Kelebihan yang belum tercapai dari sistem pembayaran INA-CBGs atau kapitasi di Indonesia :

 Pembayaran lebih adil sesuai dengan kompleksitas pelayanan

 Mengapa belum tercapai? Karena pada kenyataannya saat ini Rumah Sakit di
seluruh Indonesia sudah membatasi pelayanan yang diberikan kepada pasien
pengguna BPJS. Contohnya pada kasus Wahyu, pasien BPJS yang ketika melakukan
recovery dengan fisiotherapi dibatasi oleh pihak Rumah Sakit dengan alasan tidak
ada dokter yang melayani. Juga pada kasus Juniarti, pasien kanker payudara yang
dicabut jatah obatnya sejak bulan April 2018. Jadi pelayanan yang didapatkan oleh
pasien BPJS Kesehatan tidak adil, dan tidak sesuai dengan yang sudah ditetapkan
sebelumnya.
 Proses Klaim Lebih Cepat
 Mengapa belum tercapai? Karna pada kenyataan saat ini Rumah Sakit di seluruh
Indonesia yang bekerja sama dengan BPJS mengalami proses klaim yang sangat
lama, padahal berkas klaim yang dikirimkan sudah lengkap, tetapi proses pencairan
klaim lama dan tidak dicairkan seluruhnya (100%)
 Dapat memilih provider dengan pelayanan terbaik
 Mengapa belum tercapai? Karena pada kenyataannya pasien BPJS tidak bisa
meminta rujukan ke Rumah Sakit yang diinginkan. Pasien BPJS akan dirujuk ke
rumah sakit terdekat sesuai tingkatan akreditasi rumah sakit. Misalkan pasien dari
rumah sakit dengan akreditasi D tidak bisa meminta rujukan ke rumah sakit dengan
akreditasi B atau A, tetapi mereka dirujuk ke rumah sakit dengan tipe C lebih dulu.

Setujukah kami dengan sistem pembayaran INA-CBGs?

 Tidak setuju. Karena sistem INA CBGs yang diterapkan di Indonesia menurut kami
………………………………….
 Sistem pembayaran yang sesuai menurut kami adalah sistem pembayaran
retrospektif, yaitu metode pembayaran yang dilakukan atas layanan kesehatan yang
diberikan kepada pasien berdasar pada setiap aktifitas layanan yang diberikan,
semakin banyaklayanan kesehatan yang diberikan semakin besar biaya yang harus
dibayarkan. Contoh pembayaran retrospektif adalah FFS (Fee For Service)
karena…………………….