuk
pertemuan yang bersifat formal
namun dengan skala lebih kecil
dibanding ruang pertemuan yang
berada di lantai satu. Ruang panitia
juga berada pada lantai dua yang
diletakkan dibagian belakang
bangunan. Ruang panitia termasuk
ruang dalam zona privat karena
Gambar 13. Ruang Galeri dan Tiketing pada
berhubungan langsung dengan
Lantai 1
Sumber: Hasil Pengembangan Desain (2014) ruang artis. Dan fungsi pendukung
lainnya pada lantai dua terdapat
kafetaria yang terletak dibagian
Pada denah lantai dua terdapat tengah bangunan. Akses menuju
ruang-ruang dengan fungsi galeri kafetaria dapat menggunakan lift
dan retail, mushalla, kafetaria, dan tangga utama.
ruang pertemuan dengan skala
lebih kecil dibanding raung
pertemuan yang berada pada lantai
satu.
Galeri dan Retail juga terdapat
pada lantai dua. Akses menuju
galeri dan retail lantai dua melalui
tangga utama dan tangga khusus
yang berada pada galeri dan retail
lantai satu. Selain itu, galeri dan Gambar 15. Ruang Pertemuan, Ruang Panitia,
retail pada lantai dua bersebelahan dan Kafetaria pada Lantai 2
dengan mushalla. Mushalla terbagi Sumber: Hasil Pengembangan Desain (2014)
atas dua ruangan yang dibedakan
mushalla pria dan mushalla wanita. Pada denah lantai tiga terdapat
Hal ini dimaksudkan untuk ruang-ruang dengan fungsi
pembedaan akses masuk mushalla pendukung, seperti perpustakaan,
pria dan mushalla wanita. Akses ruang arsip, rooftop kafetaria, dan
menuju mushalla dapat melalui rooftop garden. Akses menuju
tangga utama dan lift. perpustakaan melalui lift.

Gambar 14. Ruang Galeri dan Mushalla pada Gambar 16. Ruang Perpustakaan, Ruang
Lantai 2 Arsip, dan Kafetaria pada Lantai 3
Sumber: Hasil Pengembangan Desain (2014) Sumber: Hasil Pengembangan Desain (2014)

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 9


2) Ruang Luar kendaraan bongkar muat dan
Lahan parkir untuk kendaraan kendaraan servis disamakan, yaitu
mobil pengunjung dan bus berada disudut tapak mengarah ke selatan.
dibagian depan tapak yang
berbatasan langsung dengan jalan
Soekarno-Hatta. Posisi parkir yang
berada didepan ditata dengan pola
linear agar mengefisienkan area
parkir.

Gambar 19. Area Bongkar Muat


Sumber: Hasil Pengembangan Desain (2014)

D. Tampilan Visual Bangunan


Untuk tampilan massa bangunan
secara visual tidak luput dari sentuhan
konsep futuristik sesuai dengan hasil
transformasi desain dan pengembangan
Gambar 17. Area Parkir Mobil dan Bus desain yang telah dilakukan. Dalam hal ini
Sumber: Hasil Pengembangan Desain (2014) tampilan akhir bangunan menyesuaikan
dengan unsur futuristik yang
Amphitheater sebagai fungsi dikembangkan, yaitu dinamis fasad,
pelengkap dari bangunan yang inovasi teknologi, dan ramah lingkungan.
digunakan sebagai tempat kegiatan Dinamis fasad diaplikasikan pada
konvensi, seperti pertunjukan seni, fasad depan dan fasad belakang melalui
teatrikal, musikalisasi akustik, dan modul fasad yang bergerak dengan
pertunjukan drama. Sirkulasi menggunakan sistem sensor sebagai media
menuju tempat amphitheater dapat pengirim data kondisinya. Penggunaan
diakses melalui jalur pedestrian material pada fasad juga disesuaikan
dengan dikelilingi taman-taman dengan konsep dasar yang lebih cenderung
sebagai penghias untuk menggunakan material transparan dan
kenyamanan visual pengunjung. fungsional.

