Vous êtes sur la page 1sur 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Demam adalah suatu tanda bahwa tubuh sedang melawan infeksi atau
bakteri yang berada di dalam tubuh. Demam juga biasanya menjadi pertanda
bahwa sistem imunitas anak berfungsi dengan baik (Nurdiansyah, 2011)
Demam bukan merupakan penyakit melainkan reaksi yang menggambarkan
adanya suatu proses dalam tubuh. Saat terjadi kenaikan suhu, tubuh bisa jadi
sedang memerangi infeksi sehingga terjadi demam atau menunjukan adanya
proses inflamasi yang menimbulkan demam (Arifianto, 2012).
Protokol Kaiser Permanente Appointment and Advice Call Center mendefinisikan
demam yaitu temperatur rektal diatas 38°C, aksilar 37,5°C dan diatas 38,2°C dengan
pengukuran membrane tympani. Sedangkan dikatakan demam tinggi apabila suhu tubuh
>41°C (Kania2010). Demam pada anak terjadi ketika suhu tubuh anak diatas 38°C(Arifianto,
2012). American Academy of Pediatrics (AAP) menyebutkan bahwa demam sering terjadi
pada anak usia sekolah yaitu 5-11 tahun yang disebabkan oleh infeksi virus seperti batuk, flu,
radang tenggorokan, common cold (selesma) dan diare.Disamping itu juga anak usia sekolah
merupakan kelompok rentan untuk terjadinya kasus kesehatan gigi dan mulut. Karies gigi
pada anak usia sekolah menempati posisi cukup tinggi, yaitu dari 100 anak yang melakukan
pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut, hanya 10 anak yang terbebas dari karies gigi yang
biasanya menyebabkan rasa sakit/nyeri serta demam (Depkes RI, 2000, Susanto, 2007).2
Penyakit menular yang biasanya terdapat dilingkungan sekolah antara lain demam berdarah
dengue, campak,rubella(campak jerman), cacar air, gondongan dan demam thypoid (tifus
abdomalin) (Mufidah F, 2012).Penyebab demam menurut Valita (2008) yaitu demam yang
berhubungan dengan infeksi sekitar 29-52% sedangkan 11-20% dengan keganasan, 4%
dengan penyakit metabolik dan 11-12% dengan penyakit lain.
Penyebab demam terbanyak di Indonesia adalah penyakit infeksi, dimana penyakit
infeksi menjadi penyebab demam sebesar 80%, yaitu infeksi saluran kemih, demam tifoid,
bakte remia, tuberkulosis serta otitis media Penyebab tersebut akan menimbulkan dampak
apabila tidak diberikan penanganan yang tepat pada demam tersebut (Pediatri, 2008)
Peningkatan suhu tubuh pada anak sangat berpengaruh terhadap fisiologis organ
tubuh anak, karena luas permukaan tubuh anak relatif kecil dibandingkan pada orang dewasa,
hal ini menyebabkan ketidakseimbangan organ tubuh pada anak. Peningkatan suhu tubuh
yang terlalu tinggi dapat menyebabkan dehidrasi, letargi, penurunan nafsu makan sehingga
asupan gizi berkurang termasuk kejang yang mengancam kelangsungan hidup anak, lebih
lanjut dapat mengakibatkan terganggunya tubuh kembang anak. Banyaknya dampak negatif
dari demam tersebut maka demam harus segera ditangani (Reiga, 2010).
Dampak demam bagi anak usia sekolah jika tidak mendapatkan penanganan lebih
lanjut antara lain mengganggu proses belajar karena anak biasanya tidak masuk sekolah,
dampak klinis berupa dehidrasi sedang hingga berat, kerusakan neurologis, kejang demam
hingga kematian (Valita, 2008).3Penanganan pertama demam pada anak dapat berupa terapi
farmakologi dan terapi non farmakologi. Terapi farmakologi yang digunakan biasanya
adalah berupa memberikan obat penurun panas, sedangkan terapi non farmakologi yang dapat
dilakukan yaitu mengenakan pakaian tipis, lebih sering minum, banyak istirahat, mandi
dengan air hangat, serta memberi kompres (Saito, 2013).
Tindakan kompres yang dapat dilakukan antara lain kompres hangat basah, kompres
hangat kering dengan larutan obat antiseptik, kompres basah dingin dengan dengan air biasa
dan kompres dingin kering dengan kirbat es atau kantung untuk mengompres (Asmadi,
2008).
Demam pada anak merupakan hal yang paling sering dikeluhkan oleh orang tua
dimulai dari ruang praktek dokter sampai Unit Gawat Darurat (UGD) anak, meliputi 10-30%
dari jumlah kunjungan. Demam membuat orang tua menjadi risau.
Hasil penelitian menunjukan 80% orang tua fobia terhadap demam pada
anaknya.Kerisauan ibu terhadap kejadian demam pada anak bisa disebabkan karena
pengetahuan ibu yang minim tentang penanganan pada deman tersebut (Kania,
2010).Pengetahuan merupakan domain paling penting bagi terbentuknya tindakan dan
perilaku pada manusia. Perilaku yang didasari dengan pengetahuan akan lebih langgeng dari
pada perilaku yang tidak didasari dengan pengetahuan (Notoatmodjo, 2007). Penanganan
demam pada anak sangat tergantung pada peran ibu. Ibu yang memiliki pengetahuan tentang
demam dan memiliki sikap yang baik dalam memberikan perawatan dapat menentukan
pengelolaan demam yang terbaik bagi anaknya. Dari pernyataan tersebut maka 4pengetahuan
ibu terhadap penanganan pertamapada demam sangat penting (Riandita, 2012).
Menurut penelitian oleh Amarilla pada tahun 2012 menunjukan hasil bahwa terdapat
hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan ibu tentang demam dengan pengelolaan
demam pada anak.Hasil survey peneliti berupa wawancara kepada 8 orang ibu di Padukuhan
Geblagan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta terdapat 4 dari 8 orang ibu mengatakan
anaknya masih sering mengalami demam paling tidak 1 bulan satu kali.Pada survey
penduhuluan juga peneliti menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan kuesioner dan
mendapatkan hasil bahwa 5 orang ibu dapat menyebutkan pengertian demam, penyebab
demam, suhu tubuh anak ketika demam dan dampak demam dengan benar dan 3 orang ibu
lainnya menjawab beberapa petanyaan dengan kurang tepat seperti suhu tubuh anak, dampak
dan cara mengukur suhu tubuh anak.Pada survey tersebut peneliti juga menanyakan
penanganan demam yang dilakukan para ibu dan penanganan tersebut masih ada yang kurang
tepat. Ibu menggunakan kompres dingindan ibu memberikan obat penurun panas kepada anak
tanpa terlebih dahulu memeriksa suhu tubuh anak. Dari permasalahan diatas peneliti ingin
mengetahui apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan penanganan
pertama demam pada anak.
BAB ll

