Vous êtes sur la page 1sur 10

BIOGRAFI

Pythagoras lahir pada tahun 570 SM, di pulau Samos, di daerah Ionia. (582 SM – 496
SM, Pythagoras dalam bahasa Yunani ditulis: Πυθαγόρας) adalah
seorang matematikawan dan filsuf Yunani yang berbeda dari filsuf-filsuf lain. Dia dikenal
melalui teoremanya. Dikenal sebagai "Bapak Bilangan", dia memberikan sumbangan yang
penting terhadap filsafat dan ajaran keagamaan pada akhir abad ke-6 SM. Kehidupan dan
ajarannya tidak begitu jelas akibat banyaknya legenda dan kisah-kisah buatan mengenai
dirinya.
Pythagoras adalah anak Mnesarchus, seorang pedagang yang berasal dari Tyre. Pada
usia 18 tahun dia bertemu dengan Thales. Thales, seorang kakek tua, mengenalkan matematika
kepada Pythagoras lewat muridnya yang bernama Anaximander, namun yang diakui oleh
Pythagoras sebagai guru adalah Pherekydes.
Salah satu peninggalan Pythagoras yang terkenal
adalah teorema Pythagoras, yang menyatakan bahwa
kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku-siku adalah sama
dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya).
Walaupun fakta di dalam teorema ini telah banyak diketahui
sebelum lahirnya Pythagoras, namun teorema ini dikreditkan
kepada Pythagoras karena iayang pertama kali membuktikan
pengamatan ini secara matematis.
Pythagoras cukup terkenal walaupun ia bukan termasuk
filsuf alam bukan pula kaum Elea. Karena filsafatnya memang berada di tengah bahkan masih
berbau aliran mistik, sehingga ia mempunyai ciri khusus. Mohammad Hatta mengatakan bahwa
Pythagoras seusia dengan Xenophanes. Yang ketika itu kota kelahirannya diperintah oleh
seorang tian, pemerkosa yang kejam dan lalim bernama polykrates. Ia pergi mengembara ke
seluruh dunia Greek. Akhirnya, ia sampai sebelah selatan semenanjung Italia. Kemudian, kaum
Greek secara bertahap membangun tempat tinggal. Pada tahun 530 SM. Pythagoras menetap
di kota Kraton.
Kira-kira 20 tahun ia berdiam disitu dan mendirikan suatu tarekat keagamaan yang
disebut kaum pythagorean. Ia tidak menulis apapun, sebab ajarannya diberikan secara lisan dan
bersifat rahasia. Kaum phytagorean sangat berjasa dalam meneruskan pemikiran-pemikiran
Phytagoras. Semboyan mereka yang terkenal adalah “authos epha, ipse dixit”
(dia sendiri yang telah mengatakan demikian). Kaum ini diorganisir menurut aturan-aturan
hidup bersama, dan setiap orang wajib menaatinya. Mereka menganggap filsafat dan ilmu
pengetahuan sebagai jalan hidup, sarana supaya setiap orang menjadi tahir, sehingga luput dari
perpindahan jiwa terus-menerus. Diantara pengikut-pengikut Phytagoras di kemudian hari
berkembang dua aliran. Yang pertama disebut akusmatikoi (akusma = apa yang telah didengar;
peraturan): mereka mengindahkan penyucian dengan menaati semua peraturan secara seksama.
Yang kedua disebut mathematikoi (mathesis = ilmu pengetahuan): mereka mengutamakan ilmu
pengetahuan, khususnya ilmu pasti. Baru pada kira-kira pertengahan abad ke 5 SM. Terdengar
pemberitaan tentang ajarannya.
Dalam tradisi Yunani, diceritakan bahwa ia banyak melakukan perjalanan, diantaranya ke
Mesir. Perjalanan Phytagoras ke Mesir merupakan salah satu bentuk usahanya untuk berguru,
menimba ilmu, pada imam-imam di Mesir. Konon, karena kecerdasannya yang luar biasa, para
imam yang dikunjunginya merasa tidak sanggup untuk menerima Phytagoras sebagai murid.
Namun, pada akhirnya ia diterima sebagai murid oleh para imam di Thebe. Disini ia belajar
berbagai macam misteri. Selain itu, Phytagoras juga berguru pada imam-imam Caldei untuk
belajar Astronomi, pada para imam Phoenesia untuk belajar Logistik dan Geometri, pada para
Magi untuk belajar ritus-ritus mistik, dan dalam perjumpaannya dengan Zarathustra, ia belajar
teori perlawanan.
