Vous êtes sur la page 1sur 34

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA NY.

N DENGAN DIAGNOSA UTAMA


GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI PENDENGARAN
DI RUANG INTENSIF WANITA
RSJ SAMBANGLIHUM
BANJARMASIN

OLEH:

Jayim Mujtahidah S.Kep

NPM. 1614901210763

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA NY. N DENGAN DIAGNOSA UTAMA
GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI
DI RUANGAN INTENSIF WANITA
RSJD SAMBANG LIHUM

Tanggal pengkajian : 06 Mei 2017


Jam : 08.30 WITA
1. DATA DEMOGRAFI
Biodata
- Nama ( inisial ) : Nn.N
- Usia / tanggal lahir : 39 Tahun/07 Mei 1977
- Jenis kelamin : Perempuan
- Alamat :Ds Halong Rt 05 Kec Halong.
Balangan, Kalsel
- Suku / bangsa : Banjar/ Indonesia
- Status pernikahan : Menikah
- Agama / keyakinan :Islam
- Pekerjaan / sumber penghasilan : Swasta
- Diagnosa medik : Skizoprenia Psikotik Akut (F 23.0)
+ Hepatitis
- No. medical record : 02-10-XX
- Tanggal masuk : 04 Mei 2017
- Penanggung jawab
- Nama : Tn D
- Usia :-
- Jenis kelamin : Laki-laki
- Pekerjaan / sumber penghasilan :-
- Hubungan dengan klien : Suami

2. Alasan Masuk dan keluhan utama:


2.1 Alasan Masuk
Klien masuk Rumahsakit jiwa karena + 3 hari sebelum masuk rumah sakit
jiwa klien bicara sendiri, tertawa sendiri, gelisah mengamuk dan mencakar
suaminya, susahtidur, sering keluyuran, dan bicara tidak nyambung
Masalah Keperawatan: Gangguan Persepsi Sensori Halusinas, Resiko
Perilaku Kekerasan
2.2 Keluhan Utama
Pada pengkajian hari sabtu 06 Mei 2017 jam 10.00 wita, klien dirawat di
ruang Intensif Wanita ± 3 hari, keadaan umum klien cukup tenang,cukup
kooperatif,banyak diam, kontak mata tajam, emosi labil, Klien nampak
berbicara sendiri dengan suara yang tidak jelas,saat diberi pertanyaan klien
menjawab “ada yang membisikinya, saya tidak punya masalah, saya setabil
saja”.
Masalak keperawatan: Halusinasi, Isolasi sosial, Resiko perilaku kekerasan

3. Faktor Presipitasi dan Predisposisi


3.1 Faktor Presipitasi
Sebelum dibawa ke rumah sakit jiwa + 2 minggu klien memiliki 2 orang
anak lakilaki anak pertamanya suka mencuri uang untuk membeli obat2an
dan mabuk mabukan, anak pertamanya juga sudah menikah tidak resmi
sehingga klien ketika ingin membuatkan akte untuk cucunya kesulitan,
dengan keadaan itu klien jadi malas bekerja dan merasa binggung ketika
skolat menghamparkan sajadah sampai 7 lembar dan marah marah ketika
diminta tolong oleh suaminya untuk mengerjakan sesuatu.
3.2 Faktor predisposisi
3.2.1 Gangguan Jiwa Di Masa Lalu
Klien sebelumnya tidak pernah mengalami gangguan jiwa.
3.2.2.Pengobatan Sebelumnya

Klien sebelumnya belum pernah berobat jiwa


3.2.3. Riwayat trauma

a. Aniaya fisik
Berdasarkan catatan rekam medik klien peran melakukan aniaya
fisik memukul mukul suaminya.
b. Aniaya seksual
Berdasarkan catatan rekam medik klien tidak pernah mengalami
aniaya seksual baik sebagai pelaku, korban ataupun saksi. Data dari
klien tidak dapat terkaji karena saat di tanya klien menjawab tidak
tahu atau tidak ingat.
c. Penolakan
Berdasarkan catatan rekam medik klien tidak pernah mengalami
penolakan baik sebagai pelaku, korban ataupun saksi. Data dari
klien tidak dapat terkaji karena saat di tanya klien menjawab tidak
tahu atau tidak ingat.
d. Kekerasan dalam keluarga
Klien sebagai pelaku, mengamuk dan memukul suaminya 3
hari sebelum masuk rumah sakit
e. Tindakan kriminal
Tidak ada riwayat trauma dalam tindakan criminal

Masalah Keperawatan : Perilaku Kekerasan, koping individu tidak


efektif, koping keluarga tidak efektif.
3.3 Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Berdasarkan catatan rekam medik klien ada anggota keluarganya yang
mengalami gangguan jiwa. Data dari klien mengatakan bahwa klien pernah
mengantar ibunya berobat dan di rawat di Rumah sakit sambanglihum .
3.4 Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Ibu klien telah meninggal dan dia merasa kehilangan, Klien merasa sedih
ketika tidak dapat membuatkan akte untuk cucunya, klien merasa marah
ketika mengingat anak pertamanya suka mencuri uang untuk bermabuk
mabukan

4 FISIK
Tanda vital : TD : 120/80 HR : 82x/m RR :22x/m T : 36,2 0C
Ukur : TB : 150 cm BB : 45 kg
IMT = BB/(TB2) = 45/(1,502) = 20 (normal)
Keluhan fisik : tidak ada keluhan fisik
Penjelasan :
Hasil Pengukuran tanda-tanda vital pada saat pengkajian dalam rentang
normal, tidak ada keluhan fisik pada klien
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
5 PSIKOSOSIAL
5.1 Genogram

X X X //
/

? ? ? ? ? ? ?

Keterangan :
= perempuan = pasien
= laki-laki = tinggal serumah
// = Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Penjelasan:
Klien adalah seorang perempuan berumur 39 tahun. Klien merupakan seorang
ibu nan seorang nenek. Klien memiliki seorang suami dan dua orang anak
laki laki serta seorang cucu. Kedua orang tua klien telah meninggal

5.1.1. Pola Asuh


Pola asuh dalam keluarga klien adalah pola asuh permisif karena klien
dibiarkan melakukan apapun sedangkan kedua orangtua klien sibuk
bekerja
5.1.2. Pola Komunikasi
Pola komunikasi dalam keluarga adalah pola tak seimbang terpisah,
yaitu ada satu orang yang mendominasi dalam komunikasi keluarga,
biasanya orang yang dituakan atau yang dianggap lebih ahli
dibandingkan yang lain
5.1.3. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah suami klien
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
5.2 Konsep diri
5.2.1 Citra Tubuh
Tubuh klien normal, tidak mengalami kecacatan. Klien mengatakan
menyukai semua yang ada pada dirinya terutama bagian wajah dan
tidak ada anggota tubuh yang tidak disukainya.

