Vous êtes sur la page 1sur 16

LAPORAN PENDAHULUAN

ISOLASI SOSIAL

1. Kasus ( Masalah Utama )


Isolasi Sosial adalah keadaan di mana individu mengalami penurunan
atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di
sekitarnya. (Keliat, et al, 2006)
Isolasi sosial adalah kesendirian yang dialami individu dan dirasakan
dijauhi orang lain, merupakan tingkat negatif atau mengancam (NANDA,
2005).

2. Proses Terjadinya masalah


1. Faktor Predisposisi
Faktor biologis Adanya faktor genetic inheritance Hipotesis dopamin,
dimana gejala muncul terutama karena aktivitas hiperdopaminergik
(crow, 1980) Studi neuroanatomik, temuan adalah pembesaran
ventrikular, atropi serebellar, fungsi premorbid buruk, respons terapi
buruk, dan kerusakan kognitif (black et al, 1988) Gangguan peran, di
mana terjadi perpisahan/kehilangan orangtua, gangguan hubungan
dengan orangtua pada masa anak-anak Pengalaman traumatic yaitu
penganiayaan, adopsi peran orangtua yang buruk, Budaya keterbatasan
berhubungan dengan orang lain antara lain perilaku diskriminasi,
migrasi, hospitalisasi
2. Faktor presipitasi
Stresor sosiokultural yaitu perceraian, mobilitas, tradisi, hospitalisasi
Stresor psikologis tingkat ansietas berkepanjangan atau intens gangguan
personalitas borderline peningkatan otonomi dan separasi konsep diri
rentan kegagalan dalam berhubungan misalnya ideal tinggi, terlalu
mengevaluasi, kecewa tidak terpenuhi kebutuhan yang tidak realistic,
rasionalisasi dan devaluasi serta penolakan orang lain sehingga individu
mengalami cedera narsisistik

1
3. Mekanisme koping
a. Proyeksi adalah memindahkan tanggung jawab perilaku antisocial diri
sendiri pada orang lain.
b. Splitting adalah ketidakmampuan mengintegrasi aspek baik dan buruk
diri sendiri dan objek lain.
c. Identifikasi proyektif yaitu memindahkan tanggung jawab perilaku
antisocial diri sendiri pada orang lain, secara tidak sadar umumnya
pada penderita borderline personality.

4. Rentang Respons

RENTANG RESPONS NEUROBIOLOGIS

Respons Adaptif Respons Maladaptif


 Pikiran logis  Kadang pikiran  Gangguan proses
 Persepsi akurat terganggu pikir
 Emosi konsisten  Ilusi  Halusinasi
dengan pengalaman  Emosi berlebihan  Pertukaran proses
 Perilaku sesuai atau kurang emosi
 Hubungan yang  Perilaku yang tidak  Perilaku tidak
harmonis biasa terorganisir
 Menarik diri  Isolasi sosial

Rentang respons neurobiologis menurut Stuart & Laraia, 2005 adalah


sebagai berikut:
a. Respons adaptif
1) Pikiran logis adalah pikiran yang mengarah pada kenyataan
2) Persepsi akurat adalah pandangan yang tepat pada kenyataan
3) Emosi konsisten dengan pengalaman adalah perasaan yang
timbul dari hati sesuai dengan pengalaman
4) Perilaku sesuai adalah perilaku yang dilakukan oleh individu
sesuai dengan stimulus atau harapan respons
5) Hubungan sosial harmonis adalah segala sesuatu yang
berhubungan baik mengenai masyarakat