Pythagoras juga dikenal sebagai musisi berbakat, seorang pemain lira. Penemuan musik
terkait dengan matematika diawali ketika Pythagoras bermain monokord, sebuah kotak dengan
bentangan tali-tali di atas salah satu sisinya. Dengan menggerakkan jari naik dan turun pada
garis-garis yang sengaja dibuat, Pythagoras mengenali bahwa suara yang dihasilkan dapat
diperkirakan. Ketika bagian tengah ditekan, setiap bagian atas tali dan bawah tali menghasilkan
nada sama: nada yang tepat 1 oktaf * lebih tinggi dibandingkan apabila monokord tidak
ditekan. Dengan membagi monokord dengan nisbah 3/4 dan 2/5, ternyata setiap nisbah
menghasilkan nada yang berbeda, merdu atau fals. Baginya, harmoni musik adalah aktivitas
matematika. Harmoni dari monokord adalah harmoni matematika – dan harmoni alam semesta.
Pythagoras menyimpulkan bahwa nisbah tidak hanya berlaku pada musik tetapi juga pada
pelbagai jenis keindahan lain. Para pengikut Pythagoras menyimpulkan bahwa nisbah dan
proporsi mengendalikan keindahan musik, kecantikan fisik dan keanggunan matematika.
Contoh: sebuah tali panjang yang menghasilkan nada C, kemudian 16/15 dari panjang tali C
menghasilkan notasi B; 6/5 panjang tali C menghasilkan notasi A, 4/3 panjang tali C
menghasilkan notasi G; 3/2 panjang tali C menghasilkan notasi F; 8/5 panjang tali C
menghasilkan notasi E; 16/9 panjang tali C menghasilkan notasi D dan 2/1 panjang tali C
menghasilkan notasi C rendah. Penelitian tentang suara mencapai puncaknya pada abad 19
setelah John Fourier mampu membuktikan bahwa semua suara – instrumental maupun vokal –
dapat dijabarkan dengan matematika, yaitu jumlah fungsi-fungsi Sinus sederhana. Menurutnya,
suara mempunyai 3 kategori – pitch, loudness dan quality. Penemuan Fourier ini
memungkinkan ketiga kategori tersebut digambar dan dibedakan. Pitch terkait dengan
frekuensi kurva, loudness terkait dengan amplitudu dan quality terkait dengan bentuk dari
fungsi periodik. Lewat motto “Angka adalah dewa”, Pythagoras mampu menggalang sejumlah
pengikut.
Pythagoras meninggal dengan cara yang unik. Beberapa dari Pythagorean menyatakan
Pythagoras mogok makan, sebagian lagi menyatakan bahwa dia mengurung dan berdiam diri.
Cerita lain menyatakan bahwa konon rumahnya dibakar oleh para musuhnya (mereka yang
merasa tersingkirkan oleh kehadiran Pythagoras di tempat itu). Semua pengikutnya ke luar dari
rumah terbakar dan lagi ke segala penjuru untuk menyelamatkan diri. Massa yang membakar
rumah itu kemudian membantai para pengikutnya (pythagorean) satu per satu. Persaudaraan
sudah dihancurkan. Pythagoras sendiri berusaha melarikan diri tetapi tertangkap dan dipukuli.
Dia disuruh berlari di suatu ladang, namun mengatakan bahwa dia lebih baik mati. Kemudian
diambil keputusan bersama dan diputuskan: Pythagoras dihukum pancung di muka umum.
PEMIKIRAN PYTHAGORAS

Matematika dan “mitos-mitos” palsu tentang angka tidak dapat dipisahkan. Setiap
angka adalah simbol atau melambangkan sesuatu yang terkait dengan metafisik adalah hal
lumrah di Cina. Pythagoras pun tidak luput dari “perangkap” mitos tentang angka. Dia
mengajarkan bahwa: angka satu untuk alasan, angka dua untuk opini, angka tiga untuk potensi,
angka empat untuk keadilan, angka lima untuk perkawinan, angka tujuh untuk rahasia agar
selalu sehat, angka delapan adalah rahasia perkawinan. Angka genap adalah wanita dan angka
ganjil/gasal adalah pria. “Berkatilah kami, angka dewa,” adalah kutipan dari para pengikut
Pythagoras yang memberi perlakuan khusus terhadap angka empat,” yang menciptakan dewa-
dewa dan manusia, O tetraktys suci yang mengandung akar dan sumber penciptaan yang
berasal dari luar manusia. Pemujaan angka seperti layaknya tukang sihir dengan bola kristalnya
barangkali di kemudian hari, mendasari para matematikawan setelah Pythagoras.