5.2.2 Identitas
Klien adalah seorang wanita ibu rumah tangga berusia 39 tahun, klien
tidak bekerja, klien bangga menjadi perempuan dan mengatakan puas
dengan jenis kelaminnya. Penampilan klien sesuai dengan
identitasnya.
5.2.3 Peran
Peran klien dikeluarganya adalah sebagai istri dan sebagai ibu serta
sebagai seorang nenek, klien tidak mampu menjalankan peranya
dengan baik karena gangguan jiwa, klien di masyarakat adalah sebagai
anggota masyarakat biasa. Dan perannya di rumah sakit adalah
sebagai pasien di RSJ Sambang Lihum, yang cukup kooperatif, ADL
dengan arahan.
5.2.4 Ideal diri
Klien berharap agar segera dapat pulang dari dari Rumah sakit
5.2.5 Harga diri
Klien merasa biasa saja terhadap dirinya, klien tidak merasa malu
dengan penyakitnya.
Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial
5.3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti
Klien menyatakan bahwa anak dan keluarganya adalah orang yang paling
berarti baginya namun jika klien memiliki masalah klien hanya
memendamnya sendiri dan ingin menyelesaikanya sendiri tanpa
merepotkan orang lain.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat :
Klien hanya warga biasa dan mengikuti kegiatan dalam masyarakat
seperti yasinan.
c. Hambatan dalam berbuhungan dengan orang Lain
Klien tidak terbuka dan tidak mampu untuk memulai
pembicaraan.
Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial

5.4 Spiritual
a.Nilai dan keyakinan

Klien mengatakan beragama islam. Klien meyakini bahwa penyakit yang


dialaminya adalah kehendak dari Allah dan bisa disembuhkan.

b. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan selama dirumah klien sholat 5 waktu, sedangkan di
rumah sakit klien melaksanakan sholat meskipun waktunya tidak tepat
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan

6. STATUS MENTAL
6.1 Penampilan
Penampilan klien tampak memakai pakaian rumah sakit, rambut klien
panjang tampak tidak rapi, mulu dan gigi klien kotor. Kuku klien tampak
panjan, ADL dengan araha seperti mandi, berhias dll.
Masalah Keperawatan : Defisit Perawatan Diri
6.2 Pembicaraan
Klien berbicara dengan suara pelan, tidak mau kontak mata dengan perawat.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
6.3 Aktivitas Motorik
Klien mondar mandir, sering duduk di depan pintu dan selalu ingin keluar
ruangan.
6.4 Alam perasaaan
Klien merasa sehat dan baik baik saja selalu memaksa ingin pulang
6.5 Afek
Afek klien tidak sesuai dengan stimulus, emosi klien mudah berubah dengan
cepat ketika di beri pertanyaan menjawabnya dengan berat hati.
6.6 lnteraksi selama wawancara
Klien cukup kooperatif, kontak mata tidak dapat dipertahankan, klien
tampak barbicara dengan suara pelan
Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial
6.8 Persepsi
keadaan umum klien cukup tenang,cukup kooperatif,banyak diam, kontak
mata tajam, emosi labil, Klien nampak berbicara sendiri dengan suara yang
tidak jelas,saat diberi pertanyaan klien menjawab “ada yang membisikinya,
saya tidak punya masalah, saya setabil saja”.

Masalah Keperawatan : Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi


Pendengaran
6.9 Proses Pikir
Pembicaraan klien nyambung dan jawaban tidak berbeli belit
6.10Isi Pikir
Klien merasa baik baik saja tidak ada masalah dan stabil
Masalah keperawatan koping individu tidak efektif.
6.11Tingkat kesadaran
Kesadaran klien kompos mentis, GCS : E4-V5-M6, orientasi baik, klien
mengenali perawat di ruangan, klien menyadari dirinya berada di rumah
sakit jiwa.
6.12Memori
6.12.1 Memori Jangka Panjang
Klien mampu mengingat kejadian lebih dari satu bulan yang lalu,
dibuktikan dengan klien mampu menceritakan kehidupan klien
sebelum masuk rumah sakit.
6.12.2 Memori Jangka Pendek
Klien tidak mampu mengingat kejadian satu minggu yang lalu,
dibuktikan dengan klien tidak mampu mengingat dan menceritakan
kenapa klien dibawa ke rumahsakit jiwa smbanglihum.
6.12.3 Memori Saat Ini
Klien mampu mengingat kejadian hari ini yang dibuktikan dengan
klien mampu menyebutkan nama perawat yang baru berkenalan
dengannya yaitu perawat ida dan niah.
6.12.4 Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien dapat berkonsentrasi dengan baik dibuktikan ketika diberi
pertanyaan tentang berapa jumlah jari tangan klien menjawab
dengan benar
- Disorientasi
a. Orang
Klien ingat nama suami, anak dan cucunya
b. Waktu
Klien ingat tanggal lahir dan bulan lahirnya
c. Tempat
Klien mengetahui klien berada di rumah sakit jiwa Sambang Lihum
tapi tidak tahu berada diruang Intensif Wanita
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
6.13 Kemampuan penilaian
Dalam melakukan penilaian sederhana klien mampu memutuskan yaitu
ketika ditanya ingin tidur di bed yang mana?, klien dapat memilih bed yang
keadaanya tampak lebih rapi dibanding bed yang lainya.
6.14 Daya tilik diri
Klien tidak mengakui jika dirinya gangguan jiwa dan tidak tau kenapa harus
di rawat di rumah sakit jiwa.

