Vous êtes sur la page 1sur 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Sebagai salah satu komponen yang penting dalam keperawatan adalah keluarga.
Keluarga merupakan unit terkecil setelah individu yang menjadi klien dalam
keperawatan (sebagai penerima asuhan keperawatan). Salah satu aspek terpenting
dari keperawatan keluarga adalah pemberian asuhan pada unit keluarga. Keluarga
bersama dengan individu, kelompok, dan komunitas adalah klien keperawatan.
Secara empiris disadari bahwa kesehatan para anggota keluarga sudah
ditanggulangi secara tepat tetapi keluarga belum dianggap sebagai klien dari
keperawatan. Keluarga sangat memiliki pengaruh yang besar terhadap individu
dan kelompok.

Menurut Burgess dan kawan–kawan (1963) bahwa (1) keluarga terdiri dari orang-
orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah, dan ikatan adopsi, (2) para
anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama dalam satu rumah tangga atau
jika hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut
sebagai rumah mereka, (3) anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu
dengan yang lainnya dalam peran sosial. Keluarga seperti suami dan istri, ayah
dan ibu, anak laki-laki dan anak perempuan, saudara dan saudari, (4) keluarga
sama-sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang diambil dari
masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.

Oleh karena itu, penetapan keluarga sebagai klien atau sasaran asuhan
keperawatan adalah hal yang tepat. Keluarga dalam hal ini tidak dipandang berapa
banyak anggotanya, tetapi kesatuannya yang unik dalam menghadapi masalah.
Keunikan dilihat dari cara berkomunikasi, mengambil keputusan, sikap, nilai, cita-
cita, hubungan dengan masyarakat luas, dan gaya hidup yang tidak sama atar satu
keluarga dengan keluarga yang lainnya. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh
lingkungan, zaman, dan geografis ; keluarga di desa sangat berbeda dengan
keluarga di kota dalam besarnya anggota keluarga, struktur, nilai, dan juga gaya
hidupnya.

Keluarga mempunyai siklus perkembangan sebagaimana layaknya individu.


Perkembangan itu terutama dalam hal besarnya keluarga dan kemampuannya,
mulai dari pasangan yang baru menikah, baru memiliki anak , memiliki anak
remaja, memiliki anak dewasa, sampai keluarga yang salah seorang anggota
keluarganya meninggal dunia. Menurut tapia, perkembangan keluarga juga

1
mengikuti tahap-tahap seperti tahap bayi, tahap kanak-kanak, tahap remaja, tahap
dewasa, keluarga dewasa. Keluarga dewasa adalah keluarga sendiri yang sanggup
memikul tanggung jawab dan menentukan perannya yang baik.

1.2 Rumusan Masalah

1. Mengetahui pengertian keluarga ?

2. Mengetahui ciri-ciri keluarga ?

3. Mengetahui macam-macam tipe keluarga ?

4. Mengetahui bentuk-bentuk keluarga ?

5. Mengetahui bagaimana peran keluarga ?

6. Mengetahui fungsi keluarga ?

7. Mengetahui prinsip – prinsip perawatan Keluarga ?

8. Mengetahui langkah-langkah perawatan kesehatan Keluarga ?

1.3 Tujuan

1. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui pengertian keluarga.

2. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui ciri-ciri keluarga.

` 3. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui macam-macam tipe keluarga.

4. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui bentuk-bentuk keluarga.

5. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui peran keluarga.

6. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui fungsi keluarga.

7. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui prinsip – prinsip perawatan


Keluarga.

8. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui langkah-langkah perawatan

kesehatan Keluarga.

1.4 Manfaat

Semoga makalah ini bermanfaat bagi mahasiswa untuk dijadikan sebagai bahan
referensi dan acuan mengenai komunikasi terapeutik terhadap keluarga.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Keluarga

Di bawah ini terdapat beberapa pendapat tentang keluarga :

1. Duval (1972). Duval menyatakan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang


yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adaptasi, dan kelahiran yang bertujuan
menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, dan emosional serta sosial individu yang ada di
dalamnya, dilihat dari interaksi yang reguler dan ditandai adanya ketergantungan
dan hubungan untuk mencapai tujuan umum.

2. Departemen Kesehatan RI (1988). Keluarga adalah unit terkecil dari


masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul
serta tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam kadaan saling tergantung.

