Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Untuk Mengetahui Pengertian Dari Aerosol
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem pernafasan memiliki berbagai fungsi penting bagi tubuh. Fungsi utamanya
pembentukan suara dan pertahanan tubuh terhadap mikroba. Fungsi lain dari sistem
bahan tertentu dari kapiler paru dan memproduksi dan menambahkan bahan lainnya ke dalam
darah. Terdapat dua buah paru-paru yang utamanya terdiri dari jutaan alveolus (kantong tipis
berisi udara). Alveolus ini merupakan tempat dari pertukaran gas antara paru-paru dan darah.
Aliran udara agar dapat sampai ke alveolus adalah melalui saluran nafas dan udara dapat
masuk/keluar paru karena adanya mekanisme inspirasi (perpindahan udara dari lingkungan ke
alveolus) dan ekspirasi (perpindahan udara kea rah sebaliknya). Inspirasi dan ekspirasi ini
Sistem pernafasan terdiri dari saluran nafas dan parenkim paru. Saluran nafas dibagi
menjadi 3 regio yaitu saluran nafas atas, zona konduksi dan zona respirasi. Saluran nafas atas
terdiri dari hidung atau mulut, faring (yang bercabang menjadi saluran makanan dan saluran
nafas), dan laring (dimana terdapat pita suara). Zona konduksi dimulai dari trakea, bronkus,
dan bronkiolus terminalis, dan zona respirasi terdiri dari bronkiolus respiratorius, duktus
alveolus, dan kantong alveolus Pada dinding trakea dan bronkus terdapat cincin
2
kartilago (tulang rawan), yang memberikan bentuk silindris dan mempertahankan saluran ini
agar tidak kolaps. Kartilago ini secara progresif menjadi semakin kecil pada generasi akhir
bronkus dan tidak dijumpai lagi dalam bronkiolus. Pada trakea dan bronkus tidak semua
dindingnya dibentuk oleh tulang rawan, melainkan juga dibentuk oleh otot polos yang dapat
berkontraksi dan relaksasi sehingga akan mempengaruhi radius saluran nafas. Bronkiolus
dicegah untuk tidak kolaps bukan melalui rigiditas dindingnya, namun oleh tekanan
transpulmonal yang juga mengembangkan alveoli. Dengan demikian apabila alveolus melebar,
maka bronkiolus juga akan melebar. Dinding bronkiolus hampir semuanya terbentuk oleh otot
polos kecuali pada bagian bronkiolus respiratorius yang dibentuk oleh sel epitel paru, jaringan
3
Gambar Zona konduksi dan zona respirasi saluran nafas
Kavum nasi atau oral akan menangkap partikel-partikel dari udara karena adanya
rambut pada kavum nasi dan juga mukus. Seluruh saluran nafas, dari hidung sampai
bronkiolus respiratorius, dipertahankan agar tetap lembab oleh lapisan mukus yang melapisi
seluruh permkaannya. Mukus ini disekresikan oleh sel goblet mukosa dalam, lapisan epitel
saluran nafas, dan kelenjar submukosa yang kecil. Selain untuk mempertahankan kelembaban,
mukus juga dapat berperan dalam menangkap partikel-partikel kecil dari udara inspirasi dan
menahannya agar tidak sampai ke alveoli. Mukus nantinya akan dibersihkan oleh adanya
gerakan silia oleh epitel bersilia yang terdapat pada seluruh permukaan saluran nafas. Gerakan
4
faring, sementara gerakan silia pada sel epitel mukosa hidung mengarah ke bawah menuju
faring. Sehingga mukus-mukus tersebut akan terkumpul pada faring, untuk selanjutnya dapat
ditelan atau dibatukkan. Akibat adanya mekanisme ini paru-paru dapat dijaga agar tetap bersih
dari berbagai macam partikel-partikel tertentu dan juga bakteri. Mekanisme pertahanan
lainnya adalah bronkiolus dapat berkonstriksi untuk membantu mencegah masuknya partikel-
partikel tertentu atau iritan mencapai alveolus. Selain itu mekanisme pertahanan terhadap
infeksi juga diperankan oleh sel-sel yang terdapat pada saluran nafas dan alveolus, yaitu
makrofag. Sel tersebut menangkap dan menghancurkan partikel udara dan bakteri yang
terinhalasi yang telah mencapai alveolus. Makrofag ini dapat cidera atau rusak apabila
2.2 Sifat Fisik Aerosol dan Prinsip Dasar Deposisi Partikel Obat Pada Saluran Nafas
Aerosol merupakan suspensi partikel-partikel zat padat atau cairan di dalam gas.