7 Kebutuhan Persiapan Pulang


7.1 Makan
Klien makan 3 kali sehari dengan jumlah satu porsi disediakan. Klien
mampu mengambil air minumnya sendiri saat hendak makan dengan arahan
dari perawat. Klien juga merapikan bekas makananya sendiri dengan arahan
dari perawat.
7.2 BAB/BAK
Klien mampu mengontrol BAB/BAK di WC, setelah BAB/BAK klien dapat
membersihkan bekas kotoran yang ada di kloset dan pada tubuhnya dengan
arahan dari perawat, serta mampu menggunakan celana kembali tanpa
bantuan.
7.3 Mandi
Klien mandi sendiri dengan arahan perawat, klien mandi dan gosok gigi 2x
sehari.
7.4 Berpakaian/Berhias
Klien mampu berpakaian sendiri tapi dengan arahan perawat. Klien berganti
pakaian setelah mandi. Klien mampu menyisir rambutnya dengan arahan
perawat. Klien berdandan sendiri tapi menggunakan bedak dan lipstik tidak
rapi.
7.5 Istirahat/Tidur
Klien jarang tidur pada siang hari. Tidur malam dari jam 10 malam sampai
jam 6 pagi.
7.6 Penggunaan obat
Klien masih diawasi dalam mengkonsumsi obat. Terapi obat yang
didapatkan adalah Haloperidol 5 mg (2x1), Trihexsipenidil 2 mg 2x2mg
(k/p), dan Lorazepam 2mg (0-0-1/2) (k/p),Hepa Q 2x1
7.7 Pemeliharaan Kesehatan
Klien memerlukan perawatan lanjutan saat klien berada di rumah dengan
melakukan kontrol sebelum habis obat, baik ke puskesmas atau ke poli jiwa.
Perawatan pendukung lainnya yang perlu diberikan saat klien pulang adalah
support system yang diberikan oleh keluarga dan lingkungan.
7.8 Kegiatan di dalam rumah
Klien dapat melakukan pekerjaan sehari-hari seperti mencuci gelas sehabis
makan.
7.9 Kegiatan di luar rumah
Klien masih perlu pengawasan dari keluarga dan orang-orang di lingkungan
sekitar dalam melakukan aktivitas di luar rumah seperti belanja dan jalan-
jalan, serta menggunakan alat transportasi.

8 Mekanisme Koping
Adaptif Maladaptif
- Klien mau menjawab - cukup kooperatif
pertanyaan - Reaksi lambat
- Suara pelan - Berbicara sendiri
- Kontak mata kurang - Menghindar/menarik
diri
- ADLs dengan arahan
- Riwayat mengamuk
dan memukul suami
- Pendiam
- Aktivitas tidak
mengikuti ruangan

Masalah Keperawatan: Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran,


Resiko Perilaku Kekerasan, Isolasi Sosial, Defisit Perawatan Diri
9 Masalah Psikososial dan Lingkungan:
9.1 Masalah dengan dukungan kelompok
Klien mengikuti kegiatan kelompok di masyarakat seperti kegiatan
keagamaan yasinan.
9.2 Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik
Lingkungan masih ada yang belum dapat menerima dan memberikan
dukungan terhadap gangguan jiwa yang dialami klien, sehingga dapat
memperberat koping klien.
9.3 Masalah dengan pendidikan
Klien bersekolah sampai SD saja.
9.4 Masalah dengan pekerjaan
Klien bekerja sebagai pedagang sayur di pasar.
9.5 Masalah dengan perumahan
Klien tinggal di ruangan intensif care wanita.
9.6 Masalah ekonomi
Klien selama di rumah sakit biaya berobat di tanggung oleh pemerintah.
9.7 Masalah dengan pelayanan kesehatan
Klien masih tinggal di RSJ Sambang Lihum dan belum dijemput oleh
keluarganya.

10 Pengetahuan kurang tentang


10.1 Gangguan Jiwa
Klien menyadari bahwa dirinya sedang di rawat di rumah sakit jiwa dan
sebelumnya pernah mengantar ibunya berobat di Rumah sakit jiwa
10.2 Faktor Pedisposisi
Klien sebelumnya belum pernah mengalami gangguan jiwa,Klien dibawa
oleh suaminya ke Rumah sakit jiwa karena sebelumnya mengamuk di
rumah.
10.3 Koping
Koping klien cenderung maladaptive, klien tertawa dan bicara sendiri,
marah-marah tidak jelas, bicara kacau, inkoherent, gelisah, afek labil, dan
ADL dengan arahan.
10.4 Sistem Pendukung
Klien masih memiliki seorang suami dan dua orang anak
10.5 Penyakit Fisik
Klien tidak memiliki cacat fisik namun klien terindikasi memiliki penyakit
hepatitis terbukti dengan Hbsag positif.
10.6 Obat-obatan
Klien tidak mengetahui obat yang dikonsumsinya, frekuensi dan jumlah
yang di konsumsi.

III. ASPEK MEDIK


Terapi :
Nama Obat Dosis Indikasi, Kontraindikasi & Efek Samping
Halloperidol (HLP) 5 3 x 5 mg Fungsi:
mg antipsikotik fenotiazina yang bekerja dengan
menstabilkan senyawa alami otak
Indikasi :
Gangguan cemas, gagap, gangguan GI, maniak,
skizofrenia akut dan kronik, paranoid, gangguan perilaku
dan kepribadian pada anak.
Kontraindikasi :
Gangguan neurologis dan gejala piramidal atau
ekstrapiramidal, koma, depresi SSP berat.
Efek Samping :
Hipertoniaototdangemetar, akatisia, spasmeotot,
hipotensiortostatik, hepatitis kolestatik
Trihexifenidil (THP) 2 3x2 mg Fungsi:
mg Mengatasi gangguan gerakan yang tidak normal.
Indikasi:
Parkinson yang disebabkan oleh obat-obatan, gangguan
ekstrapiramidal karena obat.
Kontraindikasi:
Glaukoma sudut tertutup, ileus paralitikum, hipertrofi
prostat, retensi urine, obstruksi saluran cerna.
Efek samping:
Gangguan pencernaan, glaukoma, midriasis, retensi urine,
gangguan mental.
Hepa Q 2x1 Indikasi :
Suplemen untuk menyokong fungs hati
Kontraindikasi :
Bagi ibu hamil dan menyusui
Efeksamping :
Dapat meningkatkan asam lambung dan ulcer
Lorazepam 2 mg 0-0-1/2 Indikasi:
Pengobatan jangka pendek gejala ansietas atau ansietas
yang berhubungan dengan gejala depresi
Kontraindikasi:
- Hipersensitif terhadap benzodiazepine
- glaukoma sudut sempit,
- insufisiensi pernafasan berat,
miastenia gravis,
- sindrom apnea tidur
Efek samping

