Vous êtes sur la page 1sur 20

ASUHAN KEPERAWATAN

GANGGUAN KEBUTUHUAN OKSIGENASI DENGAN DIAGNOSA


MEDIS PNEUMONIA PADA TN. I
Di RUANG DAHLIA - RSUD UNGARAN

Disusun Oleh :

1. Vita Syofiana (P1337420117070)


2. Erika Rahmawati (P1337420117071)
3. Mutia Ajeng Safitri (P1337420117072)
4. Afifatun Nahdiah (P1337420117074)
5. Dhinna Ayu Hariszky (P13374201117083)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2019
ASUHAN KEPERAWATAN
GANGGUAN KEBUTUHUAN OKSIGENASI DENGAN DIAGNOSA
MEDIS PNEUMONIA PADA TN. I
Di RUANG DAHLIA - RSUD UNGARAN

Tanggal Pengkajian : 3 April 2019 Ruang/RS : Dahlia/Ungaran

I.PENGKAJIAN
A. BIODATA
1. Biodata Pasien
a. Nama : Tn. I
b. Umur : 54 Tahun
c. Alamat : Cempoko RT 2/1 Gunungpati Kota Semarang

d. Pendidikan : SMA
e. Pekerjaan : Pekerja bengkel las
f. Tanggal masuk : 1 April 2019
g. Diagnose medis : Pneumonia
h. Nomor register : 248300

2. Biodata Penanggung Jawab


a. Nama : Ny. D
b. Umur : 25 tahun
c. Alamat : Cempoko RT 2/1 Gunungpati Kota Semarang
d. Pendidikan : SMA
e. Pekerjaan : Pedagang
f. Hubungan dengna klien: Anak

B. KELUHAN NUTAMA
Klien mengeluh sulit bernafas karena sesak pada dadanya.

C. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Keperawatan Sekarang
Sekitar seminggu yang lalu pasien mengalami kesulitan bernafas, batuk dan
lemas sehingga pasien langsung berobat ke Dokter umum yang biasa beliau
kunjungi dan diberikan obat. Obat yang diberikan hanya berpengaruh sementara
selama kurang lebih 3 hari. Setelah 3 hari tidak membaik pasien berobat kembali ke
Puskesmas dan diberi rujukan ke RSUD UNGARAN.
Pada tanggal 1 April 2019, Tn. I datang ke RSUD Ungaran pada pukul 12.01
WIB pasien masuk ke IGD dan diberikan terapi infuse wida bess 30 tpm. Pasien
juga diberikan terapi oksigen 3 liter. Kemudian klien dibawa ke ruang perawatan
Dahlia untuk menjalani pengobatan lebih lanjut.

2. Riwayat Kesehatan Dahulu


Tn. I memiliki riwayat penyakit TB paru dan pernah dirawat di
RSTELOGOREJO sekitar 5 tahun yang lalu. Klien juga pernah dirawat di RSUD
Ungaran sekitar 3 tahun yang lalu karena keluhan yang dirasakan sama seperti yang
sekarang. Lama klien dirawat sekitar satu minggu.

3. Riwayat Kesehatan Keluarga


Tidak ada keluarga yang mempunyai penyakit serupa seperti Tn. I

D. Pengkajian Mengacu Pola Fungsional Gordon


1. Pola Persepsi Kesehatan
Sebelum sakit, klien mengatakan kesehatan bagi diri klien sangat penting. Klien
paham dan mengerti dengan kondisinya yang lemah. Klien merupakan seorang yang
perokok berat.
Namun setelah sakit, Tn. I semakin berhati-hati dengan kesehatannya dan mulai
mengurangi rokoknya. Jika klien sakit klien periksa ke puskesmas atau dokter dan
mengonsumsi obat yang di berikan oleh dokter atau membeli obat yang tertiulis di
resep yang di berikan dokter. Klien menggunakan asuransi kesehatan BPJS.

2. Pola Nutrisi dan Metabolisme


Sebelum masuk ke rumah sakit pola makan klien teratur 3 kali sehari. Klien
minum sebanyak 6-8 sehari. Klien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi atau
pantangan terhadap makanan tertentu.
Setelah di rumah sakit tidak ada perubahan dalam mengonsumsi makanan
Sedangkan kebutuhan cairan didapat dari infus RL 30 tpm dan minum (air putih dan
teh) sebanyak 6-8 gelas perhari.