2
b. Respons psikososial
1) Kadang pikiran terganggu
2) Ilusi adalah interpretasi atau penilaian yang salah tentang
penerapan yang sungguh terjadi, karena rangsangan panca
indera.
3) Emosi berlebihan atau kurang: masalah emosi termasuk afek
datar yaitu rentang dan intensitas ekspresi emosi terbatas
4) Perilaku yang tidak biasa yaitu katatonia, gangguan pergerakan,
gangguan perilaku sosial
5) Menarik diri adalah percobaan untuk menghindari interaksi
dengan orang lain atau hubungan dengan orang lain
c. Respons maladaptif
1) Waham adalah merupakan salah satu gagasan yang menetap,
keyakinan yang salah, yang tidak sesuai dengan latar belakang
budaya klien
2) Halusinasi adalah ketidakmampuan individu mengidentifikasi
dan menginterpretasikan stimulus sesuai dengan informasi yang
diterima melalui pancaindera
3) Pertukaran proses emosi: Ketidakmampuan memunculkan emosi
yang tepat terhadap stimulus atau ketidakmampuan berlebihan
terhadap pengendalian kontrol diri (locus of control)
4) Perilaku tidak terorganisir merupakan suatu perilaku yang tidak
teratur
5) Isolasi sosial merupakan kondisi kesendirian yang dialami
individu dan diterima sebagai ketentuan oleh orang lain sebagai
suatu keadaan negatif atau mengancam

3
A. Prinsip Tindakan
1. Bina hubungan saling percaya
2. Penuhi kebutuhan dasar klien
3. Interaksi sering dan singkat
4. Dengarkan dengan sikap empati
5. Beri umpan balik yang positif
6. Ciptakan suasana yang ramah dan bersahabat
7. Jujur dan menepati semua janji
8. Susun dan tulis daftar kegiatan harian bersama klien sesuai dengan
jadwal ruangan, minat serta kemampuan klien
9. Bimbing klien untuk meningkatkan hubungan sosial secara bertahap
mulai dari klien-perawat, klien dua orang perawat, klien-dua perawat-
dan klien lain, klien dengan kelompok kecil, klien dengan kelompok
besar
10. Bimbing klien untuk ikut ambil bagian dalam aktivitas kelompok
seperti dalam terapi aktivitas kelompok : sosialisasi
11. Berikan pujian saat klien mampu berinteraksi dengan orang lain
12. Diskusikan dengan keluarga untuk mengaktifkan support system yang
ada

3. Pohon Masalah
Risiko Gangguan Persepsi Sensorik: Halusinasi

Isolasi Sosial Core Problem

Harga Diri Rendah


1. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji
Isolasi sosial
DS :
- Ungkapan tentang ketidaknyamanan situasi social, cepat bosan,
lambat

4
- Ekspresi perasaan berbeda dari orang lain, kesepian, merasa
ditolak oleh orang lain, tidak berarti
DO :
- Disfungsi interaksi, nonkomunikatif, tidak ada kontak mata
- Asyik dengan pemikirannya sendiri, sulit berkonsentrasi
- Iritabel, tidak sabar dengan interaksi
- Sedih, afek datar sampai tumpul
- Perilaku menyendiri, aktivitas menurun, lesu, tidur posisi janin

4. Diagnosa Keperawatan: Isolasi sosial


5. Rencana keperawatan : terlampir

5
DAFTAR PUSTAKA

1. Yosep, Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa, Bandung : Refika Aditama


2. Maramis, W.F. 2005. Catatan ilmu kedokteran jiwa. Airlangga University
Press : Surabaya.
3. Hawari, Dadang. 2001. Keperawan kesehatan holistic Pada Gangguan jiwa
SKIZOFRENIA. 2001. Keperawatan kesehatan mental
4. Azis R,dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang : RSJD DR. Amino
Gondoutomo. 2000.

6
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Pertemuan Ke :1
Hari/Tanggal : 03 Juni 2014
Nama Klien : Tn.P
SP Ke :1
Ruangan : Perkutut

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS :
- Ungkapan tentang ketidaknyamanan situasi social, cepat bosan,
lambat
- Ekspresi perasaan berbeda dari orang lain, kesepian, merasa
ditolak oleh orang lain, tidak berarti
DO :
- Disfungsi interaksi, nonkomunikatif, tidak ada kontak mata
- Asyik dengan pemikirannya sendiri, sulit berkonsentrasi
- Iritabel, tidak sabar dengan interaksi
- Sedih, afek datar sampai tumpul
- Perilaku menyendiri, aktivitas menurun, lesu, tidur posisi janin