- Sedasi diikuti pusing,


- lemah,
- lesu,
- disorientasi,
- depresi,
- mual, sakit kepala
- gangguan tidur,
- agitasi,
- gejala dermatologi,
- penglihatan kabur,
- penurunan TD,
- amnesia gangguan ingatan sementara

ANALISA DATA

No Data Masalah
1 DS: Gangguan Persepsi
- Klien mengatakan ada yang berbisik Sensori: Halusinasi
DO:
- Klien bicara dengan suara pelan
- Klien tampak bicara sendiri
- Kontak mata tidak dapat dipertahankan
2 DS : Isolasi Sosial
- Klien mengatakan namanya N.
- Klien mengatakan tidak tahu nama teman
sekamarnya.
DO:
- Klien tampak sering duduk sendiri di
depan pintu
- Klien tampak bingung
- Kontak mata tidak dapat dipertahankan
- Klien kurang kooperatif
3 DS: Defisit Perawatan Diri
- Klien mengatakan sudah mandi saat
ditanya apakah sudah mandi.
- Klien mengatakan sudah berdandan.
DO:
- Penampilan klien tampak tidak rapi
- Klien tampak memakai pakaian rumah
sakit
- Rambut klien tampak disisir namun tidak
diikat
- Kuku klien tampak panjang dan kotor
4 DS : Resiko Perilaku
- Klien mengatakan tidak ingin marah Kekerasan
marah lagi
- Klien mengatakan tidak punya masalah
- Klien selalu memaksa ingin keluar dari
ruangan
O:
- Klien tampak gelisah
- Emosi klien mudah berubah dengan cepat
- Afek klien labil
- Klien tampak sering mondar mandir
11 POHON MASALAH

Resiko Perilaku Kekerasan Effect

Ggg Persepsi Core Problem


Sensori: Halusinasi

Isolasi Sosial
Defisit perawatan
diri

Koping individu
Causa
tidak efektif

12 PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi
2. Isolasi Sosial
3. Defisit Perawatan Diri
4. Resiko Perilaku Kekerasan

