Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DIABETES MELLITUS
Nama Kelompok :
Wahyu Adhi S
114116
2017
LAPORAN PENDAHULUAN
BAB I
Diabetes melitus dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok. Bentuk paling umum
dari diabetes melitus adalah diabetes melitus tipe 1, diabetes melitus tipe 2 dan diabetes
melitus gestasional (CDC, 2012).
Ada 2 macamtype DM :
DM type I. atau disebut DM yang tergantung pada insulin. DM inidisebabkan akibat
kekurangan insulin dalam darah yang terjadi karena kerusakan dari sel beta pancreas. Gejala
yang menonjol adalah terjadinya sering kencing (terutama malam hari), sering lapar dan
sering haus, sebagian besar penderita DM type ini berat badannya normal atau
kurus.Biasanya terjadi pada usia muda dan memerlukan insulin seumur hidup.
DM type II atau disebut DM yang tak tergantung pada insulin. DM inidisebabkan insulin
yang ada tidak dapat bekerja dengan baik, kadar insulin dapat normal, rendah atau bahkan
bahkan meningkat tetapi fungsiinsulin untuk metabolisme glukosa tidak ada/kurang.
Akibatnya glukosadalam darah tetap tinggi sehingga terjadi hiperglikemia, 75% daripenderita
DM type II dengan obersitas atau ada sangat kegemukan dan biasanya diketahui DM setelah
usia 30 tahun.
Menurut laporan badan kesehatan dunia atau World Health Organisation (WHO) pada tahun
2000 dianggarkan sebanyak 171 juta jiwa menderita diabetes melitus tipe 2 dan diperkirakan
pada 2030 akan terjadi peningkatan sebanyak 195 juta jiwa lagi yang akan menderita diabetes
tipe 2 (WHO, 2013). Studi populasi Diabetes Mellitus tipe 2 di berbagai Negara oleh WHO
menunjukkan jumlah penderita diabetes me litus pada tahun 2000 di Indonesia menempati
urutan ke -4 terbesar dengan 8,426 juta orang dan diperkirakan akan menjadi sekitar 21,257
juta pada tahun 2030. Berdasarkan laporan rumah sakit dan puskesmas, prevalensi diabetes
mellitus tergantung insulin di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2008 sebesar 0,16%,
mengalami peningkatan bila dibandingkan prevalensi tahun 2007 sebesar 0,09%. Prevalensi
tertinggi adalah di Kota Semarang sebesar 0,84%.
Mengetahui keadaan tersebut diatas maka peran perawat bekerja sama dengan tim
kesehatan lain sangat dibutuhkan baik masa akut, atau sesudahnya. Usaha yang dapat
dilaksanakan mencakup pelayanan kesehatan secara menyeluruh, mulai promotif, preventif,
kuratif sampai dengan rehabilitasi. Dan dengan ini penulis tertarik mengambil judul “ Asuhan
Keperawatan Diabetes Mielitus Pada Tn. K di Ruang Wijaya Kusuma RSUD Ambarawa.
B. Tujuan
A. DEFINISI
Diabetes mellitus adalah keadaan dimana hasil gds lebih dari 150 mg/dl (WHO,2013)
B. ETIOLOGI
Defisiensi insulin
Kerusakan
integritas
jaringan Resiko tinggi
cedera
F. MANIFESTASI KLINIS
Diabetes tipe 1
Hiperglikemia berpuasa
Glukosuria ( glukosa dalam urin )
Trias : Poliuri,polidipsi,polifagia
Keletihan dan kelemahan
Ketoasidosis diabetik ( mual, nyeri abdomen, muntah, nafas bau )
Diabetes tipe 2
G. K OMPLIKASI
1. Akut
a. Hipoglikemia dan hiperglikemia
b. Penyakit makrovaskuler : mengenai pembuluh darah besar, penyakit jantung
koroner (cerebrovaskuler, penyakit pembuluh darah kapiler).
c. Penyakit mikrovaskuler, mengenai pembuluh darah kecil, retinopati, nefropati.
d. Neuropati saraf sensorik (berpengaruh pada ekstrimitas), saraf otonom
berpengaruh pada gastro intestinal, kardiovaskuler (Suddarth and Brunner, 1990).