3. Pola eliminasi
Pada saat sebelum di rawat di rumah sakit BAB teratur setiap hari dengan
konsistensi lunak dan tanpa di sertai rasa sakit. BAB 5-6 kali sehari dengan warna
kecoklatan dengan bau khas tanpa di sertai keluhan.
Setelah di rawat di rumah sakit BAB dan BAK klien masih sama dengan
sebelum masuk ke Rs. BAB sehari sekali dengan konsistensi lembek dan tanpa
keluhan. BAK 3-4 kali dengan warna kuning jernih dan bau khas.

4. Pola istirahat dan tidur


Sebelum di rawat di rumah sakit klien tidur teratur selama 6-8 jam perhari. Tidur
jam 22.00 dan bangun jam 05.00.
Setelah masuk rumah sakit klien mengatakan bisa tidur seperti biasa namun jika
merasa sesak klien sulit untuk bisa tidur.

5. Pola aktivitas dan latihan


Sebelum klien sakit, klien melakukan aktivitas secara normal, Setelah di rawat di
rumah sakit aktivitas yang klien lakukan masih sama seperti sebelum di RS,hanya
saja kemana-mana harus terpasang selang infus.

NO Pola Aktivitas 0 1 2 3 4
1 Makan dan minum √
2 Toileting √
3 Mobilisasi di tempat √
tidur
4 Berpindah √
5 Ambulasi √

6 Berpakaian √
7 Naik tangga √

Keterangan:
0= Mandiri
1 = Di bantu sebagian
2 = Di bantu orang lain
3 = Di bantu orang lain dan peralatan
4 = Ketergantungan / tidak mampu
6. Pola peran dan hubungan
Pasien berperan sebagai kepala keluarga dan memiliki 1 orang anak. Sebelum
sakit, klien berperan sebagai ayah dan suami untuk keluarganya.
Setelah sakit pasien tidak dapat berkumpul dengan keluarganya. Tapi setiap sore
keluarga pasien sering dating berkunjung untuk memberikan dorongan emosional
agar pasien semangat untuk sembuh. Pasien menjalin hubungan yang baik anggota
keluarganya dan lingkungan sekitarnya.

7. Pola Presepsi Sensori


Sebelum sakit, pasien tidak mengalami gangguan persepsi sensori.
Selama praktikan melakukan perawatan, klien bersikap kooperatif. Tidak ada
gangguan pada indera pendengaran, penglihatan, pengecapan, pembauan maupun
perabaan. Pasien dapat berkomunikasi dengan baik terbukti pasien dapat menjawab
apa yang di tanyakan perawat.

8. Pola persepsi diri/ Konsep diri


Gambaran diri : Pasien mengtakan menyukai dan mensyukuri semua organ
tubuhnya.
Identitas diri : Pasien adalah seorang laki-laki
Harga diri : Pasien bisa berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya
Peran diri : Pasien adalah seorang pekerja lepas
Ideal diri : Pasien percaya bahwa kondisinya akan semakin membaik

9. Pola Seksualitas dan Reproduksi


Pasien adalah seorang laki-laki, dengan 1 orang anak. Sebelum sakit, tidak ada
gangguan seksualitas atau masalah dengan organ reproduksinya.
Setelah sakit, pasien juga tidak mengalami gangguan pada organ reproduksinya.
Pasien tidak terpasang selang kateter untuk membantunya berkemih karena masih
sanggup untuk mobilisasi dari tempat tidur.

10. Pola Mekanisme Koping


Pasien terbuka dengan keluarganya. Selama sakit jika merasa ada keluhan atau
kesulitan pasien biasanya bercerita pada orang terdekat.

11. Pola nilai dan kepercayaan


Klien beragama Islam, sebelum sakit klien mengatakan menjalankan ibadah
sholat 5 waktu dengan normal. Setelah sakit klien hanya berdoa di atas tempat tidur.
2 Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Nadi : 89x/ menit
Pernafasan : 24x/ menit dengan irama regular.
Suhu tubuh : 36,80 C
Tekanan darah :100/80 mmHg

