Vous êtes sur la page 1sur 8

P‐ISSN: 23566‐1297                                                                                                                                                  E‐ISSN

N : 2528‐7222

Volume 55, Nomor 1, Maret


M 2018

 
APLIKA
ASI SITOK
KININ UN
NTUK MEN
NINGKAT
TKAN PER
RTUMBU
UHAN TAN
NAMAN
TEH
T DI D
DATARANN RENDAH
H

APPLIC
CATION OF
F CYTOKINIINS TO ENH
HANCE TEA
A PLANT GROWTH IN
N THE LOW
WLANDS
*
waty 1), Intan R
Saanti Rosniaw Ratna Dewi Anjarsari1), dan
d Rija Sudirrja2)

Departemen
n Budidaya Pertanian FFakultas Peertanian, Universitas PPadjadjaran n 1)
Jl. Raya Bandung-Sum medang, Kmm-21 Jatinangor 45363
*
santi.rossniawaty@unnpad.ac.id
D
Departemeen Ilmu Tan nah dan Sum mber Daya Lahan, Universitas Paadjadjaran 2)
Jl. Raya Bandung-Sum medang, Kmm-21 Jatinangor 45363

(Tangggal diterimaa: 29 Novembber 2017, dirrevisi: 14 Jannuari 2018, disetujui


d terbiit: 30 Maret 2018)

ABSTRAK
Teh (Camellia sinensis [L.] O. Kuntze) meruupakan salah saatu komoditas primadona Jaw wa Barat. Upayaa ekstensifikasi teh di datarann
rendah dan lahhan suboptimal diyakini dapat berkontribusi nyata terhadap perbaikan keseejahteraan petanni. Perbedaan suhu s di datarann
rendah dengann di dataran tinnggi akan berpeengaruh pada m metabolisme tannaman teh. Seccara kultur tekn knis, untuk mem mbentuk perduu
dengan percabbangan ideal, perlup dilakukann centering (peemangkasan). Tujuan
T penelitian adalah menngetahui pengarruh pemberiann
sitokinin terhaadap pertumbuhhan tanaman tehh setelah centeriing di dataran reendah. Penelitian dilaksanakann di Kebun Perccobaan Fakultass
Pertanian Univversitas Padjadjaran, Jatinangoor, mulai bulan November 20116 sampai Juni 2017, 2 dengan bbahan tanaman teht berumur 100
bulan setelah tanam. Penelittian menggunakkan rancangan acak kelompokk (RAK) yang diulang 4 kali, dengan perlakkuan perbedaann
konsentrasi sittokinin. Sitokinnin yang digunaakan berasal darri air kelapa, deengan konsentrasi 25%, 50%,, dan 75%, sertta benzil aminoo
purin (BAP) ddengan konsenttrasi 60 ppm, 90 ppm, dan 120 ppm, sertta kontrol (tanp pa sitokinin). H
Hasil penelitiann menunjukkann
pemberian sitookinin yang beerasal dari air kelapa
k atau beruupa BAP pada tanaman teh setelah centeringg hanya efektif hingga 3 bulann
setelah aplikasi. Pada 1 dan 3 bulan setelah aplikasi,
a pemberrian air kelapa 50%
5 atau BAP 60 6 ppm meninggkatkan pertambbahan diameterr
batang, jumlahh daun, panjangg tunas, dan juumlah tunas. O leh karena itu, air kelapa 50% % atau BAP 600 ppm dapat dijjadikan sumberr
sitokinin untukk tanaman teh did dataran rendaah setelah centerring.
Kata kunci: Air kelapa, BAPP, centering, tehh

ABSTRACT
T
Tea (Camellia sinensis [L.] O.. Kuntze) is one of priority comm modities in West Java.
J Extensification of tea planttation in lowlandd and suboptimall
areas is believedd to contribute siggnificantly in impproving the farmeers welfare. Tempperature differencces between the loowland and highlland areas affectss
the metabolism of tea plants. Inn technical cultuure, centering (prruning) is requirred to form the shrub s with ideall branching. Thiss study aimed too
determine cytokkinin effects on thhe growth of teaa plants after cenntering in the loowland areas. Thhe experiment waas conducted at the t Experimentall
Station of Facuulty of Agricultuure, Padjadjaran University, Jatinnangor, from November
N 2016 until
u June 20177 using 10 months old tea plantt
materials. The eexperiments used a randomized bllock design with 4 replications. The T treatment used was cytokininn derived from coconut water withh
concentration off 25%, 50%, annd 75%, cytokiniin in the form off benzyl amino puurin (BAP) with concentration
c of 60 ppm, 90 ppmm, and 120 ppm,,
and control (without cytokinin). The results shoowed that cytokinnin derived from coconut water or o in the form off BAP applied inn tea plants afterr
centering, was oonly effective up tot 3 months after application. At 1 and 3 months after
a application, 50% coconut wwater or BAP 60 ppm p increased thee
length of stem ddiameter, number of leaves, shoot length,
l and numbber of shoots. Theerefore, coconut water
w with 50% cconcentration or BAP 60 ppm cann
be used as sourcee of cytokinins forr tea plants in the lowlands after ccentering.