Gambar 18. Area Amphitheater


Sumber: Hasil Pengembangan Desain (2014)

Area bongkar muat barang


diletakkan dibelakang tapak Gambar 20. Tampak Bangunan
mengarah ke selatan. Sirkulasi Sumber: Hasil Pengembangan Desain (2014)
kendaraan yang berhubungan
dengan area bongkar muat dibuat
khusus karena kebutuhan privasi.
Loading Zone berkaitan erat
dengan area servis, sehingga jalur

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 10


Gambar 21. Tampak Bangunan
Sumber: Hasil Pengembangan Desain (2014)
Gambar 23. Sirkulasi Ruang Dalam
Sumber: Hasil Pengembangan Desain (2014)
E. Pola Sirkulasi dan Pencapaian
Sistem sirkulasi dan pencapaian area
luar bangunan berupa satu gerbang masuk 5. KESIMPULAN DAN SARAN
dan satu gerbang keluar dengan empat A. Kesimpulan
kategori jalur sirkulasi. Bagi pengunjung Dari hasil perancangan Pekanbaru
roda empat setelah memasuki tapak maka Convention Center dengan Penekanan
dapat memarkirkan kendaraan pada area Bangunan Futuristik, dapat diambil
parkir depan dan dapat meneruskan kesimpulan:
menuju parkir basement. Kendaraan roda 1. Pekanbaru Convention Center
dua yang akan parkir diarahkan menuju ke merupakan suatu wadah untuk
lantai basement. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan kegiatan yang
kendaraan umum (taksi) yang sekedar bersifat konvensi untuk berbagai
menaikkan ataupun menurunkan kalangan pengguna. Gedung
penumpang diarahkan menuju zona drop- Convention Center ini dirancang
off, tepatnya didepan lobi utama. dengan fasilitas-fasilitas kegiatan
konvensi, seperti pameran, pertemuan,
perjamuan, konser musik, pertunjukan
seni, forum ilmiah, dan juga dilengkapi
dengan fasilitas penunjang jalannya
kegiatan, seperti perpustakaan, galeri
dan retail, kafetaria, serta rooftop
garden.
Fungsi pameran diletakkan di bagian
Gambar 22. Sirkulasi Ruang Luar belakang bangunan karena pameran
Sumber: Hasil Pengembangan Desain (2014)
termasuk ke dalam zona privat dengan
kebutuhan keamanan pada ruang
F. Sirkulasi Ruang Dalam pameran, sehingga sirkulasi menuju
Dari teras utama yang diakses melalui ruang pameran dirancang menjauh dari
ramp, pengunjung memasuki bangunan pintu masuk. Pertimbangan lainnya
melalui pintu utama. Sistem sirkulasi dan adalah agar mengarahkan pengnjung
pencapaian ruang dalam bangunan berupa untuk menikmati segala aktifitas yang
tangga, eskalator, dan lift. Juga terdapat terjadi pada gedung mulai dari depan
tangga darurat yang digunakan pengguna hingga belakang.
bangunan pada saat keadaan darurat. Fungsi pertunjukan diletakkan
bersebelahan dengan ruang pameran,
yaitu pada bagian belakang bangunan.
Fungsi pertemuan diletakkan di bagian
depan bangunan pada lantai satu dan