Kulit :
▪ lembab, turgor baik, tidak ada lesi.
▪ Warna kulit hitam.
Kepala :
▪ Rambut : warna hitam, lurus
▪ Kulit kepala : tidak ada lesi, kulit kepala berminyak.
Mata :
 Bentuk : bulat, simetris kanan kiri.
▪ Konjungtiva : anemis
▪ Sclera : tidak ikteric
▪ Pupil : isokor
Hidung :
▪ tidak ada polip, rongga hidung bersih tidak ada pernapasan cuping hidung
Telinga :
▪ Daun telinga : simetris antara kanan dan kiri, bersih
▪ Liang telinga : bersih, sedikit serumen
▪ Fungsi pendengaran : dalam batas normal
Mulut :
▪ Mulut bersih, tidak berbau, bibir tidak berwarna pucat, lidah bersih, mukosa lembab
Leher :
Tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar tiroid.
Jantung:
Inspeksi : Bentuk dada sama kanan dan kiri (simetris), tidak ada bekas
pemasangan face mackers dan WSD.
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS-5.
Aorta teraba di ICS 2 Linea sternalis dekstra.
Pulmonal teraba di ICS 2 di linea sternalis sinistra.
Trikuspidalis teraba di bawah putting susu.
Bikuspidalisteraba di ICS 5 linea sternalis sinistra.
Perkusi : Pekak, tidak terdapat kardiomegali
Batas kanan atas : ICS 2 linea sternalis dekstra
Batas kanan bawah : ICS 4 linea sternalis sinistra
Batas kiri atas : ICS 2 linea sternalis sinistra
Batas kiri bawah : ICS 5 midclavicula sinistra

Auskultasi : Irama jantung regular

Paru:
Inspeksi : Kedua sisi ka/ki paru mengembang seimbang, pola nafas
teratur, terdapat pernafasan cuping hidung.
Palpasi : Vokal Fremitus ka/ki teraba dengan getaran yang sama
Perkusi :Sonor ka/ki
Auskultasi :Vesikuler ka/ki .
Ditemukan suara Ronchi
Abdomen:
Inspeksi : Bentuk perut datar dan seimbang. Tidak terdapat cairan bekas
luka. Tidak ada cairan keluar dari umbilicus. Tidak ada stretchmarks.
Auskultasi : Bising usus 15 x/mnt (normal 5-35x/menit)
Perkusi : Timpani pada 4 kuadran
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan distensi (-)
Genetalia:
Tidak terpasang alat kateter.

Rectum :
Normal, tidak terdapat hemoroid.

Ekstremitas:
Ekstremitas Atas :
Kanan : Lengan kanan terpasang infuse RL, dapat bergerak dengan skala
kekuatan 5, tidak ditemukan veruka, tidak ada lesi, tidak ada pitting edema,
tidak terdapat sianosis, CRT < 2 detik
Kiri : Lengan kiri tidak terpasang infuse RL, dapat bergerak dengan skala
kekuatan 5, tidak ditemukan veruka, tidak ada lesi, tidak ada edema, tidak
terdapat sianosis, CRT < 2 detik
Ektremitas Bawah:
Kanan : Kaki kanan dapat digerakkan dengan skala kekuatan 5, tidak
ditemukan veruka, tidak ada lesi, tidak ada edema, akral hangat,CRT < 2 detik
Kiri : Kaki kiri dapat digerakkan dengan skala kekuatan 5, tidak
ditemukan veruka, tidak ada lesi, tidak ada edema, akral hangat,CRT < 2 detik

Kekuatan otot :
Dextra Sinistra
Atas 5 5
Bawah 5 5

0 : Tidak Mampu bergerak sama sekali


1 : Hanya mampu menggerakkan ujung ekstrimitas
2 : Hanya mampu menggeser sedikit
3 : Mampu menggerakkan tangan dengan bantuan,saat bantuan dilepaskan tangan
jatuh
4 : Kekuatan otot sedikit berkurang, mampu melawan gravitasi sesaat
lalu jatuh
5 : Kekuatan otot mampu melawan gravitasi.
3 Pemeriksaan Diagnostik
a. Hasil Pemeriksaan Laboratorium pada tanggal 1 April 2019
Nama Test Hasil Satuan Nilai Rujukan Metode
MIKROBIOLOGI
Sputum Bta :
Sputum A Negatif Negatif -
(sewaktu)
Sputum B (pagi) Negatif Negatif -