Keywords: BAAP, centering, coconut water, tea


 
31
 
J. TIDP 5(1), 31-38
Maret, 2018

 
PENDAHULUAN (IAA), dan giberelin (Prades, Dornier, Diop & Pain,
2012). Sumber sitokinin yang lain, yaitu benzil amino
Tanaman teh (Camellia sinensis [L.] O. Kuntze) purin (BAP), berperan dalam menstimulasi dan
pada umumnya tumbuh baik di dataran tinggi dengan meningkatkan efisiensi kerja sintesis klorofil dengan cara
ketinggian lebih dari 1.200 m di atas permukaan laut menghapuskan periode lag sehingga dapat mempercepat
(dpl), meskipun tanaman ini dapat tumbuh di dataran laju pembentukannya (Pessarakli, 2005).
rendah dengan ketinggian kurang dari 800 m dpl Beberapa hasil penelitian menunjukkan
(Effendi, Syakir, & Yusron, 2015), tetapi peranan air kelapa dan BAP dalam memacu
produktivitasnya lebih rendah. Hasil penelitian pertumbuhan tanaman. Aplikasi air kelapa dengan cara
sebelumnya menunjukkan bahwa tanaman teh yang disemprotkan pada tanaman fenugreek (sejenis tanaman
ditanam di daerah dataran rendah mengalami obat) setiap 15 hari sekali sebanyak tiga kali dapat
peningkatan fotosintesis disebabkan adanya peningkatan meningkatkan jumlah buah (dari 12 menjadi 27,24),
suhu udara (Lafta & Lorenzen, 1995). Menurut Bita & jumlah cabang (dari 8 menjadi 9,7), dan tinggi tunas
Gerats (2013), suhu udara yang tinggi memiliki (dari 31 cm menjadi 55,51 cm), bila dibandingkan
berbagai efek terhadap fisiologi dan biokimia tanaman. dengan tanpa pemberian air kelapa (Gaddamwar &
Hal itu disebabkan pada suhu yang lebih tinggi Rajput, 2013). Hasil penelitian Darlina, Hasanudin &
metabolisme tanaman berlangsung lebih cepat, sehingga H. Rahmatan (2016), menyatakan bahwa penyiraman
pertumbuhan tunas semakin lambat. Oleh sebab itu, air kelapa 200 ml/l menghasilkan jumlah daun, berat
kecepatan metabolisme tanaman, seperti fotosintesis, basah, dan berat kering tertinggi pada tanaman lada.
transpirasi, dan respirasi, yang terjadi pada suhu udara Beberapa tanaman sayuran yang diberi air kelapa dengan
tinggi harus diimbangi dengan ketersediaan bahan baku konsentrasi 100%, 75%, dan 25%, dikombinasikan
berupa CO2, H2O, enzim, dan hormon yang terlibat dengan pupuk anorganik, menunjukkan hasil panen
secara optimal. yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan tanpa
Teknik budi daya tanaman teh di dataran tinggi pemberian air kelapa (Omo, 2013). Hasil penelitian
dan dataran rendah hampir sama, di antaranya adalah Sariningtias, Poerwanto, & Gunawan,
tahapan centering atau pemangkasan pada awal (2015) menunjukkan bahwa pemberian BAP dengan
pertumbuhan tanaman teh. Tujuan centering adalah konsentrasi rendah pada dua varietas batang atas jeruk
memacu pembentukan dan perkembangan tunas lateral keprok tidak memberikan hasil yang berbeda nyata
dan membentuk bidang petik yang optimal pada pada peubah keberhasilan okulasi dan pertumbuhan
tanaman teh. Kecepatan pertumbuhan tunas lateral tunas tanaman sehingga disarankan dengan konsentrasi
setelah proses centering dipengaruhi oleh zat pengatur tinggi. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh
tumbuh (ZPT), yaitu sitokinin. pemberian sitokinin yang berasal dari air kelapa dan
Sitokinin dapat disintesa secara alami di dalam benzyl amino purin (BAP) terhadap pertumbuhan
jaringan tanaman. Namun demikian, metabolisme tanaman teh setelah centering di dataran rendah.
tanaman yang tinggi di dataran rendah memerlukan
tambahan sitokinin untuk memacu dan meningkatkan
pertumbuhan tunas. Aplikasi sitokinin eksogen telah BAHAN DAN METODE
dilaporkan dapat merangsang pertumbuhan dan
perkembangan tunas lateral (Yaish, El-Kereamy, Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan
Guevara & Rothstein, 2010). Sitokinin sangat baik Ciparanje, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran,
dalam menstimulasi sintesis protein dan berperan dalam Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, mulai bulan
kontrol siklus sel, sekaligus merangsang aktivitas Desember 2016 sampai Juni 2017. Lokasi penelitian
pembelahan sel dan sangat efektif dalam meningkatkan berada pada ketinggian tempat 750 m di atas permukaan
inisiasi tunas (Taiz & Zeiger, 2002). laut (dpl), dengan tipe curah hujan C menurut Schmidt-
Sitokinin dapat diperoleh dari bahan-bahan Ferguson. Rata-rata suhu selama percobaan adalah
yang mudah ditemukan di alam, salah satunya adalah air 23,19ºC. Bahan yang digunakan adalah tanaman teh
kelapa. Air kelapa merupakan cairan endosperma dari klon GMB 7 berumur 10 bulan.
buah kelapa yang mengandung asam amino, asam Penelitian disusun menggunakan rancangan
organik, asam nukleat, purin, gula, gula alkohol, acak kelompok (RAK) yang diulang empat kali.
vitamin, mineral, dan ZPT (Yong, Ge, Ng & Tan, Perlakuan yang diuji adalah: (1) tanpa pemberian
2009). Senyawa ZPT yang penting dalam air kelapa sitokinin/kontrol, penyemprotan dengan air kelapa
adalah sitokinin (Priya & Ramaswamy, 2014). Selain konsentrasi (2) 25%, (3) 50%, (4) 75%, serta
sitokinin, air kelapa juga mengandung fitohormon, penyemprotan dengan BAP konsentrasi (5) 60 ppm, (6)
antara lain zeatin, absisic acid (ABA), indole-3-acetic acid 90 ppm, dan (7) 120 ppm.
 