2. Diagnosa Keperawatan:
Isolasi Sosial
3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat mengenal perasaan penyebab isolasi sosial
c. Klien dapat mengidentifikasi keuntungan berhubungan dengan
orang lain
d. Klien dapat mengembangkan hubungan sosial secara bertahap

7
4. Tindakan Keperawatan:
a. Identifikasi penyebab isolasi sosial
b. Diskusikan dengan klien tentang keuntungan berinteraksi dengan
orang lain
c. Diskusikan dengan klien tentang kerugian tidak berinteraksi
dengan orang lain
d. Ajarkan klien tentang cara berkenalan dengan satu orang
e. Anjurkan klien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang
dengan orang lain dalam kegiatan harian

B. Strategi Pelaksanaan
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat Pagi ” “Saya suster K, Saya senang dipanggil suster W ,
Saya perawat di Ruang Perkutut, saya yang akan merawat Ibu.”
“Siapa nama Ibu? Senang dipanggil siapa?”
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan P saat ini?” “Apa keluhan P hari ini?”
c. Kontrak
Topik : “Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang keluarga
dan teman-teman P ?”
Waktu : “Mau berapa lama, P ? Bagaimana kalau 15 menit”
Tempat : “Mau dimana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di
ruang tamu?”
Tujuan : Agar dapat berinteraksi dengan orang lain
2. Kerja
(Jika pasien baru)
”Siapa saja yang tinggal serumah? Siapa yang paling dekat dengan P?
Siapa yang jarang bercakap-cakap dengan P? Apa yang membuat P
jarang bercakap-cakap dengannya?”
(Jika pasien sudah lama dirawat)

8
”Apa yang P rasakan selama P dirawat disini? O.. P merasa sendirian?
Siapa saja yang P kenal di ruangan ini”
“Apa saja kegiatan yang biasa P lakukan dengan teman yang P kenal?”
“Apa yang menghambat P dalam berteman atau bercakap-cakap
dengan pasien yang lain?”
”Menurut P apa saja keuntungannya kalau kita mempunyai teman ?
Wah benar, ada teman bercakap-cakap. Apa lagi ? (sampai pasien
dapat menyebutkan beberapa) Nah kalau kerugiannya tidak
mampunyai teman apa ya P ? Ya, apa lagi ? (sampai pasien dapat
menyebutkan beberapa) Jadi banyak juga ruginya tidak punya teman
ya. Kalau begitu inginkah P belajar bergaul dengan orang lain ? Bagus.
Bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang lain”
“Begini lho P, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu
nama kita dan nama panggilan yang kita suka asal kita dan hobi.
Contoh: Nama Saya P, senang dipanggil Si. Asal saya dari Jakarta,
hobi memasak”
“Selanjutnya P menanyakan nama orang yang diajak berkenalan.
Contohnya begini: Nama Bapak siapa? Senang dipanggil apa? Asalnya
dari mana/ Hobinya apa?” “Ayo P dicoba! Misalnya saya belum kenal
dengan P Coba berkenalan dengan saya!” “Ya bagus sekali! Coba
sekali lagi. Bagus sekali”
“Setelah P berkenalan dengan orang tersebut P bisa melanjutkan
percakapan tentang hal-hal yang menyenangkan P bicarakan. Misalnya
tentang cuaca, tentang hobi, tentang keluarga, pekerjaan dan
sebagainya.”

3. Terminasi

9
a. Evaluasi
Subyektif : ”Bagaimana perasaan P setelah kita latihan
berkenalan?”
Obyektif : ”P tadi sudah mempraktekkan cara berkenalan
dengan baik sekali, bisa P mengulangi?”
b. Rencana Tindak Lanjut
”Selanjutnya P dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi
selama saya tidak ada. Sehingga P lebih siap untuk berkenalan
dengan orang lain. P mau praktekkan ke pasien lain. Mau jam
berapa mencobanya. Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan
hariannya.”
c. Kontrak
Topik : Besok saya akan mengajak P berkenalan dengan
teman saya, perawat N. Bagaimana P mau kan?”
Waktu : ”Besok pagi jam 10 saya akan datang kesini”
Tempat : “Tempatnya di ruang ini saja ya? Baiklah, sampai
jumpa. Selamat Pagi.

