Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Sebagai salah satu komponen yang penting dalam keperawatan adalah keluarga.
Keluarga merupakan unit terkecil setelah individu yang menjadi klien dalam
keperawatan (sebagai penerima asuhan keperawatan). Salah satu aspek terpenting
dari keperawatan keluarga adalah pemberian asuhan pada unit keluarga. Keluarga
bersama dengan individu, kelompok, dan komunitas adalah klien keperawatan.
Secara empiris disadari bahwa kesehatan para anggota keluarga sudah
ditanggulangi secara tepat tetapi keluarga belum dianggap sebagai klien dari
keperawatan. Keluarga sangat memiliki pengaruh yang besar terhadap individu
dan kelompok.
Menurut Burgess dan kawan–kawan (1963) bahwa (1) keluarga terdiri dari orang-
orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah, dan ikatan adopsi, (2) para
anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama dalam satu rumah tangga atau
jika hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut
sebagai rumah mereka, (3) anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu
dengan yang lainnya dalam peran sosial. Keluarga seperti suami dan istri, ayah
dan ibu, anak laki-laki dan anak perempuan, saudara dan saudari, (4) keluarga
sama-sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang diambil dari
masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.
Oleh karena itu, penetapan keluarga sebagai klien atau sasaran asuhan
keperawatan adalah hal yang tepat. Keluarga dalam hal ini tidak dipandang berapa
banyak anggotanya, tetapi kesatuannya yang unik dalam menghadapi masalah.
Keunikan dilihat dari cara berkomunikasi, mengambil keputusan, sikap, nilai, cita-
cita, hubungan dengan masyarakat luas, dan gaya hidup yang tidak sama atar satu
keluarga dengan keluarga yang lainnya. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh
lingkungan, zaman, dan geografis ; keluarga di desa sangat berbeda dengan
keluarga di kota dalam besarnya anggota keluarga, struktur, nilai, dan juga gaya
hidupnya.
1
mengikuti tahap-tahap seperti tahap bayi, tahap kanak-kanak, tahap remaja, tahap
dewasa, keluarga dewasa. Keluarga dewasa adalah keluarga sendiri yang sanggup
memikul tanggung jawab dan menentukan perannya yang baik.
1.3 Tujuan
kesehatan Keluarga.
1.4 Manfaat
Semoga makalah ini bermanfaat bagi mahasiswa untuk dijadikan sebagai bahan
referensi dan acuan mengenai komunikasi terapeutik terhadap keluarga.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3. Bailon dan Maglaya (1989). Bailon dan Maglaya mengatakan keluarga adalah
dua tau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan, dan
adobsi dalam satu rumah tangga yang berinteraksi satu dengan lainnya dalam
peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
4. Menurut Burgess dan kawan–kawan (1963) bahwa (1) keluarga terdiri dari
orang-orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah, dan ikatan adopsi, (2)
para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama dalam satu rumah tangga
atau jika hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut
sebagai rumah mereka, (3) anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu
dengan yang lainnya dalam peran sosial. Keluarga seperti suami dan istri, ayah
dan ibu, anak laki-laki dan anak perempuan, saudara dan saudari, (4) keluarga
sama-sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang diambil dari
masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.
3
3. Keluarga mempunyai sistem tata nama (nomenclatur), termasuk hitungan
garis keturunan.
2. Merupakan satu kesatuan yang utuh yang dijiwai oleh nilai budaya
ketimuran yang kental dan mempunyai rasa tanggung jawab besar.
2. Terdiri dari dua orang atau lebih yang dalam satu atap mmiliki hubungan
yang intim, pertalian darah/perkawinan.
3. Terorganisasi oleh asuhan kepala rumah tangga (biasanya bapak atau ibu
atau keluarga yang dominan) yang saling berhubungan satu dengan yang
lainnya, saling bergantung antar anggota keluarga.
4
6. Mempunyai hak otonomi dalam mengatur keluarganya, misal dalam hal
kesehatan keluarga.
1. Nuclear family (keluarga inti). Terdiri dari dua orang tua dan anak yang masih
menjadi tanggungannya dan tinggal dalam satu rumah. Terpisan dari sanak
saudara lainnya.
2. Extended family (keluarga besar). Satu keluarga yang terdiri dari satu atau dua
keluarga inti yang tinggal di dalam satu rumah dan menunjang satu sama lain.
3. Single parents family satu keluarga yang dipakai satu kepala keluarga dan
hidup bersama dengan anak-anaknya yang masih bergantung kepadanya.
4. Nuclear dyed. Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak dan
tinggal di satu rumah yang sama.
5. Blended family. Suatu keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan yang
masing-masing pernah menikah dan membawa anak dari perkawinan dulu.