32
 
Aplikasi Sitokinin untuk Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Teh di Dataran Rendah
(Santi Rosniawaty, Intan Ratna Dewi Anjarsari, dan Rija Sudirja)

 
Air kelapa yang digunakan dianalisis di daun. Diameter batang dan jumlah daun diamati sebulan
Laboratorium Penguji Balai Penelitian Tanaman sekali setelah aplikasi sitokinin selama 7 bulan. Jumlah
Rempah dan Obat, Bogor. Hasil analisis ditunjukkan klorofil dan luas daun diamati pada umur tanaman 3 dan
pada Tabel 1. Larutan BAP dibuat dengan cara 7 bulan setelah pemberian sitokinin. Data yang
melarutkan serbuk BAP dalam 2–3 tetes alkohol 70% diperoleh dianalisis ragam dengan uji F (Fisher) pada
dan diencerkan dengan akuades hingga mencapai taraf 5%. Uji lanjut Duncan pada taraf 5% dilakukan
volume 80 ml. Untuk mendapatkan konsentrasi 60, 90, apabila terdapat beda nyata antar perlakuan.
dan 120 ppm diperlukan serbuk BAP masing-masing
sebanyak 0,0048; 0,0072; dan 0,0096 g.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Hasil analisis kandungan biokimia air kelapa
Table 1. Biochemical content analysis of results of coconut water Pertambahan Diameter Batang
Variabel Jumlah Terdapat pengaruh sitokinin terhadap
IAA (%) 0,0039 pertambahan diameter batang tanaman teh pada umur 1
GA3 (%) 0,0018 bulan setelah aplikasi (BSA). Pemberian BAP sebesar 60
Sitokinin (%) 0,0017 ppm menghasilkan pertambahan diameter batang
Kinetin (%) 0,0053 terbesar dibandingkan dengan perlakuan kontrol dan air
Zeatin (%) 0,0019 kelapa 25%, tetapi pengaruhnya tidak berbeda nyata
N (%) 0,0180 dengan perlakuan lainnya. Artinya, penggunaan air
P (%) 13,8500 kelapa dengan konsentrasi 50% dan 75% memberikan
K (%) 0,1200
hasil yang setara dengan BAP 60 ppm (Tabel 2). Hasil
Na (%) 0,0020
Ca (%) 0,0060
tersebut sejalan dengan hasil penelitian Ayuningsari,
Mg (%) 0,0050 Rosniawaty, Maxiselly, & Anjarsari, (2017) bahwa
C org (%) 4,5200 pemberian BAP 60 ppm memberikan pengaruh terbaik
pH 5,7600 terhadap pertambahan diameter batang teh pada umur 2
minggu setelah aplikasi.
Dua minggu sebelum perlakuan sitokinin Sitokinin diketahui dapat mempercepat
dilakukan centering, yaitu dengan cara memotong batang biosintesis klorofil sehingga mampu meningkatkan
utama menggunakan gunting setek dan disisakan 5 helai proses fotosintesis, yaitu berupa peningkatan
daun. Aplikasi BAP dan air kelapa dilakukan 2 minggu penambatan CO2 oleh klorofil, dan hasilnya digunakan
setelah centering dengan cara disemprotkan ke seluruh untuk pembesaran diameter batang. Peningkatan CO2
bagian tajuk tanaman menggunakan handsprayer. Masing- telah dilaporkan mendorong pertumbuhan diameter
masing tanaman disemprot dengan larutan sitokinin batang (Thornley, 1999). Pemberian sitokinin juga
sebanyak 15 ml setiap 2 minggu sampai tanaman diketahui berpengaruh terhadap pembentukan akar
berumur 6,5 bulan. Jumlah tanaman sampel adalah 2 (Wróblewska, 2013). Pembentukan akar yang lebih
tanaman setiap perlakuan. Aplikasi ZPT dilakukan pada intensif dapat meningkatkan penyerapan hara oleh
pagi hari, yaitu pukul 8.00 WIB. tanaman.
Peubah yang diamati adalah pertambahan
diameter batang, jumlah daun, jumlah klorofil, dan luas