b. Hasil pemeriksaan Laboratorium pada tanggal 2 April 2019


Nama Test Hasil Satuan Nilai Rujukan Metode
HEMATOLOGI
Darah Lengkap : ECLIA
Hemoglobin 13,5 g/dL 13,2-17,3 Flowcytometri
Leukosit 9,40 10^3/uL 3,6-10,6 Flowcytometri
Trombosit 172 10^3/uL 150-440 Flowcytometri
Hematokrit 39 % 40-52 Flowcytometri
Eritrosit 5,02 10^6/uL 4,4-5,9 Flowcytometri
MCV 77,7 fL 80-100 Flowcytometri
MCH 26,9 pg 26-34 Flowcytometri
MCHC 34,6 g/dL 32-36 Flowcytometri
Hitung Jenis (diff)
Eosinofil 0,9 % 0-3 Flowcytometri
Basofil 0,3 % 0-1 Flowcytometri
Neutrofil 63,3 % 28-78 Flowcytometri
Limfosit 25,2fL % 25-40 Flowcytometri
Monosit 10,3 % 2-8 Flowcytometri
KIMIA KLINIK
Glukosa sewaktu 244 mg/dL 75-140 GHOD-PAP
Ureum 19 mg/dL < 42 GLDH
Creatinin 0,99 mg/dL 0,50-1,10 Jaffe
ELEKTROLIT
Natrium 137 mmol/L 135-147 ISE
Kalium 4,03 mmol/L 3,5-5,0 ISE
Clhorida 101,6 mmol/L 98-107 ISE
c. Hasil Pemeriksaan Rontgen Radiologi
1. Cor : Bentuk dan letak normal
Pulmo : Corakan vaskuler paru meningkat
Tampak bercak infiltrate basal kanan kiri, lapangan atas paru
kiri
Sinus : Kostofrenikus kanan dan kiri lancip
2. Kesan : Cor tidak membesar
Gambaran Pneumonia dengan underlying TB paru

4 Program Terapi

No NamaObat Dosis Cara Indikasi Tanggal


Pemberian
1. Infus RL atau 20 tpm Intravena Sebagai sumber 01/04/2019
wida bess elektrolit dan air 02/04/2019
untuk hidrasi 03/04/2019
04/04/2019
2. Ondansetron 4 mg / Intravena Sebagai 01/04/2019
12 jam pencegah mual 02/04/2019
dan muntah. 03/04/2019
3. Ranitidine 2 ml / Intravena Sebagai 01/04/2019
12 jam penghambat 02/04/2019
sekresi berlebih
pada asam
lambung
4. Nac 200 mg Per oral Sebagai 01/04/2019
x 8 jam pengencer dahak 02/04/2019
untuk 03/04/2019
memperlancar 04/04/2019
pernafasan.
5. Ceftriaxon 500 mg Intravena Sebagai 01/04/2019
/ 12 antibiotic. 02/04/2019
jam 03/04/2019
04/04/2019
6. Oksigen 3 liter Selang Sebagai alat 01/04/2019
nasal bantu 02/04/2019
kanul pernafasan 03/04/2019
04/04/2019
7. OBH 5 ml / 8 Per oral Sebagai pereda 02/04/2019
jam batuk. 03/04/2019

8. Ventolin 5 mg / Inhalasi Sebagai 01/04/2019


8 jam nebulizer pengencer 02/04/2019
(uap) dahak. 03/04/2019
II.DAFTAR MASALAH
Nama : Tn. I No. CM : 248300
Umur : 54 th Ruang : 316 - Dahlia
No Hari/Tgl / Jam Data Fokus Dx Tgl Ttd
Keperawatan Teratasi
1 Selasa
02-04-2019 DS :
09.00 WIB a. Klien Ketidakefektifan
mengatakan nafas bersihan jalan
terasa berat napas b.d
b. Klien eksudat dalam
mengatakan dada alveoli
terasa sesak
c. Klien
mengatakan nafas
terasa capek

DO:
a. Klien tampak
sulit saat bernafas
b. Suara
pernafasan klien
wheezing
c. Pernafasan klien
dalam dan cepat
d. Ronchi (+)

TTV
a. Nadi :70x/ menit
b. RR : 24x/menit
c. Tekanan darah :
130/90 mmHg
d. Suhu : 35,6 C

2 Selasa DS :
02-04-2019 a. Klien mengatakan Intoleransi
11.00 WIB sesak nafas aktivita sb.d
setelah beraktivitas ketidakseimbang
ringan dan mudah anantara suplai
letih. dan kebutuhan
b. Klien mengatakan oksigen
nyeri hilang timbul
pada bagian dada
kiri menjalar
kepunggung dan
bagian axila
bawah

Pengkajian PQRST :
a. P : saat istirahat
dan saat
beraktivitas klien
mengeluh nyeri
dada
b. Q : seperti
tertusuk-tusuk
c. R : punggung
menjalar ke lengan
hingga axilla
anterior posterior
d. S : skala 4
e. T :saat melakukan
aktivitas. Sejak 3
bulan yang lalu.

