Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BAB IV
IDENTIFIKASI KAWASAN RAWAN
BENCANA ALAM
4.1. PENGERTIAN
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan,
baik oleh faktor alam dan faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Bencana Alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam, antara lain berupa : gempa
bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angi topan, dan tanah
longsor.
Kawasan Rawan Bencana Alam adalah kawasan lindung atau kawasan
budi daya yang meliputi zona-zona berpotensi terjadinya bencana alam.
NSPM Bidang Penataan Ruang : Norma, Standar, Pedoman, dan Manual
di bidang Penataan Ruang.
Norma Bidang Penataan Ruang : Peraturan dan perundang-undangan
dan/atau produk-produk hukum di luar produk legislatif di bidang Penataan
Ruang.
Longsor adalah suatu proses perpindahan massa tanah atau batuan
pembentuk lereng dengan arah miring dari kedudukan semula sehingga
terpisah dari massa yang mantap karena pengeruh aktivitas dengan jenis
gerakan berbentuk rotasi dan transasi dan translasi (UU. No. 24 tahun 2007
Tentang Bencana dan KepMen PU No.378/KPTS/1987 tentang Petunjuk Perencanaan
Penaggulangan Longsor)
2.000 mdpl
Zona Berpotensi
20 – 30 %
Longsor Tipe B
t1 Zona Berpotensi 500 mdpl
16 – 20 %
Longsor Tipe C
8 – 15 % Tengah
t2
0– 8% 0 mdpl
Hilir t3
Pegunungan/Perbukitan Dataran Tinggi
Dataran Rendah
1. Zona Tipe - A
Berdasrkan gambar diatas dan disesuaikan pada hasil analisa data
terdahulu bahwa yang masuk dalam sona tipe A adalah wilayah dengan
kemiringan lereng > 40 % yang artinya wilayah ini berpotensi mempunyai
tingkat bahaya longsor yang tinggi. Wilayah yang masuk dalam kategori
ini adalah tersebar di 40 kecamatan. Selengkapnya dapat di lihat pada
tabel(lihat terlampir). Dari hasil analisis dan melihat ilustrasi gambar diatas
untuk kawasan dimaksud sebaiknya di jadikan kawasan lindung atau
dihijaukan.
2. Zona Tipe - B
Untuk kawasan dengan Zona Tipe B yaitu wilayah yang mempunyai
kemiringan lereng antara 20 – 40 % atau mempunyai ketinggian sampai 2000
m.dpl. Wilayah dengan topografi ini hampir mendominasi wilayah Tana
Toraja atau tersebar disemua kecamatan. (Lihat Tabel terlampir)
Dari hasil analisa diatas menunjukkan bahwa tipe ini sangat berpotensi
longsor sehingga diupayakan untuk dijadikan sebagai kawasan penyangga
sesuai pola penggunaan lahan yang ada.
3. Zona Tipe - C
Untuk Kawasan yang ditetapkan dalam zona tipe C adalah kawasan
dengan kemiringan lereng 0 – 20 %. Kawasan ini masuk dalam kategori
dataran eratau dengan ketinggian 500 m dpl. Untuk wilayah Tana Toraja
Zona ini juga berpotensi rawan longsor karna faktor permukaan lahan yang
banyak dilalaui sungai. Kondisi lahan dengan tipe seperti ini diupayakan
untuk kegiatan budidaya (permukiman, perkekebuanan dan fasilitas
lainnya).
Tabel 4.1.
Kriteria Tingkat Kerawanan Longsor
Acuan
Aspek Fisik Aspek Manusia (Tingkat
No Tipe /Zona Penentuan Pola
Alami Resiko)
Ruang
A
Tinggi Untuk
Tinggi Kawasan
Sedang
Lindung
Rendah (Mutlak
Daerah lereng
Tinggi Dilindungi)
gunung/pegunungan
1 , lereng Sedang Sedang Untuk
bukit/perbukit-an; Kawasan Budi
Rendah
kemiringan lereng Daya Terbatas
di atas 30% . Tinggi (Dapat
Sedang Dibangun/
Rendah
Dikembangkan
Rendah Bersyarat)
B
Tinggi Untuk
Kawasan
Tinggi Sedang
Lindung
Rendah (Mutlak
Tinggi Dilindungi)
Daerah kaki bu-kit/
2 perbukitan, kaki Sedang Sedang Untuk
gunung Kawasan Budi
Rendah
/pegunungan. Daya Terbatas
Kemiringan lereng Tinggi (Dapat
16- 30%. Sedang Dibangun/
Rendah
Dikembangkan
Rendah Bersyarat)
C
Tinggi
Tinggi Sedang Untuk
Kawasan
Rendah Lindung
Daerah dataran Tinggi (Mutlak
tinggi, dataran Dilindungi)
3 rendah, datar-an,
Sedang Sedang
Tabel 4.2.
Indikator Tingkat Kerawanan Berdasarkan Aspek Fisik Alami
Untuk Zona Tipe A
Nilai Bobot
Bobot Sesitivitas Bobot tertimbang
No Indikator Indika Tingkat Verifer Penilaian Tingkat
tor (%) kerawanan
kerawanan
Tinggi lereng curam (>30%) 3 0,90
Tabel 4.3.
Indikator Tingkat Kerawanan Berdasarkan Aspek Aktifitas Manusia
Untuk Zona Tipe A
Bobot Sesitivitas Nilai Bobot
Indika Tingkat Bobot tertimbang
No Indikator Verifer Penilaian Tingkat
kerawanan
tor (%) kerawanan
tanaman berakar serabut, sebagai sawah/
Tinggi 3 0,30
ladang, hutan pinus.
Jenis dan
pola tanam yang tidak tepat, tidak intensif,
1 Pola 10 Sedang 2 0,20
berakar serabut, sawah.
Tanam
pola tanam teratur, tepat serta tidak intensif,
Rendah 1 0,10
berakar tunggang .