Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
D. Tugas Perkembangan
Usia dewasa pertengahan yang merupakan usia rata-rata dimana para orang tua
melepaskan anak mereka yang terakhir ditandai sebagai masa kehidupan yang “terperangkap”
yaitu terperangkap antara tuntutan kaum kaum muda dan terperangkap antara dunia kerja dan
tuntutan yang bersaing dan keterlibatan keluarga, dimana seringkali tampaknya tidak
mungkin memenuhi tuntutan-tuntutan dari kedua bidang tersebut.
Tugas perkembangan keluarga dewasa menurut Fridman (1998, hal 131) yang penting
pada fase ini adalah :
1. Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan.
Dalam masa ini upaya untuk melaksanakan gaya hidup sehat menjadi lebih menonjol
bagi pasangan, meskipun kenyataanya bahwa mungkin mereka telah melakukan kebiasaan-
kebiasaan yang sifatnya merusak diri selama 45-64 tahun. Meskipun dapat dianjurkan
sekarang, karena “lebih baik sekarang dari pada tidak pernah” adalah selalu benar, agaknya
terlalu terlambat untuk mengembalikan begitu banyak perubahan-perubahan fisiologis yang
telah terjadi, seperti tekanan darah tinggi akibat kurangnya olahraga, stress yang
berkepanjangan, menurunnya kapasitas vital akibat merokok.
Motivasi utama orang usia pertengahan untuk memperbaiki gaya hidup mereka adalah
karena adanya perasaan rentan terhadap penyakit yang dibangkitkan bila seorang teman atau
anggota keluarga mengalami serangan jantung, stroke, atau kanker. Selain takut, keyakinan
bahwa pemeriksaan yang teratur dan kebiasaan hidup yang sehat merupakan cara-cara yang
efektif untuk mengurangi kerentanan terhadap berbagai penyakit juga merupakan kekuatan
pendorong yang ampuh. Penyakit hati, kanker dan stroke merupakan dua pertiga dari semua
penyebab kematian antara usia 46 hingga 64 tahun dan sebagai penyebab kamatian urutan ke
empat.
2. Mempertahankan hubungan-hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan
para orangtua lansia dan anak-anak.
Dengan menerima dan menyambut cucu-cucu mereka kedalam keluarga dan
meningkatkan hubungan antar generasi, tugas perkembangan ini mendatangkan penghargaan
yang tinggi (Duvall, 1977 dalam friedman , 1988, hal 131). Tugas perkembangan ini
memungkinkan pasangan usia pertengahan terus merasa seperti sebuah keluarga dan
mendatangkan kebahagiaan yang berasal dari posisi sebagai kakek-nenek tanpa tanggung
jawab sebagai orang tua selama 24 jam. Karena umur harapan hidup meningkat, menjadi
seorang kakek-nenek secara khusus terjadi pada tahap siklus kehidupan ini (Sprey dan
Matthews, 1982, dalam Friedman, 1988, hal 132). Kakek nenek memberikan dukungan besar
kepada anak dan cucu mereka pada saat-saat krisis dan membantu anak-anak mereka melalui
pemberian dorongan dan dukungan(Bengston dan Robertson, 1985, dalam Friendman, 1988,
hal 132).
Peran yang lebih probelamatik adalah yang berhubungan dengan dan membantu orang
tua lansia dan kadang-kadang anggota keluarga besar lain yang lebih tua. Delapan puluh
enam persen pasangan usia pertengahan minimal memiliki satu orang tua masih
hidup(hagestad, 1988, dalam Friedman, 1988, hal 132). Jadi, tanggung jawab memberi
perawatan bagi orang tua lansia yang lemah dan sakit-sakitan merupakan pengalaman yang
tidak asing. Banyak wanita yang merasa berada dalam “himpitan generasi” dalam upaya
mereka mengimbangi kebutuhan-kebutuhan orang tua mereka yang berusia lanju, anak-anak,
dan cucu-cucu mereka. Berbagai peran antar generasi kelihatannya lebih bersifat ekslusif
dikalangan minoritas seperti keluarga-keluarga Asia dan Amerika Latin.
3. Memperkokoh hubungan perkawinan
Sekarang perkembangan tersebut benar-benar sendirian setelah bertahun-bertahun
dikelilingi oleh anggota keluarga dan hubungan-hubungan. Meskipun muncul sebagai
sambutan kelegahan, bagi kebanyak pasangan merupakan pengalaman yang menyulitkan
untuk berhubungan satu sama lain sebagai pasangan menikah dari pada sebagai orang tua.
Wright dan Leahey (1984, dalam Friedman, 1988, hal 132) melukiskan tugas perkembangan
ini sebagai “reinvestasi identitas pasangan dengan perkembangan keinginan independen yang
terjadi secara bersamaan. Keseimbangan dependensi-indepedensi antara pasangan perlu diuji
kembali, seperti keinginan independen lebih besar dan juga perhatian satu sama lain yang
penuh arti.