13 INTERVENSI

Tujuan Tujuan
No Diagnosa Intervensi
Umum Khusus
1 Gangguan Klien dapat Setelah dilakukan SP 1 Halusinasi
Persepsi mengontrol tindakan keperawatan - Identifikasi halusinasi: isi,
Sensori: halusinasi selama 5 kali frekuensi, waktu terjadi situasi
Halusinasi yang pertemuan untuk SP pencetus, perasaan dan respon
dialaminya 1, 7 kali pertemuan - Jelaskan cara mengontrol
untuk SP 2, 4 kali halusinasi : hardik, obat,
pertemuan untuk SP bercakap-cakap, melakukan
3, 3 kali pertemuan kegiatan
untuk SP 4, 2 kali - Latih cara mengontrol halusinasi
pertemuan untuk SP 5 dengan menghardik
klien mampu - Masukan pada jadwal kegiatan
mengontrol untuk latihan menghardik
halusinasinya dengan SP 2:
kriteria hasil : - Evaluasi kegiatan menghardik
1. Klien dapat dan berikan pujian.
membina hubungan - Latih cara mengontrol perilaku
saling percaya kekerasan dengan obat (6 benar,
2. Klien mampu obat, guna, dosis, frekuensi, cara,
mengidentifikasi kontinuitas minum obat, akibat
halusinasinya. jika tidak meminum obat sesuai
3. Klien mampu program, akibat putus obat).
mengontrol - Jelaskan akibat jika obat tidak
halusinasi dengan diminum sesuai program.
menghardik. - Jelaskan akibat putus obat.
4. Klien mampu - Jelaskan cara berobat.
minum obat secara - Masukan pada jadwal kegiatan
rutin untuk latihan menghardik dan
penggunaan obat.
SP 3:
- Evaluasi kegiatan menghardik
dan obat. Berikan pujian .
- Latih cara mengontrol halusinasi
dengan bercakap-cakap ketika
halusinasi muncul.
- Masukan pada jadwal kegiatan
untuk latihan menghardik,
penggunaan obat dan bercakap-
cakap.
SP 4
- Evaluasi kegiatan latihan
menghardik, penggunaan obat
dan bercakap-cakap. Berikan
pujian.
- Latih cara mengontrol halusinasi
dengan melakukan kegiatan
harian (mulai 2 kegiatan).
- Masukan pada jadwal kegiatan
untuk latihan menghardik,
penggunaan obat, bercakap-cakap
dan kegiatan harian.
SP 5
- Evaluasi kegiatan latihan
menghardik, penggunaan obat,
bercakap-cakap dan melakukan
kegiatan harian. Berikan pujian.
- Latih kegiatan harian.
- Nilai kemampuan yang telah
mandiri
- Nilai apakah halusinasi
terkontrol.
2 Isolasi Sosial Klien Setelah dilakukan SP 1:
mampu tindakan keperawatan - Identifikasi penyebab isolasi
berinteraksi selama 5 kali pasien : siapa yang serumah,
dengan pertemuan untuk SP siapa orang terdekat, yang tidak
orang lain 1, 7 kali pertemuan dekat, dan apa sebabnya.
dan untuk SP 2, 4 kali - Diskusikan dengan pasien tentang
lingkungan pertemuan untuk SP keuntungan punya teman dan
3, 3 kali pertemuan bercakap – cakap
untuk SP 4, 2 kali - Diskusikan dengan pasien tentang
pertemuan untuk SP 5 kerugian tidak punya teman dan
klien mampu tidak bercakap – cakap
berinteraksi dengan - Latih cara berkenalan dengan
orang lain dengan pasien dan perawat atau tamu.
kriteria hasil: - Masukkan pada jadwal kegiatan
1. Klien dapat untuk latihan berkenalan
membina SP 2:
hubungan saling - Evaluasi kegiatan berkenalan
percaya (berapa orang, serta beri pujian)
2. Klien dapat - Latih cara berbicara saat
berkenalan dengan melakukan kegiatan harian (latih
orang lain ( lebih 2 kegiatan)
dari 5 orang) - Masukkan pada jadwal kegiatan
3. Klien dapat untuk latihan berkenalan 2-3
memulai orang pasien, perawat dan tamu,
pembicaraan berbicara saat melakukan
dengan orang lain. kegiatan harian
SP 3:
- Evaluasi kegiatan latihan
berkenalan (berapa orang) dan
bicara saat melakukan kegiatan
harian. Beri pujian
- Latih cara berbicara saat
melakukan kegiatan harian (2
kegiatan baru)
- Masukan pada jadwal kegiatan
untuk latihan berkenalan 4-5
orang, berbicara saat melakukan
kegiatan harian
SP 4:
- Evaluasi kegiatan latihan
berkenalan, bicara saat
melakukan kegiatan harian, beri
pujian
- Latih cara bicara sosial : meminta
sesuatu, menjawab pertanyaan
- Masukkan pada jadwal kegiatan
untuk latihan berkenalan >5
orang, orang baru, berbicara saat
melakukan kegiatan harian dan
sosialisasi.
SP 5:
- Evaluasi kegiatan latihan
berkenalan, bicara saat
melakukan kegiatan harian dan
sosialisasi. Beri pujian
- Latih kegiatan harian
- Nilai kemampuan yang telah
mandiri
- Nilai apakah isolasi sosial teratasi
3 Defisit Kien Setelah dilakukan SP 1
Perawatn Diri mampu tindakan keperawatan - Identifikasi masalah perawatan
merawat selama 6 kali diri, berdandan, makan dan
dirinya pertemuan untuk SP minum serta BAB/BAK
sendiri 1, 4 kali pertemuan - Jelaskan pentingnya kebersihan
untuk SP 2, 5 kali diri
pertemuan untuk SP - Latih cara menjaga kebersihan
3, 4 kali pertemuan diri: mandi dan ganti pakaian,
untuk SP 4, 3 kali sikat gigi, cuci rambut dan potong
pertemuan untuk SP 5 kuku
klien mampu merawat - Masukan pada jadwal kegiatan
dirinya sendiri untuk latihan mandi, sikat gigi
dengan kriteria hasil : (dua kali per hari), cuci rambut
1. Klien dapat (dua kali per minggu), dan potong
membina kuku (satu kali per minggu)
hubungan saling SP 2
percaya - Evaluasi kegiatan kebersihan diri.
2. Klien mampu Beri pujian.
mandi dengan - Jelaskan cara dan alat berdandan
mandiri - Latih cara berdandan setelah
3. Klien mampu kebersihan diri : sisiran rias muka
merapikan rambut untuk wanita, sisiran cukuran
dengan mandiri untuk pria
4. Klien mampu - Masukan pada jadwal kegiatan
berdandan dengan untuk kebersihan diri dan
mandiri berdandan
5. Klien mampu SP 3
makan dan minum - Evaluasi kegiatan kebersihan diri
dengan mandiri dan berdandan. Beri pujian
6. Klien mampu - Jelaskan cara dan alat makan
melakukan minum
toileting dengan - Latih cara makan dan minum
mandiri yang baik
- Masukan pada jadwal kegiatan
untuk kebersihan diri, berdandan
dan makan dan minum yang baik
SP 4
- Evaluasi kegiatan kebersihan diri,
berdandan, makan dan minum.
Beri pujian
- Jelaskan cara eleminasi atau
toleting yang baik
- Latih eliminasi dan toileting yang
baik
- Masukan pada jadwal kegiatan
untuk kebersihan diri, berdandan
dan makan, minum dan toileting
(BAB/BAK).
SP 5
- Evaluasi kegiatan kebersihan diri,
berdandan, makan dan minum,
BAB/BAK. Beri pujian
- Latih kegiatan harian
- Nilai kemampuan yang telah
mandiri
- Nilai apakah perawatan diri telah
baik
4 Resiko Klien Setelah dilakukan SP 1:
Perilaku mampu tindakan keperawatan - Mengidentifikasi penyebab, tanda
Kekerasan mengontrol selama 5 kali dan gejala PK yang dilakukan dan
rasa pertemuan untuk SP akibat PK.
marahnya 1, 7 kali pertemuan - Jelaskan cara mengontrol PK:
atau untuk SP 2, 4 kali fisik, obat, verbal dan spiritual.
emosinya pertemuan untuk SP - Latih cara mengontrol PK secara
3, 3 kali pertemuan fisik: tarik nafas dalam dan pukul
untuk SP 4, 2 kali kasur dan bantal.
pertemuan untuk SP 5 - Memasukkan pada jadwal
klien mampu kegiatan untuk latihan fisik.
mengontrol marah SP 2
dengan kriteria hasil : - Evaluasi kegiatan latiahn fisik,
1. Klien dapat berikan pujian
membina hubungan - Latih cara mengontrol perilaku
saling percaya kekerasan dengan obat (6 benar,
2. Klien mampu obat, guna, dosis, frekuensi, cara,
mengenali tanda- kontinuitas minum obat, akibat
tanda marah jika tidak meminum obat sesuai
3. Klien mampu program, akibat putus obat).
mengontrol marah - Masukan pada jadwal kegiatan
4. Klien mampu untuk latihan fisik dan minum
minum obat secara obat
rutin SP 3
- Evaluasi kegiatan latihan fisik dan
obat, serta beri pujian
- Latih pasien mengontrol perilaku
kekerasan secara verbal (3 cara,
yaitu: mengungkapkan, meminta,
menolak dengan benar)
- Masukan pada jadwal kegiatan
untuk latihan fisik, minum obat
dan verbal
SP 4
- Evaluasi kegiatan latihan fisik,
obat, dan verbal serta beri pujian.
- Latih pasien mengontrol perilaku
kekerasan secara spiritual (2
kegiatan)
- Masukan pada jadwal kegiatan
untuk latihan fisik, minum obat,
verbal dan spiritual.
SP 5
- Evaluasi kegiatan latihan fisik
1&2, obat, verbal, dan spiritual.
Beri pujian.
- Nilai kemampuan yang telah
mandiri
- Nilai apakah perilaku kekerasan
terkontrol