3. Bailon dan Maglaya (1989). Bailon dan Maglaya mengatakan keluarga adalah
dua tau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan, dan
adobsi dalam satu rumah tangga yang berinteraksi satu dengan lainnya dalam
peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.

4. Menurut Burgess dan kawan–kawan (1963) bahwa (1) keluarga terdiri dari
orang-orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah, dan ikatan adopsi, (2)
para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama dalam satu rumah tangga
atau jika hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut
sebagai rumah mereka, (3) anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu
dengan yang lainnya dalam peran sosial. Keluarga seperti suami dan istri, ayah
dan ibu, anak laki-laki dan anak perempuan, saudara dan saudari, (4) keluarga
sama-sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang diambil dari
masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.

2.2 Ciri - ciri Keluarga

Robert Maclver dan Charles Morton Page menjelaskan ciri-ciri keluarga


sebagai berikut :

1. Keluarga merupakn hubungan perkawinan.

2. Keluarga berbentuk seperti kelembagaan yang berhubungan dengan


perkawinan yang sengaja dibentuk atau dibuat.

3
3. Keluarga mempunyai sistem tata nama (nomenclatur), termasuk hitungan
garis keturunan.

4. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk anggota-anggotanya


berkaitan dengan kemampuan untuk mencapai keturunan dan
membesarkan anak.

5. Keluarga mempunyai tempat tinggal bersama, rumah, atau rumah tangga.

Ciri-ciri keluarga di setiap negara berbeda-beda bergantung pada anggota


kebudayaanya, falsafah hidup, dan ideologi negaranya. Negara di Indonesia
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Mempunyai ikatan keluarga yang sangat erat dilandasi oleh semangat


kegotongroyongan.

2. Merupakan satu kesatuan yang utuh yang dijiwai oleh nilai budaya
ketimuran yang kental dan mempunyai rasa tanggung jawab besar.

3. Umumnya dipimpin oleh suami sebagai kepala rumah tangga yang


dominan dalam mengambil keputusan walaupun prosesnya melalui
musyawara mufakat.

4. Sedikit berbeda dengan anggota keluarga yang tinggal di perkotaan dan di


pedesaan. Keluarga yang tinggal di pedesaan masih bersifat tradisional,
sederhana, dan saling menghormati satu sama lain dan sedikit sulit
menerima inovasi baru.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga :

1. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat.

2. Terdiri dari dua orang atau lebih yang dalam satu atap mmiliki hubungan
yang intim, pertalian darah/perkawinan.

3. Terorganisasi oleh asuhan kepala rumah tangga (biasanya bapak atau ibu
atau keluarga yang dominan) yang saling berhubungan satu dengan yang
lainnya, saling bergantung antar anggota keluarga.

4. Setiap anggota keluarga mempunyai anggota keluarga mempunyai peran


dan fungsi masing-masing yang dikoordinasikan oleh kepala keluarga.

5. Mempunyai keunikan masing-masing serta nilai dan norma hidup yang


didasari sistem kebudayaan.

4
6. Mempunyai hak otonomi dalam mengatur keluarganya, misal dalam hal
kesehatan keluarga.

2.3 Tipe Keluarga

Menurut Friedman (1986) membagi keluarga seperti berikut ini :

1. Nuclear family (keluarga inti). Terdiri dari dua orang tua dan anak yang masih
menjadi tanggungannya dan tinggal dalam satu rumah. Terpisan dari sanak
saudara lainnya.

2. Extended family (keluarga besar). Satu keluarga yang terdiri dari satu atau dua
keluarga inti yang tinggal di dalam satu rumah dan menunjang satu sama lain.

3. Single parents family satu keluarga yang dipakai satu kepala keluarga dan
hidup bersama dengan anak-anaknya yang masih bergantung kepadanya.

4. Nuclear dyed. Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak dan
tinggal di satu rumah yang sama.

5. Blended family. Suatu keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan yang
masing-masing pernah menikah dan membawa anak dari perkawinan dulu.

6. Three generation family. Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yaitu kakek,
nenek, bapak, ibu dan anak dalam satu rumah.

7. Single adult living alone. Bentuk keluarga yang terdiri dari satu orang dewasa
yang hidup dalam satu rumah.

8. Midle age atau elderly coupel. Keluarga yang terdiri dari pasangan suami istri
paru baya.

2.4 Bentuk Keluarga

Bentuk keluarga menggambarkan perbedaan social, tingkah laku dan kultur, serta
gaya hidup. Dalam asuhan keperawatan, bentuk keluarga ini perlu diperhatikan,
terutama dalam hal pelaksanaan asuhan keperawatan.