Ucapan Plato “Tuhan memahami geometri” atau kutipan Galileo “Buku terbesar
tentang alam ditulis dengan simbol-simbol matematika.” Apakah itu termasuk ilmu sihir atau
matematika. Yang jelas matematika lebih sulit untuk dipahami.
Hubungan matematika dengan musik dekat sekali. Tidaklah mengherankan apabila
Pythagoras juga mampu menjadi seorang musisi. Mitos bilangan Pythagoras terkandung lewat
“keajabiban” pentagram. Bentuk segi-lima yang makin lama makin kecil sampai tak terhingga.
Pemikirannya, substansi dari semua benda adalah bilangan, dan segala gejala alam
merupakan penungkapan indrawi dari perbandingan matematis. Bilangan merupakan inti sari
dan dasar pokok dari sifat-sifat benda (number rules the universe = bilangan pemerintah jagad
raya). Ia juga mengembangkan pokok soal matematik yang termasuk teori bilangan.
Umpamanya, dikembangkannya susunan bilangan-bilangan yang mempunyai bentuk
geometris.
Menurut pythagoras, kearifan yang sesungguhnya hanya dimiliki oleh Tuhan saja, oleh
karenanya ia tidak mau disebut sebagai orang arif sperti Thales, akan tetapi menyebut dirinya
sebagai philosophes yaitu pencipta kearifan. Istilah philosophos ini kemudian menjadi
philosophia yang terjemahnya secara harfiah adalah cinta kearifan atau kebijakan. Sampai
sekarang secara etimologi dan singkat sederhana filsafat dapat diartikan sebagai cinta kearifan
atau kebijaksanaan (love of wisdom).
Sebagai seorang yang ahli matematika abadi ia dengan dalilnya jumlah dari luas dua
sisi sebuah segi tiga siku-siku adalah sama dengan luas sisi miringnya (a2+b2 = c2 ).
Pythagoras melihat bahwa alam dapat dijelaskan dengan bilangan-bilangan tertentu
atau matematika. Matematika merupakan bentuk yang berbeda dengan pengetahuan yang lain.
Matematika memiliki universalitas dan kepastian. Proposisi-proposisi matematika dapat
diketahui dengan benar secara pasti. Ia terkenal dengan rumus pythagoras. Pythagoras sangat
berjasa dalam perkembangan ilmu hitung.
Pertama kali diajarkan, bahwa jiwa adalah suatu yang berdiri sendiri, yang tidak
berjasad serta tidak dapat mati. Oleh karena hukumanlah maka jiwa dibelenggu di dalam tubuh.
Dengan penyucian (katharis) orang dapat membebaskan jiwanya dari belenggu tubuhnya,
sehingga setelah orang mati jiwanya akan mendapatkan kebahagiaan. Akan tetapi barang siapa
tidak menyucikan jiwanya atau penyuciannya kurang, jiwanya akan berpindah ke kehidupan
yang lain, sesuai keadaannya, baik berpindah ke binatang, ke tumbuh-tumbuhan atau ke
manusia. Penyucian jiwa terdiri dari melakukan pantangan-pantangan terhadap makanan
tertentu, umpamanya: daging, kacang, dan lain-lain.
Menurut kepercayaan pythagoras, manusia itu berasal dari tuhan. Jiwa itu adalah
penjelmaan dari tuhan yang jatuh ke dunia karena "berdosa". Dan ia akan kembali ke langit ke
dalam lingkungan tuhan semula, apabila sudah habis di cuci dosanya itu. Hidup murni adalah
jalan untuk menghapuskan dosanya itu. Tetapi kemurnian tidak tercapai sekaligus, melainkan
berangsur-angsur. Sebab itu jiwa berulang-ulang turun ke tubuh makhluk dahulu. Dengan jalan
begitu dari setingkat ke setingkat ia mencapai kemurnian.
Selain ahli mistik, Pythagoras merupakan ahli pikir, terutama dalam ilmu matematik
dan ilmu berhitung kesohor namanya. Banyak pengertian yang dalam-dalam berasal dari dia.
Dialah yang mula-mula sekali teori dari hal angka-angka yang menjadi dasar ilmu berhitung.
Ajaran tentang bilangan atau angka ini adalah batu sendi seluruh pandangan hidup Pythagoras.