15. IMPLEMENTASI (Catatan perkembangan)

NO. Hari/Tanggal IMPLEMENTASI EVALUASI


1. Sabtu/ SP 1 Halusinasi S:
06-04- 2017 - Mengidentifikasi halusinasi: isi, Klien mengatakan mendengar
09.00 frekuensi, waktu terjadi situasi bisikan
pencetus, perasaan dan respon O:
- Menjelaskan cara mengontrol - Klien berbicara dengan suara
halusinasi : hardik, obat, pelan
bercakap-cakap, melakukan - Klien tampak bicara sendiri
kegiatan - TD 120/80
- Melatih cara mengontrol - N 82x/mnt
halusinasi dengan menghardik - RR 21x/mnt
- Memasukan pada jadwal kegiatan - 36,90c
untuk latihan menghardik A:
Ulangi SP 1 Halusinasi
P
Perawat:
- Identifikasi halusinasi: isi,
frekuensi, waktu terjadi situasi
pencetus, perasaan dan respon.
- Menjelaskan dan melatih cara
mengontrol halusinasi
Klien:
- Mampu
mengidentifikasi
halusinasi
- Mampu menghardik
2. Sabtu/ SP 1 Isolasi Sosial S:
06-05- 2017 - Mengidentifikasi penyebab isolasi - Klien mengatakan namanya N.
pasien : siapa yang serumah, - Klien tinggal serumah dengan
siapa orang terdekat, yang tidak suami
dekat, dan apa sebabnya. - Klien mengatakan nama
- Mendiskusikan dengan pasien perawat masniah dan Ida
tentang keuntungan punya teman O:
dan bercakap – cakap
- Klien mampu berkenalan
- Mendiskusikan dengan pasien
dengan perawat ida dan niah
tentang kerugian tidak punya
- Kontak mata tidak dapat
teman dan tidak bercakap – cakap
dipertahankan
- Melatih cara berkenalan dengan
A:
pasien dan perawat atau tamu.
Lanjutkan SP 2 Isolasi sosial
- Memasukkan pada jadwal
kegiatan untuk latihan berkenalan
P:
- Klien mampu menyebutkan
Nama orang di sekitarnya 2-3
orang
- Latih berbicara dan beraktifitas
3. Sabtu/ SP 1 Defisit Perawatan Diri S:
06-05- 2017 - Mengidentifikasi masalah - Klien mengatakan sudah
perawatan diri, berdandan, makan mandi
dan minum serta BAB/BAK - Klien mengatakan sudah
- Menjelaskan pentingnya gosok gigi
kebersihan diri O:
- Melatih cara menjaga kebersihan - Klien memakai baju rumah
diri: mandi dan ganti pakaian, sakit
sikat gigi, cuci rambut dan potong - Rambut klien tampak tidak
kuku. rapi
- Memasukan pada jadwal kegiatan - Kuku tampak panjang
untuk latihan mandi, sikat gigi, A:
cuci rambut, dan potong kuku. Lanjut SP 2 Defisit Perawatan
Diri
P:
Perawat:
- Ajarkan klien berdandan
dengan rapi

Klien:
- Mampu berdandan rapi
4. Sabtu/ SP 1 Resiko Perilaku Kekerasan S:
06-05- 2017 - Mengidentifikasi penyebab, tanda - Klien mengatakan tidak ingin
dan gejala PK yang dilakukan dan marah lagi
akibat PK. - Klien mangatakan jika marah
- Menjelaskan cara mengontrol PK: tarik nafas dalam 3-5 kali agar
fisik, obat, verbal dan spiritual. marah reda
- Melatih cara mengontrol PK O:
secara fisik: tarik nafas dalam dan - Klien tampak mondar-mandir
pukul kasur dan bantal. - Emosi klien masih tampak
- Memasukkan pada jadwal labil
kegiatan untuk latihan fisik. - Klien tampak mengikuti ketika
perawat mengajarkan tarik
nafas dalam
A:
Ulang SP 1 Resiko Perilaku
Kekerasan
P:
Perawat
- Ajarkan mengintrol pk dengan
pukul bantal dan verbal
spiritual
Klien

- Mampu melakukan
kontrol pk dengan pukul
bantal atau kasur
- Mampu mengontrol pk
dengan verbal spititual
NO. Hari/Tanggal IMPLEMENTASI EVALUASI
1. Sabtu/ SP 1 Halusinasi S:
06-04- 2017 - Mengidentifikasi halusinasi: isi, Klien mempraktekkan cara
16.00 frekuensi, waktu terjadi situasi menghardik tutup mata
pencetus, perasaan dan respon tutuptelinga mengatakan pergi
- Menjelaskan cara mengontrol pergi kamu suara palsu
halusinasi : hardik, obat, O:
bercakap-cakap, melakukan - Klien tampak bicara sendiri
kegiatan - TD 110/80
- Melatih cara mengontrol - N 82x/mnt
halusinasi dengan menghardik - RR 21x/mnt
- Memasukan pada jadwal kegiatan - 36,00c
untuk latihan menghardik
A:
Lanjutkan SP 2 Halusinasi
P
Perawat:
- Latih cara mengontrol
halusinasi dengan obat.
- Menjelaskan jika obat tidak
diminum dengan teratur
Klien:
- Mampu mengetahui obat
yang harus dimunumnya
2. Sabtu/ SP 2 Isolasi Sosial S:
06-05- 2017 - Evaluasi kegiatan berkenalan - Klien mengatakan namanya N.
(berapa orang, serta beri pujian) - Klien tinggal serumah dengan
- Latih cara berbicara saat suami
melakukan kegiatan harian (latih - Klien mengatakan nama
2 kegiatan) perawat masniah dan Ida
- Masukkan pada jadwal kegiatan - Klien berkenalan dengan Nn P
untuk latihan berkenalan 2-3 O:
orang pasien, perawat dan tamu,
- Klien tampak menonton tv
berbicara saat melakukan
- Kontak mata dapat
kegiatan harian
dipertahankan
A:
Ulang SP 2 Isolasi sosial
P:
- Klien mampu menyebutkan
Nama orang di sekitarnya 2-3
orang
- Latih berbicara dan beraktifitas
Klien

- Mampu memulai
pembicaraan dengan
teman sekamarnya

3. Sabtu/ SP 2 Defisit Perawatan Diri S:


06-05- 2017 - Evaluasi kegiatan kebersihan diri. - Klien mengatakan sudah
Beri pujian. mandi
- Klien sudah gosok gigi
- Jelaskan cara dan alat berdandan
- Klien mengatakan tidak
- Latih cara berdandan setelah mempunyai ikat rambut
kebersihan diri : sisiran rias muka O:
untuk wanita, sisiran cukuran untuk - Lipstik klien tampak tidak rapi
pria - rambut disisir namun tidak

