Vous êtes sur la page 1sur 8

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Penggunaan sistem tradisional (istilah yang digunakan untuk pembebanan
overhead pabrik dengan satu cost pool atau satu dasar pembebanan) akan menghasilkan
kesalahan perhitungan biaya, khususnya produk yang memiliki volume tinggi dan biaya
tenaga kerja langsung tinggi akan kelebihan pembebanan biaya. Untuk mengatasi maalah
yang timbul dalam pembebanan, maka dikembangkan metode ABC (Activity Based
Costing) pada perusahaan manufaktur di Amerika Serikat pada tahun 1970-an hingga
1980-an. Selama periode tersebut, Consentrium for Advanced Management-
Internasional, sekarang dikenal dengan nama CAM-1, mengembangkan bentuk dasar
untuk mempelajaridan menyusun prinsip-prinsip yang pada akhirnya dikenal dengan
nama activity based costing.
ABC (Activity Based Costing) didefinisikan sebagai suatu sistem pendekatan
perhitungan biaya yang dilakukan berdasarkan aktivitas-aktivitas yang ada di perusahaan.
Sistem ini dilakukan dengan dasar pemikiran bahwa penyebab timbulnya biaya adalah
aktivitas yang dilakukan dalam suatu perusahaan, sehingga wajar bila pengalokasian
biaya-biaya tidak langsung dilakukan berdasarkan aktivitas tersebut (Hongren, 2005).

2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Activity Based Costing (ABC)?
2. Bagaimana perhitungan Harga Pokok Per Unit?
3. Bagaimana pengukuran Biaya Overhead Pabrik?
4. Bagaimana pembebanan Biaya Overhead Tradisional?
5. Apa perbedaan Pembebanan Biaya Overhead Tradisional dan Kontemporer?
6. Apa yang dimaksud Just In Time (JIT)?

3. Tujuan
1) Untuk mengetahui apa yang dimaksud Activity Based Costing (ABC)
2) Untuk mengetahui perhitungan Harga Pokok Per Unit
3) Untuk mengetahui pengukuran Biaya Overhead Pabrik
4) Untuk mengetahui pembebanan Biaya Overhead Tradisional
5) Untuk mengetahui perbedaan Pembebanan Biaya Overhead Tradisional dan
Kontemporer
6) Untuk mengetahui apa yang dimaksud Just In Time (JIT)

1|Page
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN ACTIVITY BASED COSTING


Activity Based Costing adalah suatu pendekatan terhadap sistem akuntansi yang memfokuskan
pada aktivitas yang dilakukan untuk memproduksi produk, dimana aktivitas tersebut merupakan titik
akumulasi biaya yang mendasar.
Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas ini didasarkan pada konsep produk yang mengkonsumsi
aktivitas dan aktivitas mengkonsumsi sumber daya.Dengan metode ini diharapkan manajemen dapat
mengurangi atau bahkan menghilangkan aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah (aktivitas yang
dipertimbangkan tidak memberi kontribusi terhadap nilai pelanggan atau terhadap kebutuhan organisasi).
Perusahaan yang menghasilkan satu jenis produk, perhitungan biaya per unit produk sangat
sederhana, yaitu total biaya yang berkaitan dengan unit produksi dibagi dengan jumlah unit yang
diproduksi. Ingat bahwa definisi biaya produk tergantung pada tujuan manajerial yang dipenuhi. Sebagai
contoh, biaya produk seringkali didefinisikan sebagai biaya produksi, bahan langsung, tenaga kerja
langsung, dan overhead. Namun, biaya produk juga berguna untuk membuat beberapa keputusan tertentu.
Sebagai contoh, biaya produk dapat menjadi masukan penting untuk penetapan harga penawaran.
Sedangkan proses pengkaitan biaya dengan unityang diproduksi setelah biaya tersebut diukur disebut
pembebanan biaya (cost assignment).