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 11


lantai dua. Hal ini dikarenakan ruang pertunjukan ketika acara digelar,
pertemuan termasuk dalam zona semi- seperti konser musik, pertunjukan
publik, dimana setiap pengunjung seni dan drama, serta perlehatan
dapat mengakses ruangan ini dengan akbar.
mudah. Ramp pada bangunan diletakkan
Fungsi galeri dan retail sebagai dibagian depan bangunan sebagai
penunjang kegiatan yang terjadi pada fasilitas akses dari area parkir.
gedung diletakkan dibagian depan Ramp juga digunakan didalam
bangunan. Setiap pengunjung dapat bangunan pada akses pencapaian
bebas mengakses ruang galeri dan dari helipad menuju bangunan.
retail karena fungsinya yang termasuk
zona publik, harus dapat mewadahi b) Sirkulasi Luar Bangunan
kebutuhan pengunjung yang hendak Sistem sirkulasi yang berada diluar
melihat atau bahkan membeli barang bangunan dirancang dengan
yang disediakan pada ruang retail. pertimbangan pemisahan jalur
kendaraan dan jalur pejalan kaki.
2. Sistem sirkulasi yang dirancang pada Jalur kendaraan diletakkan pada
gedung Convention Center ini ditata sudut tapak mengarah ke utara,
dengan mempertimbangkan pola tata sedangkan jalur sirkulasi pejalan
ruang dalam dan keterikatan antar kaki diletakkan pada sudut tapak
fungsi ruang, sehingga memberikan yang mengarah ke selatan.
kenyamanan bagi pengunjung dalam
mengakses setiap fungsi ruang yang 3. Pekanbaru Convention Center
ada di dalam gedung. Sirkulasi yang mengangkat Futuristik sebagai konsep
diterapkan pada Convention Center ini dasar karena berbagai pertimbangan
dibedakan menjadi dua, yaitu : yang telah dijabarkan pada
a) Sirkulasi Dalam Bangunan perencanaan, seperti belum adanya
Sistem sirkulasi yang diterapkan di bangunan dengan citra tampilan yang
dalam bangunan seperti tangga menarik di Kota Pekanbaru,
utama, lift, ramp, dan eskalator. memanfaatkan perkembangan
Tangga utama diletakkan di area teknologi sebagai wujud inovasi
publik yaitu pada lobby utama. Hal melalui sistem rancangan, dan
ini dimaksudkan sebagai akses tantangan dalam penyelesaian dampak
utama yang dapat menghubungkan lingkungan yang terjadi dalam kurun
lantai satu dengan lantai dua. waktu terakhir. Penerapan konsep
Penempatan lift pengunjung diurai berdasarkan unsur-unsur
bangunan ditempatkan pada area- futuristik, yaitu :
area yang memiliki kebutuhan a) Fasad Dinamis
akses langsung, seperti ruang Fasad dinamis diterapkan melalui
pertunjukan dan ruang pertemuan. modul fasad yang diletakkan pada
Lift khusus lainnya ditempatkan kuliat bangunan. Tercapainya fasad
disudut bangunan sebagai yang dinamis dikarenakan modul
penunjang kegiatan dimana lift fasad yang dipasang tersebut dapat
khusus ini digunakan oleh artis, bergerak sesuai dengan perintah
panitia, dan tamu khusus yang sistem kerja perangkat lunak
aksesnya melalui helipad. melalui sensor yang mengirimkan
Eskalator ditempatkan pada area data kebutuhan cahaya dan panas
ruang pertunjukan untuk memenuhi yang masuk kedalam bangunan.
kebutuhan jumlah pengunjung Data tersebut diproses dengan
yang akan memadati ruang sistem algoritma yang akan

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 12


menghasilkan seberapa besar dengan skala nasional maupun
pergerakan yang akan internasional. Perancangan gedung
diperintahkan kepada modul fasad Convention Center ini menitikberatkan
tersebut. pada fungsi-fungsi bangunan konvensi
b) Inovasi Teknologi yang utama seperti pameran,
Bangunan Convention Center ini pertujukan, dan pertemuan. Dengan
menerapkan teknologi ke dalam melihat fungsi-fungsi gedung
sistem yang dapat memudahkan pertemuan pada umumnya, maka
pengunjung, seperti sistem parkir kebutuhan ruang lainnya yang
yang menggunakan sensor. Sensor diperlukan untuk bangunan konvensi
pada sistem parkir diterapkan disesuaikan dengan kebutuhan ruang
untuk mengetahui slot parkir yang pada daerah perancangan yang
kosong atau sudah terisi. Ketika berbeda. Hal ini dikarenakan kondisi
slot pakir kosong, maka sensor perencanaan dan perancangan setiap
mengirimkan signal data ke server daerah berbeda satu dan yang lainnya.
utama, kemudian sistem kontrol 2. Untuk memberikan kenyamanan pada
akan mengirimkan perintah pengunjung gedung, maka sistem
indikasi yang menandakan slot sirkulasi harus ditata dengan
parkir tersebut kosong. Indikasi mempertimbangkan akses pencapaian
yang dapat menandakan tersebut antar ruang. Dalam perancangan
adalah dengan bantuan lampu. gedung Convention Center ini, sistem
sirkulasi dapat ditata dengan alur
c) Ramah Lingkungan berbeda sesuai dengan tingkat
Unsur ramah lingkungan menjadi hubungan antar ruang.
bagian dari bangunan futuristik. 3. Perancangan Pekanbaru Convention
Karena bangunan futuristik dituntut Center mengangkat konsep Futuristik
untuk mampu berinteraksi dengan dalam penerapannya pada bangunan.
lingkungan guna mencapai Hal ini terlihat dalam bentukan massa
bangunan yang dapat melayani bangunan, pola sirkulasi antar raung,
perwadahan dari waktu ke waktu. dan teknologi yang digunakan sebagai
Penerapan unsur ramah lingkungan wujud penerapan konsep. Pada
pada bangunan ini terlihat pada perancangan gedung Convention
penggunaan material ramah Center lainnya dapat berbeda dalam
lingkungan, seperti perkerasan segi tampilan, kebutuhan ruang,
kerikil pada jalur pedestrian, penataan lansekap, dan sirkulasi antar
penggunaan taman atap, dan juga ruang jika menggunakan uraian konsep
perancangan jalur parkir yang yang berbeda.
mengurangi dampak polusi 4. Perlu adanya pengembangan konsep
lingkungan yang terjadi di sekitar dan penerapannya untuk perancangan
tapak dengan sistem parkir yang bangunan-bangunan yang berorientasi
diterapkan. masa depan.