Sussman et al. menguraikan keluarga menjadi 7 bentuk :

1. Keluarga inti. Keluarga ini terdiri dari suami (pencari nafkah), seorang
istri (ibu rumah tangga), dan anak-anak. Akhir-akhir ini ada
kecemderungan keluarga inti tradisional bergeser menjadi keluaga inti non

5
tradisional. Kecenderungan ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain
suami-istri keduanya pekerja dan keluarga tanpa anak.

2. Keluaga besar tradisional, adalah bentuk keluarga yang pasangan suami


istri sama-sama melakukan pengaturan dan belanja rumah tangga dengan
orang tua, sanak saudara, dan kerabat dalam keluarga tersebut.

3. Keluarga dengan orang tua tunggal. Keluarga ini hanya memiliki satu
kepala rumah tangga, ayah atau ibu (duda/janda/belum menikah). Jumlah
ibu remaja yang tidak menikah akhir-akhir in cendrung meningkat
karena berbagai alasan antara lain kemiskinan dan pergaulan bebas
(melahirkan di luas pernikahan).

4. Individu dewasa yang hidup sendiri. Bentuk ini banyak terdapat di


masyarakat. Mereka hidup berkelompok, seperti dip anti wreda, tetapi ada
juga yang menyendiri. Mereka ini membutuhkan layanan kesehatan
professional karena tidak mempunyai sitem pendukung.

5. Kelurga dengan orang tua tiri. Menurut McCubbin dan Dahl (1985) orang
tua menghadapi 3 masalah yang paling menonjol, yaitu pendisiplinan
anak, penyesuaian diri dengan kepribadian anak, dan kebiasaan serta
penerimaan terhadap pemikatan hati.

6. Keluarga binuclear, merujk pada pada bentuk keluarga setelah cerai


sehingga anak menjadi anggota dari suatu system keluarga yang terdiri
dari dua rumah tangga inti. Ibu dan ayah dengan berbagai macam
perbadaan diantara keduanya, serta keterbatasan waktu yang digunakan
dalam setiap sitem rumah tangga.

7. Bentuk variasi keluarga nontradisional, meliputi bentuk keluarga yang


sangat berbeda satu sama lain, baik dalam struktur maupun dinamikanya.
Meskipun demikian, memiliki persamaan dalam hal tujuan dan nilai
dengan keluarga inti tradisional. Bentuk keluarga yang spesifik ini
menurut Makelin (1998) adalah perkawinan terbuka, keluarga kumonal,
pasangan yang kumpul kebo, perkwinan kelompok, keluarga lesbian dan
gay.

6
2.5 Peran Keluarga

Peran dalah seperangkat perilaku interpersonal, sifat, dan kegiatan yang


berhubungan dengan individu dalam posisi dan satuan tertentu. Setiap anggota
keluarga mempunya peran masing-masing. Ayah sebagai pemimpin keluaga,
pencari nafkah, pendidik, pelindung/pengayom, dan pemberi rasa aman kepada
anggota keluarga. Selain itu anggota masyarakat/kelompok social tertentu. Ibu
sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh, pendidik anak-anak, pelindung
keluarga, dan juga sebagai pencari nafkah tambahan keluarga. Selain itu, sebagai
anggota masyarakat. Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan
perkembangan fisik mental, social, dan spiritual.

2.6 Fungsi Keluarga

Menurut Friedman dan Undang-Undang No.10 tahun 1992, membagi fungsi


keluarga menjadi 5, yaitu:

1. Fungsi efektif, berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang


merupakan dasar kekuatan keluarga. Fungsi efektif berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial. Anggota keluarga mengembangkan
gambaran diri yang positif, peran dijalankan dengan baiak, dan penuh rasa
kasih sayang.

2. Fungsi sosialisai. Proses perkembangan dan perubahan yang dilalui


individu menghasilkan interaksi social, dan individu tersebut
melaksanakan perannya dalam lingkungan social. Keluarga merupakan
tempet individu melaksanakan sosialisai dengan anggota keluarga dan
belajar disiplin, norma budaya, dan perilaku melalui interaksi dalam
keluarga, sehingga individu mampu berperan di dalam masyarakat.