2. PERHITUNGAN HARGA POKOK PER UNIT


Harga pokok per unit dipergunakan perusahaan untuk menilai persediaan yang akan
menentukan kewajaran laporan keuangan, perhitungan harga pokok penjualan, perhitungan laba
dan untuk keptusan penting (harga realistis yang ditawarkan ke konsumen, putusan membeli atau
membuat suatu produk, keputusan menerima atau menolak pesanan khusus , menutup atau
meneruskan suatu usaha).
Pada dasarnya menghitung harga pokok per unit adalah dengan membagi total biaya yan
seringkali didefinisikan sebagai biaya produk dibagi dengan jumlah unit yang dihasilkan. Tetapi
perlu di ingat bahwa mendefinisikan hargaa pokok per unit tergantung pada tujuan manajerial
yang di penuhi (different cost for different purposes).
Pada suatu kondisi perusahaan berproduksi dibawah kapasitas , maka untuk menentukan
harga pokok per unit sebagai dasar penetapan harga penawaran, harga pokok per unit lebih
didasarkan pada biaya variable sebagai dasar menerima atau menolak pesanan khusus.
Dua hal penting yang harus diperhatikan untuk menentukan harga pokok per unit adalah
bagaimana biaya biaya di ukur dan dibebankan ke produk. 1. Pengukuran biaya (cost
measurement) meliputi penentuan jumlah dolar dari bahan langsung, tenaga kerja langsung dan
overhead (dalam hal ini total biaya terdiri dari bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan
overhead) . Sedangkan 2. Pembebanan biaya (cost assigment) merupakan proses pengaitan
biaya dengan unit yang diproduksi setelah biaya tersebut di ukur.

2|Page
3. PENGUKURAN BIAYA OVERHEAD PABRIK ( BIAYA
OVERHEAD SESUNGGUHNYA DAN BIAYA OVERHEAD DI
BEBANKAN DI MUKA)
Biaya produksi adalah terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan
biaya overhead pabrik. Untuk mengukur biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja perusahaan
menggunakan biaya sesungguhnya sebagai dasar perhitungan , karena jumlah bahan langsung
dan tenaga kerja langsung sesungguhnya yang di gunakan untuk suatu produk dapat di observasi
secara fisik pada saat unit produksi. Namun untuk biaya overhead dipergunkan biaya overhead
ditentukan dimuka sebagai dasar pembebanan.

Alasan mengapa perusahaan menggunakan biaya overhead dibebanjan di muka karena :

 Perusahaan memerlukan informasi segera harga pokok per unit untuk menetapkan harga
jual produk.
 Menyusun laporan keuangan periodic
 Informasi segera untuk mengambil keputusan disesuaikan dengan kondisi pasar yang
terus berubah.

Sedangkan untuk biaya overhead sesungguhnya jarang digunakan oleh perusahaan karena
system ini kurang dapat menyediakan harga pokok yang akurat dengan tepat waktu (timeliness).
Jika seluruh biaya overhead sepanjang tahun di bebankan pada suatu produk , mana mungkin
perusahaan menunggu biaya overhead sesungguhnya pada akhir tahun. Hal ini tidak dapat
diterima karena perusahaan memerlukan informasi segera untuk mendukung pengambilan
keputusan.

4. PEMBEBANAN BIAYA OVERHEAD TRADISIONAL


Pembebanan biayanbahan baku dan tenaga kerja langsung dapat digunakan metode
pembebanan langsung (direct tracing) karena dapat di observasi secara fisik hubungan
antarabiaya dengan obyek biaya berupa produk. Tetapi untuk pembebanan biaya overhead
hubungan antara biaya utama dengan dengan produk yang dapat di observasi secara fisik
ternyata tidak terjadi sehingga pembebenan biaya overhead menggunakan dua cara yaitu melalui
pemicu biaya dan alokasi.

Dalam system biaya tradisional , pemicu biaya yang digunakan hanya didasarkan atas
unit level activity drivers. Pemicu aktivitas atas dasar factor factor yang menyebabkan perubahan
biaya ketika unit yang dihasilkan berubah.