B. Saran DAFTAR PUSTAKA


Dari hasil perancangan Pekanbaru
Convention Center dengan Penekanan El Razaz, Zeinab. (2010). Sustainable
Bangunan Futuristik, maka penulis dapat Vision of Kinetic Architecture.
mengutarakan saran sebagai berikut: Journal of Building Appraisal, Vol:
1. Pekanbaru Convention Center yang 5(4), 341-356.
dirancang dapat menampung berbagai
kegiatan yang bersifat konvensi baik

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 13


Felixon, Kandy. (2011). Penelitian Park, Jae Wan., Huang, Jeffrey., &
Terhadap Pengembangan Terzidis, Kostas. (2011). A Tectonic
Penggunaan Material Plastik Approach for Integrating Kinesis
(Polikarbonat) pada Selubung with a Building in the Design
Bangunan. Prosiding Seminar Process of Interactive Skins. Journal
Nasional AVoER ke-3, 119-123. of Asian Architecture and Building
Engineering. SCIE/ A&HC.
Gillespie D, Calderon C. (2007). A
framework towards designing Permana, Daukhan. (2009). Arsitektur
responsive public information Neo-Modern. Http://www.daukhan-
systems. In: ASCAAD 2007: arsitek.com/2009/02. Diakses pada 5
Embodying Virtual Architecture. Maret 2014, Pkl. 16.25.
Alexandria, Egypt.
Poerwadarminta. (1984). Kamus Umum
Hardi, Joni. Pusat Pengembangan Bahan Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai
Ajar-UMB. Pengantar Struktur Pustaka.
Bentang Lebar.
http://kk.mercubuana.ac.id/elearnin Puspantoro, Benny. (1993). Teori &
g/files_modul/12024-1- Analisis Balok Grid. Yogyakarta:
229336594209.doc, diakses pada Andi Offset.
28 Januari 2015, Pkl. 10.25 WIB.
Rosenau, Pauline. (1992). Post-Modernism
Hendriawan, Indra. (2007). Stadion and The Social Sciences: Insights,
Renang Gedebage. Skripsi Sarjana, Inroad, and Intrusions. Princeton
Program Studi Arsitektur, University Press.
Universitas Komputer Indonesia.
Salim, Peter. (1990). The Contemporary
Huxtable. (2004). Influence of Building English-Indonesia Dictionary.
Façade Visual Elements on Its Jakarta: Modern English Press.
Historical Image: Case of Kuala
Shadily, Hassan. (2003). An English-
Lumpur City. Malaysia.
Indonesia Dictionary. Jakarta: PT
Kensek, Karen,. & Hansanuwat, Ryan. Gramedia Pustaka Utama.
(2011). Environment Control
Soekadijo, R. G. (1996). Anatomi
Systems for Sustainable Design: A
Pariwisata : Memahami Pariwisata
Methodology for Testing Simulating
Sebagai “Systemic Linkage”.
and Comparing Kinetic Façade
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Systems. Journal of Creative
Sustainable Architecture & Built Tiffany. (2012). Medan Science and
Environment, CSABE, Vol 1, 27. Technology Center. Skripsi Sarjana,
Departemen Arsitektur Fakultas
Kusumawati, Chotijah. (2008). Arsitektur
Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Modern Pertengahan Konsep Aliran.
Http://www.academia.edu/4074446, Yuliastuti, Ira. (2013). Analisis Pengaruh
diakses pada 16 Pebruari 2014, Pkl. Komposisi Media Untuk
21.40 WIB. Meningkatkan Volume Infiltrasi
pada Model Green Roof. Jurnal
Lawson, Fred. (1981). Convention and
Teknis, Vol. 8, 135.
Exhibithion Facilities. London: The
Architectural Press Ltd.

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 14

Vous aimerez peut-être aussi