3. Fungsi reproduksi. Fungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan


menambah sumber daya manusia.

4. Fungsi ekonomi. Fungsi unruk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti


makanan, pakaian, perumahan, dan lain-lain.

5. Fungsi perawatan keluarga. Keluarga menyediakan makanan, pakaian,


perlindungan, dan asuhan kesehatan/keperawatan.

7
2.7 Prinsip – Prinsip Perawatan Keluarga

Ada beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikan dan memberikan


asuhan keperawatan kesehatan keluarga, adalah:

1. Keluaga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan


2. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, sehat
sebagai tujuan utama.
3. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai
peningkatan kesehatan keluarga.
4. Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, perawat
melibatkan peran sertaaktif seluaruh keluargadalam merumuskan masalah
dan kebutuhan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya.
5. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan
preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitative.
6. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga
memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk
kepentingan kesehatan keluarga.
7. Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara
keseluruhan.
8. Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan asuhan peawatan
kesehatan keluarga adalah pendekatan pemcahan masalah dengan
menggunakan proses keperawatan.
9. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan
keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan asuhan perawatan kesehatan
dasar/ perawatan di rumah.
10. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk risiko tinggi.

2.8 Langkah-Langkah Perawatan Kesehatan Keluarga

Dalam melaksanakan asuhan perawatan kesehatan keluarga ada beberapa


langkah yang harus dilakukan oleh perawat, sebagai berikut:

1. Membina hubungan kerjasama yang baik dengan keluarga, dengan cara;


a. Mengadakan kontak dengan keluarga
b. Menyampaikan maksud dan tujuan serta mint untuk membantu
keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan mereka
c. Menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan-
kebutuhan kesehatan yang dirasakan keluarga.
d. Membina komunikasi du arah dengan lembaga

8
2. Melaksanakan pengkajian untuk menentukan adanya masalah kesehatan
keluarga
3. Menganalisa data keluarga ntuk menentukan masalah-masalah kesehatan
dan perawatan keluarga.
4. Menggolongkan masalah kesehatan keluarga, berdasarkan sifat masalah
kesehatan keluarga;
a. Ancaman kesehatan
b. Keadaan sakit atau kurang sehat
5. Menentukan sifat dan luasnya masalah dan kesanggupan keluarga untuk
melaksanakan tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan.
6. Menentukan/menyusun skala proiritas masalah kesehatan dan keperawatan
keluarga, dengan mempertimbangkan;
a. Sifat masalah
b. Kemungkinan masalah untuk diubah
c. Potensi menghindari masalah
d. Persepsi keluarga terhadap masalah
7. Menyusun rencana asuhan keperawatan kesehatan dan perawatan
keluarga seseuai dengan urutan prioritas.
a. Menentukan tujuan yang realistis.
b. Merencanakan pendekatan dan tindakan.
c. Menyususn standard an criteria evaluasi
8. Melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan keluarga sesuai dengan
rencana yang disusun.
9. Melaksanakan evaluasi keberhasilan tindakan keperawatan yang dilakukan
10. Meninjau kembali maslah keperawatan dan kesehatan yang belum dapat
teratasi dan merumuskan kembali rencana asuhan keperawatan yang baru.

9
BAB III

PENERAPAN DALAM ROLE PLAY

3.1 Dialog Komunikasi Terapeutik

LANGKAH-LANGKAH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DALAM KELUARGA


TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KLIEN DENGAN

PENYAKIT MAAG

1. PRA INTERAKSI

a. Mempersiapkan

o Topik : Pertolongan pada klien dengan penyakit maag

o Subtopik : Pertolongan pertama pada klien dengan penyakit maag

o Tujuan jangka panjang : setelah melakukan komunikasi terapeutik diharapkan


keluarga klien dapat melakukan pertolongan pertama pada anggota keluarganya
yang terkena penyakit maag.

o Tujuan jangka pendek :

1. Dapat menyebutkan depinisi maag dengan benar

2. Dapat menyebutkan penyebab maag dengan benar

3. Dapat menyebutkan 4 cara pencegahan penyakit maag dengan benar

4. Mengetahui cara pencegahan penyakit maag dengan benar

5. Dapat membuat resep pengobatan penyakit maag dengan benar

o Sasaran : Keluarga pasien yang anggota keluarganya sering menderita


penyakit maag.