A. DEFINISI

Menurut Suriadi (2001), demam adalah meningkatnya temperatur suhu tubuh secara
abnormal.Febris/ demam adalah kenaikan suhu tubuh diatas variasi sirkardian yang normal
sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam hipotalamus
anterior (Isselbacher, 1999).
Demam adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suhu hingga 380 C atau lebih.Ada juga yang
yang mengambil batasan lebih dari 37,80C.Sedangkan bila suhu tubuh lebih dari 400C
disebut demam tinggi (hiperpireksia)(Julia, 2000).
Demam adalah kenaikan suhu tubuh karena adanya perubahan pusat termoregulasi
hipotalamus (Berhman, 1999). Seseorang mengalami demam bila suhu tubuhnya diatas
37,8ºC (suhu oral atau aksila) atau suhu rektal (Donna L. Wong, 2003).
Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain :
1. Demam septik
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali
ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat.
Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.
2. Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal.
Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar
perbedaan suhu yang dicatat demam septik.
3. Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam
seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas
demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.
4. Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang
terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
5. Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa periode bebas
demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.
Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu misalnya tipe
demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien dengan keluhan demam mungkin dapat
dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas seperti : abses, pneumonia, infeksi saluran
kencing, malaria, tetapi kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan segera dengan suatu
sebab yang jelas. Dalam praktek 90% dari para pasien dengan demam yang baru saja dialami,
pada dasarnya merupakan suatu penyakit yang self-limiting seperti influensa atau penyakit
virus sejenis lainnya. Namun hal ini tidak berarti kita tidak harus tetap waspada terhadap
infeksi bakterial.