Tabel 2. Pengaruh sitokinin dari sumber berbeda terhadap pertambahan diameter batang pada 1 sampai 7 bulan setelah aplikasi (BSA)
Table 2. Effects of cytokinins derived from different sources on increasing the stem diameter of tea plants from 1 to 7 months after application (MAA)
Pertambahan diameter batang (mm) pada
Perlakuan
1 BSA 2 BSA 3 BSA 4 BSA 5 BSA 6 BSA 7 BSA
Kontrol 0,09 a 0,37 0,91 1,15 1,48 1,75 1,99
Air kelapa 25% 0,15 ab 0,56 1,23 1,49 1,75 1,94 2,08
Air kelapa 50% 0,29 bc 0,69 1,13 1,46 1,71 2,22 2,62
Air kelapa 75% 0,16 abc 0,46 1,01 1,42 1,87 2,35 2,38
BAP 60 ppm 0,31 c 0,71 1,17 1,44 1,81 2,19 2,49
BAP 90 ppm 0,26 bc 0,72 1,26 1,69 1,96 2,28 2,87
BAP 120 ppm 0,25 bc 0,66 1,24 1,88 2,36 3,02 3,51
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada setiap kolom tidak berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf 5%
Notes : Numbers followed by the same letters in each column are not significantly different according to Duncan’s test at 5% level

 
33
 
J. TIDP 5(1), 31-38
Maret, 2018

 
Tabel 3. Pengaruh sitokinin dari sumber berbeda terhadap pertambahan jumlah daun pada 1 sampai 7 bulan setelah aplikasi (BSA)
Table 3. Effects of cytokinins derived from different sources on increasing the leaf numberof tea plants from 1 to 7 months after application (MAA)
Pertambahan jumlah daun (helai) pada
Perlakuan
1 BSA 2 BSA 3 BSA 4 BSA 5 BSA 6 BSA 7 BSA
Kontrol 5,75 a 10,50 14,00 23,00 25,25 24,13 31,88
Air kelapa 25% 7,88 ab 14,75 19,50 38,75 39,13 33,75 35,13
Air kelapa 50% 9,50 abc 15,25 19,75 41,00 40,38 35,63 38,13
Air kelapa 75% 8,75 ab 14,88 16,63 35,00 33,75 30,38 35,25
BAP 60 ppm 11,00 bc 17,00 20,50 35,13 30,25 29,38 32,25
BAP 90 ppm 10,13 bc 15,25 21,00 27,13 26,13 27,63 32,75
BAP 120 ppm 15,13 c 22,63 26,50 47,38 50,75 48,00 49,00
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada setiap kolom tidak berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf 5%
Notes : Numbers followed by the same letters in each column are not significantly different according to Duncan’s test at 5% level

Hasil penelitian ini tidak menunjukkan adanya 120 ppm mampu meningkatkan jumlah daun lebih
pengaruh pemberian sitokinin terhadap pertambahan banyak dibandingkan dengan kontrol dan air kelapa
diameter batang umur 2–7 BSA. Hal ini mungkin (25% dan 75%), namun tidak berbeda nyata dengan
disebabkan oleh kandungan hormon endogen pada perlakuan air kelapa 50% dan BAP (60 dan 90 ppm).
tanaman teh sudah dalam taraf yang memadai untuk BAP diketahui memiliki efek penghambatan pada proses
memacu pertumbuhan diameter batang. Hasil penelitian penuaan. Daun yang diberi perlakuan BAP akan tetap
dari Matsumoto et al. (2008) menunjukkan bahwa hijau beberapa hari lebih lama dibandingkan dengan
sitokinin endogen berperan dalam signal jarak jauh yang tidak diberi BAP (Tabel 3). Pemberian BAP
dalam mendukung perkembangan kambium pada disarankan karena dapat menginduksi peningkatan aliran
batang. hara melalui jaringan vaskuler ke jaringan daun dan
mencegah pengangkutan zat dari daun. Hasil studi
Pertambahan Jumlah Daun menunjukkan bahwa konsentrasi BAP endogen akan
Aplikasi sitokinin berpengaruh terhadap menurun seiring dengan perkembangan penuaan daun
pertambahan jumlah daun pada 1 BSA. Pemberian BAP (Smith et al., 1988).

