Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Pemeriksaan Manajemen
Oleh :
Fakultas Ekonomi
Universitas Jember
2015
PENDAHULUAN
2
kualifikasi perusahaan. Hal lainnya adalah melalui peningkatan kualitas SDM
menjadikan kepuasan kerja karyawan sebagai bagian dari keberhasilan
perusahaan.
PEMBAHASAN
3
memenuhi tanggung jawab sumber daya manusia mereka. Pendeknya, audit
merupakan kontrol; kualitas keseluruhan yang mengecek aktivitas sumber daya
manusia di dalam sebuah departemen, divisi, atau seluruh perusahaan.
TUJUAN BISNIS
PENGELOLAAN SDM
PENENTUAN PRIORITAS
PENGELOLAAN SDM
PENGEMBANGAN STRATEGI SDM
AKTIVITAS PROGRAM SDM HARIAN
IDENTIFIKASI DAN
IMPLEMENTASI PROGRAM
PERBAIKAN
4
Manfaat Audit SDM
1. Mengidentifikasi kontribusi dari departemen SDM terhadap organisasi
2. Meningkatkan citra profesional departemen SDM
3. Mendorong tanggung jawab profesionalisme yang lebih tinggi karyawan
departemen
4. Memperjelas tugas-tugas dan tanggung jawab departemen SDM
5. Mendorong terjadinya keragaman kebijakan dan praktek-praktek SDM
6. Menemukan masalah-masalah kritis dalam bidang SDM
7. Memastikan ketaatan hukum dan peraturan dalam praktek SDM
8. Menurunkan biaya SDM melalui prosedur SDM yang lebih efektif
9. Meningkatkan keinginan untuk berubah dalam departemen SDM
10. Memberikan evaluasi yang cermat terhadap sistem informasi SDM
5
sebelumnya. Disamping ukuran-ukuran keberhasilan, penilaian kinerja program
juga dihubungkan dengan strategi dan rencana yang telah ditetapkan.
Langkah-Langkah Audit
Secara umum ada lima tahapan yang harus dilakukan dalam audit
manajemen dan audit SDM mengacu pada tahapan ini dalam pelaksanaannya.
Langkah (tahapan) tersebut meliputi:
1. Audit Pendahuluan
Pada tahap ini, auditor menekankan auditnya pada pencarian informasi latar
belakang dan gambaran umum terhadap program/aktivitas SDM yang diaudit.
Tujuan audit terdiri atas tiga elemen, yaitu kriteria, penyebab, dan akibat.
2. Review terhadap sistem pengendalian manajemen
Berdasarkan hasil review sistem pengendalian manajemen ini, auditor akan
mampu lebih dalam memahami kondisi yang terjadi, sehingga dapat memutuskan
apakah tujuan audit sementara yang ditetapkan pada audit pendahuluan dapat
ditingkatkan menjadi tujuan audit yang sesungguhnya, atau diabaikan karena
terjadi sebaliknya.
3. Audit lanjutan
Dari temuan audit yang diperoleh, auditor meringkas dan melakukan
pengelompokan terhadap temuan tersebut dalam kelompok kondisi, kriteria,
penyebab, dan akibat. Temuan tersebut dianalisis untuk memahami apakah
permasalahan yang terjadi merupakan permasalahan yang berdiri sendiri atau
saling terkait dengan permasalahan-permasalahan yang lain. Auditor
mengembangkan temuan secara cermat sehingga dapat diketahui adanya
penyimpangan yang terjadi, apa penyebab dari penyimpangan tersebut, apa akibat
yang harus ditanggung perusahaan berkaitan dengan terjadinya penyimpangan
tersebut.
4. Pelaporan
Laporan disajikan dalam bahasa yang mudah dipahami. Laporan juga harus
memuat tentang informasi latar belakang, kesimpulan audit dan disertai dengan
temuan-temuan audit sebagai bukti pendukung kesimpulan tersebut.
6
5. Tidak lanjut
Merupakan implementasi dari rekomendasi yang diajukan auditor. Pada
dasarnya keputusan untuk melakukan tindak lanjut sepenuhnya ada pada
manajemen, tetapi dalam pelaksanaan, auditor mendampingi agar tindak lanjut
tersebut berjalan sesuai dengan rekomendasi yang diajukan dan dapat mencapai
tujuannya.
