Vous êtes sur la page 1sur 8

1.

Judul
Kromatografi Gas (GC)
2. Tanggal
Kamis, 11 Maret 2019
3. Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat menggunakan peralatan (instrumen) analisis sesuai dengan
prosedur. Untuk menganalisis suatu bahan dengan akurat.
4. Dasar Teori
Kromatografi gas merupakan teknik pemisahan komponen-komponen dalam
suatu campuran berdasarkan perbedaan distribusi komponen-komponen ke dalam 2
fasa, yaitu fasa gerak berupa gas, dan fasa diam bisa cairan atau padatan. Selain
pemisahan, kromatografi gas juga dapat digunakan untuk pengukuran kadar
komponen-komponen dalam sampel. metode kromatografi pertama yang
dikembangkan pada jaman instrument dan elektronika yang telah merevolusikan
keilmuan selama lebih dari 30 tahun. Sekarang GC dipakai secara rutin di sebagian
besar laboratorium industri dan perguruan tinggi.
Dalam kromatografi gas, gas analit di alirkan seluruhnya ke kolom oleh fasa
gerak gas, yang dinamakan dengan gas pembawa. Dalam pemisahan kromatografi
gas-cair, fasa diamnya adalah cairan nonvolatil (tidak mudah menguap) yang terikat
ke dalam kolom. Seperti kita ketahui bahwa gas selalu bergerak kemana saja, tidak
bisa diam. Oleh karena itu, untuk melakukan percobaan kromatografi gas
diperlukan peralatan khusus. Secara garis besar peralatan kromatografi gas tersusun
atas gerbang suntik (injection port), kolom, detektor dan perekam.
mekanisme kerja kromatografi gas adalah sebagai berikut :
Gas dalam silinder baja bertekanan tinggi dialirkan melalui kolom yang
berisi fasa diam. Cuplikan berupa campuran yang akan dipisahkan, biasanya dalam
bentuk larutan, yang disuntikkan ke dalam aliran gas tersebut. Kemudian cuplikan
dibawa oleh gas pembawa ke dalam kolom dan di dalam kolom terjadi proses
pemisahan. Komponen-komponen campuran yang telah terpisahkan satu persatu
meninggalkan kolom. Suatu detektor diletakkan di ujung kolom untuk mendeteksi
jenis maupun jumlah tiap komponen campuran. Hasil pendeteksian di rekam
dengan rekorder dan dinamakan kromatogram yang terdiri dari beberapa puncak.
Jumlah puncak yang dihasilkan menyatakan jumlah komponen (senyawa) yang
terdapat dalam campuran. Bila suatu kromatogram terdiri dari lima puncak atau
peak, maka terdapat lima senyawa atau lima komponen dalam campuran tersebut.
Sedangkan luas puncak bergantung kepada kuantitas suatu komponen dalam
campuran. Karena peak-peak dalam kromatogram berupa segitiga maka luasnya
dapat dihitung berdasarkan tinggi dan lebar peak tersebut.
5. Alat Yang Digunakan
Hewlett Packard 5890 Seri II GCD, gas kromatografi detektor ionisasi
elektron (kisaran massa 10-400 amu) (m / n G1800A) termasuk sumber ion panas,
jalur transfer panas, penganalisis, G1513A 6890 menara injektor autosampler,
pengontrol autosampler G1512A, baki autosampler 18596, baki autosampler 18596,
perangkat Chemstation, komputer HP, komputer HP dan manual.

Komponen-komponen instrumentasi kromatografi gas adalah sebagai berikut :


1. Gas pembawa
Detektor yang digunakan biasanya menentukan pilihan gas pembawa
mana yang dipakai, untuk memperoleh koefisienan yang tinggi dipilih gas
yang berbobot molekul yang tinggi, dan sebaliknya.
2. Laju Aliran
Dapat ditentukan hubungan antara H dengan μ. H minimum
menunjukkan kecepatan linear gas yang optimum.
3. Gerbang Suntik
Harus cukup panas untuk menguapkan cuplikan, sehingga tidak
menghilangkan koefisienan yang disebabkan oleh cara penyuntikan,
tetapi tidak terlalu panas untuk mencegah penguraian dan penataan
ulang akibat panas.
4. Kolom
Fase Stasioner. Dalam termostat (oven) suhunya harus sesuai dengan
komponen-komponen dalam cuplikan. Teori Van Deemter tentang
penggunaan dan sistem kromatografi gas dan dapat digunakan untuk
memperbaiki koefisien kolom. Ada 2 jenis kolom pada GC:
Kolom Terkemas. Panjangnya 1.5-10m mempunyai diameter 2-4
mm. sifat bahan penyalut menentukan jenis bahan yang akan diserap.
Sehingga banyak isian kolom yang dirancang untuk memisahkan senyawa
tertentu.
Kolom kapiler memiliki diameter dalam yang sangat kecil, >1 mm,
panjangnya 25-60 m. sebagian besar kolom terbuat dari silica, bagian
luarnya diperkuat dengan polymide. Kolom ini sangat fleksibel hingga dapat
digulung.
5. Diameter Partikel
Semakin kecil & seragam, koefisien kolomnya akan lebih baik.
6. Fase Cair
Penggunaan fase cair 1-10% analisis cepat & suhu kerja lebih
rendah, tetapi mengurangi kapasitas cuplikan & memerlukan penyangga
yang lembam. Pelarut bertekanan uap rendah dapat melarutkan cuplikan
dengan baik. Komponeen cuplikan harus mempunyai kelarutan yang
berbeda dengan pelarut tersebut.
7. Diameter Kolom
Kolom kapiler memiliki resolusi pemisahan yang lebih tinggi.
Daripada kolom packing.
8. Defektor
Merupakan bagian yang menunjukkan & mengukur komponen yang
terpisah oleh gas pembawa.
9. Analisis
Analisis secara kualitatif dan kuantitatif. Kualitatif terhadap suatu
cumplikan berdasarkan waktu retensi masing masing komponen dalam
campuran dibandingkan waktu retensi standar dengan kondisi GC yang
sama.
Alat lain yang juga digunakan adalah suntik atau spuit yang
merupakan pompa piston sederhana untuk menyuntikkan atau menghisap.
Alat ini digunakan yang berukuran mikromili.
6. Bahan-Bahan
Butil Heptan
Metil Isobutil Keton
Larutan Campuran (Butil Heptan, Metil Isobutil Keton, Toluen, Polymethacrylate,
Butil Asetat)
7. Skema Kerja
1. Peralatan kromatografi gas dipersiapkan.
2. Keran-keran yang diperlukan dibuka, laju alir gas diatur sesuai dengan yang
diperlukan.
3. Temperatur kolom diatur (isothermal atau terprogram)
4. Pencatat dipersiapkan (software pc)
5. Larutan contoh atau standar diambil dengan semprit (syringe) sebanyak 1
μL, diinjeksikan pada gerbang suntik.
6. Pencatat akan menghasilkan Kromatogram dan data-data yang diperlukan
untuk analisis.
8. Hasil Percobaan
8.1 Campuran Terprogram T=(80-120) °C
8.2 Campuran T=120°C

8.3 Campuran T=100°C


8.4 Campuran T=80°C

8.5 Larutan Butil Heptan T=100°C


8.6 Larutan Metil Isobutil Keton T=100°C

9. Pembahasan
10. Kesimpulan
11. Keselamatan Kerja
12. Daftar Pustaka
https://ietltd.com/GC/HP-5890-II-GCD

Vous aimerez peut-être aussi