DO :
a. Klien terlihat
menahan nyeri
b. Nafas cepat dan
dalam

TTV :
a. Nadi :84x/ menit
b. RR : 23x/menit
c. Tekanan darah :
120/90 mmHg
d. Suhu : 36,1 C
III.RENCANA KEPERAWATAN
Nama : Tn. I No. CM : 248300
Umur : 54 th Ruang : 316 – Dahlia

NO TGL/JAM DIAGNOSA TUJUAN (NOC) INTERVENSI TTD


KEPERAWATAN (NIC)
Setelah dilakukan 1. Posisikan tubuh
1. Ketidakefektifan Asuhan pasien fowler/
bersihan jalan napas b.d keperawatan selama
eksudat dalam alveoli semi fowler
3x 24 jam,
diharapkan bersihan untuk
jalan napas klien memaksimalkan
kembali efektif, ventilasi
dengan kriteria 2. Anjurkan untuk
hasil: minum air
1. Tidak ada
hangat
keluhan sesak
napas 3. Auskultasi suara
2. Tidak terdapat nafas, catat ada
napas cuping tidaknya suara
hidung nafas tambahan
3. Tidak ada suara 4. Ajarkan nafas
ronchi dan
dalam batuk
wheezing
4. Tanda tanda vital efektif untuk
dalam rentang mengeluarkan
normal sekret/ sputum.
5. Nilai-nilai 5. Lakukan
laboratorium postural drainase
dalam batas
normal 6. Berikanlingkung
an yang
bersihdanhangat
7. Kolaborasiuntuk
pemberianterapi
oksigen
2. Ketidak efektifan pola Setelah dilakukan 1. Posisikan semi
napas b.d dipsneu,ansietas,posisi
Asuhan
tubuh dan deformitas
fowler atau
keperawatan selama
dinding dada fowler untuk
3x 24 jam,
diharapkan status memaksimalkan
pertukaran gas klien ventilasi
dalam kembali 2. Auskultasi suara
normal. nafas, catat ada
,dengankriteriahasil: tidaknya suara
1. Menujukkan
nafas tambahan
jalan napas yang
paten ( klien 3. Lakukan
tidak merasa fisioterapi dada
tercekik) jika perlu
2. Irama napas, 4. Monitor rata-
frekuensi rata, kedalaman,
pernapasan
irama dan usaha
dalam rentang
normal, tidak respirasi
ada suara napas 5. Catat
abrormal pergerakkan
(ronchi, dada, amati
wheezing) kesimetrisan,
3. Klien mampu
mendemontrasik penggunaan otot
an napas dalam tambahan,
serta batuk retraksi otot
efektif supraclavicular
4. Tanda-tanda dan intercostal
vital dalam
rentang normal

3. Intoleransi aktivita sb.d Setelah dilakukan 1. Bantu klien


ketidakseimbanganantar Asuhan
a suplai dan kebutuhan
untuk
keperawatan selama
oksigen mengidentifikasi
3x 24 jam,
diharapkan aktivitas kan aktivitas
klien dapat kembali yang mampu
normal, dengan dilakukan
kriteria hasil: 2. Bantu klien
1. Mampu untuk memilih
berpartisipas
aktivitas
i dalam
aktivitas konsisten yang
fisik tanpa sesuai dengan
disertai kemampuan
peningkatan fisik, psikologi
tekanan dan social
darah, nadi
3. Monitor tanda-
dan
respiratory tanda vital klien
rate serta status
2. Mampu pernapasan
melakukan 4. Minimalkan
aktivitas kegiatan/aktivita
sehari hari
s klien yang
secara
mandiri dapat menjadi
3. Status pencetus sesak
sirkulasi napas
baik
4. Tanda-tanda
vital klien
dalam batas
normal
IV.CATATAN KEPERAWATAN
Nama : Tn. I No. CM : 248300
Umur : 54 th Ruang : 316 - Dahlia
No Diagnosa Waktu Tindakan Keperawatan Respon TT
Keperawatan D
Ketidakefektifan Selasa 1. 09.00 : Posisikan tubuh pasien -Klien
bersihan jalan 02-04- fowler/ semi fowler untuk mengatakan
napas b.d eksudat 2019 merasa
memaksimalkan ventilasi
dalam alveoli nyaman
2. 10. 00 : Anjurkan untuk minum air dengan
hangat posisinya.