7
AUDIT ATAS PEROLEHAN SDM
1. Perencanaan SDM
Perencanaan SDM merupakan proses analisis dan identifikasi tentang
kebutuhan dan ketersediaan SDM untuk menyelesaikan berbagai bidang tugas dan
tanggung jawab yang harus dikelola perusahaan dalam mencapai tujuannya.
Tahapan dalam proses perencanaan SDM diawali dengan mempertimbangkan
tujuan dan strategi perusahaan, melakukan penilaian terhadap kondisi SDM
internal, dan penilaian kondisi internal SDM oleh analisis lingkungan eksternal
yang mempengaruhi penawaran tenaga kerja. Keseluruhan tahap dalam
perencanaan SDM menghasilkan suatu rencana SDM meliputi rencana perolehan
dan pengelolaan SDM serta pemutusan hubungan kerja.
2. Rekrutmen
Rekrutmen meliputi upaya pencarian sejumlah calon karyawan yang
memenuhi syarat dalam jumlah tertentu sehingga dari mereka perusahaan dapat
menyeleksi orang-orang yang paling tepat untuk mengisi lowongan pekerjaan
yang ada. Pelaksana rekrutmen harus mampu mendapatkan SDM dengan cara
yang paling ekonomis, efektif, dan efisien.
3. Seleksi dan Penempatan
Seleksi adalah proses mendapatkan dan menggunakan informasi mengenai
pelamar kerja untuk menentukan siapa yang seharusnya diterima menduduki
posisi jangka pendek dan jangka panjang. Sedangkan penempatan berkaitan
dengan pencocokan seseorang dengan jabatan yang akan dipegangnya. Seleksi
dan penempatan bertujuan untuk menempatkan orang yang tepat pada jabatan
(pekerjaan) yang tepat. Proses seleksi yang efektif harus berjalan secara akurat,
adil, dan meyakinkan.
8
pengembangan SDM adalah bagaimana menjadikan karyawan memahami dan
mampu melaksanakan strategi yang telah ditetapkan perusahaan dalam mencapai
tujuannya. Efektivitas dari program pelatihan dalam mencapai tujuannya dapat
dilihat dari beberapa aspek, antara lain: validitas pelatihan, transfer ilmu
pengetahuan, dan validitas interorganisasional.
2. Perencanaan dan pengembangan Karier
Karier adalah seluruh pekerjaan yang dimiliki atau dilakukan oleh individu
selama masa hidupnya. Karier merupakan pola dari pekerjaan dan sangat
berhubungan dengan pengalaman (posisi, wewenang, keputusan, dan interpretasi
subjektif atas pekerjaan) dan aktivitas selama masa kerja individu.
Tujuan karier adalah posisi dimasa depan yang ingin dicapai oleh individu
dalam pekerjaannya. Tujuan ini berperan sebagai tolok ukur sepanjang jenjang
karier seseorang. Pengembangan karier seorang karyawan menunjukkan semakin
meningkatnya kemampuan karyawan tersebut dalam memegang tugas, wewenang,
dan tanggung jawab yang lebih besar dalam pekerjaannya.
3. Penilaian Kinerja
Penilaian kerja karyawan menghubungkan kinerja karyawan dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan standar (ukuran) keberhasilan
yang telah ditetapkan sebelumnya untuk tugas dan tanggung jawab tersebut.
Tujuan penilaian kinerja dibedakan menjadi dua, yaitu tujuan penilaian yang
berorientasi masa lalu dan tujuan penilaian yang berorientasi masa depan.
Penilaian kinerja berorientasi masa lalu ditujukan untuk mengendalikan
perilaku karyawan dan menggunakannya untuk memberikan ganjaran atau
hukuman, mengambil keputusan kenaikan gaji atau promosi, serta menempatkan
karyawan di posisi yang paling sesuai agar dapat melaksanakan pekerjaan
tersebut. Sedangkan penilaian kinerja berorientasi masa depan memiliki beberapa
tujuan penting seperti:
a. Membantu karyawan memahami peran dan fungsinya dalam perusahaan
b. Membantu karyawan mengerti kekuatan dan kelemahannya
c. Meningkatkan rasa kebersamaan antara karyawan dan supervisor
9
d. Membantu karyawan meningkatkan perilaku dan kualitas bagi posisi yang
lebih tinggi
e. Menyediakan data karyawan secara berkala untuk pengambilan keputusan di
bidang SDM
4. Kompensasi dan Balas Jasa
Kompensasi adalah sesuatu yang diterima karyawan sebagai pengganti
(imbalan) atas kontribusi yang telah diberikan karyawan kepada perusahaan.