Pemikiran Pythagoras tentang bilangan, ia mengemukakan bahwa setiap bilangan dasar
dari 1 sampai 10 mempunyai kekuatan dan arti sendiri-sendiri. Satu adalah asal mula segala
sesuatu sepuluh, dan sepuluh adalah bilangan sempurna. Bilangan gasal (ganjil) lebih sempurna
dari pada bilangan genap dan identik dengan finite (terbatas). Salah seorang penganut
Phytagoras mengatakan bahwa Tuhan adalah bilangan tujuh, jiwa itu bilangan enam, badan itu
bilangan empat.
Pythagoras, disamping seorang filsuf, membentuk perkumpulan keagamaan yang ajran
utamanya adalah perpindahan jiwa. Ajaran lainnya anatara lain dilarang memakan buncis.
Jangan memungut barang yang sudah jatuh, jangan menyentuh ayam jago putih, jangan
melangkahi palang, jangan memetik karangan bunga, jangan berjalan kaki diatas jalan raya,
dst. Ajaran keagamaannya ini digabungkan dengan filsafat bilangannya, bagi pengikut
Pythagoras ada kaitan antara bilangan dan nasib. Semuanya berasal dari bilangan. Pythagoras
mendasarkan jawaban ini pada pengamatannya pada musik. Ia menemukan bahwa keindahan
bunyi-bunyian terjadi karena ada keselarasan antar bunyi, dan keselarasan itu menunjukkan
adanya ukuran yang tertentu. Bilangan-bilangan adalah pengukur keteraturan itu, artinya tanpa
adanya bilangan-bilangan keteraturan tidak akan terwujud, makanya menganggap unsur-unsur
bilangan sebagai sesuatu yang disusun dari segala sesuatu yang ada, sehingga segala
sesuatunya disusun menurut bilangan-bilangan. Unsur-unsur dari segala sesuatu tersebut
merupakan yang pertama-tama.
Hidup di dunia ini menurut paham Pythagoras adalah persediaan buat akhir. Segala
bentuk perbuatan duniawi adalah bekal di kehidupan ukhrawi. Berlagu dengan musik, termasuk
jalan untuk membersihkan roh. Dalam penghidupan kaum Pythagoras, musik itu dimuliakan.
Peraturan hidup dalam tarikat itu sangat keras. Tiap-tiap orang yang akan diterima
menjadi anggotanya, hendaklah berdiam diri lebih dahulu, tidak berkata-kata lima tahun
lamanya. Apabila ia tahan menanggung percobaan itu, barulah ia diakui sebagai kawan. Setiap
hari dalam bekerja harus relevan antara bisikan hati dengan gerak anggota badan.
Pythagoras mengajarkan filsafatnya dengan lisan. Kebenaran bagi pythagoras adalah
keseimbangan antara roh dan jiwa jasmani dan rohani. Ajarannya di akui kebenarannya oleh
seluruh muridnya. Jika ada yang mengatakan “tidak benar”, itulah kebenarannya. Oleh karena
itu kebenarannya bersifat positif dan negatif. Benar tentang benarnya kebenaran sesuatu dan
benar tentang ketidakbenaran sesuatu. Falsafah pemikirannya banyak diilhami oleh rahasia
angka-angka. Ia beranggapan bahwa hakikatnya dari segala sesuatu adalah angka. Benda dari
benda lain dibatasi oleh angka. Kita menentukan segala sesuatu dengan bilangan. Dunia angka
adalah dunia kepastian dan dunia ini erat hubungannya dengan dunia bentuk. Ilmu angka dan
ilmu bentuk adalah satu-satunya ilmu pasti (pure mathematies). Kumpulan yang dibangunnya
ibarat tarikat yang banyak terpengaruhi oleh aliran mistik yang disebut Orfisme.
Mereka pun percaya bahwa kubah langit semesta ini merupakan suatu harmoni dan
bilangan-bilangan. Salah satu manifestasi dari bilangan-bilangan adalah keadilan, dan
manifestasi lainnya adalah jiwa atau intelek, lainnya lagi waktu dan kesempatan, serta semua
yang ada. Bilangan-bilangan yang dimaksud pythagoras adalah jumlah kerikil yang diperlukan
untuk menyusun bentuk-bentuk geometris.