Bagi pasangan yang mengalami masalah, tekanan hidup yang menurun dalam tahun-
tahun postparental tidak mendatangkan kebahagiaan perkawinan, melainkan menimbulkan
“kebohongan”. Menurut Kerckhoff (1976, dalam Friedman, 1988, hal 132), para konselor
perkawinan telah lama mengamati bahwa ketika timbul perselisihan dalam perkawinan
selama tahun-tahun pertengahan, seringkali berkaitan dengan jemunya ikatan, bukan karena
kualitas traumatiknya. Karakteristik umum dari masa ini, berkaitan dengan kepuasan diri
sendiri dan berada dalam kebahagiaan yang membosankan.
4. Memantapkan pengalaman nilai-nilai agama
5. Mencapai tanggung jawab sosial sebagai warga negara
6. Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan – perubahan yang terjadi
pada aspek fisik (penurunan kemampuan atau fungsi)
7. Memantapkan keharmonisan hidup berkeluarga
8. Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan
9. Memantapkan peran perannya sebagai orang dewasa
Tugas-tugas perkembangan itu tadi pada dasarnya merupakan tuntutan atau harapan
sosio-kultural dimana manusia itu hidup dalam masyarakat kita sejak dulu hingga kini tetap
memiliki harapan sesuai diatas bagian penentu sebagai orang dewasa pertengahan. Khusus
mengenai hidup berkeluarga dalam masa dewasa pertengahan terdapat dua hal pokok yang
mendorong terciptanya hubungan hidup berkeluarga. Kebutuhan individu pada suatu pihak
dan tugas perkembangan pada lain pihak. Pemanduan antara keduanya menimbulkan energi
yang membangkitkan gerak bagi individu orang dewasa untuk bersatu dalam satu jalinan
hubungan berkeluarga.
C. Intervensi
1. DX. 1
Intervensi :
a. Diskusikan dengan keluarga tentang komunikasi yang efektif dan tidak efektif.
b. Beri kesempatan keluarga bertanya.
c. Tanyakan kembali hal yang sudah dijelaskan.
d. Motivasi keluarga untuk mengambil keputusan dalam penggunaan komunikasi
yang efektif.
e. Beri reinforcement positif atas jawaban yang benar dan usaha keluarga.
2. DX. 2
Intervensi :
a. Kaji faktor penyebab keluarga merasa kesepian.
R/ : untuk memastikan faktor penyebab kesepian.
b. Beri informasi keluarga tentang tugas perkembangan.
R/ : agar klien memahami tentang tugas perkembangan.
c. Ajarkan klien cara-cara mengatasi kesepian.
R/ : agar klien mampu mengatasi kesepian secara wajar.
d. Ajak klien untuk mengevaluasi kembali.
R/ : untuk mengetahui kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesepian.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat. Selain itu keluarga juga mempunyai
tahap perkembangan salah satunya kelurga dengan anak dewasa pertengahan. Kondisi
keluarga dewasa pertengahan berkisar antara 40-60 tahun dan anak terakhirnya telah
meninggalkan rumah atau sudah menikah. Tugas yang harus terpenuhi pada keluarga dengan
usia ini adalah mampu menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan,
mempertahankan hubungan-hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para orangtua
lansia dan anak-anak, memperkokoh hubungan perkawinan.
Peran perawat keluarga dengan anak usia dewasa pertengahan adalah pelayanan
kesehatan yang ditujukan pada keluarga sebagai suatu inti pelayanan untuk mewujudkan
keluarga sehat serta membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara
meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan keseahatan
keluarga.
DAFTARPUSTAKA
TINGKAT III A
1. RATNA WATI
2. SAEPUL BASIR
3. SAMSUL HARTA
4. SAMSIR IBNI BULDAN
5. SITI KHAIRUL WIDAD
DINAS KESEHATAN
AKADEMI KEPERAWATAN
2012/2013
DAFTAR ISI
KATA PENGANATAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Tujuan............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 2
2.1 Konsep keperawatan keluarga dengan kelurga dewasa pertengahan............ 2
A. Pengertian............................................................................................... 2
B. Karakteristik keluarga dewas pertengahan............................................. 2
C. Masalah yang biasa ditemukan oleh keluarga dewasa pertengahan...... 3
D. Tugas perkembangan............................................................................. 3
2.2 Konsep ASKEP............................................................................................. 6
A. Pengkajian.............................................................................................. 6
B. Diagnosa Keperawatan.......................................................................... 7
C. Intervensi................................................................................................ 7
BAB IV PENUTUP................................................................................................... 8
3.1 Kesimpulan................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 9
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan izin-Nya
dan limpahan rahmat, taufik, hidayah_nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat
waktu.
Kami sangat menyadari bahwasannya makalah ini jauh dari kesempurnaan. Maka dari
itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
Harapan kami sebagai penyusun, semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi semua
Penulis