6. Three generation family. Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yaitu kakek,
nenek, bapak, ibu dan anak dalam satu rumah.
7. Single adult living alone. Bentuk keluarga yang terdiri dari satu orang dewasa
yang hidup dalam satu rumah.
8. Midle age atau elderly coupel. Keluarga yang terdiri dari pasangan suami istri
paru baya.
Bentuk keluarga menggambarkan perbedaan social, tingkah laku dan kultur, serta
gaya hidup. Dalam asuhan keperawatan, bentuk keluarga ini perlu diperhatikan,
terutama dalam hal pelaksanaan asuhan keperawatan.
1. Keluarga inti. Keluarga ini terdiri dari suami (pencari nafkah), seorang
istri (ibu rumah tangga), dan anak-anak. Akhir-akhir ini ada
kecemderungan keluarga inti tradisional bergeser menjadi keluaga inti non
5
tradisional. Kecenderungan ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain
suami-istri keduanya pekerja dan keluarga tanpa anak.
3. Keluarga dengan orang tua tunggal. Keluarga ini hanya memiliki satu
kepala rumah tangga, ayah atau ibu (duda/janda/belum menikah). Jumlah
ibu remaja yang tidak menikah akhir-akhir in cendrung meningkat
karena berbagai alasan antara lain kemiskinan dan pergaulan bebas
(melahirkan di luas pernikahan).
5. Kelurga dengan orang tua tiri. Menurut McCubbin dan Dahl (1985) orang
tua menghadapi 3 masalah yang paling menonjol, yaitu pendisiplinan
anak, penyesuaian diri dengan kepribadian anak, dan kebiasaan serta
penerimaan terhadap pemikatan hati.
6
2.5 Peran Keluarga
7
2.7 Prinsip – Prinsip Perawatan Keluarga
8
2. Melaksanakan pengkajian untuk menentukan adanya masalah kesehatan
keluarga
3. Menganalisa data keluarga ntuk menentukan masalah-masalah kesehatan
dan perawatan keluarga.
4. Menggolongkan masalah kesehatan keluarga, berdasarkan sifat masalah
kesehatan keluarga;
a. Ancaman kesehatan
b. Keadaan sakit atau kurang sehat
5. Menentukan sifat dan luasnya masalah dan kesanggupan keluarga untuk
melaksanakan tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan.
6. Menentukan/menyusun skala proiritas masalah kesehatan dan keperawatan
keluarga, dengan mempertimbangkan;
a. Sifat masalah
b. Kemungkinan masalah untuk diubah
c. Potensi menghindari masalah
d. Persepsi keluarga terhadap masalah
7. Menyusun rencana asuhan keperawatan kesehatan dan perawatan
keluarga seseuai dengan urutan prioritas.
a. Menentukan tujuan yang realistis.
b. Merencanakan pendekatan dan tindakan.
c. Menyususn standard an criteria evaluasi
8. Melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan keluarga sesuai dengan
rencana yang disusun.
9. Melaksanakan evaluasi keberhasilan tindakan keperawatan yang dilakukan
10. Meninjau kembali maslah keperawatan dan kesehatan yang belum dapat
teratasi dan merumuskan kembali rencana asuhan keperawatan yang baru.
9
BAB III
PENYAKIT MAAG
1. PRA INTERAKSI
a. Mempersiapkan
o Waktu : 20 menit
10
Memahami buku sumber : materi terlampir
b. Karakteristik Klien
o Umur : 30 tahun
o Riwayat penyakit : klien adalah Istri dari Tn. Devy dan sebelumnya pernah
dirawat di Rumah Sakit dengan penyakit yang sama dan sekarang harus dirawat
lagi di RSUD dr. Haryoto
o Keadaan umum : klien masuk RSUD dr. Haryoto dengan keadaan penyakit
maag dengan ditemukan tanda-tanda (nafas cepat, muka pucat, keadaan menurun).
2. ORIENTASI
Perawat 1 : Selamat sore pak, perkenalkan saya perawat Adel. saya adalah
perawat yang jaga sore ini dari jam 3 sampai jam 8 malam, apakah
bapak suami dari ibu yang di rawat ini ?
Perawat 1 : Baik pak, oh ya sudah berapa kali istri bapak masuk RS dengan
penyakit seperti ini ?
Keluarga klien : Istri saya ini masuk RS dengan kasus penyakit maag adalah yang ke-2
kalinya mas.
Perawat 1 : Begini saya ingin mengajak bapak untuk berdiskusi tentang cara
pertolongan pada orang menderita maag. Lama waktunya kurang lebih
20 menit. Apakah bapak bersedia ?