Pythagoras dalam hal ini menggunakan istilah bilangan segi empat, bilangan segitiga,
bilangan piramida. Ia rupanya menganggap dunia ini bersifat atomis (terbagi oleh bagian-
bagian kecil) yang tersusun dalam berbagai bentuk dan jumlah penyusun bentuk-bentuk itu
selalu dalam hitungan bilangan yang sama. Tentang bilangan itu bagi pengikut pythagoras
bilangan sepuluh merupakan bilangan sempurna, alasannya karena altar pemujaan mereka
berbentuk segitiga yang tersusun dari batu yang berjumlah 10 buah:

Bilangan 10 bagi pythagoras (atau pengikutnya) merupakan yang paling sempurna dan
tampak merangkul seluruh bilangan, sehingga juga harus ada 10 benda yang beredar di langit
sebagai bintang-bintang. Tetapi ketika hanya ada 9 bintang yang terlihat, mereka menciptakan
bilangan kesepuluh yang istimewa, sebuah kerikil sebagai lambang bintang di bumi yang tidak
terlihat.
Selain itu, filsafat pythagoras bertumpu pada anggapan bahwa bilangan bulat adalah
sebab utama dari sifat benda. Maka sekolah pthagoras banyak meletakkan dasar teori dan
rahasia bilangan.
1. Bilangan bersahabat
Dua bilangan disebut bersahabat jika jumlah bagi sebenarnya bilanngan itu sama dengan
bilangan yang menjadi sahabatnya.
Contoh: 220 dan 284
Jumlah pembagi murni dari 220 yaitu 1 + 2 + 4 + 5 + 10 + 11 + 20 + 22 + 44 + 55 + 110 =
284 jumlah paembagi murni dari 284 yaitu 1 + 2 + 4 + 71 + 142 + = 220
2. Bilangan sempurna
Apabila jumlah pembagi murni suatu bilangan adalah sama dengan bilangan itu sendiri.
Contoh; 6 = 1 + 2 + 3 adalah bilangan sempurna karena jumlah factor – factor murninya; 1
+2+3=6
Bilangan yang berbeda sifat dari bilangan itu yakni :
a. Bilangan tak sempurna
Suatu bilangan disebut bilangan tak sempurna apabila bilangan itu lebih besar dari jumlah
pembagi-pembaginya. Misal : 8 lebih besar dari 1+2+4=7 lebih kecil dari 8
b. Bilangan berlimpah
Suatu bilangan disebut bilangan berlimpah apabila jumlah pembagi-pembaginya lebih
besar dari bilangan itu sendiri. Misal : 12, jumlah pembagi-pembaginya : 1+2+3+4+6=16
lebih besar dari 12
Pythagoras merupakan salah satu tokoh yang terpenting karena keyakinannya terhadap
bilangan-bilangan atau matematika. Matematika yang dimaksudkan dalam pola pikir
adalah pola pikir deduktif ( dari yang umum menuju yang khusus). Phytagoras percaya
bahwa angka bukan unsur seperti udara dan air yang banyak dipercaya sebagai unsur
semua benda. Angka bukan anasir alam. Pada dasarnya kaum Phytagorean menganggap
bahwa pandangan Anaximandros tentang to Apeiron dekat juga dengan pandangan
Phytagoras. To Apeiron melepaskan unsur-unsur berlawanan agar terjadi
keseimbangan atau keadilan (dikhe). Pandangan Phytagoras mengungkapkan bahwa
harmoni terjadi berkat angka. Bila segala hal adalah angka, maka segalanya bisa
dihitung, dinilai dan diukur dengan angka dalam hubungan yang proporsional dan
teratur, melainkan berkat angka-angka itu segala sesuatu menjadi harmonis, seimbang.
Dengan kata lain tata tertib terjadi melalui angka-angka.
Bilangan merupakan inti sari dan dasar pokok dari sifat-sifat benda(number rules the
universe = bilangan memerintah jagat raya).Ia juga mengembangkan pokok soal
matematik yang termasuk teori bilangan.Umpamanya, dikembangkannya susunan
bilangan-bilangan yang mempunyai bentuk geometris.
Phytagoras yang mengatakan pertama kali bahwa alam semesta itu merupakan satu
keseluruan yang teratur, sesuatu yang harmonis seperti dalam musik. Keharmonisan
dapat tercapai dengan menggabungkan hal-hal yang berlawanan, seperti: Terbatas-Tak
terbatas, Ganjil-Genap, Satu-Banyak, Laki-laki – Perempuan, Bujur sangkar – Empat
persegi,Terang – Gelap, Kanan – Kiri.