Ukuran partikel aerosol yang dikeluarkan oleh alat inhalasi adalah penting, karena berkaitan
dengan sampainya obat yang terinhalasi ke target aksi di dalam paru-paru.
Pada penyakit PPOK, adanya keterlibatan jalan nafas kecil secara signifikan dalam
onset dan propresifitas penyakit tersebut. Sehingga, berdasarkan lokasinya yang dalam pada
5
kecil tersebut tidak akan mudah untuk dicapai oleh semua jenis ukuran aerosol yang
dihasilkan oleh alat atau generator aerosol.
Deposisi obat aerosol di dalam saluran nafas terjadi karena adanya turbulensi dan daya
bentur (inertial impaction) yang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti, cara inhalasi,
sifat fisik aerosol, ukuran partikel, dan keadaan saluran nafas penderita.
Ukuran partikel obat antara 2-5 mikron terbukti memiliki potensi terbesar untuk
terdeposisi ke seluruh cabang bronkus. Partikel obat berukuran <2 mikron terdeposisi dalam
saluran nafas bronkiolus terminal dan alveolus dengan cara sedimentasi. Sementara partikel
>5 mikron cenderung terdeposisi pada saluran nafas yang lebih proksimal atau orofaring, yang
tidak akan menghasilkan efek klinis dan menimbulkan peningkatan potensi obat akan tertelan,
dan dapat menimbulkan efek samping melalui penyerapan saluran cerna. Deposisi partikel
besar terjadi karena adanya impaksi partikel tersebut di saluran nafas atas (daerah orofaringeal
dan trakeo-bronkial), dimana terjadi kecepatan udara yang tinggi dan terjadi turbulensi aliran
udara.
partikel aerosol yaitu mass median aerodynamicdiameter (MMAD), yang mana sebagian
aerosol akan berisi partikel-partikel lebih besar dari MMAD dan sebagian lagi lebih kecil dari
MMAD.3,8 Indeks yang kedua adalah fraksi partikel halus/fine particle fraction (FPF) yang
merupakan proporsi dari diameter partikel <5 mikron. Kedua indeks ini dapat mempengaruhi
bukan hanya jumlah total dari obat yang mencapai paru (depoisis paru total), tetapi juga
jumlah obat yang terdistribusi antara region paru sentral dan dist
6
BAB III
PEMBAHASAN
Istilah " aerosol " digunakan untuk sediaan semprotan kabut tipis dari sistem bertekanan
tinggi. Sering disalah artikan pada semua jenis sediaan bertekanan, sebagian
diantaranya melepaskan busa atau cairan setengah padat.
Aerosol busa adalah emulsi yang mengandung satu atau lebih zat aktif, surfaktan,
cairan mengandung air atau tidak mengandung air dan propelan. Jika propelan
berada dalam fase internal (misalnya m/a) akan menghasilkan busa stabil, dan jika
propelan berada dalam fase eksternal (misalnya a/m), akan menghasilkan busa yang
kurang stabil.
Dalam literatur lain, aerosol adalah suatu sistem koloid lypofob (hydrofil), dimana
fase eksternalnya berupa gas atau campuran gas dan fase internalnya berupa partikel
zat cair yang terbagi sangat halus atau partikel-partikelnya tidak padat, ukuran
partikel tersebut lebih kecil dari 50 mm. Jika partikel internalnya terdiri dari
partikel zat cair, sistem koloid itu berupa asap atau debu.
7
2
3
3.2 Jenis atau Sistem Aerosol
1. Sistem dua fase
sistem aerosol yang paling sederhana, terdiri dari fase cair yang mengandung propelan
cair dan cairan pekat produk, serta fase gas. Sistem ini digunakan untuk formulasi
aerosol penggunaan inhalasi atau penggunaan intranasal. Space spray terdiri dari 2%
hingga 20% bahan aktif dan 80% hingga 98% propelan. Ukuran partikel yang
dihasilkan kurang dari 1 hingga 50 μm. Surface Coating spray merupakan produk
konsentrat yang terdiri dari 20% hingga 75% bahan aktif dan 25% hingga 80%
propelan. Ukuran partikel yang dihasilkan berkisar antara 50 hingga 200 μm.
2. Sistem tiga fase
sistem yang terdiri dari lapisan air-cairan propelan yang tidak bercampur, lapisan
pekat produk yang sangat berair, serta gas.