o Tempat : Ruang Cempaka RST

o Waktu : 20 menit

10
Memahami buku sumber : materi terlampir

b. Karakteristik Klien

o Nama : Ny. Devy

o Umur : 30 tahun

o Jenis kelamin : Perempuan

o Riwayat penyakit : klien adalah Istri dari Tn. Devy dan sebelumnya pernah
dirawat di Rumah Sakit dengan penyakit yang sama dan sekarang harus dirawat
lagi di RSUD dr. Haryoto

o Keadaan umum : klien masuk RSUD dr. Haryoto dengan keadaan penyakit
maag dengan ditemukan tanda-tanda (nafas cepat, muka pucat, keadaan menurun).

2. ORIENTASI

Perawat 1 : Selamat sore pak, perkenalkan saya perawat Adel. saya adalah
perawat yang jaga sore ini dari jam 3 sampai jam 8 malam, apakah
bapak suami dari ibu yang di rawat ini ?

Keluarga klien : Benar, saya suaminya mas.

Perawat 1 : Nama bapak siapa ?

Keluarga Klien : Bapak Khoirul Anam

Perawat 1 : Bapak suka di panggil, dengan panggilan apa ?

Keluarga Klien : Panggil saja saya pak Anam

Perawat 1 : Baik pak, oh ya sudah berapa kali istri bapak masuk RS dengan
penyakit seperti ini ?

Keluarga klien : Istri saya ini masuk RS dengan kasus penyakit maag adalah yang ke-2
kalinya mas.

Perawat 1 : Begini saya ingin mengajak bapak untuk berdiskusi tentang cara
pertolongan pada orang menderita maag. Lama waktunya kurang lebih
20 menit. Apakah bapak bersedia ?

11
Keluarga klien : Ya, saya bersedia mas

Perawat 1 : Apakah bisa kita mulai sekarang ?

Keluarga klien : Ya, silahkan.

3. TAHAP KERJA

Perawat 1 : Bapak tahukah penyakit maag, kalau tahu apakah bapak bisa jelaskan
penyakit maag itu apa ?

Keluarga klien : Setahu saya penyakit maag adalah penyakit pada lambung yang
disebabkan karena telat makan.

Perawat 1 : Bapak benar, tapi ada yang perlu saya tambahkan bahwa penyakit
maag adalah rusaknya lapisan dinding lambung yang disebabkan oleh
sekresi asam lambung yang berlebihan oleh sesuatu hal dengan gejala
yang dapat sembuh sendiri.

Keluarga klien : Oh begitu.

Perawat 1 : Apakah bapak tahu penyebab dari maag.

Keluarga klien : Setahu saya penyebab maag karena telat makan bukan begitu mas !

Perawat 1 : Ya, pak !

Penyebab maag adalah :

o Waktu makan yang tidak teratur

o Kalau makan tidak dikunyah dengan lembut

o Bekerja terlalu keras dan kurang istirahat

o Pikiran yang terlalu tegang atau stres psikologis

Keluarga klien : Oh, begitu. Lalu bagaimana cara menghindari penyakit maag itu. ?

Perawat 1 : o Biasakan untuk makan secara teratur

12
o Jangan terlalu berlebihan mengkonsumsi makanan yang terlalu
pedas dan asam. Hindari segala faktor yang dapat mengakibatkan stres
dan tekanan batin

Keluarga klien : Baru saya mengerti sekarang

Perawat 1 : Pada waktu istri bapak menderita maag apa yang bapak lakukan ?

Keluarga klien : Memberi obat maag mas.

Perawat 1 : Sebenarnya tindakan bapak itu benar, tetapi bukan itu saja dan perlu
diperhatikan karena dalam memberi obat maag bila kurang tepat dosis
obat ataupun jenis obat yang sesuai dengan penyebab maag bukannya
akan menghentikan atau mengobati maag tetapi bisa menyebabkan
penyakitnya bertambah parah, sehingga jika belum mengerti betul
jangan coba-coba mengobati sendiri sebaiknya dibawa berobat ke
puskesmas, RS, atau dokter praktek. Untuk tahap pertolongan pertama
yang bisa ibu lakukan selain memberikan obat anti maag agar
penyakitnya tidak semakin parah sambil menunggu di bawa ke
puskesmas atau rumah sakit berikan obat terlebih dahulu. Apakah
bapak tahu apa obat yang perlu diberikan pada penderita maag ?