10
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Pertemuan Ke :2
Hari/Tanggal : 05 Juni 2014
Nama Klien : Tn.P
SP Ke :2
Ruangan : Perkutut

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS : Klien mengatakan kepala pusing, gelisah, marah2,sambil
Melempar piring dan gelas.sering keluyuran, tidur hanya
< dari 5 jam dirumah hanya melamun dan ntidak mau bergaul
dengan teman-teman maupun tetangga,.pada pagi dan sore hari sering melihat
bayangan Seperti macan dan harimau

DO : klien tampak gelisah, dan terkadang mondar mandir, tatapan


Kosomg tanpa expresi, tidak mau bergabung dengan teman,

2. Diagnosa Keperawatan: Isolasi Sosial


3. Tujuan Khusus:
a. Klien dapat mengembangkan hubungan sosial secara bertahap
b. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan
dengan orang lain
4. Tindakan Keperawatan:
a. Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
b. Berikan kesempatan pada klien mempraktekkan cara berkenalan
dengan satu orang
c. Bantu klien memasukkan kegiatan berbincang-bincang dengan
orang lain dalam kegiatan harian

11
B. Strategi Pelaksanaan
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat Pagi pak P! ”
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan Pak P hari ini?
Sudah dingat-ingat lagi pelajaran kita tetang berkenalan ?Coba
sebutkan lagi sambil bersalaman dengan Suster !
Bagus sekali, Pak P masih ingat”
c. Kontrak
Topik : “Nah seperti janji saya, saya akan mengajak P mencoba
berkenalan dengan teman saya perawat N”
Waktu : “Tidak lama kok, sekitar 10 menit”
Tempat : “Ayo kita temui perawat N disana”
Tujuan : Agar dapat berinteraksi dengan orang lain

2. Kerja
( Bersama-sama P mendekati perawat N)
“Selamat pagi perawat N, ini ingin berkenalan dengan N”
“Baiklah Pak P, P bisa berkenalan dengan perawat N seperti yang kita
praktekkan kemarin”
(klien mendemontrasikan cara berkenalan dengan perawat N :
memberi salam, menyebutkan nama, menanyakan nama perawat, dan
seterusnya)
“Ada lagi yang Pak P ingin tanyakan kepada perawat N . coba
tanyakan tentang keluarga perawat N”
“Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, Pak P bisa sudahi
perkenalan ini. Lalu P bisa buat janji bertemu lagi dengan perawat N,
misalnya jam 1 siang nanti”
“Baiklah perawat N, karena Pak P sudah selesai berkenalan, saya dan
Pak P akan kembali ke ruangan. Selamat pagi”

12
(Bersama-sama klien meninggalkan perawat N untuk melakukan
terminasi dengan Pak P di tempat lain)

3. Terminasi
a. Evaluasi
Subyektif : “Bagaimana perasaan P setelah berkenalan dengan
perawat N”
Obyektif : ”Pak P tampak bagus sekali saat berkenalan tadi”
”Pertahankan terus apa yang sudah Pak P lakukan
tadi. Menurut Pak P topik apa lagi yang
disampaikan supaya perkenalan berjalan lancar?”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Bagaimana, mau coba dengan perawat lain. Mari kita masukkan
pada jadwalnya. Mau berapa kali sehari? Bagaimana kalau 2 kali.
Baik nanti Pak P coba sendiri”
c. Kontrak
Topik : “Besok kita latihan lagi ya”
Waktu : “Mau jam berapa? Jam 10?”
Tempat : “Kita bertemu di sini lagi ya?”. ”Sampai besok.”