Sistem dua lapisan, pada system ini propelan cair, propelan gas dan larutan bahan aktif akan
membentuk tiga fase. Propelan cair dan air, tidak bercampur, propelan cair akan terpisah
sebagai lapisan yang tidak bercampur.
2. Pendorong (Propelan)
Gas cair atau campuran gas cair yang diberi tekanan. Bisa juga berfungsi sebagai pelarut atau
pembawa cairan pekat produk.
8
5. Penyemprot.
Propelan adalah bagian bahan dari aerosol yang berfungsi mendorong sediaan keluar
dari wadah lewat saluran, katup sampai habis. Selain itu juga dapat berfungsi sebagai solvent
atau cosolvent. Bahan-bahan yang digunakan sebagai propelan dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
Gas yang dicairkan :
1. Hidrokarbon klorinasi fluorinasi (halocarbon)
2. Hidrofluorokarbon
3. Hidroklorokarbon
4. Hidrokarbon
5. Ester Hidrokarbon
Gas yang dikompres :
1. Nitrosa
Proses pengisian dengan tekanan : hilangkan udara dalam wadah dengan cara
penghampaan atau dengan menambah sedikit propelan, isikan konsentrat kedalam
wadah, tutup kedap wadah. Isikan propelan melalui lubang katup dengan cara
penekanan, atau propelan dibiarkan mengalir dibawah tutup katup, kemudian katup
ditutup ( pengisian dibawah tutup ).
A. Bahan obat yang terdiri dari zat aktif dan zat tambahan (pelarut,antioksidan&
surfaktan)
Zat tambahan dan propelan tersebut sebelum di formulasikan harus diketahui betul- betul
sifat fisika dan kimianya dan efek yang ditimbulkan terhadap sediaan jadi. Tergantung dari
9
type aerosol yang di pakai, aerosol farmasi dapat dibuat sebagai embun halus, pancaran
10
1. Jika suatu gas yang dicairkan berada dalam wadah yang tertutup, maka sebagian dari
gas tersebut akan menjadi uap dan sebagian lagi tetap cair. Dalam keadaan
keseimbangan fase uap naik, fase cair turun.
2. Komponen zat aktif dari obat dilarutkan atau didispersikan dalam fase cair dari gas
tersebut.
3. Fase uap gas memberi tekanan pada dinding dan permukaan fase cair
4. Jika pada fase cair dimasukkan tabung yang pangkalnya melekat pada katup dan
hanya ujungnya yang masuk ka fase cair, maka karena tekanan uap tersebut, fase cair
akan naik melalui tabung ke tabung katup
5. Jika tombol pembuka ( aktuator ) ditekan, katup terbuka, fase cair didorong keluar
selama actuator ditekan
6. Fase gas yang berkurang akan terisi kembali oleh fase cair yang menguap
7. Fase cair yang keluar bersama zat aktif, karena titik didihnya terlampaui, akan
menguap di udara menyebabkan terjadinya bentuk semprotan atau spray.
Keuntungan
Kerugian
MDI biasanya mengandung bahan obat terdispersi dan masalah yang sering timbul
berkaitan dengan stabilitas fisiknya.
Seringnya obat menjadi kurang efektif.
11
Efikasi klinik biasanya tergantung pada kemampuan passien menggunakan MDI yang
baik dan benar.
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
12
Aerosol adalah bentuk sediaan yang mengandung satu atau lebih zat aktif dalam
wadah kemas tekan, berisi propelan yang dapat memancarkan isinya, berupa kabut hingga
habis, dapat digunakan untuk obat dalam atau obat luar dengan menggunakan propelan yang
cocok.
Sediaan aerosol yang beredar dipasaran dapat berupa sediaan farmasi untuk
pemakaian dalam untuk penanganan gangguan pernafasan atau penyakit astma (misalnya
Meptin® inhaler, Berotec® inhaler dan Ventolin® inhaler) juga untuk pemakaian luar
(misalnya etil klorida spray) dan juga untuk produk kosmetik (misalnya jenis styling foam
untuk penataan rambut). Bentuk sediaan ini dapat dikemas dalam wadah kaleng, aluminium,
kaca maupun plastik.
DAFTAR PUSTAKA
13
Ditjen POM RI. Farmakope Indonesia Edisi Keempat. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
1995
Ditjen POM RI. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. Departemen Kesehatan RI. Jakarta. 1979
David Jones. Fast Track : Pharmaceutical Dosage Form and Design. Pharmaceutical Press.
London. 2008. Hal. 187, 188, 195.
14