3 sistem biaya untuk membebankan biaya overhead pada produk :

3|Page
1. Tarif tunggal yang berlaku untuk seluruh pabrik (plantwide overhead rate)
2. Beberapa tarif berbeda yang berlaku untukntiap departemen (departemental overhead
rates)
3. Perencanaa system ABC dengan menggunakan bermacam macam tariff yang berbeda
yang berlaku untuk tiap tiap aktivitas (kontemporer)

 TARIF TUNGGAL DAN TARIF DEPARTEMENTAL


(TRADISIONAL)
Perhitungan tarif pabrik menyeluruh (tarif tunggal) diperlukan data tarif overhead yang
ditentukan terlebih dahulu dan overhead yang dibebankan (applied overhead). Tarif overhead
yang ditentukan terlebih dahulu digunakan untuk membebankan biaya overhead ke produk
setelah aktivitas produksi actual terjadi.

Tarif Overhead = overhead yang dianggarkan / aktivitas yang diharapkan


ditentukan terlebih dahulu
Overhead yang di bebankan = tarif overhead X output aktivitas actual
Jika overhead actual > overhead yang dibebankan maka varians yang timbul disebut overhead
yang dibebankan terlalu rendah (underupplied overhead)

Jika overhead actual < overhead yang di bebankan maka varians yang timbul disebut overhead
yang di bebankan terlalu tinggi (overapplied overhead)

Pada pembebanan tariff overhead departemen terdiri dari dua tahapan :

1. Membagi dan membebankan biaya overhead kemasing masing departemen (direct


tracing, driver tracing, dan alokasi).
2. Membebankan biaya overhead pada masing masing deparemen ke tiap tiap produk atas
dasar pembebanan yang berbeda beda sesuai dengan karakterisktik pekerjaan yang
dilakukan pada masing masing departemen.

BIAYA OVERHEAD PABRIK

Tahap 1
DEPARTEMEN 1 DEPARTEMEN 2 DEPARTEMEN 3

Tahap 2

Produk

4|Page
Jadi dasar untuk penetuan tariff departemental adalah beberapa departemen mungkin lebih
“intensif overhead” dibandingkan dengan departemen lain. Oleh sebab itu , produk yang
menghabiskan overhead (jam tenaga kerja langsung dan jam mesin) lebih banyak akan
dibebankan biaya overhead yang lebih besar daripada yang menghabiskan waktu lebih sedikit.

 DISTORI BIAYA
Semakin beragamnya barang yang diproduksi suatu perusahaan tentunya akan
memiliki karakteristik yang berbeda pada setiap produk seperti tingkat kesulitan suatu
produk, ukuran produk, jumlah penyetelan mesin, yang akan menyebabkanmasing
masingh produk akan menyerap biaya overhead yang berbeda beda. Pembebenana
biaya overhead berdasarkan volume produksi / unit jelas memberikan pembebanan
yang tidak adil. Biaya overhead akan di bebankan lebihh tinggi pada produk yang
volume produksinya lebih banyak di banding produk lain yang di produksi lebih
sedikit.

 METODE ACTIVITY BASED COSTING (METODE ABC -


KONTEMPORER)
Metode ABC merupakan salah satu metode kontemporer yang diperlukan manajemen
modern untuk meningkatkan kualitas dan output , menghilangkan waktu aktivitas yang tidak
menambahi nilai, mengefisienkan biaya, dan meningkatkan control terhadap kinerja
perusahaan. Terdapat 2 tahapan pembebanan biaya overhead dengan metode ABC :

1. Biaya overhead dibebankan pada aktivitas-aktivitas


a. Mengidentifikasi aktivitas
1. Identifikasi terhdap sejumlah aktivitas yang dianggap menimbulkan biaya dalam
memproduksi barang dan jasa
2. Dipisahkan menjadi kegiatan yang menambah nilai (value added) dan tidak menambah
nilai (non value added)
3. Perbaikan mutu aktivitas yang akan menghemat biaya bagi perusahaan.

b. Menentukan biaya yang terkait dengan masing – masing aktivitas


1. Volume based cost driver
2. Transaction based cost driver

c. Mengelompokkan aktivitas yang seragam menjadi satu


1. United level activities
2. Batch level activities
3. Product sustaining activities
4. Facility sustaining activities

5|Page
d. Menggabungkan biaya dari aktivitas yang di kelompokkan
e. Menghitung tarif per kelompok aktivitas