3. 10.30 : Auskultasi suara nafas, catat -Suara


ada tidaknya suara nafas tambahan pernafasan
klien
wheezing

4. 11.00 : Ajarkan nafas dalam batuk -Klien mampu


efektif untuk mengeluarkan sekret/ mengikuti
sputum. secara benar
5. 12.30 : Lakukan postural drainase dan merasa
lebih baik
6. 12.50 : Berikan lingkungan yang
bersih dan hangat

7. Kolaborasi untuk pemberian terapi -Klien


oksigen kooperatif dan
mau di beri
terapi oksigen
Intoleransi aktivita Selasa 1. 09.00 : Bantu klien untuk -Nadi :87x/
s b.d 02-04- mengidentifikasikan aktivitas yang menit
ketidakseimbangan 2019 RR :
mampu dilakukan
antara suplai dan 24x/menit
kebutuhan oksigen 2. 10.00 : Bantu klien untuk memilih Tekanan
aktivitas konsisten yang sesuai darah :
dengan kemampuan fisik, psikologi 110/80 mmHg
dan social Suhu : 36,3 C
3. 11.00 : Monitor tanda-tanda vital
klien serta status pernapasan
4. 12.30 : Minimalkan -Pasien
kegiatan/aktivitas klien yang dapat kooperatif
menjadi pencetus sesak napas
V. CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : Tn. I No. CM : 248300
Umur : 54 th Ruang : 316 – Dahlia

Tanggal / Diagnosa CatatanKeperawatan TTD


Jam Keperawatan ( SOAPIER ) Perawat
Selasa , 2 S : Klien mengatakan masih sesak, rasanya
April Ketidakefektifa
2019 n bersihan seperti ingin batuk terus menerus.
jalan napas O: Pernafasan berat dan dalam, SpO2 : 100
Jam 16.00 b.d eksudat K
dalam alveoli karena dibantu oleh selang oksigen
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi

Selasa , 2 S :Klien mengatakan bahwa klien sudah


April Intoleransi
mengurangi aktifitas .
2019 aktivita s b.d
ketidakseimba O : Wajah klien masih gelisah karena ingin
Jam 19.00 nganantara segera pulang dari rumah sakit.
suplai dan A: Masalah belum teratasi
kebutuhan
P: Lanjutkan intervensi
oksigen

Rabu, 3 Ketidakefektifa S : Klien mengatakan sesak sesekali,


April n bersihan
kadang-kadang melepas selang oksigen
2019 jalan napas
b.d eksudat untuk berlatih pernafasan agar tidak
Jam 16.00 dalam alveoli
bergantung pada bantuan oksigen.
O: SpO2: 91 tanpa selang oksigen
Nadi : 86 x / menit
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi

Rabu, 3 Intoleransi S :Klien mengatakan bahwa klien hanya


April aktivita s b.d
turun dari tempat tidur untuk berkemih di
2019 ketidakseimba
nganantara kamar mandi.
Jam 19.00 suplai dan
O : Wajah klien lebih tenang.
kebutuhan
A: Masalah belum teratasi
oksigen
P: Lanjutkan intervensi
Kamis, 4 Ketidakefektifa S : Klien mengatakan nafasnya jauh lebih
April n bersihan
ringan.
2019 jalan napas
b.d eksudat O: Pernafasan lebih teratur, hasil SpO2: 99
Jam 16.00 dalam alveoli
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
Kamis, 4 Intoleransi S : Klien mengatakan bahwa sudah
April aktivita s b.d mengurangi aktifitas dan klien sudah tidak
2019 ketidakseimba begitu bergantung dengan oksigen.
nganantara Namun, tekadang masih memakai oksigen
Jam 19.00 suplai dan dan perlu menyiapkan tabung oksigen di
kebutuhan rumah.
oksigen
O : Wajah klien tampak rileks, tidak
gelisah
Klien paham cara mengurangi agar tidak
kelelahan.

A: Masalah teratasi

P: Hentikan intervensi
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN
GANGGUAN KEBUTUHUAN OKSIGENASI DENGAN DIAGNOSA MEDIS
PNEUMONIA PADA TN. I
Di RUANG DAHLIA - RSUD UNGARAN

Pembimbing Akademik Penyusun

Sri Utami Dwiningsih MNS Kelompok Dahlia

Menyetujui

Pembimbing Klinik
Ismiatun S.kep.,Ns

Vous aimerez peut-être aussi