2. Komplikasi menahun Diabetes Mellitus
a. Neuropati diabetik
b. Retinopati diabetik
c. Nefropati diabetik
d. Proteinuria
e. Kelainan koroner
f. Ulkus/gangren
Terdapat lima grade ulkus diabetikum antara lain:
1) Grade 0 : tidak ada luka
2) Grade I :kerusakan hanya sampai pada permukaan kulit
3) Grade II :kerusakan kulit mencapai otot dan tulang
4) Grade III :terjadi abses
5) Grade IV :Gangren pada kaki bagian distal
6) Grade V :Gangren pada seluruh kaki dan tungkai bawah distal
H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Tes gula ddaah
Ureum dan kreatinin
Glukosa dalam urin & bendaketon
Kultur & sensitivitas : kemungkinan adanya infeksi pada saluran kemih, infeksi
saluran nafas, infeksi pada luka
Gas darah arteri
I. PENATALAKSANAAN
a. Medis
Pemberian obat hipoglikemik oral
Tablet OAD (antidiabes), golongan biguanad/ metamorfin
Insulin
b. Keperawatan
Diit makanan
Latihan : senam kaki DM
Pemantauan kadar glukosa darah secara mandiri
Terapi insulin
Olahraga
Penyuluhan, PENKES tentang penyakit Diabetes Mellitus , hygiene kaki,
kontrol nutrisi dan mencegah trauma kaki
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan Diabetes Mellitus
2. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan gangguan metabolisme
3. Resiko ketidakseimbangan kadar glukosa darah
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan Diabetes Mellitus
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan 3x 24 jam masalah perfusi jaringan perifer
normal
K.H : TTV stabil
Capillary refill < 2 detik
Saturasi oksigen normal 95-100%
Intervensi :
a. Pantau TTV
R : Terjadi perubahan TD, respirasi, nadi menandakan terjadi gangguan pada
tubuh
b. Monitor laboratorium (HB)
R : Nilai laborat dapat menunjukkan komposisi darah
c. Berikan oksigen adekuat
R : Tidak sesak, saturasi oksigen normal 95-100 5%
d. Kolaborasi pemberian terapi
R : Untuk mengetahui rencana
2. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan gangguan metabolisme
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam integritas
kulit dan luka perlahan membaik
K.H : Luka dapat kering
Tidak ada pus & darah
Luka tidak berbau
Berkurangnya jaringan nekrosis
Intervensi :
a. Observasi luka pasien
R : Untuk mengetahui keadaan luka pasien
b. Lakukan perawatan luka
R : Mencegah terjadinya resiko infeksi
c. Anjurkan untuk menjaga kebersihan luka & lingkungan sekitar luka
R : Pembersihan luka, mempermudah proses penyebuhan
d. Kolaborasi dengan tim medis
R : Untuk mencegah infeksi dengan pemberian antibiotik & untuk mengetahui
Rencana tindak lanjut
3. Resiko ketidakseimbangan kadar glukosa darah
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan swelama 3x 24 jam glukosa
stabil ditandai dengan penurunan kadar glukosa darah
K.H : GDS normal
Pasien tidak lemas
Intervesi :
a. Observasi TTV
R : Untuk mengethui keadaan umum pasien
b. Lakukan pengecekan GDS
R : Untuk mengetahui kadar glukosa & menentukan dosis terapi yang tepat
c. Berikan penkes diit DM
R : Keluarga dapat mengontrol DM & mencegah ke anggota keluarga lain
d. Kolaborasi dengan ahli gizi
R : Untuk menentukan diit DM
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta : EGC
BAB III
RESUME
A. BIODATA
Hari / tanggal pengkajian :13 Januari 2017
Waktu pengkajian : 18.00 WIB
Sumber data : Autoanamnesa
Dirawat tanggal : 13 Januari 2017 jam 13.00
1. Identitas Pasien
Pasien
Nama : Tn. K
Umur : 55 thn
Jenis kelamin : laki - laki
Status perkawinan : Menikah
Agama / suku : Islam / Jawa
Warga Negara : Indonesia
Bahasa yang digunakan : Bahasa Indonesia dan jawa
Alamat rumah : Ambarawa
DX Medik : Diabetes Mielitus
2. Penanggung Jawab
Nama : Ny. W
Alamat : Ambarawa
Hubungan dengan pasien : Istri
B. PENGKAJIAN
Data Subyektif :
- Pasien mengatakan ada luka di telapak kaki kiri
Data Obyektif :
- Terdapat bula di telapak kaki kiri panjang 5 cm lebar 4 cm tidak ada darah sedikit
keluar cairan bening bewarna putih
- GDS : 425 mg/Dl
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx 1 : Kerusakan Intergritas Kulit b/d Gangguan Metabolisme
Tujuan : setelah di lakukan tindakan keperawatan 3 x 27 jam di harapkan bula dengan
ukuran 5 x 4 cm tidak bertambah luas
Kriteria Hasil :
- Tidak ada tanda – tanda infeksi
- Tidak ada jaringan nekrotik, darah, edema
Intervensi
R : agar tidak ada infeksi dan agar bula tidak semakin membesar
E. IMPLEMENTASI
DS : pasien mengatakan
DS : pasien mengatakan
mau di injeksi insulin
DO : pasien mengkuti
memejamkan mata saat
di injeksi tidak ada
kemerahan dan alergi
Memberikan injeksi
novorapit 20 unit
F. EVALUASI
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Data Subyektif :
- Pasien mengatakan ada luka di telapak kaki kiri
Data Obyektif :
- Terdapat bula di telapak kaki kiri panjang 5 cm lebar 4 cm tidak ada darah sedikit
keluar cairan bening bewarna putih
- GDS : 425 mg/Dl
2. Diagnosa Keperawatan
Kerusakan Intergritas Kulit b/d Gangguan Metabolisme
3. Intervensi Keperawatan