2. Membebankan biaya aktivitas pada produk

Biaya Overhead Pabrik

Tahap1
Aktivitas Aktivitas Aktivitas

Tahap2
Produk

5. Biaya Pembebanan Biaya Overhead Tradisional dan Kontemporer

Tradisional Kontemporer
Pemicu biaya: unit (unit level activity drivers) Biaya overhead berubah secara proposional
dengan unit pengukur selain volume.
Pemicu aktivitas atas dasar unit merupakan
factor yang mmenyebabkan biaya ketikan
jumlah unit yang dihasilkan berubah.
Pemicu biaya yang digunakan : unit produksi , Jumlah pemicu biaya yaitu yang didasarkan
jam kerja langsung, biaya tenaga kerja pada unit dan non unit dan didasarkan pada
langsung, jam mesin, biaya bahan baku. hubungan sebab akibat.
Macam : tarif tunggal dan tarif berbeda yang Macam : metode ABC
berlaku untuk tiap departemen.
Hanya menyediakan informasi biaya. Disamping menyediakan informasi biaya juga
kinerja aktivitas.

6|Page
6. JUST IN TIME
suatu cara produksi perusahaan yang memproduksi suatu produk hanya jika diperlukan
dan hanya dalam kuantitas yang diminta pelanggan. Tujan produksi JIT adalah untuk
menghilangkan pemborosan.

Dengan sistm JIT maka akan brpengaruh terhadap hal-hal sebagai berikut:

1. Dampak Persediaan
Pembelian JIT mengharuskan pemasok untuk mengirim komponen dan bahan pada saat
akan digunakan untuk produksi, sehingga diperlukan negoisasi kontrak jangka panjang
dengan pemasok.
2. Tata Letak Pabrik
JIT menggunakan tata letak pabrik yang disebut sel manufaktur (manufacturing cell). Sel
manufaktur terdiri dari mesin mesi yang dikelompokkan dalam keluarga, biasanya pada
bentuk setengah lingkaran.
3. Pengelompokan Karyawan
Karena berbentuk pabrik dalam pabrik sehingga karyawan memiliki kemampuan untuk
melakukan tugas berganda.
4. Pemberdayaan Karyawan
Dalam penandangan JIT peningkatan pertisipasi karyawan meningkat produktivitas dan
efisiensi biaya secara keseluruhan.
5. Pengendalian Mutu Total
Mutu yang buruk tidak dapat dittolerir pada lingkunngan manufaktur yang beroperasi
tanpa persediaan sehingga harus diterapkan rancangan produk dan proses manufaktur
yang bebas cacat.
6. Penelusuran Biaya Overhead
Banyaknya biaya overhead yang dibebankan keproduk dengan menggunakan baik
penelusuran penggerak maupun alokasi dengan JIT dapat di atribusikan secara langsung
keproduk.

Perbedaan JIT dan Trodisional


JIT Tradisional
Persediaan tidak signifikan Persediaan signifikan
Jumlah pemasok kecil Jumlah pemasok banyak
Kontrak jangka panjang dengan pemasok Kontrak jangka pendek dengan pemasok
Struktur selular Struktur departemental
Tenaga kerja berkeahlian ganda Tenaga kerja terspesialisasi
Keterlibatan pegawai yang tinggi Keterlibatan pegawai rendah
Memfasilitaskan gaya manajemen
Pengendalian mutu total Tingkat mutu yang dapat diterima

7|Page
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

ABC (Activity Based Costing) adalah suatu sistem pendekatan perhitungan biaya yang
dilakukan berdasarkan aktivitas-aktivitas yang ada di perusahaan.

Sistem ABC juga membahas tentang penentuan biaya per unit produk. Perhitungan biaya produk
dilakukan dengan menjumlahkan semua komponen biaya produk, yaitu biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung,dan baiya overhead.

Kelompok adalah gabungan dari aktivitas yang memiliki kesamaan sifat. Dengan sistem ABC
kita dapat mempelajari dan menyusun prinsip-prinsip yang ada dalam sistem ABC.

8|Page

Vous aimerez peut-être aussi