Meskipun persaudaraan sudah bubar dan pemimpinnya terbunuh, esensi ajaran
Pythagoras terus bertahan sampai sekarang. Falsafah Barat banyak dipengaruhi oleh
pemikiran Pythagoras – seperti halnya doktrin Aristoteles, ternyata mampu bertahan
hampir 2 milenium. Angka nol dan bilangan irrasional bertentangan dengan doktrin
tersebut, tetapi memberi landasan bagi para matematikawan berikutnya agar
memperhatikan angka nol dan bilangan irrasional. *) Oktaf artinya 8 yaitu: nada dari
1(do) sampai 1 (do tinggi) atau dari C sampai C lagi
Penemuan Pythagoras dalam bidang musik dan matematika tetap hidup
sampai saat ini. Theorema Pythagoras tetap diajarkan di sekolah-sekolah dan
digunakan untuk menghitung jarak suatu sisi segitiga. Sebelum Pythagoras belum ada
pembuktian atas asumsi-asumsi. Pythagoras adalah orang pertama yang mencetuskan
bahwa aksioma-aksioma, postulat-postulat perlu dijabarkan terlebih dahulu dalam
mengembangkan geometri.
Manfaat ini, kelak, membuat matematika tetap dapat digunakan sebagai alat
bantu dalam melakukan perhitungan terhadap pengamatan terhadap fenomena-
fenomena alam, setelah melalui pengembangan dan penyempurnaan oleh para
matematikawan setelah Pythagoras. Theorema Pythagoras mendasari adanya theorema
Fermat (tahun 1620): xn + yn = zn yang baru dapat dibuktikan oleh Sir Andrew Wiles
pada tahun 1994. Berkat jasa-jasa beliau, maka beberapa perhitungan dalam
matematika yang cukup rumit dapat terselesaikan.
Pada zamannya, Pythagoras memiliki pemikiran yang serba matematis yang
kemudian menguasai semua pengetahuan manusia pada zaman modern. Cara berpikir
matematis muncul sebagai reaksi Pythagoras dalam menentang kebenaran formal dan
rasional yang tidak realistik.
Bagi Pythagoras “all things are numbers”, adalah awal lahirnya ilmu pasti, theologi,
mistik, dan tassawuf. Demikian pula, dengan kenyataan hidup yang tidak lain hanyalah
angka-angka, sebagaimana angka mulai hidup dan angka kematian. Umur mulai lahir
dan usia penutup kehidupan.

Pemikiran/Penemuan :
 Dalil Geometri, menyatakan bahwa luas persegi pada sisi miring sebuah segitiga siku-siku
sama dengan jumlah kedua persegi sisi siku-sikunya. Atau dengan mudah dikatakan
’Kuadrat sisi miring sebuah segitiga siku-siku sama dengan jumlah kuadrat kedua sisi siku-
sikunya”.
 Pythagoras percaya bahwa seluruh fenomena alam dapat dijelaskan melalui istilah yang
terdapat pada bilangan yang saling berkaitan. Dengan kata lain, bilangan ditempatkan
sebagai penanda alam atau simbol. Bilangan enam misalnya, selain dianggap bilangan
sempurna, juga dianggap memiliki nilai mistis. Pengaruh pemikiran bilangan sebagai simbol
yang dihubungkan dengan fenomena alam, khususnya untuk studi metafisika dan
hermeneutika (studi tentang teks kitab suci) memiliki pengaruh yang kuat hingga saat ini.
Pengaruh ini dapat dijumpai misalnya, dalam dunia kosmologi yang dalam studi mutakhir
memperkirakan bahwa bentuk geometri alam semesta berasal dari konstruksi bilangan
enam.
 Mengenai bentuk Bumi, Pythagoras berpendapat bahwa Bumi berbentuk bundar, walaupun
pendapat ini belum diakui umum. Menurut Heath, alasan Pythagoras mengenai bentuk Bumi
yang bulat tersebut bahwa bentuk bundar paling tepat dibandingkan dengan bentuk lainnya,
sebagaimana di dalam matematika bentuk benda berputar yang paling sempurna adalah
bundar. Dikatakan pula bahwa Bumi adalah pusat alam semesta, sedangkan Matahari,
bintang-bintang, dan planet-planet bergerak pada lintasan masing-masing mengelilingi
Bumi sebagai pusat. Selanjutnya atas dasar penyelidikan-penyelidikan yang ia kerjakan,
Pythagoras memperoleh kesimpulan bahwa masalah-masalah yang ada dalam fisika dapat
diselesaikan berdasarkan matematika.

[1] K. Bertens, Sejaran Filsafat Yunani, Yogyakarta: Kanisius, 1999.


[2] Negoro and H. B, Ensiklopedia Matematika, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003.

Vous aimerez peut-être aussi