 - Masukan pada jadwal kegiatan diikat

untuk kebersihan diri dan - Klien berdandan tidak rapi

berdandan A:
Ulang SP 2 Defisit Perawatan
Diri
P:
Perawat:
- Ajarkan cara berdandan
dengan rapi
Klien:

- Mampu berdandan
dengan rapi
4. Sabtu/ SP 1 Resiko Perilaku Kekerasan S:
06-05- 2017 - Mengidentifikasi penyebab, tanda - Klien mengatakan tidak ingin
dan gejala PK yang dilakukan dan marah lagi
akibat PK. O:
- Menjelaskan cara mengontrol PK: - Emosi klien labil
fisik, obat, verbal dan spiritual. - Pandangan mata klien masih
- Melatih cara mengontrol PK tajam kadang kadang
secara fisik: tarik nafas dalam dan - Klien tampak mengikuti ketika
pukul kasur dan bantal. perawat mengajarkan tarik
- Memasukkan pada jadwal nafas dalam dan pukul bantal
kegiatan untuk latihan fisik. A:
lanjut SP 2 Resiko Perilaku
Kekerasan

P:
Perawat
- Ajarkan cara mengontrol pk
dengan minum obat 8 benar
- Klien
- Mampu mengetahui yang
di konsumsinya dengan
cara 8 benar

Banjarmasin, Mei 2017


Preseptor Akademik, Preseptor Klinik,

(…………….…………..…………) (…………………………………..…)
STRATEGI PELAKSAAN

Inisial px : Ny.N
Hari/tanggal/jam : Sabtu/06-05-17/ 09.00
Interaksi ke :1
- SP 1 Halusinasi
- SP 1 isolasi sosial
- SP 1 Defisit Perawatan Diri
- SP 1 Resiko perilaku kekerasan

A. Proses keperawatan
1. Kondisi
Halusinasi
DS:
- Klien mengatakan tdak melihat dan mendengar suara atau benda.

DO:
- Klien tampak bingung
- Klien tampak bicara sendiri
Klien tampak marah-marah tidak jelas
Isolasi sosial

DS :
- Klien mengatakan namanya N.
- Klien mengatakan tidak tahu nama teman sekamarnya.
DO:
- Klien tampak sering duduk sendirian
- Klien tampak bingung
- Kontak mata tidak dapat dipertahankan
Klien kurang kooperatif

Defisit perawatan diri

DS:
- Klien mengatakan sudah mandi saat ditanya apakah sudah mandi.
- Klien mengatakan sudah berdandan.
DO:
- Penampilan klien tampak tidak rapi
- Klien tampak memakai pakaian rumah sakit
- Rambut klien tampak disisir namun tidak diikat
Kuku klien tampak panjang dan kotor

Resiko perilaku kekerasan

DS :
- Klien mengatakan tidak ingin marah marah lagi
- Klien mengatakan tidak punya masalah
O:
- Bicara klien koherent
- Klien tampak gelisah
- Emosi klien mudah berubah dengan cepat
- Afek klien labil
- Klien tampak sering mondar mandir
- Pandangan mata klien tajam

2. Diagnosis
- Halusinasi
- Isolasi sosial
- Defisit perawatan diri
- Resiko perilaku kekerasan

3. Tujuan
- Klien mampu mengidentifikasi halusinasi dan menghardik
- Klien mampu berinteraksi dengan orang lain
- Klien mengetahui pentingnya dan cara perawatan diri
- Klien mampu melakukan cara mengontrol emosi.
4. Tindakan Keperawatan
SP 1 Halusinasi

- Identifikasi halusinasi: isi, frekuensi, waktu terjadi situasi pencetus,


perasaan dan respon
- Jelaskan cara mengontrol halusinasi : hardik, obat, bercakap-cakap,
melakukan kegiatan
- Latih cara mengontrol halusinasi dengan menghardik
- Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik
SP 1 Isolasi Sosial
- Mengidentifikasi penyebab isolasi pasien : siapa yang serumah, siapa orang
terdekat, yang tidak dekat, dan apa sebabnya.
- Mendiskusikan dengan pasien tentang keuntungan punya teman dan
bercakap – cakap
- Mendiskusikan dengan pasien tentang kerugian tidak punya teman dan tidak
bercakap – cakap
- Latih cara berkenalan dengan pasien dan perawat atau tamu.
- Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan berkenalan
SP 1 Defisit Perawatan Diri
- Identifikasi masalah perawatan diri, berdandan, makan dan minum serta
BAB/BAK
- Jelaskan pentingnya kebersihan diri
- Latih cara menjaga kebersihan diri: mandi dan ganti pakaian, sikat gigi, cuci
rambut dan potong kuku
- Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan mandi, sikat gigi, cuci rambut,
dan potong kuku.
SP 1 Resiko Perilaku Kekerasan
- Mengidentifikasi penyebab, tanda dan gejala PK yang dilakukan dan akibat
PK.
- Jelaskan cara mengontrol PK: fisik, obat, verbal dan spiritual.
- Latih cara mengontrol PK secara fisik: tarik nafas dalam dan pukul kasur
dan bantal.
Memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik

B.Strategi komunikasi dan pelaksanaan

1. Fase orientasi
a. Salam terapetik
“Assalamalaikum, selamat pagi A, nama saya Jayim ujtahidah, senang di
panggil Ida, saya mahasiswa dari universitas muhammadiyah Banjarmasin
yang berdinas disini dari jam 80.00 sampai jam 17.00 pagi, saya yang
akan merawat anda dirumah sakit malam ini, nama ibu siapa dan senang
di panggil apa?”
b. Evaluasi/validasi
Evaluasi:
“Bagaimana perasaan Ahari ini, apakah ada keluhan?”
c. Kontrak
- Topik : “ bagaimana kalau kita berdiskusi apa yang Ny N rasakan?”
- Tempat :“ Ny N maunya kita berbicaranya dimana? Bagaimana kalau
disini?”
- Waktu : “Ny N mau berapa lama kita berbicara ? Bagaimana kalau
10 menit?”.
2. Fase kerja
Halusinasi