60

50
Kontrol
Jumlah Klorofil (cci) 

40 Air Kelapa 25 %
Air Kelapa 50 %
30
Air Kelapa 75 %
BAP 60ppm
20
BAP 90ppm
BAP 120ppm
10

0
33 bsa
BSA 77 bsa
BSA
Gambar 1. Grafik jumlah klorofil pada 3 dan 7 bulan setelah aplikasi (BSA)
Figure 1. The graph of chlorophyll number at 3 and 7 month after application (MAA)

 
34
 
Aplikasi Sitokinin untuk Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Teh di Dataran Rendah
(Santi Rosniawaty, Intan Ratna Dewi Anjarsari, dan Rija Sudirja)

 
2500

2000
A = Kontrol
Luas Daun (cm2) 
B = Air Kelapa 25%
1500
C = Air Kelapa 50%
D = Air Kelapa 75%
1000
E = BAP 60 ppm
F = BAP 90 ppm
500
G = BAP 120 ppm

0
3 BSA
3 bsa 7 BSA
7 bsa
Gambar 2. Grafik luas daun pada 3 dan 7 bulan setelah aplikasi (BSA)
Figure 2. The graph of leaves area at 3 and 7 months after application (MAA)

Jumlah Klorofil dan Luas Daun Sitokinin secara positif mengatur pembelahan sel dalam
Pada Gambar 1 terlihat adanya peningkatan daun yang sedang tumbuh serta menginisisi gerigi daun
jumlah klorofil pada perlakuan pemberian sitokinin, pada pinggiran, sekaligus dapat menghambat penuaan
meskipun secara statistik tidak berbeda nyata. Sitokinin daun (Efroni et al., 2013). Penelitian yang dilakukan
dapat mempercepat biosintesis klorofil (Cortleven & oleh Li & Xu (2014) menunjukkan bahwa aplikasi
Schmulling, 2015). Adanya sitokinin akan membantu sitokinin dan IAA menyebabkan peningkatan yang
perkembangan kloroplas, sekaligus menyebabkan signifikan pada fotosintesis yang terjadi di daun pada
akumulasi klorofil dan mendorong konversi etioplas tahap pertumbuhan selanjutnya.
menjadi kloroplas (Davies, 2010). Terdapat
kecenderungan peningkatan jumlah klorofil tertinggi Pertambahan Jumlah Tunas
pada perlakuan air kelapa 25% dan BAP 120 ppm. Hasil Hasil analisis statistik yang tercantum pada
penelitian yang dilakukan oleh Kobayashi et al. (2017) Tabel 4 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh sitoknin
menunjukkan bahwa dalam kondisi normal, aplikasi dari sumber berbeda terhadap pertambahan jumlah
sitokinin eksogen (6-benzyladenine) mampu mendorong tunas pada 1 BSA dan 3 BSA. Pada umur 1 BSA,
biosintesis klorofil pada daun. Akumulasi klorofil pemberian sitokinin dari BAP menyebabkan
penting dalam respons terhadap cekaman abiotik karena pertambahan jumlah tunas lebih tinggi dibandingkan
sel tanaman harus mengatur metabolisme secara ketat dengan sitokinin dari air kelapa. Pada umur 3 BSA,
agar sesuai dengan mesin fotosintesis (Tanaka, pemberian sitokinin pada konsentrasi 120 ppm
Kobayashi, & Masuda, 2011). berpengaruh paling baik terhadap pertambahan jumlah
Pada Gambar 2 terlihat peningkatan luas daun tunas, tetapi tidak berbeda nyata dengan konsentrasi 60
dari 3 BSA ke 7 BSA. Hal ini menunjukkan ppm. Hasil penelitian Ayuningsari et al. (2017)
pertumbuhan luas daun walaupun secara statistik tidak menunjukkan bahwa pemberian BAP 60 ppm
berbeda nyata. Luas daun pada perlakuan kontrol memberikan pengaruh terbaik pada jumlah tunas
peningkatannya tidak sebaik pada perlakuan pemberian tanaman teh pada umur 2 minggu setelah aplikasi.
sitokinin. Hal ini menunjukkan sitokinin mampu Sitokinin memberikan pengaruh terhadap pertambahan
meningkatkan kerja meristem untuk meningkatkan luas tunas karena selain menstimulasi pembelahan sel,
daun. aplikasi sitokinin juga dapat melepaskan tunas aksiler
Perlakuan BAP 120 ppm menghasilkan dari apikal dominan (Davies, 2010). Namun demikian,
peningkatan luas daun yang tinggi. Menurut Davies tidak semua tanaman merespon kondisi tersebut, hal ini
(2010), perkembangan luas daun merupakan hasil dari diduga karena tanaman sudah memiliki kandungan
pembesaran dan pemanjangan sel. Luas daun total sitokinin endogen yang cukup.
menyesuaikan dengan tingkat pertumbuhan akar.