B.ETIOLOGI
Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam dapat
berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit metabolik maupun
penyakit lain. (Julia, 2000).Menurut Guyton (1990) demam dapat disebabkan karena kelainan
dalam otak sendiri atau zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-
penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi.
Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, keganasan
atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi suhu sentral
(misalnya: perdarahan otak, koma). Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan diagnosis
penyebab demam diperlukan antara lain: ketelitian penggambilan riwayat penyakit pasien,
pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi perjalanan penyakit dan evaluasi pemeriksaan
laboratorium.serta penunjang lain secara tepat dan holistik.
Beberapa hal khusus perlu diperhatikan pada demam adalah cara timbul demam, lama
demam, tinggi demam serta keluhan dan gejala lian yang menyertai demam.
Demam belum terdiagnosa adalah suatu keadaan dimana seorang pasien mengalami demam
terus menerus selama 3 minggu dan suhu badan diatas 38,3 derajat celcius dan tetap belum
didapat penyebabnya walaupun telah diteliti selama satu minggu secara intensif dengan
menggunakan sarana laboratorium dan penunjang medis lainnya.

C.PATOFISIOLOGI
Demam terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set point, tetapi ada
peningkatan suhu tubuh karena pembentukan panas berlebihan tetapi tidak disertai
peningkatan set point(Julia, 2000).Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh
(respon imun) anak terhadap infeksi atau zatasing yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila ada
infeksi atau zat asing masuk ke tubuh akan merangsang sistem pertahanan tubuh dengan
dilepaskannya pirogen. Pirogen adalah zat penyebab demam, ada yang berasal dari dalam
tubuh (pirogen endogen) dan luar tubuh (pirogen eksogen) yang bisa berasal dari infeksi oleh
mikroorganisme atau merupakan reaksi imunologik terhadap benda asing (non
infeksi).Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima (reseptor) yang terdapat
pada tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur panas di hipotalamus. Dalam hipotalamus
pirogen ini akan dirangsang pelepasan asam arakidonat serta mengakibatkan peningkatan
produksi prostaglandin (PGEZ). Ini akan menimbulkan reaksi menaikkan suhu tubuh dengan
cara menyempitkan pembuluh darah tepi dan menghambat sekresi kelenjar keringat.
Pengeluaran panas menurun, terjadilah ketidakseimbangan pembentukan dan pengeluaran
panas.Inilah yang menimbulkan demam pada anak. Suhu yang tinggi ini akanmerangsang
aktivitas “tentara” tubuh (sel makrofag dan sel limfosit T) untuk memerangi zat asing
tersebut dengan meningkatkan proteolisis yang menghasilkan asam amino yang berperan
dalam pembentukan antibodi atau sistem kekebalan tubuh. (Sinarty, 2003).
Sedangkan sifat-sifat demam dapatberupa menggigil atau krisis/flush.
Menggigil.Bila pengaturan termostat dengan mendadak diubah dari tingkat normal ke nilai
yang lebih tinggi dari normal sebagai akibat dari kerusakan jaringan,zat pirogen atau
dehidrasi. Suhu tubuh biasanya memerlukan beberapa jam untuk mencapai suhu
baru.Krisis/flush.Bila faktor yang menyebabkan suhu tinggi dengan mendadak disingkirkan,
termostat hipotalamus dengan mendadak berada pada nilai rendah, mungkin malahan kembali
ke tingkat normal.(Guyton, 1999).

D.MANIFESTASI KLINIS
tanda dan gejala demam antara lain :
1. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,8 C – 40 C)
2. Kulit kemerahan
3. Hangat pada sentuhan
4. Peningkatan frekuensi pernapasan
5. Menggigil
6. Dehidrasi
7. Kehilangan nafsu makan
Banyak gejala yang menyertai demam termasuk gejala nyeri punggung, anoreksia dan
somlolen. Batasan mayornya yaitu suhu tubuh lebih tinggi dari 37,5 ºC-40ºC, kulit hangat,
takichardi, sedangkan batasan karakteristik minor yang muncul yaitu kulit kemerahan,
peningkatan kedalaman pernapasan, menggigil/merinding perasaan hangat dan dingin, nyeri
dan sakit yang spesifik atau umum (misal: sakit kepala verigo), keletihan, kelemahan, dan
berkeringat (Isselbacher. 1999, Carpenito. 2000).

G. KOMPLIKASI
1. Dehidrasi : demam ↑penguapan cairan tubuh
2. Kejang demam : jarang sekali terjadi (1 dari 30 anak demam). Sering terjadi pada anak usia
6 bulan sampai 5 tahun. Serangan dalam 24 jam pertama demam dan umumnya sebentar,
tidak berulang. Kejang demam ini juga tidak membahayan otak

Vous aimerez peut-être aussi