Kompensasi dibedakan menjadi dua kelompok besar yaitu kompensasi finansial
dan nonfinansial. Suatu standar kompensasi harus disusun berdasarkan hasil
evaluasi setiap pekerjaan, hasil survei upah dan gaji, serta berdasarkan hasil
penilaian setiap pekerjaan.
5. Keselamatan dan kesehatan Kerja
Keselamatan dan kesehatan kerja mengacu pada kondisi fisiologis-fisik dan
psikologis karyawan yang diakibatkan oleh lingkungan dan fasilitas kerja yang
disediakan perusahaan. Gangguan keselamatan dan kesehatan kerja berupa
kecelakaan kerja, penyakit akibat pekerjaan, kehidupan kerja yang berkualitas
rendah, stres pekerjaan,dan kelelahan kerja. Perusahaan dapat menjalankan
beberapa program keselamatan dan kesehatan kerja secara terintegrasi agar dapat
menekan kecelakaan dan sakitnya karyawan dalam bekerja. Program-program
tersebut dapat meliputi:
a. Pemantauan tingkat keselamtan dan kesehatan kerja
b. Mengendalikan stres dan kelelahan kerja
c. Mengembangkan kebijakan kesehatan kerja
d. Menciptakan program kebugaran
6. Kepuasan Kerja Karyawan
Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan
sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Semakin tinggi penilaian terhadap kegiatan
dirasakan sesuai dengan keinginan individu, maka semakin tinggi pula
kepuasannya terhadap kegiatan tersebut. Jadi kepuasan kerja merupakan
gambaran evaluasi seseorang atas perasaan sikapnya senang atau tidak senang,
puas atau tidak puas dalam bekerja.
10
AUDIT ATAS PENGURANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Pengurangan tenaga kerja merupakan keputusan yang tidak berdiri sendiri.
Berbagai kepentingan perusahaan harus diselamatkan agar perusahaan bisa
bertahan hidup (survive) dan ikut bermain dalam persaingan yang sangat tinggi
intensitasnya.
UU No. 3 Tahun 2003 Pasal 158-167 mengatur tentang dalam hal apa
perusahaan dapat melakukan PHK. Beberapa alasan perusahaan dapat melakukan
PHK antara lain:
1. Tenaga kerja melakukan pelanggaran berat
2. Tenaga kerja melakukan tindakan pidana
3. Tenaga kerja melakukan pelanggaran terhadap Perjanjian Kerja Bersama
4. Tenaga kerja mengundurkan diri (secara sukarela)
5. Perusahaan tutup
6. Perubahan kepemilikan perusahaan dan tenaga kerja tidak bersedia
melanjutkan hubungan kerja
7. Perusahaan mangkir selama 5 hari kerja berturut-turut tanpa keterangan
tertulis
8. Perusahaan pailit
9. Terjadi perubahan status perusahaan
10. Tenaga kerja memasuki masa pensiun
KESIMPULAN
Audit SDM di laksanakan untuk mencapai tujuan organisasi secara
keseluruhan baik untuk jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.
Artinya audit SDM mempunyai misi membantu pimpinan dengan memberikan
masukan informasi signifikan hasil penilaian auditor untuk membantu mengatasi
permasalahan yang tengah dihadapi oleh Departemen. Hasil audit SDM dapat
menjadi masukan berharga untuk referensi dalam membuat keputusan atau
mengambil kebijakan tentang SDM sehingga pengelolaan SDM dapat lebih sesuai
dengan perencanaan organisasi jangka panjang.
11
12
REFERENSI
Elder, Randal J., Mark S. Beasley, Alvin A. Arens, dan Amir Abadi
Jusuf.2013.Jasa Audit dan Assurance: Pendekatan Terpadu (Adaptasi
Indonesia Buku 1). Jakarta: Salemba Empat.
13