 
35
 
J. TIDP 5(1), 31-38
Maret, 2018

 
Tabel 4. Pengaruh sitokinin dari sumber berbeda terhadap pertambahan jumlah tunas pada 1 sampai 7 bulan setelah aplikasi (BSA)
Table 4. Effects of cytokinins derived from different sources on increasing the number of shoots of the plants from 1 to 7 month after application
(MAA)
Pertambahan jumlah tunas (buah) pada
Perlakuan
1 BSA 2 BSA 3 BSA 4 BSA 5 BSA 6 BSA 7 BSA
Kontrol 1,00 a 2,63 4,13 a 5,38 5,75 8,5 7,63
Air kelapa 25% 1,25 a 3,00 4,88 ab 6,25 7,75 8,13 8,38
Air kelapa 50% 1,50 a 3,00 4,88 ab 6,13 7,13 8,25 8,25
Air kelapa 75% 1,50 a 2,88 4,38 a 7,38 8,38 9,25 8,13
BAP 60 ppm 2,75 b 3,88 6,88 bc 7,50 8,25 9,13 10,13
BAP 90 ppm 2,75 b 3,63 6,50 ab 6,88 8,13 8,75 9,38
BAP 120 ppm 3,13 b 4,88 8,88 c 11,25 12,75 14,13 14,75
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada setiap kolom tidak berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf 5%
Notes : Numbers followed by the same letters in each column are not significantly different according to Duncan’s test at 5% level

Tabel 5. Pengaruh sitokinin dari sumber berbeda terhadap pertambahan panjang tunas pada 1 sampai 7 bulan setelah aplikasi (BSA)
Table 5. Effects of cytokinins derived from different sources on increasing the shoot length of the plants from 1 to 7 months after application (MAA)
Pertambahan panjang tunas (cm) pada
Perlakuan
1 BSA 2 BSA 3 BSA 4 BSA 5 BSA 6 BSA 7 BSA
Kontrol 3,78 7,56 a 10,16 12,83 14,04 16,05 14,46
Air kelapa 25% 5,41 11,30 ab 14,18 17,01 18,40 20,19 20,34
Air kelapa 50% 7,74 15,99 ab 20,95 22,24 22,93 25,49 25,91
Air kelapa 75% 6,08 14,65 ab 18,39 22,20 25,06 26,78 26,06
BAP 60 ppm 4,73 7,91 a 11,53 13,43 14,88 15,85 16,21
BAP 90 ppm 5,00 7,71 a 10,81 14,46 15,64 20,05 21,18
BAP 120 ppm 10,39 21,74 b 25,25 27,73 28,88 31,76 32,71
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada setiap kolom tidak berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf 5%
Notes : Numbers followed by the same letters in each column are not significantly different according to Duncan’s test at 5% level

Menurut Hartmann, Senning, Hedden, Pertambahan Panjang Tunas


Sonnewald, & Sonnewald (2010), tanaman yang Tabel 5 memperlihatkan bahwa pemberian
berbeda dapat merespon hormon sitokinin dan auksin sitokinin BAP 120 ppm menghasilkan rata-rata
dalam berbagai konsentrasi secara berbeda pula. Hal ini pertambahan panjang tunas lebih baik dibandingkan
disebabkan oleh perbedaan kandungan konsentrasi kontrol, namun tidak berbeda nyata dengan air kelapa
hormon endogen tanaman itu sendiri. Sitokinin pertama 25%, 50%, dan 75% pada 2 minggu setelah aplikasi.
kali terakumulasi di akar, kemudian di cairan xylem, dan Keseimbangan sitokinin endogen dan eksogen
akhirnya di daun. Sitokinin mewakili sinyal jarak jauh tampaknya menentukan terbentuknya tunas dan
untuk ketersediaan nitrogen/nutrisi dari akar ke tunas, pertumbuhan tananam teh yang sudah di-centering.
diduga untuk mengkoordinasikan pengembangan tunas Lazim, Badruzaman, Peng, & Long (2015)
dan akar (Miyawaki, Matsuwoto-Kitano, & Kakimoto, mengemukakan bahwa air kelapa mengandung zat atau
2004; Takei et al., 2004). Namun demikian, menurut bahan-bahan seperti karbohidrat, vitamin, mineral,
Tanaka, Takei, Kojima, Sakakibara, & Mori (2006), saat protein, zat tumbuh auksin, serta mengandung hormon
ini telah diketahui bahwa sitokinin dapat menginisiasi sitokinin.
munculnya tunas aksiler yang disintesis secara lokal pada Kecenderungan munculnya tunas dan
nodus batang. Selain itu, menurut Hwang, Sheen, & pertumbuhan tanaman teh dipengaruhi oleh faktor
Muller (2012), sitokinin memegang peranan penting internal dan eksternal (Roman et al., 2016). Faktor
dalam menjaga ukuran dan aktivitas shoot apical meristem internal diantaranya adalah sifat genetik dan komposisi
(SAM) dan root apical meristem (RAM). Hal ini sejalan hormon pada tanaman untuk mempercepat dan
dengan pendapat Kieber & Schaller (2014), aktivitas merangsang pemanjangan sel dan batang yang lebih
sitokinin adalah elemen kunci dalam membangun dan banyak, dibantu oleh hormon giberelin. Aktivitas
mengatur pembelahan sel di SAM. sitokinin adalah elemen kunci dalam membangun dan
mengatur pembelahan sel di SAM, dengan penelitian
genetik yang menunjukkan bahwa sitokinin adalah
 