13
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Pertemuan Ke :3
Hari/Tanggal : 09 Juni 2014
Nama Klien : Tn.P
SP Ke :3
Ruangan : Perkutut

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS : Klien mengatakan kepala pusing, gelisah, marah2,sambil
Melempar piring dan gelas.sering keluyuran, tidur hanya
< dari 5 jam.
DO: Klien tampak gelisah, dan terkadang mondar mandir, tatapan
Kosomg tanpa expresi, tidak mau bergabung denga teman

2. Diagnosa Keperawatan: Isolasi Sosial


3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat mengembangkan hubungan sosial secara bertahap
b. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan
dengan orang lain
4. Tindakan Keperawatan:
a. Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
b. Berikan kesempatan pada klien mempraktekkan cara berkenalan
dengan dua orang atau lebih
c. Bantu klien memasukkan kegiatan berbincang-bincang dengan
orang lain dalam kegiatan harian
B. Strategi Pelaksanaan
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat Pagi !

14
b. Evaluasi/Validasi
”Bagaimana perasaan hari ini?
”Apakah Pak P bercakap-cakap dengan perawat N kemarin siang”
(jika jawaban klien: ya, lanjutkan komunikasi berikutnya)
”Bagaimana perasaan Pak P setelah bercakap-cakap dengan
perawat N kemarin siang”
”Bagus sekali Pak P senang karena punya teman lagi”
”Kalau begitu Pak P ingin punya banyak teman lagi?”
c. Kontrak
Topik : ”Bagaimana kalau sekarang kita berkenalan lagi dengan
orang lain, yaitu pasien D”
Waktu : ”Seperti biasa kira-kira 10 menit”
Tempat : ”Mari kita temui dia di ruang makan”
Tujuan : Agar dapat berinteraksi dengan orang lain

2. Kerja
(Bersama-sama P mendekati pasien)
“Selamat pagi, ini ada teman saya yang ingin berkenalan”
“Baiklah Pak P, Pak P sekarang bisa berkenalan dengannya seperti
yang telah P lakukan sebelumnya”
(klien mendemontrasikan cara berkenalan: memberi salam,
menyebutkan nama, nama panggilan, asal dan hobi dan menanyakan
hal yang sama)”
“Ada lagi yang Pak P ingin tanyakan kepada D”
“Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, Pak P bisa sudahi
perkenalan ini. Lalu Pak P bisa buat janji bertemu lagi, misalnya
bertemu lagi jam 4 sore nanti”
(Pak P membuat janji untuk bertemu kembali dengan D)
“Baiklah D, karena Pak P sudah selesai berkenalan, saya dan Pak P
akan kembali ke ruangan P. Selamat pagi”

15
(Bersama-sama pasien saudara meninggalkan perawat D untuk
melakukan terminasi dengan Pak P di tempat lain)

3. Terminasi
a. Evaluasi
Subyektif : “Bagaimana perasaan Pak P setelah berkenalan
dengan D”
Obyektif : ”Dibandingkan kemarin pagi, Pak P tampak lebih
baik saat berkenalan dengan D” ”Kapan Pak P
bertemu kembali dengan D nanti?”
b. Rencana Tindak Lanjut
”Selanjutnya, bagaimana jika kegiatan berkenalan dan bercakap-
cakap dengan orang lain kita tambahkan lagi di jadwal harian. Jadi
satu hari Pak P dapat berbincang-bincang dengan orang lain
sebanyak tiga kali, jam 10 pagi, jam 1 siang dan jam 8 malam, pak
P bisa bertemu dengan N, dan tambah dengan pasien yang baru
dikenal. Selanjutnya Pak P bisa berkenalan dengan orang lain lagi
secara bertahap. Bagaimana Pak P, setuju kan?”

c. Kontrak
Topik : “Baiklah, besok kita ketemu lagi untuk membicarakan
pengalaman Pak P”
Waktu : ”Pada jam yang sama”
Tempat : “Tempat yang sama ya, Sampai besok.. Selamat Pagi.”

16

Vous aimerez peut-être aussi