”Apakah ibu mendengar suara tanpa ada ujudnya?Apa yang dikatakan suara
itu?””Apakah terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan yang
paling sering Ny N dengar suara? Berapa kali sehari ibu alami? Pada
keadaan apa suara itu terdengar? Apakah pada waktu sendiri?” ” Apa yang
bapak rasakan pada saat mendengar suara itu?” ”Apa yang bapak lakukan
saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu suara-suara itu hilang?
Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah suara-suara itu
muncul? ”ibu , ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul.
Pertama, dengan menghardik suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-
cakap dengan orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal,
dan yang ke empat minum obat dengan teratur.” ”Bagaimana kalau kita
belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik”. ”Caranya sebagai berikut:
saat suara-suara itu muncul, langsung ibu bilang, pergi saya tidak mau
dengar, … Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu diulang-ulang
sampai suara itu tak terdengar lagi. Coba bapak peragakan! Nah begitu, …
bagus! Coba lagi! Ya bagus ibu sudah bisa”

Isolasi Sosial

”Siapa saja yang tinggal serumah dengan A? Siapa yang paling dekat
dengan A? Siapa yang jarang bercakap-cakap dengan A? Apa yang
membuat A jarang bercakap-cakap dengannya?”
”Menurut A apa saja keuntungannya kalau kita mempunyai teman ? Wah
benar, ada teman bercakap-cakap. Apa lagi ? (sampai pasien dapat
menyebutkan beberapa) Nah kalau kerugiannya tidak mampunyai teman
apa ya A ? Ya, apa lagi ? (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa)
Jadi banyak juga ruginya tidak punya teman ya. Kalau begitu inginkah A
belajar bergaul dengan orang lain ? Bagus. Bagaimana kalau sekarang
kita belajar berkenalan dengan orang lain”
“Begini lho A, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu
nama kita dan nama panggilan yang kita suka asal kita dan hobi. Contoh:
Nama Saya A, senang dipanggil Si. Asal saya banjarmasin, hobi memasak”
“Selanjutnya A menanyakan nama orang yang diajak berkenalan.
Contohnya begini: Nama Bapak siapa? Senang dipanggil apa? Asalnya
dari mana/ Hobinya apa?” “Ayo A dicoba! Misalnya saya belum kenal
dengan A. Coba berkenalan dengan saya!” “Ya bagus sekali! Coba sekali
lagi. Bagus sekali” “Setelah A berkenalan dengan orang tersebut A bisa
melanjutkan percakapan tentang hal-hal yang menyenangkan A bicarakan.
Misalnya tentang cuaca, tentang hobi, tentang keluarga, pekerjaan dan
sebagainya.”
Defisit Perawatan Diri
“Berapa kali A mandi dalam sehari? Apakah A sudah mandi hari ini?
Menurut A apa kegunaannya mandi ?Apa alasan A sehingga tidak bisa
merawat diri? Menurut A apa manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan
diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang tidak merawat diri dengan baik
seperti apa ya? badan gatal, mulut bau, apa lagi? Kalau kita tidak teratur
menjaga kebersihan diri masalah apa menurut A yang bisa muncul ? Betul
ada kudis, kutu, dsb”
“Apa yang A lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja A
menyisir rambut? Bagaimana dengan bedakan? Apa maksud atau tujuan
sisiran dan berdandan?”
Menurut A kalau mandi itu kita harus bagaimana? Sebelum mandi apa yang
perlu kita persiapkan? Benar sekali. A perlu menyiapkan pakaian ganti,
handuk, sikat gigi, shampo dan sabun serta sisir. Bagaimana kalau
sekarang kita ke kamar mandi, saya akan membimbing A melakukannya.
Sekarang A siram seluruh tubuh A termasuk rambut lalu ambil shampoo
gosokkan pada kepala A sampai berbusa lalu bilas sampai bersih, bagus
sekali. Selanjutnya ambil sabun, gosokkan di seluruh tubuh secara merata
lalu siram dengan air sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol..
giginya disikat mulai dari arah atas ke bawah. Gosok seluruh gigi A mulai
dari depan sampai belakang. Bagus, lalu kumur-kumur sampai bersih.
Terakhir siram lagi seluruh tubuh A sampai bersih lalu keringkan dengan
handuk. A bagus sekali melakukannya. Selanjutnya A pakai baju dan sisir
rambutnya dengan baik.”
Resiko Perilaku Kekerasan
“Apa yang menyebabkan A marah?, Apakah sebelumnya A pernah marah?
Terus, penyebabnya apa? Samakah dengan yang sekarang? “Pada saat
penyebab marah itu ada, , apa yang A rasakan?”“Apakah A merasakan
kesal kemudian dada bapak berdebar-debar, mata melotot, rahang terkatup
rapat, dan tangan mengepal?”“Setelah itu apa yang A lakukan?. Apa
kerugian cara yang A lakukan? Maukah A belajar cara mengungkapkan
kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?””Ada beberapa
cara untuk mengontrol kemarahan, ya A. Yaitu dengan cara fisik, obat,
verbal dan spiritual. Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu?””Begini
ya A, kalau tanda-tanda marah tadi sudah A rasakan maka A berdiri, lalu
tarik napas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiup perlahan –
lahan melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi, tarik
dari hidung, bagus.., tahan, dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali.
Bagus sekali, A sudah bisa melakukannya. Cara kedua yaitu dengan
memukul bantal ataupun kasus, seperti ini ya A. Coba sekarang Syang
lakukan.Wah bagus, pintar A seperti itu ya.”

3. Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif
“Ny N, bagaimana perasaan setelah kita membicarakan tentang keadaan
Ny N?”
b. Evaluasi objektif
“Apakah Ny N Masih ingat apa yang kita bicarakan tadi, coba Ny N
ulangi.”
c. Rencana tindak lanjut
“Nah tadi kita sudah membicarakan tentang bagaimana cara untuk
menghardik,keuntungan punya teman, cara berkenalan, cara mengontrol
marah dan cara merawat diri seperti membersihkan diri. Nah sekarang kita
mengisi di buku harian Ny N yang nantinya akan Ny N lakukan ya”
d. Kontak yang akan datang
- Topik : “Ny N bagaimana kalau besok kita bertemu dan mengobrol
lagi, besok kita akan mengobrol tentang kegiatan-kegiatan apa saja yang
sudah ibu lakukan?”
- Tempat : “Ny N maunya kita berbicaranya dimana? Bagaimana kalau
disini?”
- Waktu : “Ny N mau berapa lama kita berbicara ? Bagaimana kalau
10 menit saja?”

Vous aimerez peut-être aussi