36
 
Aplikasi Sitokinin untuk Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Teh di Dataran Rendah
(Santi Rosniawaty, Intan Ratna Dewi Anjarsari, dan Rija Sudirja)

 
regulator positif proliferasi sel di SAM (Kieber & DAFTAR PUSTAKA
Schaller, 2014).
Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap Ayuningsari, I., S. Rosniawaty, Y. Maxiselly, I. R. D., &
pertunasan adalah sinar matahari. Menurut Anjarsari. (2017). Pengaruh konsentrasi benzyl amino
Pawirosemadi (2011), pengaruh intensitas cahaya purine terhadap pertumbuhan beberapa klon tanaman
matahari erat kaitannya dengan kandungan hormon teh [Camellia sinensis L. (O.) Kuntze] belum
dalam jaringan tanaman. Intensitas cahaya matahari yang menghasilkan di dataran rendah. Kultivasi, 16(2),
356–361.
tinggi, seperti di dataran rendah, menyebabkan jaringan
tanaman menerima paparan sinar matahari langsung Bita, C. E., & Gerats, T. (2013). Plant tolerance to high
sehingga akan menurunkan kandungan IAA akibat temperature in a changing environment: Scientific
proses degradasi oksidatif. Hal ini mengakibatkan laju fundamentals and production of heat stress-tolerant
perpanjangan batang menurun dan menginisiasi tunas crops. Plant Sci., 4(273).
lateral. doi.org/10.3389/fpls.2013.00273
Berdasarkan hasil penelitian di atas, diketahui
bahwa efektifitas pemberian sitokinin hanya terlihat Campbell, N. A., Reece, J. B., & Mitchell, L. G. (2003).
sampai 3 bulan setelah centering, hal ini diduga karena Biologi (terjemahan) Jilid 1 (p. 198). Jakarta:
hormon sitokinin endogen telah dapat memenuhi Erlangga.
kebutuhan hormon pada tanaman teh. Daun-daun mulai
Cortleven, A., & Schmulling, T. (2015). Regulation of
tumbuh dan berfotosintesis sehingga dapat membentuk chloroplast development and function by cytokinin
hormon sitokinin. Campbell & Reece (2003) (Review Paper). Journal of Experimental Botany,
mengemukakan bahwa gula yang dibuat dalam kloroplas 66(16), 4999–5013. doi.org/10.1093/jxb/erv132
memasok energi kimiawi dan rangka karbon untuk
mensintesis semua molekul organik seperti protein dan Darlina, Hasanuddin, & Rahmatan, H. (2016). Pengaruh
lipid ke seluruh bagian tumbuhan. penyiraman air kelapa (Cocos nucifera L.) terhadap
pertumbuhan vegetatif lada (Piper nigrum L.). Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi, 1(1), 20–28.
KESIMPULAN
Davies, P. J. (2010). The plant hormones: Their nature,
occurrence, and functions. Department of Plant Biology.
Pemberian sitokinin yang berasal dari air Cornell University, Ithaca, New York 14853, USA.
kelapa atau BAP pada tanaman teh di dataran rendah
setelah centering hanya efektif hingga 3 bulan setelah Effendi, D.S., M. Syakir, M. Yusron, W. (2015). Budi daya
aplikasi. Pada 1 dan 3 bulan setelah aplikasi, pemberian dan Pasca Panen Teh. Pusat Penelitian dan
BAP 60 ppm atau air kelapa 50% meningkatkan Pengembangan Perkebunan. Badan Penelitian dan
pertambahan diameter batang, pertambahan jumlah Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian.
daun, panjang tunas, dan jumlah tunas. Dengan
demikian, penggunaan air kelapa 50% atau BAP 60 ppm Efroni, I., Han, S. K., Kim, H. J., Wu, M. F., Steiner, E.,
dapat dijadikan sumber sitokinin untuk memacu Birnbaum, K. D., Hong, J. C., Eshed, Y., &
Wagner, D. (2013). Regulation of leaf maturation by
pertumbuhan tanaman teh setelah centering di dataran
chromatin-mediated modulation of cytokinin
rendah. responses. Dev. Cell, 24, 438–445.

Gaddamwar, A., & Rajput, P. R. (2013). Influence of


UCAPAN TERIMA KASIH constituents of coconut water on fenugreek plant.
International Journal of Herbal Medicine, 1(2), 162–168.
Ucapan terima kasih ditujukan kepada
Direktorat Riset, PKM dan Inovasi Universitas Hartmann, A., Senning, M., Hedden, P., Sonnewald, U., &
Padjadjaran, melalui Hibah Internal Unpad (RFU) TA Sonnewald, S. (2010). Reactivation of meristem
2017 sehingga penelitian ini dapat diselenggarakan. activity and sprout growth in potato tubers require
both cytokinin and gibberellin. Plant Physiology,
155(2), 776–796.

 
37
 
J. TIDP 5(1), 31-38
Maret, 2018

 
Hwang, I., Sheen, J., & Muller, B. (2012). Cytokinin Priya, S. A., & Ramaswamy, L. (2014). Tender coconut
signalling network. Annu. Rev. Plant Biology, 63, 353– water–natures elixir to mankind. International Journal
380. of Recent Scientific Research, 5(8), 1485–1490.