11
Keluarga klien : Ya, saya bersedia mas
3. TAHAP KERJA
Perawat 1 : Bapak tahukah penyakit maag, kalau tahu apakah bapak bisa jelaskan
penyakit maag itu apa ?
Keluarga klien : Setahu saya penyakit maag adalah penyakit pada lambung yang
disebabkan karena telat makan.
Perawat 1 : Bapak benar, tapi ada yang perlu saya tambahkan bahwa penyakit
maag adalah rusaknya lapisan dinding lambung yang disebabkan oleh
sekresi asam lambung yang berlebihan oleh sesuatu hal dengan gejala
yang dapat sembuh sendiri.
Keluarga klien : Setahu saya penyebab maag karena telat makan bukan begitu mas !
Keluarga klien : Oh, begitu. Lalu bagaimana cara menghindari penyakit maag itu. ?
12
o Jangan terlalu berlebihan mengkonsumsi makanan yang terlalu
pedas dan asam. Hindari segala faktor yang dapat mengakibatkan stres
dan tekanan batin
Perawat 1 : Pada waktu istri bapak menderita maag apa yang bapak lakukan ?
Perawat 1 : Sebenarnya tindakan bapak itu benar, tetapi bukan itu saja dan perlu
diperhatikan karena dalam memberi obat maag bila kurang tepat dosis
obat ataupun jenis obat yang sesuai dengan penyebab maag bukannya
akan menghentikan atau mengobati maag tetapi bisa menyebabkan
penyakitnya bertambah parah, sehingga jika belum mengerti betul
jangan coba-coba mengobati sendiri sebaiknya dibawa berobat ke
puskesmas, RS, atau dokter praktek. Untuk tahap pertolongan pertama
yang bisa ibu lakukan selain memberikan obat anti maag agar
penyakitnya tidak semakin parah sambil menunggu di bawa ke
puskesmas atau rumah sakit berikan obat terlebih dahulu. Apakah
bapak tahu apa obat yang perlu diberikan pada penderita maag ?
Perawat 1 : Bapak memang benar tetapi ada resep yang lebih bisa mengobati
penyakit maag agar rasa nyerinya berkurang.
Perawat 1 : Jadi cara membuat dan memberikan resep pada pengobatan penyakit
maag adalah
a. Bahan-bahannya :
b. Proses pembuatannya
13
Buah bengkuang dikupas terlebih dahulu kemudian diparut dan di
peras usahakan sampai menghasilkan satu gelas ukuran 240-250 cc,
selanjutnya tambahkan garam kemudian aduk sampai rata
c. Dosis
Perawat 1 : Benar, bapak sudah mengerti atau ada yang perlu ditanyakan lagi
tentang pengobatan penyakit maag ini ?
Keluarga klien : Saya sudah mengerti dan untuk saat ini tidak ada lagi pertanyaan.
4. TAHAP TERMINASI
Perawat 1 : Kalau begitu tolong bapak jelaskan kembali pengertian dari penyakit
maag ?
Keluarga klien : Penyakit maag adalah rusaknya lapisan dinding lambung yang
disebabkan oleh sekresi asam lambung yang berlebihan oleh sesuatu
hal dengan gejala yang dapat sembuh sendiri.
Perawat 1 : Tolong bapak ulang 4 penyebab maag yang seperti saya sampaikan
14
- Beberapa buah bengkuang
Proses pembuatannya
Perawat 1 : Karena bapak sudah mengerti cara pertolongan pada penderita maag
dan tidak ada lagi yang ditanyakan serta saya harus mengerjakan tugas
yang lain, maka diskusi kita akhiri sampai disini.
Keluarga klien : Terima kasih mas, jika lain waktu saya ada masalah yang belum
dimengerti tentang perawatan suami saya apakah boleh kita berdiskusi
lagi ?
Perawat 1 : Oh tentu, saya dengan senang hati akan membantu bapak, selamat
sore pak !. (tersenyum). Baik pak nanti kalau perlu bantuan bisa cari
atau hubungi saya atau perawat lain di ruang perawat. Ya sudah pak
trima kasih saya doakan supayaa cepat sembuh istrinya pak.
15
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat di bawah satu
atap dalam kadaan saling tergantung. Tujuan dari komunikasi terapeutik yaitu
supaya setiap anggota keluarga menjalankan peran dan fungsinya secara mandiri
ataupun bersama dengan anggota keluarga yang lain secara maksimal.
4.2 Saran
Makalah ini semoga berguna bagi pembaca, khususnya bagi mahasiswa namun
manusia tidaklah ada yang sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat
diperlukan guna memperbaiki makalah ini.
16
DAFTAR PUSTAKA
Kedokteran EGC.
17
18