Keluarga klien : Setahu saya obat anti maag mas.

Perawat 1 : Bapak memang benar tetapi ada resep yang lebih bisa mengobati
penyakit maag agar rasa nyerinya berkurang.

Apakah bapak tau apa resep itu ?


Perawat 1 :
saya tidak pernah denger tentang resep penyakit maag.
Keluarga Klien :
Bagaimana cara membuat itu mas ?

Perawat 1 : Jadi cara membuat dan memberikan resep pada pengobatan penyakit
maag adalah

a. Bahan-bahannya :

Beberapa buah bengkuang dan Seujung sendok teh garam

b. Proses pembuatannya

13
Buah bengkuang dikupas terlebih dahulu kemudian diparut dan di
peras usahakan sampai menghasilkan satu gelas ukuran 240-250 cc,
selanjutnya tambahkan garam kemudian aduk sampai rata

c. Dosis

Dua kali satu gelas (pagi dan sore) sesudah makan

Keluarga klien : Oh, begitu cara membuat dan memberikannya.?

Perawat 1 : Benar, bapak sudah mengerti atau ada yang perlu ditanyakan lagi
tentang pengobatan penyakit maag ini ?

Keluarga klien : Saya sudah mengerti dan untuk saat ini tidak ada lagi pertanyaan.

4. TAHAP TERMINASI

Perawat 1 : Kalau begitu tolong bapak jelaskan kembali pengertian dari penyakit
maag ?

Keluarga klien : Penyakit maag adalah rusaknya lapisan dinding lambung yang
disebabkan oleh sekresi asam lambung yang berlebihan oleh sesuatu
hal dengan gejala yang dapat sembuh sendiri.

Perawat 1 : Tolong bapak ulang 4 penyebab maag yang seperti saya sampaikan

Keluarga klien : Penyebab maag adalah :

o Waktu makan yang tidak teratur

o Kalau makan tidak dikunyah dengan lembut

o Bekerja terlalu keras dan kurang istirahat

o Pikiran yang terlalu tegang atau stres psikologis

Perawat 1 : Bapak masih ingat cara membuat resep obat maag ?

Keluarga klien : Masih ingat mas.

Caranya adalah, siapkan bahan :

14
- Beberapa buah bengkuang

- Seujung sendok teh garam

Proses pembuatannya

Buah bengkuang dikupas terlebih dahulu kemudian diparut dan dii


peras usahakan sampai menghasilkan satu gelas ukuran 240-250 cc,
selanjutnya tambahkan garam kemudian aduk sampai rata

Perawat 1 : Karena bapak sudah mengerti cara pertolongan pada penderita maag
dan tidak ada lagi yang ditanyakan serta saya harus mengerjakan tugas
yang lain, maka diskusi kita akhiri sampai disini.

Keluarga klien : Terima kasih mas, jika lain waktu saya ada masalah yang belum
dimengerti tentang perawatan suami saya apakah boleh kita berdiskusi
lagi ?

Perawat 1 : Oh tentu, saya dengan senang hati akan membantu bapak, selamat
sore pak !. (tersenyum). Baik pak nanti kalau perlu bantuan bisa cari
atau hubungi saya atau perawat lain di ruang perawat. Ya sudah pak
trima kasih saya doakan supayaa cepat sembuh istrinya pak.

15
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat di bawah satu
atap dalam kadaan saling tergantung. Tujuan dari komunikasi terapeutik yaitu
supaya setiap anggota keluarga menjalankan peran dan fungsinya secara mandiri
ataupun bersama dengan anggota keluarga yang lain secara maksimal.

4.2 Saran

Makalah ini semoga berguna bagi pembaca, khususnya bagi mahasiswa namun
manusia tidaklah ada yang sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat
diperlukan guna memperbaiki makalah ini.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ali, H. Zaidin (2006). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : Penerbit Buku


Kedokteran EGC.

Effendy, Nasrul (1997). Dasar-Dasar Keperawata Kesehatan Masyarakat. Jakarta


: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Djuarsa, sasa. 1994. Teori Komunikasi. Jakarta : Universitas Terbuka

Purwanto ,Heri. 1994. Komunikasi untuk Perawat. Jakarta : EGC.

Kariyoso.1994. Pengantar Komunikasi Bagi Siswa Perawat.Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

17
18

Vous aimerez peut-être aussi