Kieber, J. J., & Schaller, G. E. (2014). Cytokinins. Roman, H., Girault, T., Barbier, F., Péron, T., Brouard, N.,
Arabidopsis Book. doi.org/e0168, Pencík, A., …….. Leduc, N. (2016). Cytokinins are
doi/10.1199/tab.0168 initial targets of light in the control of bud
outgrowth. Plant Physiology, 172, 489–509.
Kobayashi, K., Ohnishi, A., Sasaki, D., Fujii, S., Iwase, A.,
Sugimoto, K., Masuda, T., & Wada, H. (2017). Sariningtias, N. W., Poerwanto, R., & Gunawan, E. (2014).
Shoot removal induces chloroplast development in Penggunaan benzil amino purin (BAP) pada okulasi
roots via cytokinin signaling. Plant Physiology, 173, jeruk keprok (Citrus reticulata). Jurnal Hortikultura
2340–2355. Indonesia, 5(3), 158–167.

Lafta, A. M., & Lorenze, J. H. (1995). Effect of high Smith, C. J. S., Watson, C. F., Ray, J., Bird, C. R., Morris,
temperature on plant growth and carbohydrate P. C., Schuch, W., Grierson, D. (1988). Antsense
metabolism in potato. Plant Physiol, 109, 637–643. gene expression in transgenic tomatoes nature.
Nature, 334, 724–726.
Lazim, M. I. M., Badruzaman, N. A., Peng, K. S., & Long,
K. (2015). Quantification of cytokinins in coconut Taiz, L., & Zeiger, E. (2002). Plant physiology and development
water from different maturation stages of Malaysias (3rd ed.). Sinauer Associates, Inc., Publishers.
Coconut (Cocos nucifera L.) varieties. J Food Process Sunderland, Massachusetts.
Technol, 6(11). doi.org/10.4172/2157-
7110.1000515 Takei, K., Ueda, N., Aoki, K., Kuromori, T., Hirayama, T.,
Shinozaki, K., Yamaya, T., & Sakakibara, H. (2004).
Li, X., & Xu, K. (2014). Effects of exogenous hormones on AtIPT3 is a key determinant of nitrate-dependent
leaf photosynthesis of panax ginseng. Photosynthetica, cytokinin biosynthesis in Arabidopsis. Plant and Cell
52(1), 152–156. Physiology, 45, 1053–1062.

Matsumoto-Kitano, M., Kusumoto, T., Tarkowski, P., Tanaka, R., Kobayashi, K., & Masuda, T. (2011).
Kinoshita-Tsujimura, K., Vaclavikova, K., Miyawaki, Tetrapyrrole metabolism in Arabidopsis thaliana.
K., & Kakimoto, T. (2008). Cytokinins are central Arabidopsis Book 9:e0145.
regulators of cambial activity. In Proceedings of the
National Academy of Sciences, USA (pp. 20027–20031). Tanaka, M., Takei, K., Kojima, M., Sakakibara, H., Mori,
H. (2006). Auxin controls local cytokinin
Miyawaki, K., Matsumoto-Kitano, M., & Kakimoto, T. biosynthesis in the nodal stem in apical dominance.
(2004). Expression of cytokinin biosynthetic Plant J, 45, 1028–1036.
isopentyltransferase genes in arabidopsis: Tissue
specificity and regulation by auxin, cytokinin, and Thornley, J. H. (1999). Modelling stem height and diameter
nitrate. Plant J, 37, 128–138. growth in plants. Annals of Botany, 84, 195–205.

Omo, G. D. (2013). Vegetables, growth and yield of Wróblewska, K. (2013). Benxyladenine effect on rooting and
selected water, sprayed with mature coconut. axillary shoot out growth of Gaura lindheimeri Engelm
International Scientific Research Journal, V(3), 2094– a gray cuttings. Hortorum Cultus, 12(3), 127–126.
1749.
Yaish, M. W. F., Guevara D. R., El-kereamy, A., &
Pawirosemadi, M. (2011). Dasar-dasar teknologi budidaya tebu Rothstein, S. J. (2010). Axillary shoot branching in
dan pengolahan hasilnya. UM Press. Malang. plants (Chapter 3). ©Springer-Verlag Berlin
Heidelberg. doi 10.1007/978-3-642-02301-9_3
Pessarakli, M. (2005). Handbook of photosynthesis (2nd ed.).
CRC Press. Yong, J. W. H., Ge, L., Ng, Y. F., & Tan, S. N. (2009). The
chemical composition and biological properties of
Prades, A., Dornier, M., Diop, N., & Pain, J. P. (2012). coconut (Cocos nucifera L.) water. Molecules, 14(12),
Coconut water uses, composition and properties. The 5144–5164. doi.org/10.3390/molecules14125144
International Journal of Tropical & Subtropical
Horticulture, 67(2), 157–171.

 
38
 

Vous aimerez peut-être aussi